Hubungan selang hipotesis dan teori Show
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang bersifat praduga karena sedang harus dibuktikan kebenarannya.[1] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti mampu saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesengajaan ini dinamakan percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya dinamakan teori.[2] Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang mampu saja menyimpulkan (menduga-duga) berlandaskan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa masa kemudia hujan mempunyai turun, maka dugaan terbukti mempunyai. Secara ilmiah, dugaan ini dinamakan hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan aib.Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, argumen yang ditegakkan, ketentuan.[3] Artinya, hipotesa adalah sebuah istilah ilmiah yang dipergunakan dalam rangka perkara ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga dinamakan dengan hipotesis, tidak hadir perbedaan ruang lingkup di dalamnya.[3] Ketika berfikir sebagai sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, anggaran, dugaan, dsb-nya.[3] Hipotesis juga berfaedah sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di selang sebanyak fakta hadir hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang akan membentuk babak terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di selangnya, yaitu penelitian sosial.[4] Babak pembentukan hipotesis adalah sebuah babak penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang diterapkan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, mampu dituturkan bahwa sebuah Hipotesis adalah satu tipe proposisi yang langsung mampu diuji.[4] KegunaanHipotesis adalah elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.[2] Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:[5]
Hipotesis dalam penelitianWalaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis.[6] Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.[2] Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.[2] Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya sebagai menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis.[2] Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, hadir yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis karena hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti,[7] tetapi hadir juga yang menganggap penelitian deskriptif mampu menggunakan hipotesis.[8] Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang mempunyai tujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan sebagai menggunakan hipotesis.[9] Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:[10]
KarakteristikSatu hipotesis mampu diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan mempunyai.[2] Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.[2] Walaupun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut sedang mujarad bukan saja membingungkan perkara penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.[4] Sebagai mampu memformulasikan hipotesis yang patut dan mempunyai, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:[11]
Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umumTahap-tahap pembentukan hipotesa kebanyakan sebagai berikut:
Hubungan hipotesis dan teoriHipotesis ini adalah suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan pengahabisan diuji secara empiris.[12] Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyalakan hubungan selang dua atau semakin variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis.[12] Hipotesis ini, diturunkan, atau berasal dari teori dan tinjauan literatur yang mengadakan komunikasi dengan masalah yang akan diteliti.[12] Pernyataan hubungan selang variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, adalah hanya adalah dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah diterangkan dalam kerangka teori yang dipergunakan sebagai menjelaskan masalah penelitian.[12] Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat sebagai dipergunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.[12] Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Sebagai meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.[12] Agar teori yang dipergunakan sebagai landasan penyusunan hipotesis mampu diamankan dan diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam wujud yang nyata yang mampu diamankan dan diamati dan diukur.[12] Perkara yang umum dipergunakan ialah melalui babak operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang semakin konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam wujud proposisi yang mampu diamankan dan diamati atau mampu diukur.[12] Proposisi yang mampu diukur atau diamankan dan diamati adalah proposisi yang menyalakan hubungan antar-variabel.[12] Proposisi seperti inilah yang dinamakan sebagai hipotesis.[12] Jika teori adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-pemikiran (pada tingkat mujarad atau teoritis), hipotesis adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).[12] Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis dimungkinkan diterapkan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan sebagai menjawab permasalahan penelitian.[12] Oleh karena itu, hipotesis sering dinamakan sebagai pernyataan tentang teori dalam wujud yang mampu diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag hipotesis diartikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).[12] Oleh karena teori mengadakan komunikasi dengan hipotesis, merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan sebagai menggunakan teori yang hadir.[13] Kemudian, karena landasan penyusunan hipotesis yang reliabel dan mampu diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan selang fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang dipergunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis.[12] Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada kondisi relatif dari teori penelitian tentang suatu fenomena sosial dinamakan hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.[12] Dengan kata lain, walaupun semakin sering terjadi bahwa penelitian berlaku dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.[12] Catatan kaki
edunitas.com Page 2Hubungan selang hipotesis dan teori Hipotesis atau hipotesa yaitu jawaban sementara terhadap masalah yang sedang bersifat praduga karena sedang harus dibuktikan kebenarannya.[1] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis diproduksi menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti mampu saja dengan sengaja menimbulkan atau membuat suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2] Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit diproduksi menjadi pekat, karenanya seseorang mampu saja menyimpulkan (menduga-duga) berlandaskan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, karenanya...) sebentar lagi hujan hendak turun. Apabila ternyata beberapa ketika kemudia hujan mempunyai turun, karenanya dugaan terbukti mempunyai. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, karenanya hipotesisnya dinyatakan keliru.Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, ketetapan.[3] Artinya, hipotesa adalah suatu istilah ilmiah yang dipakai dalam rangka perkara ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak mempunyai perbedaan ciri utama di dalamnya.[3] Ketika berfikir sebagai sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai suatu anggapan, anggaran, dugaan, dsb-nya.[3] Hipotesis juga berfaedah suatu pernyataan atau proposisi yang menyebut bahwa di selang sebanyak fakta mempunyai hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang hendak membentuk ronde terbentuknya suatu hipotesis di dalam penelitian, salah satu di selangnya, yaitu penelitian sosial.[4] Ronde pembentukan hipotesis adalah suatu ronde penalaran, yang melewati tahap-tahap tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang diterapkan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, mampu diceritakan bahwa suatu Hipotesis adalah satu tipe proposisi yang langsung mampu diuji.[4] KegunaanHipotesis adalah elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.[2] Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:[5]
Hipotesis dalam penelitianWalaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus mempunyai hipotesis.[6] Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.[2] Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian memakai hipotesis atau tidak.[2] Misalnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya sebagai menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak memakai hipotesis.[2] Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, mempunyai yang berpendapat tidak memakai hipotesis karena hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti,[7] tetapi mempunyai juga yang menganggap penelitian deskriptif mampu memakai hipotesis.[8] Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang mempunyai tujuan menjelaskan hubungan antar-variabel yaitu keharusan sebagai memakai hipotesis.[9] Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:[10]
KarakteristikSatu hipotesis mampu diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan mempunyai.[2] Kegagalan merumuskan hipotesis hendak mengaburkan hasil penelitian.[2] Walaupun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, bila hipotesis tersebut sedang tidak terwujud bukan saja membingungkan perkara penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.[4] Sebagai mampu memformulasikan hipotesis yang patut dan mempunyai, sedikitnya harus mempunyai beberapa ciri-ciri pokok, yakni:[11]
Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umumTahap-tahap pembentukan hipotesa kebanyakan sebagai berikut:
Hubungan hipotesis dan teoriHipotesis ini adalah suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan pengahabisan diuji secara empiris.[12] Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyalakan hubungan selang dua atau semakin variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis.[12] Hipotesis ini, diturunkan, atau berasal dari teori dan tinjauan literatur yang mengadakan komunikasi dengan masalah yang hendak diteliti.[12] Pernyataan hubungan selang variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, adalah hanya adalah dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah diterangkan dalam kerangka teori yang dipakai sebagai menjelaskan masalah penelitian.[12] Sebab, teori yang tepat hendak menghasilkan hipotesis yang tepat sebagai dipakai sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.[12] Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Sebagai meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.[12] Supaya teori yang dipakai sebagai landasan penyusunan hipotesis mampu diamankan dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam wujud yang nyata yang mampu diamankan dan diukur.[12] Perkara yang umum dipakai ialah melewati ronde operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori diproduksi menjadi tingkat yang semakin konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam wujud proposisi yang mampu diamankan atau mampu diukur.[12] Proposisi yang mampu diukur atau diamankan yaitu proposisi yang menyalakan hubungan antar-variabel.[12] Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.[12] Bila teori adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-pemikiran (pada tingkat tidak terwujud atau teoritis), hipotesis adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).[12] Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melewati hipotesis dimungkinkan diterapkan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan sebagai menjawab permasalahan penelitian.[12] Oleh karenanya, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam wujud yang mampu diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag hipotesis dirumuskan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).[12] Oleh karena teori mengadakan komunikasi dengan hipotesis, merumuskan hipotesis hendak sulit bila tidak mempunyai kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak mempunyai kemampuan sebagai memakai teori yang mempunyai.[13] Kemudian, karena landasan penyusunan hipotesis yang reliabel dan mampu diuji yaitu teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan selang fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang dipakai dan yang disusun dalam kerangka teoritis.[12] Jadi, sumber hipotesis yaitu teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada kondisi relatif dari teori penelitian tentang suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.[12] Dengan kata lain, walaupun semakin sering terjadi bahwa penelitian berlanjut dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.[12] Catatan kaki
edunitas.com Page 3Hubungan selang hipotesis dan teori Hipotesis atau hipotesa yaitu jawaban sementara terhadap masalah yang sedang bersifat praduga karena sedang harus dibuktikan kebenarannya.[1] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis diproduksi menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti mampu saja dengan sengaja menimbulkan atau membuat suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2] Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit diproduksi menjadi pekat, karenanya seseorang mampu saja menyimpulkan (menduga-duga) berlandaskan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, karenanya...) sebentar lagi hujan hendak turun. Apabila ternyata beberapa ketika kemudia hujan mempunyai turun, karenanya dugaan terbukti mempunyai. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, karenanya hipotesisnya dinyatakan keliru.Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, ketetapan.[3] Artinya, hipotesa adalah suatu istilah ilmiah yang dipakai dalam rangka perkara ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak mempunyai perbedaan ciri utama di dalamnya.[3] Ketika berfikir sebagai sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai suatu anggapan, anggaran, dugaan, dsb-nya.[3] Hipotesis juga berfaedah suatu pernyataan atau proposisi yang menyebut bahwa di selang sebanyak fakta mempunyai hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang hendak membentuk ronde terbentuknya suatu hipotesis di dalam penelitian, salah satu di selangnya, yaitu penelitian sosial.[4] Ronde pembentukan hipotesis adalah suatu ronde penalaran, yang melewati tahap-tahap tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang diterapkan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, mampu diceritakan bahwa suatu Hipotesis adalah satu tipe proposisi yang langsung mampu diuji.[4] KegunaanHipotesis adalah elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.[2] Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:[5]
Hipotesis dalam penelitianWalaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus mempunyai hipotesis.[6] Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.[2] Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian memakai hipotesis atau tidak.[2] Misalnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya sebagai menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak memakai hipotesis.[2] Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, mempunyai yang berpendapat tidak memakai hipotesis karena hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti,[7] tetapi mempunyai juga yang menganggap penelitian deskriptif mampu memakai hipotesis.[8] Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang mempunyai tujuan menjelaskan hubungan antar-variabel yaitu keharusan sebagai memakai hipotesis.[9] Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:[10]
KarakteristikSatu hipotesis mampu diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan mempunyai.[2] Kegagalan merumuskan hipotesis hendak mengaburkan hasil penelitian.[2] Walaupun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, bila hipotesis tersebut sedang tidak terwujud bukan saja membingungkan perkara penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.[4] Sebagai mampu memformulasikan hipotesis yang patut dan mempunyai, sedikitnya harus mempunyai beberapa ciri-ciri pokok, yakni:[11]
Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umumTahap-tahap pembentukan hipotesa kebanyakan sebagai berikut:
Hubungan hipotesis dan teoriHipotesis ini adalah suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan pengahabisan diuji secara empiris.[12] Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyalakan hubungan selang dua atau semakin variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis.[12] Hipotesis ini, diturunkan, atau berasal dari teori dan tinjauan literatur yang mengadakan komunikasi dengan masalah yang hendak diteliti.[12] Pernyataan hubungan selang variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, adalah hanya adalah dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah diterangkan dalam kerangka teori yang dipakai sebagai menjelaskan masalah penelitian.[12] Sebab, teori yang tepat hendak menghasilkan hipotesis yang tepat sebagai dipakai sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.[12] Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Sebagai meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.[12] Supaya teori yang dipakai sebagai landasan penyusunan hipotesis mampu diamankan dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam wujud yang nyata yang mampu diamankan dan diukur.[12] Perkara yang umum dipakai ialah melewati ronde operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori diproduksi menjadi tingkat yang semakin konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam wujud proposisi yang mampu diamankan atau mampu diukur.[12] Proposisi yang mampu diukur atau diamankan yaitu proposisi yang menyalakan hubungan antar-variabel.[12] Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.[12] Bila teori adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-pemikiran (pada tingkat tidak terwujud atau teoritis), hipotesis adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).[12] Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melewati hipotesis dimungkinkan diterapkan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan sebagai menjawab permasalahan penelitian.[12] Oleh karenanya, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam wujud yang mampu diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag hipotesis dirumuskan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).[12] Oleh karena teori mengadakan komunikasi dengan hipotesis, merumuskan hipotesis hendak sulit bila tidak mempunyai kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak mempunyai kemampuan sebagai memakai teori yang mempunyai.[13] Kemudian, karena landasan penyusunan hipotesis yang reliabel dan mampu diuji yaitu teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan selang fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang dipakai dan yang disusun dalam kerangka teoritis.[12] Jadi, sumber hipotesis yaitu teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada kondisi relatif dari teori penelitian tentang suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.[12] Dengan kata lain, walaupun semakin sering terjadi bahwa penelitian berlanjut dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.[12] Catatan kaki
edunitas.com Page 4Hubungan selang hipotesis dan teori Hipotesis atau hipotesa yaitu jawaban sementara terhadap masalah yang sedang bersifat praduga karena sedang harus dibuktikan kebenarannya.[1] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis diproduksi menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti mampu saja dengan sengaja menimbulkan atau membuat suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2] Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit diproduksi menjadi pekat, karenanya seseorang mampu saja menyimpulkan (menduga-duga) berlandaskan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, karenanya...) sebentar lagi hujan hendak turun. Apabila ternyata beberapa ketika kemudia hujan mempunyai turun, karenanya dugaan terbukti mempunyai. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, karenanya hipotesisnya dinyatakan keliru.Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, ketetapan.[3] Artinya, hipotesa adalah suatu istilah ilmiah yang dipakai dalam rangka perkara ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak mempunyai perbedaan ciri utama di dalamnya.[3] Ketika berfikir sebagai sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai suatu anggapan, anggaran, dugaan, dsb-nya.[3] Hipotesis juga berfaedah suatu pernyataan atau proposisi yang menyebut bahwa di selang sebanyak fakta mempunyai hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang hendak membentuk ronde terbentuknya suatu hipotesis di dalam penelitian, salah satu di selangnya, yaitu penelitian sosial.[4] Ronde pembentukan hipotesis adalah suatu ronde penalaran, yang melewati tahap-tahap tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang diterapkan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, mampu diceritakan bahwa suatu Hipotesis adalah satu tipe proposisi yang langsung mampu diuji.[4] KegunaanHipotesis adalah elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.[2] Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:[5]
Hipotesis dalam penelitianWalaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus mempunyai hipotesis.[6] Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.[2] Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian memakai hipotesis atau tidak.[2] Misalnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya sebagai menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak memakai hipotesis.[2] Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, mempunyai yang berpendapat tidak memakai hipotesis karena hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti,[7] tetapi mempunyai juga yang menganggap penelitian deskriptif mampu memakai hipotesis.[8] Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang mempunyai tujuan menjelaskan hubungan antar-variabel yaitu keharusan sebagai memakai hipotesis.[9] Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:[10]
KarakteristikSatu hipotesis mampu diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan mempunyai.[2] Kegagalan merumuskan hipotesis hendak mengaburkan hasil penelitian.[2] Walaupun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, bila hipotesis tersebut sedang tidak terwujud bukan saja membingungkan perkara penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.[4] Sebagai mampu memformulasikan hipotesis yang patut dan mempunyai, sedikitnya harus mempunyai beberapa ciri-ciri pokok, yakni:[11]
Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umumTahap-tahap pembentukan hipotesa kebanyakan sebagai berikut:
Hubungan hipotesis dan teoriHipotesis ini adalah suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan pengahabisan diuji secara empiris.[12] Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyalakan hubungan selang dua atau semakin variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis.[12] Hipotesis ini, diturunkan, atau berasal dari teori dan tinjauan literatur yang mengadakan komunikasi dengan masalah yang hendak diteliti.[12] Pernyataan hubungan selang variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, adalah hanya adalah dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah diterangkan dalam kerangka teori yang dipakai sebagai menjelaskan masalah penelitian.[12] Sebab, teori yang tepat hendak menghasilkan hipotesis yang tepat sebagai dipakai sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.[12] Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Sebagai meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.[12] Supaya teori yang dipakai sebagai landasan penyusunan hipotesis mampu diamankan dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam wujud yang nyata yang mampu diamankan dan diukur.[12] Perkara yang umum dipakai ialah melewati ronde operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori diproduksi menjadi tingkat yang semakin konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam wujud proposisi yang mampu diamankan atau mampu diukur.[12] Proposisi yang mampu diukur atau diamankan yaitu proposisi yang menyalakan hubungan antar-variabel.[12] Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.[12] Bila teori adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-pemikiran (pada tingkat tidak terwujud atau teoritis), hipotesis adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).[12] Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melewati hipotesis dimungkinkan diterapkan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan sebagai menjawab permasalahan penelitian.[12] Oleh karenanya, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam wujud yang mampu diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag hipotesis dirumuskan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).[12] Oleh karena teori mengadakan komunikasi dengan hipotesis, merumuskan hipotesis hendak sulit bila tidak mempunyai kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak mempunyai kemampuan sebagai memakai teori yang mempunyai.[13] Kemudian, karena landasan penyusunan hipotesis yang reliabel dan mampu diuji yaitu teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan selang fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang dipakai dan yang disusun dalam kerangka teoritis.[12] Jadi, sumber hipotesis yaitu teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada kondisi relatif dari teori penelitian tentang suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.[12] Dengan kata lain, walaupun semakin sering terjadi bahwa penelitian berlanjut dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.[12] Catatan kaki
edunitas.com Page 5Hubungan selang hipotesis dan teori Hipotesis atau hipotesa yaitu jawaban sementara terhadap masalah yang sedang bersifat praduga karena sedang harus dibuktikan kebenarannya.[1] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis diproduksi menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti mampu saja dengan sengaja menimbulkan atau membuat suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2] Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit diproduksi menjadi pekat, karenanya seseorang mampu saja menyimpulkan (menduga-duga) berlandaskan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, karenanya...) sebentar lagi hujan hendak turun. Apabila ternyata beberapa ketika kemudia hujan mempunyai turun, karenanya dugaan terbukti mempunyai. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, karenanya hipotesisnya dinyatakan keliru.Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, ketetapan.[3] Artinya, hipotesa adalah suatu istilah ilmiah yang dipakai dalam rangka perkara ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak mempunyai perbedaan ciri utama di dalamnya.[3] Ketika berfikir sebagai sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai suatu anggapan, anggaran, dugaan, dsb-nya.[3] Hipotesis juga berfaedah suatu pernyataan atau proposisi yang menyebut bahwa di selang sebanyak fakta mempunyai hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang hendak membentuk ronde terbentuknya suatu hipotesis di dalam penelitian, salah satu di selangnya, yaitu penelitian sosial.[4] Ronde pembentukan hipotesis adalah suatu ronde penalaran, yang melewati tahap-tahap tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang diterapkan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, mampu diceritakan bahwa suatu Hipotesis adalah satu tipe proposisi yang langsung mampu diuji.[4] KegunaanHipotesis adalah elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.[2] Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:[5]
Hipotesis dalam penelitianWalaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus mempunyai hipotesis.[6] Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.[2] Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian memakai hipotesis atau tidak.[2] Misalnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya sebagai menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak memakai hipotesis.[2] Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, mempunyai yang berpendapat tidak memakai hipotesis karena hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti,[7] tetapi mempunyai juga yang menganggap penelitian deskriptif mampu memakai hipotesis.[8] Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang mempunyai tujuan menjelaskan hubungan antar-variabel yaitu keharusan sebagai memakai hipotesis.[9] Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:[10]
KarakteristikSatu hipotesis mampu diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan mempunyai.[2] Kegagalan merumuskan hipotesis hendak mengaburkan hasil penelitian.[2] Walaupun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, bila hipotesis tersebut sedang tidak terwujud bukan saja membingungkan perkara penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.[4] Sebagai mampu memformulasikan hipotesis yang patut dan mempunyai, sedikitnya harus mempunyai beberapa ciri-ciri pokok, yakni:[11]
Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umumTahap-tahap pembentukan hipotesa kebanyakan sebagai berikut:
Hubungan hipotesis dan teoriHipotesis ini adalah suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan pengahabisan diuji secara empiris.[12] Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyalakan hubungan selang dua atau semakin variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis.[12] Hipotesis ini, diturunkan, atau berasal dari teori dan tinjauan literatur yang mengadakan komunikasi dengan masalah yang hendak diteliti.[12] Pernyataan hubungan selang variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, adalah hanya adalah dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah diterangkan dalam kerangka teori yang dipakai sebagai menjelaskan masalah penelitian.[12] Sebab, teori yang tepat hendak menghasilkan hipotesis yang tepat sebagai dipakai sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.[12] Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Sebagai meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.[12] Supaya teori yang dipakai sebagai landasan penyusunan hipotesis mampu diamankan dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam wujud yang nyata yang mampu diamankan dan diukur.[12] Perkara yang umum dipakai ialah melewati ronde operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori diproduksi menjadi tingkat yang semakin konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam wujud proposisi yang mampu diamankan atau mampu diukur.[12] Proposisi yang mampu diukur atau diamankan yaitu proposisi yang menyalakan hubungan antar-variabel.[12] Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.[12] Bila teori adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-pemikiran (pada tingkat tidak terwujud atau teoritis), hipotesis adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).[12] Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melewati hipotesis dimungkinkan diterapkan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan sebagai menjawab permasalahan penelitian.[12] Oleh karenanya, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam wujud yang mampu diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag hipotesis dirumuskan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).[12] Oleh karena teori mengadakan komunikasi dengan hipotesis, merumuskan hipotesis hendak sulit bila tidak mempunyai kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak mempunyai kemampuan sebagai memakai teori yang mempunyai.[13] Kemudian, karena landasan penyusunan hipotesis yang reliabel dan mampu diuji yaitu teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan selang fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang dipakai dan yang disusun dalam kerangka teoritis.[12] Jadi, sumber hipotesis yaitu teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada kondisi relatif dari teori penelitian tentang suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.[12] Dengan kata lain, walaupun semakin sering terjadi bahwa penelitian berlanjut dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.[12] Catatan kaki
edunitas.com Page 6Tags (tagged): hirarki memori, unkris, semakin ke, atas, semakin mahal memori, lebih kecil, kilobyte, saja kecepatannya paling, cepat antara, semua, cache bersifat opsional, umumnya digunakan, pada, prosesor, merupakan memori, digunakan dalam, memori, utama, pusat ilmu, pengetahuan cepat, oleh, cpu efisiensi dalam, pemakaian memori, hirarki Page 7Tags (tagged): hirarki memori, unkris, semakin ke, atas, semakin mahal memori, lebih kecil, kilobyte, saja kecepatannya paling, cepat antara, semua, cache bersifat opsional, umumnya digunakan, pada, prosesor, merupakan memori, digunakan dalam, memori, utama, pusat ilmu, pengetahuan cepat, oleh, cpu efisiensi dalam, pemakaian memori, hirarki Page 8Tags (tagged): memory hierarchy, unkris, semakin ke, atas, semakin mahal memori, lebih kecil, kilobyte, saja kecepatannya paling, cepat antara, semua, cache bersifat opsional, umumnya digunakan, pada, prosesor, merupakan memori, digunakan dalam, memori, utama, center of, studies cepat, oleh, cpu efisiensi dalam, pemakaian memori, memory, hierarchy Page 9Tags (tagged): memory hierarchy, unkris, semakin ke, atas, semakin mahal memori, lebih kecil, kilobyte, saja kecepatannya paling, cepat antara, semua, cache bersifat opsional, umumnya digunakan, pada, prosesor, merupakan memori, digunakan dalam, memori, utama, center of, studies cepat, oleh, cpu efisiensi dalam, pemakaian memori, memory, hierarchy Page 10Memori (atau semakin tepat disebut memori fisik) adalah istilah generik yang merujuk pada media penyimpanan data sementara pada komputer. Setiap program dan data yang sedang diproses oleh prosesor hendak disimpan di dalam memori fisik. Data yang disimpan dalam memori fisik bersifat sementara, karena data yang disimpan di dalamnya hendak tersimpan selama komputer tersebut sedang dialiri daya (dengan kata lain, komputer itu sedang hidup). Ketika komputer itu direset atau dimatikan, data yang disimpan dalam memori fisik hendak hilang. Oleh karena itulah, sebelum mematikan komputer, semua data yang belum disimpan ke dalam media penyimpanan permanen (umumnya berbasis disk, semacam hard disk atau floppy disk), sehingga data tersebut mampu dibuka kembali di lain kesempatan. Memori fisik umumnya diimplementasikan dalam wujud Random Access Memory (RAM), yang bersifat dinamis (DRAM). Mengapa disebut Random Access, yaitu karena akses terhadap lokasi-lokasi di dalamnya mampu diterapkan secara acak (random), bukan secara berurutan (sekuensial). Meskipun demikian, kata random access dalam RAM ini sering menjadi salah kaprah. Sebagai contoh, memori yang hanya mampu dibaca (ROM), juga mampu diakses secara random, tetapi dia dibedakan dengan RAM karena ROM mampu menyimpan data tanpa kebutuhan daya dan tidak mampu disurati sewaktu-waktu. Selain itu, hard disk yang juga adalah salah satu media penyimpanan juga mampu diakses secara acak, tapi dia tidak digolongkan ke dalam Random Access Memory. Penggunaan memoriKomponen utama dalam sistem komputer yaitu Arithmetic and Logic Unit (ALU), Control Circuitry, Storage Space dan piranti Input/Output. Tanpa memori, komputer hanya berfungsi sebagai piranti pemroses sinyal digital saja, misalnya kalkulator atau media player. Kemampuan memori untuk menyimpan data, instruksi dan informasi-lah yang membuat komputer mampu disebut sebagai komputer multi-fungsi (general-purpose). Komputer adalah piranti digital, karenanya informasi disajikan dengan sistem bilangan biner (binary). Teks, angka, gambar, suara dan video dikonversikan menjadi sekumpulan bilangan biner (binary digit atau disingkat bit). Sekumpulan bilangan biner dikenal dengan istilah BYTE, dimana 1 byte = 8 bits. Semakin agung ukuran memori-nya karenanya semakin banyak pula informasi yang mampu disimpan di dalam komputer (media penyimpanan). Jenis-jenis memoriBeberapa jenis memori yang banyak dipakai yaitu sebagai berikut: Pembagian memoriDalam pembicaraan tentang arsitektur komputer seperti arsitektur von Neumann, misalnya, kapasitas dan kecepatan memori dibedakan dengan menggunakan hierarki memori. Hierarki ini disusun dari jenis memori yang paling cepat sampai yang paling lambat; disusun dari yang paling kecil kapasitasnya sampai paling agung kapasitasnya; dan diurutkan dari harga tiap bit memori-nya mulai dari yang paling tinggi (mahal) sampai yang paling rendah (murah). Pustakaedunitas.com Page 11Memori (atau semakin tepat disebut memori fisik) adalah istilah generik yang merujuk pada media penyimpanan data sementara pada komputer. Setiap program dan data yang sedang diproses oleh prosesor hendak disimpan di dalam memori fisik. Data yang disimpan dalam memori fisik bersifat sementara, karena data yang disimpan di dalamnya hendak tersimpan selama komputer tersebut sedang dialiri daya (dengan kata lain, komputer itu sedang hidup). Ketika komputer itu direset atau dimatikan, data yang disimpan dalam memori fisik hendak hilang. Oleh karena itulah, sebelum mematikan komputer, semua data yang belum disimpan ke dalam media penyimpanan permanen (umumnya berbasis disk, semacam hard disk atau floppy disk), sehingga data tersebut mampu dibuka kembali di lain kesempatan. Memori fisik umumnya diimplementasikan dalam wujud Random Access Memory (RAM), yang bersifat dinamis (DRAM). Mengapa disebut Random Access, yaitu karena akses terhadap lokasi-lokasi di dalamnya mampu diterapkan secara acak (random), bukan secara berurutan (sekuensial). Meskipun demikian, kata random access dalam RAM ini sering menjadi salah kaprah. Sebagai contoh, memori yang hanya mampu dibaca (ROM), juga mampu diakses secara random, tetapi dia dibedakan dengan RAM karena ROM mampu menyimpan data tanpa kebutuhan daya dan tidak mampu disurati sewaktu-waktu. Selain itu, hard disk yang juga adalah salah satu media penyimpanan juga mampu diakses secara acak, tapi dia tidak digolongkan ke dalam Random Access Memory. Penggunaan memoriKomponen utama dalam sistem komputer yaitu Arithmetic and Logic Unit (ALU), Control Circuitry, Storage Space dan piranti Input/Output. Tanpa memori, komputer hanya berfungsi sebagai piranti pemroses sinyal digital saja, misalnya kalkulator atau media player. Kemampuan memori untuk menyimpan data, instruksi dan informasi-lah yang membuat komputer mampu disebut sebagai komputer multi-fungsi (general-purpose). Komputer adalah piranti digital, karenanya informasi disajikan dengan sistem bilangan biner (binary). Teks, angka, gambar, suara dan video dikonversikan menjadi sekumpulan bilangan biner (binary digit atau disingkat bit). Sekumpulan bilangan biner dikenal dengan istilah BYTE, dimana 1 byte = 8 bits. Semakin agung ukuran memori-nya karenanya semakin banyak pula informasi yang mampu disimpan di dalam komputer (media penyimpanan). Jenis-jenis memoriBeberapa jenis memori yang banyak dipakai yaitu sebagai berikut: Pembagian memoriDalam pembicaraan tentang arsitektur komputer seperti arsitektur von Neumann, misalnya, kapasitas dan kecepatan memori dibedakan dengan menggunakan hierarki memori. Hierarki ini disusun dari jenis memori yang paling cepat sampai yang paling lambat; disusun dari yang paling kecil kapasitasnya sampai paling agung kapasitasnya; dan diurutkan dari harga tiap bit memori-nya mulai dari yang paling tinggi (mahal) sampai yang paling rendah (murah). Pustakaedunitas.com Page 12Memori (atau semakin tepat disebut memori fisik) adalah istilah generik yang merujuk pada media penyimpanan data sementara pada komputer. Setiap program dan data yang sedang diproses oleh prosesor hendak disimpan di dalam memori fisik. Data yang disimpan dalam memori fisik bersifat sementara, karena data yang disimpan di dalamnya hendak tersimpan selama komputer tersebut sedang dialiri daya (dengan kata lain, komputer itu sedang hidup). Ketika komputer itu direset atau dimatikan, data yang disimpan dalam memori fisik hendak hilang. Oleh karena itulah, sebelum mematikan komputer, semua data yang belum disimpan ke dalam media penyimpanan permanen (umumnya berbasis disk, semacam hard disk atau floppy disk), sehingga data tersebut mampu dibuka kembali di lain kesempatan. Memori fisik umumnya diimplementasikan dalam wujud Random Access Memory (RAM), yang bersifat dinamis (DRAM). Mengapa disebut Random Access, yaitu karena akses terhadap lokasi-lokasi di dalamnya mampu diterapkan secara acak (random), bukan secara berurutan (sekuensial). Meskipun demikian, kata random access dalam RAM ini sering menjadi salah kaprah. Sebagai contoh, memori yang hanya mampu dibaca (ROM), juga mampu diakses secara random, tetapi dia dibedakan dengan RAM karena ROM mampu menyimpan data tanpa kebutuhan daya dan tidak mampu disurati sewaktu-waktu. Selain itu, hard disk yang juga adalah salah satu media penyimpanan juga mampu diakses secara acak, tapi dia tidak digolongkan ke dalam Random Access Memory. Penggunaan memoriKomponen utama dalam sistem komputer yaitu Arithmetic and Logic Unit (ALU), Control Circuitry, Storage Space dan piranti Input/Output. Tanpa memori, komputer hanya berfungsi sebagai piranti pemroses sinyal digital saja, misalnya kalkulator atau media player. Kemampuan memori untuk menyimpan data, instruksi dan informasi-lah yang membuat komputer mampu disebut sebagai komputer multi-fungsi (general-purpose). Komputer adalah piranti digital, karenanya informasi disajikan dengan sistem bilangan biner (binary). Teks, angka, gambar, suara dan video dikonversikan menjadi sekumpulan bilangan biner (binary digit atau disingkat bit). Sekumpulan bilangan biner dikenal dengan istilah BYTE, dimana 1 byte = 8 bits. Semakin agung ukuran memori-nya karenanya semakin banyak pula informasi yang mampu disimpan di dalam komputer (media penyimpanan). Jenis-jenis memoriBeberapa jenis memori yang banyak dipakai yaitu sebagai berikut: Pembagian memoriDalam pembicaraan tentang arsitektur komputer seperti arsitektur von Neumann, misalnya, kapasitas dan kecepatan memori dibedakan dengan menggunakan hierarki memori. Hierarki ini disusun dari jenis memori yang paling cepat sampai yang paling lambat; disusun dari yang paling kecil kapasitasnya sampai paling agung kapasitasnya; dan diurutkan dari harga tiap bit memori-nya mulai dari yang paling tinggi (mahal) sampai yang paling rendah (murah). Pustakaedunitas.com Page 13Memori (atau semakin tepat disebut memori fisik) adalah istilah generik yang merujuk pada media penyimpanan data sementara pada komputer. Setiap program dan data yang sedang diproses oleh prosesor hendak disimpan di dalam memori fisik. Data yang disimpan dalam memori fisik bersifat sementara, karena data yang disimpan di dalamnya hendak tersimpan selama komputer tersebut sedang dialiri daya (dengan kata lain, komputer itu sedang hidup). Ketika komputer itu direset atau dimatikan, data yang disimpan dalam memori fisik hendak hilang. Oleh karena itulah, sebelum mematikan komputer, semua data yang belum disimpan ke dalam media penyimpanan permanen (umumnya berbasis disk, semacam hard disk atau floppy disk), sehingga data tersebut mampu dibuka kembali di lain kesempatan. Memori fisik umumnya diimplementasikan dalam wujud Random Access Memory (RAM), yang bersifat dinamis (DRAM). Mengapa disebut Random Access, yaitu karena akses terhadap lokasi-lokasi di dalamnya mampu diterapkan secara acak (random), bukan secara berurutan (sekuensial). Meskipun demikian, kata random access dalam RAM ini sering menjadi salah kaprah. Sebagai contoh, memori yang hanya mampu dibaca (ROM), juga mampu diakses secara random, tetapi dia dibedakan dengan RAM karena ROM mampu menyimpan data tanpa kebutuhan daya dan tidak mampu disurati sewaktu-waktu. Selain itu, hard disk yang juga adalah salah satu media penyimpanan juga mampu diakses secara acak, tapi dia tidak digolongkan ke dalam Random Access Memory. Penggunaan memoriKomponen utama dalam sistem komputer yaitu Arithmetic and Logic Unit (ALU), Control Circuitry, Storage Space dan piranti Input/Output. Tanpa memori, komputer hanya berfungsi sebagai piranti pemroses sinyal digital saja, misalnya kalkulator atau media player. Kemampuan memori untuk menyimpan data, instruksi dan informasi-lah yang membuat komputer mampu disebut sebagai komputer multi-fungsi (general-purpose). Komputer adalah piranti digital, karenanya informasi disajikan dengan sistem bilangan biner (binary). Teks, angka, gambar, suara dan video dikonversikan menjadi sekumpulan bilangan biner (binary digit atau disingkat bit). Sekumpulan bilangan biner dikenal dengan istilah BYTE, dimana 1 byte = 8 bits. Semakin agung ukuran memori-nya karenanya semakin banyak pula informasi yang mampu disimpan di dalam komputer (media penyimpanan). Jenis-jenis memoriBeberapa jenis memori yang banyak dipakai yaitu sebagai berikut: Pembagian memoriDalam pembicaraan tentang arsitektur komputer seperti arsitektur von Neumann, misalnya, kapasitas dan kecepatan memori dibedakan dengan menggunakan hierarki memori. Hierarki ini disusun dari jenis memori yang paling cepat sampai yang paling lambat; disusun dari yang paling kecil kapasitasnya sampai paling agung kapasitasnya; dan diurutkan dari harga tiap bit memori-nya mulai dari yang paling tinggi (mahal) sampai yang paling rendah (murah). Pustakaedunitas.com Page 14
edunitas.com Page 15
edunitas.com Page 16
edunitas.com Page 17[×] Artikel pilihan bertopik Indonesia [+] Kategori menurut provinsi di Indonesia [+] Kategori menurut pulau di Indonesia [+] Daftar bertopik Indonesia [+] Kontruksi dan susunan di Indonesia [+] Benda Cagar Aturan sejak dahulu kala istiadat di Indonesia [+] Aturan sejak dahulu kala istiadat Indonesia [×] Hari libur di Indonesia [+] Ilmu dan teknologi di Indonesia [+] Kesehatan di Indonesia [+] Komunikasi di Indonesia [+] Bagian yang terkait hidup di Indonesia [+] Olahraga di Indonesia [+] Organisasi di Indonesia [+] Pariwisata di Indonesia [+] Pemerintahan Indonesia [+] Pendidikan di Indonesia [+] Suku bangsa di Indonesia [+] Transportasi di Indonesia [+] Rintisan bertopik musik dari Indonesia [+] Rintisan bertopik Indonesia Page 18
edunitas.com Page 19Tags (tagged): portal, jabodetabek, unkris, sekitarnya kawasan, mencakup wilayah administrasi, suatu miniatur, memuat, kelengkapan indonesia, raya, bogor bandar, udara, internasional soekarno hatta, kabupaten bogor, kemudian, mendapat status kota, center of, studies, portal utama ensiklopedia, dunia agama, astronomi, bahasa portal Page 20
edunitas.com Page 21
edunitas.com Page 22
edunitas.com Page 23
edunitas.com Page 24Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam susunannya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang berisi kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah cairan pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. (Selengkapnya..... ) Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini. Foto oleh: Andri.h.Page 25Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam bangunnya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. (Selengkapnya..... ) Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini. Foto oleh: Andri.h.Page 26Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam bangunnya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. (Selengkapnya..... ) Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini. Foto oleh: Andri.h. |