Jurnal yang tepat untuk menutup laba yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 5.000 000 adalah

Salah satu tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan jurnal penutup. Karena itulah ia disusun pada ujung periode akuntansi–biasanya akhir tahun. 

Setiap kegiatan usaha perlu membangun sistem pencatatan. Sistem pencatatan ini terdiri dari berbagai tahap, di mana tahap satu hanya dapat diselesaikan setelah tahap lain. Proses inilah yang disebut dengan siklus akuntansi. 

Sebelum sampai pada penyusunan jurnal penutup, siklus akuntansi dimulai dari identifikasi transaksi. Baru kemudian tahap berikutnya dapat dikerjakan. Dari mulai pencatatan di jurnal, posting ke buku besar, menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian, lalu laporan keuangan. 

Jadi, apa yang dimaksud dengan jurnal penutup? Apa gunanya? Lebih dari itu semua, bagaimana cara membuatnya? Berikut ulasan lengkapnya. 

Pengertian Jurnal Penutup

Modul Teknisi Akuntansi Dalam Jaringan (2018) yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebut jurnal penutup atau closing journal adalah jurnal akuntansi yang menjadikan rekening akun-akun sementara menjadi bersaldo nol di akhir periode. Akun sementara juga disebut akun nominal. Yang termasuk di dalamnya adalah pendapatan dan beban.  

Mengapa perlu dibuat nol? Karena memang hanya berlaku dalam jangka waktu tertentu. Akun-akun ini haruslah menjadi nol saat dicatat di awal periode. 

Contohnya: tahun ini perusahaan X mendapatkan Rp 100 juta. Tentu saja pendapatan itu dihitung hanya sebagai pendapatan tahun ini dan bukan pendapatan tahun depan. Tahun depan pendapatan haruslah dimulai lagi dari nol. 

Lawan dari akun sementara adalah akun riil, yang tidak diperhitungkan dalam jurnal penutup. Yang termasuk ke dalam akun riil atau akun permanen ini adalah aset, kewajiban, dan modal. Ketika jurnal penutup diposting ke setiap akun, maka yang tersisa tinggal akun-akun riil ini. 

Mengapa akun riil tak perlu dibuat menjadi nol seperti akun nominal? Sebab ia memang dipakai dan diakui untuk lebih dari satu periode. Misalnya saja akun kas. Sebuah perusahaan sebut saja memiliki kas Rp 50 juta. Maka kas tersebut akan bernilai sama di tahun depan–jika memang tidak dibelanjakan. 

(Baca: Cara Membuat Jurnal Petty Cash dan Contohnya)

Dokumen yang Dipakai

Karena jurnal penutup adalah bagian yang cukup belakangan dikerjakan dalam siklus akuntansi, maka berarti ia disusun menggunakan dokumen-dokumen yang telah dibuat terlebih dulu. Dokumen yang digunakan sebagai dasar menyusun jurnal penutup ada dua, yaitu laporan laba rugi dan perubahan modal. 

Baik laporan laba rugi dan laporan perubahan modal termasuk ke dalam laporan keuangan. Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan baik dari hasil usaha atau di luar usaha (pendapatan lain-lain), juga beban baik dari kegiatan operasional maupun dari luar operasional. Sementara laporan perubahan modal menunjukkan peningkatan atau penurunan kekayaan. 

Mengapa laporan perubahan modal juga jadi dasar menyusun jurnal penutup? Sebab ia juga dipengaruhi oleh akun nominal, yaitu laba, prive (penarikan sebagian modal untuk kebutuhan pemilik), laba ditahan, dan dividen. 

Beberapa laporan lain yang umum disusun perusahaan mana pun adalah neraca (yang berisi akun-akun riil), laporan arus kas (menggambarkan dana yang masuk dan keluar), dan catatan atas laporan keuangan. Laporan-laporan ini tidak ada signifikansinya dalam kaitannya dengan penyusunan jurnal penutup. 

Apa Peran Jurnal Penutup?

Sebelum membahas lebih dalam soal jurnal penutup, terutama bagaimana cara membuat dan contohnya, maka ada baiknya kita menyinggung sedikit soal manfaat jurnal penutup. Kegunaannya adalah sebagai berikut:

  1. Memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban tahun ini dengan tahun selanjutnya. Saldo akun tahun ini jadi tidak memengaruhi transaksi periode berikutnya
  2. Karena saldo modal perusahaan akan sama dengan neraca akhir periode, maka saldo modal tersebut bisa dipakai sebagai acuan pembukuan periode berikutnya
  3. Karena transaksi masing-masing periode dipisah, maka ia juga mempermudah audit
  4. Menyajikan informasi keadaan yang sebenarnya dari perusahaan. 

(Baca: Contoh Jurnal Pengeluaran Kas Sederhana untuk UMKM)

Langkah Langkah Membuat Ayat Jurnal Penutup

Jurnal yang tepat untuk menutup laba yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 5.000 000 adalah
Photo by Pxhere.com

Inti dari jurnal penutup, seperti yang di awal telah dijelaskan, adalah menjadikan rekening akun-akun sementara menjadi bersaldo nol. Caranya adalah dengan memindahkan saldo akun nominal tersebut ke suatu akun yang disebut akun ikhtisar laba rugi (income summary). Kemudian saldo-saldo ikhtisar laba rugi dipindahkan ke akun modal pemilik.

Ayat jurnal yang mentransfer saldo-saldo tersebut disebut ayat jurnal penutup atau closing entries, sementara proses pentransferannya dinamakan proses penutupan atau closing process. 

Sumber yang dipakai adalah neraca lajur laba rugi, yang mencatat beban-beban dalam lajur debit dan pendapatan di lajur kredit. Penjelasan lebih lengkapnya sebagai berikut:

1. Jurnal penutup akun pendapatan

Seluruh pendapatan yang mempunyai saldo kredit dipindah ke sebelah debit. Lawannya, ikhtisar laba rugi, dicatat dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan demikian akun pendapatan tidak lagi bersaldo. 

2. Jurnal penutup akun beban

Agar akun beban tidak bersaldo, maka kreditkan akun-akun beban sebesar saldonya dan debitkan ikhtisar laba rugi dengan jumlah yang sama. 

3. Jurnal penutup akun ikhtisar laba rugi

Jika perusahaan dalam keadaan untung, maka debitkan akun ikhtisar laba rugi dan kreditkan akun modal. Sementara jika perusahaan rugi, maka kreditkan akun ikhtisar laba rugi dan debitkan akun modal. 

4. Jurnal penutup akun prive 

Kreditkan akun prive sebesar saldonya dan debit akun modal dengan jumlah yang sama. Jika perusahan rugi, maka debitkan akun prive dan kreditkan akun modal. Sementara jika perusahaan perseroan, maka laba ditahan dicatat didebit dan dividen dikredit dengan jumlah yang sama. 

Agar semakin jelas, berikut dilampirkan contoh jurnal penutup, sebut saja PT Jaya Makmur yang merupakan perusahaan perseorangan:

PT Jaya Makmur

Jurnal Penutup

Periode 31 Desember 2021

Tanggal

Keterangan

Ref

Debit

Kredit

Des

31

Pendapatan 

 

30.000.000

 

          Ikhtisar laba rugi

   

30.000.000

(menutup akun pendapatan)

     

31

Ikhtisar laba rugi

 

10.000.000

 

          Beban iklan

   

2.000.000

          Beban gaji

   

7.000.000

          Beban listrik

   

3.000.000

(menutup akun beban)

     

31

Ikhtisar laba rugi

 

20.000.000

 

          Modal

   

20.000.000

(menutup akun ikhtisar laba rugi)

     

31

Modal

 

5.000.000

 

          Prive

   

5.000.000

(menutup akun prive)

     

Jurnal penutup ini kemudian diposting kembali ke dalam buku besar. Tujuan pun tercapai karena saldo-saldo pada perkiraan nominal akan menunjukkan angka nol. Akun yang masih menunjukkan saldo adalah perkiraan riil (neraca) yaitu aktiva, kewajiban, dan modal. 

Ketika semua ayat di jurnal penutup dan jurnal penyesuaian dipindahkan ke perkiraan buku besar, maka agar memastikan keseimbangan dalam perkiraan tersebut harus disusun neraca saldo setelah penutupan (post closing trial balance). Jika tidak ada yang keliru, maka neraca saldo setelah penutupan akan sama dengan isi neraca, yang tidak lain merupakan saldo awal setiap perkiraan untuk periode akuntansi selanjutnya. 

Penutup

Membuat jurnal penutup, juga siklus akuntansi pada umumnya, memang bukan persoalan yang gampang. Namun pebisnis harus tetap mempelajarinya sebab itulah kunci memahami situasi perusahaan. Kalaupun ia mampu mempekerjakan akuntan, tetap saja dibutuhkan kemampuan untuk setidaknya membaca laporan keuangan. 

Cara lain yang patut dicoba agar dapat membuat jurnal penutup dan laporan-laporan keuangan lain adalah memanfaatkan perangkat lunak akuntansi yang saat ini sudah tersedia cukup banyak di pasaran. Waktu yang dihabiskan untuk mencatat akan lebih cepat, juga akurasi bisa lebih terjaga.