Jlentrehna apa kang diarani karangan deskripsi

Narasi
Yaiku karangan utawa paragraf, utawa pada kang nyritakaké kedadéyan kanthi wektu utawa kedadén kang runtut saka wiwitan ngati pungkasan. Sok sapa sing maca paragraf  iki kaya-kaya nglakoni kaya déné kedadéyan kang ana jroning crita.

Argumèntasi
Yaiku karangan utawa paragraf  kang isiné ngenani panemu kanthi linambaran alesan-alesan kang mathuk.

Deskripsi
Yaiku paragraf utawa karangan kang isiné nggambaraké sawijining obyèk (bisa panggonan utawa wewujudan liyané) kanthi trewaca. Sok sapa kang maca paragraf iki kaya-kaya ngerti dhéwé obyèk kang digambaraké ana ing jroning paragraf iki.

Pèrsuasi
Yaiku paragraf utawa karangan kang isiné ngajak para pamaca supaya nglakoni apa kang dikandhakaké panulis.

Eksposisi
Yaiku paragraf utawa karangan kang isiné njlèntrèhaké nganti cetha terwaca.  Ana ing bab iki kang arep dirembug yaiku ngenani paragraf  narasi

Sumber: http://legilegigulajawa.blogspot.com/2013/02/tegese-tulisankarangan.html

Tag: materi sma, Materi SMP

“WACANA NARASI, DESKRIPSI, ARGUMENTASI, EKSPOSISI, PERSUASI”

FITRI UMI ZAKIYAH, PBSI 2104 C / 146042

Wacana ini merupakan rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu, baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pendengar atau pembaca merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung. Uraian pada wacana deskriptif ini ada yang memaparkan sesuatu secara objektif dan ada juga yang memaparkannya secara imajinatif. Pemaparan yang pertama bersifat menginformasikan sebagaimana apa adanya, sedangkan yang kedua dengan menambahkan daya khayal. Oleh karena itu, yang kedua itu banyak dijumpai dalam karya sastra, seperti novel dan cerpen.

Deskripsi adalah karangan yang menggambarkansuatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalamanpenulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraansesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehinggaseolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiriobyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.

Ciri-ciri wacana deskripsi :

·         Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.

·         Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

·         Ditandai dengan penggunaan kata-kata atau ungkapan detail atau terperinci.

·         Digunakannya kata-kata yang bersifat evaluatif yang terlalu abstrak.

·         Umumnya menggunakan kata-kata yang bersifat objektif dan menggambarkan sesuatu.

Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:

(1) menentukan objek pengamatan

(3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan

(4) menyusun kerangka karangan

(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pola pengembangan paragraf deskripsi:

ü  Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.

ü  Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.

ü  Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.

·         Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis

·         Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.

Contoh deskripsi imajinatif

Salju tipis melapis rumput,  putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah; segar, penuh gairah, dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jauh dibelahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona. Ketika angin tiba-tiba bertiuplebih kencang pelepah-pelepah itu serempak terjulur sejajar satu arah, seperti tangan-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pencuran.

Karangan argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. Argumentasi bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca menyakini kebenarannya itu.perlu pembuktian dan data

Wacana argumentasi salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar penerima pernyataan yang dipertahankan. Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan penutur dalam mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu apa yang disebut pernyataan, alasan dan pembenaran, sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung, modal dan sanggahan.

Ciri-ciri karangan argumentasi:

v  Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.

v  Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.

v  Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.

v  Penutup berisi kesimpulan.

Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasionaldan logis.

Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.

(1)   menentukan tema atau topik permasalahan,

(2)   merumuskan tujuan penulisan,

(3)   mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,

(4)   menyusun kerangka karangan, dan

(5)   mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Contoh wacana argumentasi

Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

Karangan atau wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada penerima (Pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya.Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek. Misalnya menjelaskan pengertian kebudayaan,komunikasi, perkembangan tekhnologi,pertumbuhan ekonomi kepada pembaca.

Wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya. Berisi konsep-konsep  dan logika yang harus diikuti oleh penerima. Wacana eksposisi menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kata tanya bagaimana. Oleh karena itu, wacana ini dapat digunakan untuk menerangkan proses atau prosedur suatu aktivitas. Khusus untuk menerangkan proses dan prosedur kalimat-kalimat yang digunakan dapat berupa kalimat perintah disertai dengan kalimat deklaratif.

Ciri-ciri paragraf eksposisi: Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.

Ciri-ciri paragraf eksposisi:

o   Memaparkan definisi (pengertian).

o   Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.

Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalahmakalah untuk seminar, simposium, atau penataran.

Untuk mendukung akurasi pemaparannya, pengarang eksposisi sering menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram,tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapatberbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu sebagai berikut.

(1)   menentukan objek pengamatan,

(2)   menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,

(3)   mengumpulkan data atau bahan,

(4)   menyusun kerangka karangan, dan

(5)   mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.

Wacana ini merupakan tuturan yang menceritakan atau menyampaikan suatu hal atau suatu kejadian dengan menonjolkan tokoh pelaku, maksudnya untuk memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca. Kekuatan wacana ini terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita, atau diatur melalui plot.

Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita.pada wacana narasi terdapat unsure–unsure cerita yang penting,seperti waktu,pelaku,peristiwa.Adanya aspek emosi yang yang dirasakan oleh pembaca dan penerima.Melalui narasi,pembaca atau penerima pesan dapat membentuk citra atau imajinasi.

Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris. Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasiimajinatif.

Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:

Ø  latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:

1.      Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.

2.      Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.

3.      Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.

4.      Memiliki nilai estetika.

5.      Menekankan susunan secara kronologis.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

Jenis-jenis Karangan Narasi

a)      Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)

Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahma, sang pengantin….

Sumber : Tempo, 20 Februari 2005 dari alamat website www.scribd.com

Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal.

Kemampuan apresiasi musik pada seorang anak dapat dibentuk melalui tiga cara. Pertama, secara alamiah seseorang dibiasakan mendengarkan karya musik. Kebiasaan itu dimulai sejak anak masih berupa janin dalam rahim ibunya. Persentuhan emosi sang ibu dengan berbagai irama yang didengarkan akan ikut dirasakan oleh janin. Besar kemungkinan akan terjadi respons motorik janin yang dirasakan oleh sang ibu. Kedua, sejak anak dilahirkan ia dibiasakan dengan berbagai irama musik yang mengiringnya pada saat menjelang tidur atau bermain. Alat pendengar anak menjadi peka menangkap berbagai irama dari instrumen musik yang didengarnya. Lambat-laun, seiring dengan pertumbuhan fisik dan kognisinya, musik akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak. Ketiga, apresiasi musik dikembangkan melalui pendidikan formal. Untuk itu, pendidikan musik diarahkan kepada pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan sikap kritis serta kreatif terhadap karya musik.

Sepulang haji, satu-satunya benda berharga yang sempat di beli bu marsih yaitu sebuah kalung dan cincin. Pada saat tiba di tanah air ia simpan kalung dan cincin itu menjadi semacam tabungan baginya.Namun karena dia mempunyai usaha suatu ketika usahanya tersebut mengalami kerugian sampai-sampai uang modalnya pun termakan dan kalung,cincin tersebut di jualnya bu marsih pun sangat sedih.

Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Persuasi bertujuan untuk membujuk orang secara halus atau membuktikan suatu pendapat

Bertujuan untuk memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau karangan yang besifat mengajak pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap balasan berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Wacana persuasi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan perbuatan sesuai yang diharapkan penuturnya. Untuk mempengaruhi pembacanya, biasanya digunakan segala daya dan upaya yang membuat mitra tutur terpengaruh. Untuk mencapai tujuan tersebut,wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional. Persuasi sesungguhnya merupakan pernyimpangan dari argumentasi,dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca. Persuasi lebih mengutamakan untuk menggunakan atau memanfaatkan aspek–aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain.Jenis wacana persuasi yang paling sering ditemui adalah kampanye dan iklan .

Ciri-ciri wacana persuasi

                          i.            Harus menimbulakan kepercayaan pada pendengar / pembacanya.

                        ii.            Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.

                      iii.             Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara, pembicara / penulis dan yang diajak berbicara / pembaca.

                      iv.            Harus menghindari konflik ( baik dalam pemikiran pembaca atau sesama pembaca ) agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.

                        v.            Harus ada data dan fakta secukupnya untuk mendukung ajakan.

Langkah menyusun wacana persuasi

ü  Menentukan topik / tema

ü  Mengumpulkan data dari berbagai sumber

ü  Menyusun kerangka karangan

ü  Mengembangkan kerangka karangan menjadi kerangka persuasi

Yang tergolong kedalam Wacana Persuasi :

ð  Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan.

ð  Bentuk tulisan berupa iklan dan selembaran.

ð  Bentuk elektronik, misalnya iklan di tv, bioskop, dan internet.

Keefektifan kalimat dari Wacana Persuasi

o    Dapat merubah pola pikir oranglain secara cepat.

o    Menyampaikan ajakan di berbagai media / cara.

o    Efektif dalam mengajak perubahan dalam jumlah banyak.

o    Baik digunakan dalam hal politik, advertisi, dan pendidikan

Marilah kita biasakan hidup sehat di mulai dari hal yang paling kecil.,salah satunya membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun.oleh karena itu gunakanlah sabun untuk menghilangkan kuman. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun harus selalu di galakkan sebelum dan sesudah makan, sesudah memegang benda yang kotor dan setelah membuang air besar dan buang air kecil. Dengan cara ini kita sudah melakukan salah satu langkah untuk mengurangi penularan penyakit

Sehingga mendapat kesimpulan perbedaan  paragraf- paragraf sebagai berikut

Eksposisi adalah paparan/penjelasan

Argumentasi adalah pendapat yang disertai fakta

Berisikan suatu informasi

Berisikan gambaran suatu benda

Berisikan kejadian atau peristiwa

Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis. Bandung: PT Refika Aditama. 

Rani, Abdul dan Arifin Bustanul. 2000. Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Jakarta: Departemen  Pendidikan Nasional.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran wacana. Bandung : Agkasa