Jelaskan perbedaan teori evolusi pada jerapah pada jb lamarck dan charles robert darwin

Jakarta -

Teori evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin menekankan bahwa evolusi terbentuk melalui seleksi alam menjadi teori yang paling populer dalam ilmu biologi. Namun, ada beberapa teori evolusi lain yang dirumuskan, baik sebelum maupun setelah Darwin.

Evolusi merupakan salah satu teori dalam ilmu biologi yang menyatakan bahwa berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup lainnya di bumi berasal dari jenis lain yang sudah ada sebelumnya, dilansir dari Ensiklopedia Britannica. Teori ini menjadi kunci dalam teori biologi modern.

Jenis-jenis Teori Evolusi

Teori evolusi sebenarnya sudah ada jauh sebelum dipopulerkan oleh Darwin. Biologi evolusioner diketahui berakar dari pemikiran evolusi dan transmutasi spesies yang digagas oleh filsuf Yunani, Anaximander. Pemikiran tersebut kemudian berkembang di zaman Aristoteles. Berikut empat teori evolusi dari masa sebelum Darwin hingga setelahnya:

Teori evolusi zaman Aristoteles dan rekan-rekannya ini seringkali dikenal dengan masa fiksisme. Pemikiran mereka lebih bercorak pada fiksi ilmiah yang berdekatan dengan mitos. Salah satu konsep yang berkembang sampai abad ke-18 adalah anggapan bahwa organisme merupakan ciptaan Tuhan yang kemudian dikenal sebagai teori ciptaan khusus.

Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa cacat pada anggota tubuh merupakan kutukan, bukan perubahan makhluk hidup akibat seleksi alam maupun mutasi genetik. Demikian menurut penjelasan Victoria Henuhili dkk dalam bahan ajarnya.

2. Teori Evolusi Lamarck

Naturalis besar Prancis Jean-Baptiste de Monet, chevalier de Lamarck, berpendapat bahwa organisme hidup mewakili suatu kemajuan, dengan manusia sebagai bentuk tertinggi. Pandangan ini kemudian diusulkan sebagai teori evolusi kehidupan pada awal abad ke-19.

Menurutnya, organisme berevolusi selama ribuan tahun dari bentuk yang lebih rendah ke bentuk yang lebih tinggi, sebuah proses yang masih berlangsung dan puncaknya adalah manusia. Perbedaan antar individu terjadi karena kebiasaan yang dilakukan oleh individu tersebut.

Menurut teori ini, karakteristik organisme akan diwariskan. Gagasan ini kemudian dikenal sebagai Lamarckisme. Meskipun teorinya tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Lamarck memberikan kontribusi penting dalam tahapan evolusi biologis dan mendorong penelitian selanjutnya yang tak terhitung jumlahnya.

3. Teori Evolusi Darwin

Darwin atau dengan nama asli Charles Robert Darwin, memperkenalkan teori evolusi melalui seleksi alam. Teori ini pertama kali dirumuskan dalam buku Charles Darwin "On the Origin of Species" pada tahun 1859, yang menjelaskan bagaimana organisme berevolusi dari generasi ke generasi melalui pewarisan sifat fisik atau perilaku.

Dalam pandangan Darwin, individu dengan sifat yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungannya akan membantu mereka bertahan hidup dan memiliki lebih banyak keturunan, yang akan mewarisi sifat-sifat tersebut.

Darwin mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa evolusi telah terjadi. Ia menyimpulkan bahwa beragam organisme memiliki nenek moyang yang sama dan makhluk hidup telah berubah secara drastis sepanjang sejarah bumi.

4. Teori Evolusi Weismann

August Friedrich Leopold Weismann mempelajari bagaimana ciri-ciri organisme berkembang dan berevolusi dalam berbagai organisme, kebanyakan serangga dan hewan air, di Jerman pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Dilansir dari embryo.asu.edu, Weismann mengajukan teori kontinuitas plasma nutfah, sebuah teori hereditas. Dia berpendapat bahwa hanya perubahan pada sel germinal saja yang dapat diwariskan, bukan sel tubuh.

Pada tahun 1896, berdasarkan teori plasma nutfahnya, Weismann mengusulkan teori seleksi germinal sebagai perluasan teori evolusi melalui seleksi alam dalam Über Germinal-Selection: eine Quelle bestimmt gerichteter Variation (On Germinal Selection as a Source of Definite Variation).

Simak Video "Zelenskiy Bantah Tuduhan Rusia tentang Program Senjata Biologi"



(kri/nwy)


Page 2

Jakarta -

Teori evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin menekankan bahwa evolusi terbentuk melalui seleksi alam menjadi teori yang paling populer dalam ilmu biologi. Namun, ada beberapa teori evolusi lain yang dirumuskan, baik sebelum maupun setelah Darwin.

Evolusi merupakan salah satu teori dalam ilmu biologi yang menyatakan bahwa berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup lainnya di bumi berasal dari jenis lain yang sudah ada sebelumnya, dilansir dari Ensiklopedia Britannica. Teori ini menjadi kunci dalam teori biologi modern.

Jenis-jenis Teori Evolusi

Teori evolusi sebenarnya sudah ada jauh sebelum dipopulerkan oleh Darwin. Biologi evolusioner diketahui berakar dari pemikiran evolusi dan transmutasi spesies yang digagas oleh filsuf Yunani, Anaximander. Pemikiran tersebut kemudian berkembang di zaman Aristoteles. Berikut empat teori evolusi dari masa sebelum Darwin hingga setelahnya:

Teori evolusi zaman Aristoteles dan rekan-rekannya ini seringkali dikenal dengan masa fiksisme. Pemikiran mereka lebih bercorak pada fiksi ilmiah yang berdekatan dengan mitos. Salah satu konsep yang berkembang sampai abad ke-18 adalah anggapan bahwa organisme merupakan ciptaan Tuhan yang kemudian dikenal sebagai teori ciptaan khusus.

Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa cacat pada anggota tubuh merupakan kutukan, bukan perubahan makhluk hidup akibat seleksi alam maupun mutasi genetik. Demikian menurut penjelasan Victoria Henuhili dkk dalam bahan ajarnya.

2. Teori Evolusi Lamarck

Naturalis besar Prancis Jean-Baptiste de Monet, chevalier de Lamarck, berpendapat bahwa organisme hidup mewakili suatu kemajuan, dengan manusia sebagai bentuk tertinggi. Pandangan ini kemudian diusulkan sebagai teori evolusi kehidupan pada awal abad ke-19.

Menurutnya, organisme berevolusi selama ribuan tahun dari bentuk yang lebih rendah ke bentuk yang lebih tinggi, sebuah proses yang masih berlangsung dan puncaknya adalah manusia. Perbedaan antar individu terjadi karena kebiasaan yang dilakukan oleh individu tersebut.

Menurut teori ini, karakteristik organisme akan diwariskan. Gagasan ini kemudian dikenal sebagai Lamarckisme. Meskipun teorinya tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Lamarck memberikan kontribusi penting dalam tahapan evolusi biologis dan mendorong penelitian selanjutnya yang tak terhitung jumlahnya.

3. Teori Evolusi Darwin

Darwin atau dengan nama asli Charles Robert Darwin, memperkenalkan teori evolusi melalui seleksi alam. Teori ini pertama kali dirumuskan dalam buku Charles Darwin "On the Origin of Species" pada tahun 1859, yang menjelaskan bagaimana organisme berevolusi dari generasi ke generasi melalui pewarisan sifat fisik atau perilaku.

Dalam pandangan Darwin, individu dengan sifat yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungannya akan membantu mereka bertahan hidup dan memiliki lebih banyak keturunan, yang akan mewarisi sifat-sifat tersebut.

Darwin mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa evolusi telah terjadi. Ia menyimpulkan bahwa beragam organisme memiliki nenek moyang yang sama dan makhluk hidup telah berubah secara drastis sepanjang sejarah bumi.

4. Teori Evolusi Weismann

August Friedrich Leopold Weismann mempelajari bagaimana ciri-ciri organisme berkembang dan berevolusi dalam berbagai organisme, kebanyakan serangga dan hewan air, di Jerman pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Dilansir dari embryo.asu.edu, Weismann mengajukan teori kontinuitas plasma nutfah, sebuah teori hereditas. Dia berpendapat bahwa hanya perubahan pada sel germinal saja yang dapat diwariskan, bukan sel tubuh.

Pada tahun 1896, berdasarkan teori plasma nutfahnya, Weismann mengusulkan teori seleksi germinal sebagai perluasan teori evolusi melalui seleksi alam dalam Über Germinal-Selection: eine Quelle bestimmt gerichteter Variation (On Germinal Selection as a Source of Definite Variation).

Simak Video "Zelenskiy Bantah Tuduhan Rusia tentang Program Senjata Biologi"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/nwy)

FacebookTwitterTelegramWhatsApp

Evolusi adalah proses berubahnya makhluk hidup. Proses ini berlangsung sangat lambat dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena lamanya proses evolusi, spesies-spesies baru dengan bentuk baru menurut klasifikasi makhluk hidup sekarang ini bisa terbentuk.

Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang masih ada sekarang ini berbeda dengan makhluk hidup yang ada di zaman dahulu. Jadi, pengertian teori evolusi adalah teori tentang perubahan atau perkembangan makhluk hidup, asal-usulnya, dan keterkaitan genetik antar makhluk hidup.

Nenek moyang berbagai makhluk hidup yang masih ada sekarang ini (mungkin) memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Makhluk hidup yang kini kita kenal sebagai sapi, mungkin saja bentuknya seperti banteng tapi lebih besar.

Jadi, tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah tumbuhan dan hewan yang di masa lampau. Makhluk hidup yang ada sekarang ini adalah hasil evolusi makhluk hidup dari masa ke masa. Ada dua macam teori evolusi, yaitu teori evolusi progressif dan teori evolusi regressif.

  • Evolusi progressif merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan dapat bertahan hidup hingga menurunkan spesies baru.
  • Evolusi regressif merupakan evolusi menuju kemungkinan mengalami kepunahan.

Sebelum munculnya Charles Darwin, yang dianggap banyak orang sebagai pencetus teori evolusi, ternyata telah banyak ahli yang mengemukakan gagasan-gagasan mengenai evolusi. Para ahli itu antara lain Anaximander, Empeclodes, Erasmus Darwin, Count de Buffon, dan Lamarck.

Pendapat Lamarck tentang Evolusi

Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah, entah cirinya, sifatnya, maupun karakternya karena pengaruh lingkungan hidup di sekelilingnya.

Jika suatu bagian tubuh dari makhluk hidup sering digunakan, maka bagian tersebut dapat berubah menyesuaikan kebutuhan lingkungan tersebut, meskipun membutuhkan waktu yang lama.

Sebaliknya, jika suatu bagian tubuh tidak pernah digunakan, maka makin lama bagian tubuh tersebut akan menghilang (rudimenter). Bagian-bagian tubuh yang telah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungan disebut sebagai bagian yang telah beradaptasi.

Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri dan karakter yang berbeda dengan moyangnya. Bagian tersebut dinamakan ciri, karakter, atau sifat perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada setiap generasi keturunannya.

Proses di atas terus berulang. Sehingga pada suatu saat muncul makhluk hidup kemungkinan besar memiliki bentuk yang berbeda dan lebih maju. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal dengan nama “use and disuse“.

Fenomena Leher Jerapah

Satu contoh teori evolusi yang Lamarck berikan adalah tentang panjangnya leher jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dulunya berleher pendek.

Pada suatu ketika terjadi bencana kekeringan sedemikian rupa, sumber makanan jerapah adalah daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering makan dedaunan di pohon untuk dimakan, leher jerapah tertarik, dan makin lama makin memanjang.

Akhirnya sifat perolehan yang baru, yaitu leher panjang, diwariskan kepada generasi-generasi setelahnya sehingga jerapah yang kita lihat sekarang berleher panjang.

Pendapat Darwin tentang Evolusi

Charles Darwin adalah seorang naturalis berkebangsaan Inggris. Teori evolusi Darwin menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam (natural selection). Yang dimaksud seleksi alam adalah proses pemilihan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup yang ada di alam.

Hanya makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganlah yang bisa bertahan hidup, sedangkan yang tidak bisa menyesuaikan akan punah. Organisme yang bertahan inilah yang akan mewariskan sifat-sifat sesuai dengan lingkungan kepada keturunannya.

Masalah Leher Jerapah

Sebagai pembanding teori evolusi Lamarck yang telah dibahas di atas, panjangnya leher jerapah yang ada sekarang ini dijelaskan oleh teori Darwin sebagai berikut:

Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada jerapah leher pendek dan ada pula variasi leher panjang. Karena terjadi suatu bencana kekeringan, lingkunganpun berubah lalu berlangsunglah proses seleksi alam.

Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau dedaunan di pohon sehingga tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh makanan sehingga bisa bertahan hidup.

Karena mampu bertahan hidup inilah, maka jerapah berleher panjang mampu berkembang biak dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang kepada keturunannya. Itulah sebabnya semua jerapah yang terlihat sekarang berleher panjang.

Teori yang dikemukakan Darwin sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut:

  1. Ekspedisinya ke Kepulauan Galapagos. Di tempat ini, Darwin menemukan berbagai macam bentuk paruh burung Finch. Adanya keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan jenis makanannya.
  2. Pendapat Charles Lyell dalam bukunya “Principles of Geology” yang menyatakan bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup juga.
  3. Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya “An Essay on the Principle of Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut Darwin menimbulkan terjadinya suatu persaingan hidup.

Berdasarkan tiga hal itulah, Darwin akhirnya menulis buku yang ia beri judul “On the Origin of Species by Means of Natural Selection” berisi dua hal pokok, yaitu:

  • Spesies yang sekarang ini ada berasal dari spesies yang hidup di masa lampau.
  • Evolusi terjadi melalui proses seleksi alam.

Contoh-Contoh Konsep yang Mendukung Teori Darwin

Berikut berbagai contoh konsep yang sekiranya mendukung teori yang telah dikemukakan oleh Charles Darwin.

1. Percobaan August Weismann

Untuk menguji pengaruh lingkungan terhadap perubahan sifat yang menurun (Teori Lamarck), Weismann melakukan percobaan dengan memotong ekor tikus, lalu mengawinkan mereka.

Ternyata anak tikus yang lahir tetap berekor panjang. Lalu ekor anak tikus tersebut dipotong dan dikawinkan lagi, ternyata keturunan selanjutnya tetap berekor panjang. Langkah itu dilakukan sampai dengan generasi ke-21 dan keturunan yang lahir dari tikus-tikus itu ternyata tetap berekor panjang.

Dari percobaannya, Weismann mengambil kesimpulan bahwa perubahan sel tubuh yang disebabkan pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada keturunannya.

Evolusi adalah proses yang menghubungkan seleksi alam terhadap faktor genetika. Individu yang memiliki variasi genetik yang sesuai dengan lingkunganlah yang akan lestari dan memiliki kesempatan untuk mewariskan gen yang adaptif kepada keturunannya.

2. Kupu-kupu Biston betularia

Sekitar tahun 1850 yaitu sesaat sebelum revolusi industri di Inggris, kupu-kupu Biston berwarna cerah lebih banyak daripada yang berwarna gelap. Tetapi setelah revolusi industri berjalan, ternyata kupu yang berwarna gelap lebih banyak daripada yang kupu-kupu berwarna cerah.

Hal ini dimungkinkan karena sebelum revolusi industri, pohon di habitatnya masih bersih sehingga kupu-kupu berwarna cerah lebih adaptif karena sulit ditemukan predator.

Ketika revolusi industri berlangsung, pepohonan yang merupakan habitat kupu-kupu tersebut tertutup oleh jelaga. Ini mengakibatkan kupu-kupu berwarna gelap lebih adaptif karena sulit dilihat predator.

3. Seleksi Alam berdasarkan Resistensi

Evolusi dan adaptasi tidak selalu membutuhkan waktu yang lama. Misalnya, bakteri yang resisten terhadap penicillin dapat terbentuk dengan cepat.

Kejadiannya juga diterangkan berdasar konsep seleksi alam. Dimana dalam suatu koloni bakteri, hanya sedikit bakteri yang bertahan hidup ketika penicillin diberikan.

Namun beberapa lama kemudian koloni bakteri yang resisten terhadap penicillin menjadi banyak. Pada peristiwa ini penicillin hanya merupakan faktor pengarah terhadap perkembangan populasi bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Bukti tentang Adanya Evolusi

Evolusi dapat dilihat sebagai proses historis. Itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana harus dijelaskan menurut sudut pandang ilmu pengetahuan tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata.

Hal ini memberi arti bahwa evolusi itu ada, itu merupakan suatu kenyataan yang bisa dan telah terjadi. Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada.

1. Adanya Variasi antar Individu dalam Satu Keturunan

Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik secara menyeluruh, bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat variasi.

Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor yang bisa menjadi pengaruh misalnya suhu, tanah, makanan, dan habitat.

Seleksi terhadap sebuah spesies yang berlangsung bertahun-tahun akan menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi menuju ke arah terbentuknya spesies baru.

Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang ada di suatu tempat, setelah mengalami penyebaran ke tempat lain maka sifatnya dapat berubah.

Perubahan itu terjadi karena makhluk hidup tersebut harus beradaptasi dengan tempat yang baru demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup moyangnya.

Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas, kemungkinan besar memiliki corak flora dan fauna yang sangat berbeda. Salah satu penyebab perbedaan corak flora dan fauna di kedua tempat tersebut adalah adanya isolasi geografis.

Contohnya adalah bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin di Kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya, burung Finch tersebut memiliki bentuk dan ukuran paruh yang berbeda, namun tetap menunjukkan hubungannya dengan burung Finch di Amerika Selatan.

Mungkin karena suatu hal, burung itu bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya.

Burung itu kemudian berkembangbiak. Keturunannya yang memiliki sifat yang sesuai dengan lingkungan itu akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak jelas mati.

Karena lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda bentuk dan ukuran paruhnya.

3. Ditemukannya Fosil di Lapisan Bumi

Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak yang tercetak pada batuan. Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda dengan fosil pada lapisan batuan yang lebih tua, dan itu menunjukkan suatu bentuk perkembangan.

Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, fosil yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menjelaskan tentang evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn.

Dari studi yang pernah dilakukan, tercatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus, hidup 58 juta tahun yang lalu) menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus), yaitu:

  • Tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang.
  • Leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata makin menjauh.
  • Perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk memakan dedaunan menjadi bentuk yang sesuai untuk memakan rerumputan.
  • Bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuhnya menurun.
  • Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang memanjang, kemudian disokong teracak.

4. Adanya Homologi Organ pada Berbagai Jenis Makhluk Hidup

Organ yang homolog adalah organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah struktur sehingga fungsinya berbeda. Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan.

Semakin banyaknya organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya dekat semakin besar, yang artinya nenek moyang makhluk tersebut kemungkinan besar sama.

Contohnya bisa diihat pada organ yang kita sebut sebagai tangan. Pada manusia, tangan berfungsi untuk memegang. Itu homolog dengan sirip depan paus untuk berenang, atau sayap kelelawar untuk terbang, atau tungkai depan kucing untuk berjalan.

Lawan dari homolog adalah organ yang analog, yaitu organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang memiliki fungsi yang sama tetapi bentuk asalnya berbeda.

5. Studi Perbandingan Embriologi

Perkembangan embrio berbagai spesies dalam kelas vertebrata menunjukkan adanya persamaan yakni pada fase morulla, blastula, dan gastrula/awal embrio.

Hal ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan kelas vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki nenek moyang yang sama.

Ernst Haeckel dalam Hukum Rekapitulasi mengatakan bahwa ontogeni suatu organisme merupakan rekapitulasi (ulangan singkat) dari filogeni.

Ontogeni adalah sejarah perkembangan individu mulai dari zigot hingga dewasa. Filogeni adalah sejarah perkembangan makhluk hidup dari bentuk sederhana hingga tiba pada bentuk yang paling sempurna (evolusi).

Contoh Soal

Berikut adalah beberapa contoh soal tentang teori evolusi untuk sekadar latihan. Jikalau ada salah, kamu boleh komentar di bawah.

Nomor 1

1. Salah satu bukti evolusi adalah membandingkan perkembangan embrio. Bila melihat perkembangan mulai dari sederhana ke kompleks dikenal dengan istilah ….

A. AnalogiB. FilogeniC. HomologiD. Radiasi adaptif

E. Ontogeni