Kabinet yang jatuh berkaitan dengan peristiwa Tanjung Morawa terjadi pada masa pemerintahan Kabinet ? Show
Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: E. Wilopo. Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban E benar, dan 0 orang setuju jawaban E salah. Kabinet yang jatuh berkaitan dengan peristiwa Tanjung Morawa terjadi pada masa pemerintahan Kabinet wilopo. Pembahasan dan Penjelasan Jawaban A. Ir Djuanda menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali. Jawaban B. Ali sastroamijoyo menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan. Jawaban C. Sukiman menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan. Jawaban D. Natsir menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan. Jawaban E. Wilopo menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah E. Wilopo Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.
Lihat Foto KOMPAS.com - Kabinet Wilopo merupakan kabinet ketiga yang dibentuk setelah pembubaran negara Republik Indonesia Serikat. Kabinet yang dipimpin oleh Wilopo ini bertugas pada periode 3 April 1952 sampai 3 Juni 1953. Baca juga: Kehidupan Sosial Bangsa Sumeria Program KerjaTerbentuknya Kabinet Wilopo ini didasari dengan adanya kegagalan dari dua tokoh politik yang Soekarno tunjuk untuk menjadi formatur kabinet. Mereka adalah Sidik Djojosukarto dari PNI dan Prawoto Mankusasmito dari Partai Masyumi. Kedua tokoh ini ternyata tidak mendapat dukungan penuh dari parlemen, sehingga kabinet mereka mengalami kegagalan. Oleh karena itu, Soekarno kemudian menunjuk Wilopo untuk menjadi formatur kabinet yang baru. Kabinet Wilopo menjadi kabinet zeken, yaitu kabinet berisikan jajaran para tokoh yang ahli pada bidangnya, bukan hanya karena dari partai politik tertentu. Baca juga: Jatuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo II Program kerja yang dijalankan dalam Kabinet Wilopo sendiri adalah:
Baca juga: Mengapa Nishimura Menolak Proklamasi Kemerdekaan? Jatuhnya Kabinet WilopoSayangnya, Kabinet Wilopo hanya bisa berlangsung selama satu tahun. Semasa Kabinet Wilopo berlangsung, muncullah berbagai gerakan separatisme yang kemudian mengganggu stabilitas pemerintahan.
Lihat Foto KOMPAS.com - Peristiwa Tanjung Morawa terjadi pada 16 Maret 1953, tepatnya saat Kabinet Wilopo sedang berjalan. Konflik yang terjadi dalam peristiwa ini adalah sengketa tanah yang melibatkan pihak pemerintahan dan para penggarap liar (ilegal). Tragedi berdarah yang dikenal sebagai Peristiwa Tanjung Morawa menjadi penyebab jatuhnya Kabinet Wilopo. Baca juga: Kabinet Wilopo: Latar Belakang, Susunan, dan Program Kerja Latar belakangTerjadinya Peristiwa Tanjung Morawa disebabkan oleh adanya pertikaian antara polisi dengan penduduk Desa Perdamaian, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Waktu itu, Kabinet Wilopo mengirim Menteri Dalam Negeri Mohammad Roem untuk melakukan pengosongan bekas lahan tembakau guna dibangun sawah percontohan untuk masyarakat di sana. Namun, sawah tersebut sudah diduduki oleh para penggarap liar alias ilegal. Di antara mereka ada yang merupakan seorang imigran gelap dari China. Pemerintah pun segera melakukan pemindahan terhadap para penggarap liar yang ada di sawah tersebut. Pemerintah juga bersedia memberi ganti rugi dan menyediakan lahan pertanian. Namun, niatan tersebut dihalangi oleh organisasi Barisan Tani Indonesia (BTI). Alhasil, usaha tersebut gagal. Karena musyawarah tidak berhasil, maka pada 16 Maret 1953, pemerintah memindahkan mereka secara paksa dengan dibantu oleh aparat kepolisian dan sejumlah alat berat. Baca juga: Jatuhnya Kabinet Wilopo Terjadinya Peristiwa Tanjung MorawaKarena digusur secara paksa, penduduk memberikan perlawanan. Polisi kemudian melepas tembakan peringatan, tetapi kericuhan justru terjadi.
Selasa, 20 Jul 2021 12:12 WIB
Peristiwa Tanjung Morawa adalah tragedi berdarah yang terjadi pada 16 Maret 1954 di Desa Perdamaian, Tanjung Morawa, Sumatera Utara.(Foto: Christian Advs Sltg via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0) Jakarta, CNN Indonesia --Peristiwa Tanjung Morawa adalah tragedi berdarah yang terjadi pada 16 Maret 1954 di Desa Perdamaian, Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Saat itu terjadi konflik agraria yakni sengketa tanah yang juga dibalut SARA. Peristiwa Tanjung Morawa terjadi setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), tepatnya pada masa Kabinet Wilopo di era demokrasi liberal. Berikut sejarah peristiwa Tanjung Morawa. Latar Belakang Peristiwa Tanjung MorawaPeristiwa Tanjung Morawa dilatarbelakangi oleh rencana pemerintah membuat sawah percontohan bagi masyarakat di lahan bekas kebun tembakau. Akan tetapi, lahan tembakau itu sudah lebih dulu diisi oleh sebagian masyarakat, penggarap liar, dan imigran gelap.
Di masa penjajahan, tanah perkebunan itu dimiliki perusahaan Belanda. Namun, pasca putusan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia diminta mengembalikan tanah tersebut ke investor asing. Pemerintah pun berupaya memindahkan para warga dengan memberi sejumlah biaya ganti rugi. Akan tetapi, usaha itu terhalang oleh kelompok Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Puncak Peristiwa Tanjung MorawaNegosiasi antara pemerintah dan warga berlangsung alot, tapi tak jua mendapati titik temu. Sampai akhirnya pemerintah menggusur warga secara paksa. Pada 16 Maret 1953, pemerintah mengirim sejumlah traktor ke area perkebunan dengan dikawal polisi termasuk pasukan brimob. Kelompok BTI menyiapkan massa di setiap titik Tanjung Morawa untuk melawan pemerintah. Bentrokan pun pecah antara aparat dan masyarakat. Sejumlah warga dan petani meninggal dunia. Sebagian lainnya luka-luka. Pasca Peristiwa Tanjung MorawaKabinet Wilopo disebut menyalahi aturan persoalan sengketa tanah di Tanjung Morawa. Akibatnya, Kabinet Wilopo mulai tidak stabil. Parlemen pun menyoroti kasus Tanjung Morawa ini. Pada 2 Juli 1953, Wilopo secara resmi menyerahkan mandat kekuasaannya pada Presiden Soekarno. Peristiwa Tanjung Morawa pun disebut sebagai penyebab jatuhnya Kabinet Wilopo. Itulah sejarah peristiwa Tanjung Morawa di Sumatera Utara pada 1953. (avd/ptj)Saksikan Video di Bawah Ini:
TOPIK TERKAIT Selengkapnya
LAINNYA DARI DETIKNETWORK Peristiwa Tanjung Morawa adalah sebuah tragedi berdarah yang terjadi di masa Indonesia era Demokrasi Liberal, tepatnya pada masa Kabinet Wilopo. Peristiwa ini berlangsung pada tanggal 17 Oktober 1953 di Desa Perdamaian, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Konflik yang terjadi dalam peristiwa ini adalah konflik seputar isu pertanahan, sentimen SARA (suku, agama, ras, dan antaretnis) beserta hubungan industrial (perburuhan). Dengan demikian, peristiwa Tanjung Morawa menjadi penyebab jatuhnya Kabinet Wilopo. |