Masa pemerintahan Abbasiyah dibagi menjadi beberapa periode. Show Jumat , 25 Jan 2019, 15:00 WIB sott.net Red: Agung Sasongko REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu dinasti Islam terlama adalah Abbasiyah. Setelah keruntuhan Dinasti Umayyah, muncul Dinasti Abbasiyah yang bertahan lebih dari lima abad (750-1258) dan pernah mewujudkan zaman keemasan umat Islam. Para sejarawan membagi masa kekuasaan Abbasiyah menjadi beberapa periode berdasarkan ciri, pola perubahan pemerintahan, dan struktur sosial politik ataupun tahap perkembangan peradaban yang dicapai. Secara umum, para sejarawan ini berpandangan bahwa kekuasaan Dinasti Abbasiyah dapat dibagi atas empat periode. Keempat periode tersebut adalah Periode Awal (750-847), Periode Lanjutan (847-945), Periode Buwaihi (945-1055), dan Periode Seljuk (1055-1258). Kekuasaan Dinasti Umayyah yang lebih Arabsentris digantikan oleh Dinasti Abbasiyah. Berbeda dari pendahulunya, Dinasti Abbasiyah mendistribusikan kekuasaan secara lebih luas, tidak terbatas di kalangan orang Arab saja, tetapi juga mengikutsertakan Muslim non-Arab lainnya, terutama orang Persia dan Turki. Kehidupan Islami Para sejarawan mengungkapkan beberapa alasan mengapa banyak masyarakat yang melakukan oposisi terhadap kekuasaan Umayyah dan berupaya menggantikannya dengan kekuasaan yang baru. Bagi kalangan ulama, terutama sejak perang saudara silih berganti melanda umat Islam--karena Khalifah Usman bin Affan dibunuh--umat Islam mendambakan kehidupan yang lebih Islami. Gerakan ulama ini berupaya menghindari persaingan politik sekaligus berseru kepada para penguasa agar menegakkan tatanan kehidupan yang sesuai dengan tuntutan Alquran dan sunah Rasulullah SAW. Pengaruh mereka sangat besar di kalangan umat Islam. Tak mengherankan jika gerakan anti-Umayyah yang dikobarkan oleh kelompok pendukung Abbasiyah memperoleh dukungan secara keagamaan dari para ulama.
sumber : Islam Digest Republika Dinasti Bani Abbasiyah adalah salah satu Dinasti Islam yang paling lama berkuasa. Lebih dari 5 abad dan pernah mewujudkan zaman keemasan umat Islam. Para sejarawan membagi masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah menjadi lima periode berdasarkan ciri-cirinya, perubahan struktur pemerintahan dan struktur sosial politik maupun tahapan perkembangan peradaban yang telah dicapai. 1. Periode Pertama (750-847 M)Periode pertama Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari masa kekuasaan Abu Abbas menjadi Khalifah (132 H (750 M) sampai meninggalnya al-Watsiq yang berlangsung selama satu abad. Pada periode ini, Dinasti Bani Abbasiyah mengalami banyak kemajuan dan mencapai masa keemasan. Secara politis, para Khalifah betul-betul merupakan tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun saat orang-orang Turki yang diberi kesempatan dalam pemerintahan dan ketentaraan mulai mencoba mendominasi dan mempengaruhi kebijakan Khalifah. Untuk menghindari hal itu, Khalifah al-Watsiq memindahkan pusat pemerintahan dari Baghdad ke Samarra. Dari gambaran di atas Dinasti Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Inilah perbedaan pokok antara Bani Abbas dan Bani Umayyah. Disamping itu, ada pula ciri-ciri yang menonjol Dinasti Bani Abbasyiah yang tidak terdapat pada Dinasti Bani Ummayah, yaitu :
Lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Bani Abbas, dengan berdirinya perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi. Perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Disamping itu, kemajuan itu paling tidak, juga ditentukan oleh dua hal yaitu :
2. Periode Kedua (847-945 M)Periode ini diawali ketika al-Mutawakkil menjadi Khalifah Abbasiyah sampai al-Mukhtaqi. Ia dan para Khalifah penggantinya sangat lemah sehingga orang-orang Turki yang sebelumnya berada dalam unsur militer pada masa Khalifah al-Mu’tasim dapat mengambil alih kekuasaan. Masa ini ditandai dengan bangkitnya pengaruh Turki. Orang-orang Turki memegang jabatan penting dalam pemerintahan, mereka mengangkat sesuai dengan kehendak mereka. Walaupun kemajuan intelektual dan kebudayaan terus berjalan, secara politik kekuasaan Abbasiyah bertambah buruk. Faktor-faktor penyebab kemunduran Daulat Bani Abbasiyah pada periode ini adalah :
3. Periode Ketiga (945-1055 M)Pada periode ini Dinasti Bani Abbasiyah berada di bawah kekuasaan Dinasti Buwaihi. Keadaannya lebih buruk dibanding periode sebelumnya, terutama karena Dinasti Buwaihi menganut aliran Syiah. Khalifah tidak lebih sebagai pegawai yang diperintah dan diberi gaji. Pada periode ini pusat pemerintahan Islam tidak lagi di Baghdad, tetapi telah dipindahkan ke Syiraz, tempat Ali bin Buwaihi berkuasa. Meskipun begitu, ilmu pengetahuan terus mengalami kemajuan pesat, dengan munculnya para pemikir besar. Selain itu bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan juga mengalami kemajuan. 4. Periode Keempat (1055-1199 M)Periode ini ditandai olek kekuasaan Bani Saljuk yang berhasil melumpuhkan Bani Buwaihi atas permintaan Khalifah Abbasiyah. Keadaan Khalifah juga membaik karena kewibawaannya dalam bidang agama kembali setelah beberapa lama dikuasai oleh orang-orang Syiah. Kekuasaan Saljuk kemudian melemah setelah adanya konflik-konflik internal, sementara kekuasaan Khalifah mulai kuat kembali, terutama di dalam negeri Irak. 5. Periode Kelima (1199-1258 M)Pada periode ini Abbasiyah tidak lagi berada dibawah kekuasaan Bani tertentu. Mereka merdeka dan berkuasa di Baghdad. Sempitnya kekuasaan wilayah Abbasiyah ini menunjukkan kelemahan politiknya. Pada masa-masa inilah datang tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancurkan kekuasaan Abbasiyah tanpa perlawanan berarti. Dasar-dasar pemerintahan Dinasti Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu-Abbas dan Abu Ja’far al-Manshur, maka puncak keemasan dari Dinasti ini berada pada tujuh Khalifah sesudahnya, yaitu al-Mahdi (775-785 M), al-Hadi (775- 786 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), al-Ma’mun (813-833 M), al-Mu’tashim (833-842 M), al-Watsiq (842-847 M) (ketiga khalifah tersebut berfaham Jahmiyyah), dan al-Mutawakkil (847-861 M). |