Kapanlagi.com - Dalam ajaran agama Islam, kehidupan manusia di dunia ini hanyalah sementara. Sehingga semua manusia nantinya akan kembali pada Allah SWT di akhirat. Semua yang dilakukan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan oleh manusia itu sendiri. Sehingga dalam Islam ada yang namanya penimbangan amal saat hidup di dunia. Seperti arti Yaumul Mizan yang menjadi penimbangan amal ibadah. Show Ada penjelasan tentang arti Yaumul Mizan dan fase-fase lainnya. Ya, selain Yaumul Mizan masih ada pula Yaumul Hisab dan Yaumul Jaza yang menjadi proses manusia untuk menuju surga atau neraka. Dan dalam proses ini manusia akan dikumpulkan menjadi satu dan akan terlihat bagaimana kehidupan manusia selama hidupnya. Maka dari itu, perlu bagi umat muslim mengetahui arti Yaumul Mizan. Maka berikut ini penjelasan tentang arti Yaumul Mizan beserta dengan perbedaannya dengan Yaumul Hisab dan Yaumul Jaza.
1. Arti Yaumul Mizan
Ilustrasi (credit: Pexels) Penjelasan yang pertama yaitu, tentang arti Yaumul Mizan. Sebenarnya apa arti Yaumul Mizan itu? Dilansir dari buku Jurnal Pendidikan Konvergensi Oleh Qosmedia Team, arti Yaumul Mizan adalah hari penimbangan amal manusia. Bila amal baiknya lebih berat dibanding amal buruknya, maka ia akan masuk surga. Dalam sebuah ayat Al Anbiya nomor 47 Allah SWT berfiman: "Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." (QS. Al Anbiya: 47) Selain itu Allah Ta'ala juga berfirman dalam ayat Al A'raf: 8-9 yang berbunyi: "Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran, barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung, Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." Dalam penjelasan di atas, dapat KLovers pahami bahwa arti Yaumul Mizan merupakan hari penimbangan. Dimana semua amal ibadah kita selama di dunia akan ditimbang. Sekecil apapun kebaikan kalian dan sekecil apapun kesalahan kalian, semua akan ditimbang dan dihitung secara adil dengan keadilan dan timbangan milik Allah SWT.
2. Perbedaan Yaumul Mizan, Yaumul Hisab, dan Yaumul Jaza
Ilustrasi (credit: Pexels) Seperti yang sebelumnya dijelaskan bahwa bukan hanya ada Yaumul Mizan saja, namun ada pula Yaumul Hisab dan Yaumul Jaza. Semua itu merupakan proses sebelum akhirnya manusia akan hidup di akhirat. Tentu setiap kegiatan ini memiliki perbedaan, dan berikut ini perbedaan dari Yaumul Mizan, Yaumul Hisab, dan Yaumul Jaza: 1. Yaumul Hisab Yaumul Hisab adalah hari perhitungan bagi amal manusia, semua akan dihitung baik itu amal baik atau amal buruk. Yang kecil maupun yang besar semuanya akan dihitung, di mana setelah semua dihitung manusia akan diberikan balasan sesuai dengan apa yang telah diperbuat selama hidup di dunia. 2. Yaumul Mizan Yaumul Mizan adalah hari pertimbangan semua amal baik dan buruk yang kita lakukan. Di Yaumul Mizan setiap orang ditimbang kebaikan dan keburukannya selama di dunia, dan ditimbang dengan seadil-adilnya tidak akan ada kurang atau lebihnya. 3. Yaumul Jaza Yaumul Jaza adalah hari di mana semua manusia akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Balasan yang diterima oleh manusia akan sama dengan amalannya selama hidup di dunia. Dalam penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa, Yaumul Hisab merupakan penghitungan amal yang kita lakukan selama di dunia. Ibadah yang kita lakukan selama dunia bisa diperhitungkan. Semua yang ada di tubuh kita akan bersaksi pada Allah SWT bagaimana kehidupan kita selama di dunia, apakah kita beribadah dengan baik atau hanya melakukan maksiat saja. Dan bila Yaumul Mizan, semua kebaikan dan keburukan kita di dunia. Semua perbuatan baik dan perbuatan buruk kita selama di dunia, apakah kita melakukan perbuatan baik atau lebih banyak melakukan perbuatan buruk. Dalam penimbangan ini Allah SWT akan menimbang seadil-adilnya, walaupun kebaikan ataupun keburukan yang kita buat hanya sebesar biji kecil. Itulah arti Yaumul Mizan yang bisa kalian pahami. Buka hanya arti Yaumul Mizan saja, kalian juga bisa mengetahui apa saja perbedaan dari Yaumul Mizan, Yaumul Hisab, dan Yaumul Jaza. Semua pengetahuan arti Yaumul Mizan ini harus diimbangi dengan ibadah dan berbuat baik, agar timbangan kita berat dan terjauh dari siksa api neraka. Yuk, simak juga
Sahabat muslim pasti meyakini adanya kiamat atau akhir zaman. Setelah kiamat terjadi, manusia harus melalui hari akhir. Salah satu hari akhir tersebut adalah yaumul mizan. Agar dapat lebih meyakini adanya hari tersebut, sahabat muslim harus tahu arti yaumul mizan. Namun, meyakini dan memahami artinya saja tidak cukup, sahabat muslim juga tidak boleh lupa menabung bekal untuk di akhirat nanti. Arti Yaumul MizanSecara bahasa, yaumul berarti hari, sedangkan mizan adalah timbangan atau alat pengukur berat sesuatu. Sehingga, yaumul mizan diartikan sebagai hari penimbangan. Hari tersebut benar-benar akan datang setelah hari kiamat. Pada hari itu, manusia akan ditimbang amalnya untuk menentukan apakah mereka akan masuk surga atau neraka. Baca Juga : Makna Dari Yaumul Hasyr Dalil tentang yaumul mizan disebutkan dalam QS Al-Anbiyaa: 47, yang artinya: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” Dapat disimpulkan bahwa timbangan tersebut adalah timbangan yang sangat akurat dan tepat. Sehingga, tidak mungkin salah dalam menimbang amalan manusia. Selain itu, kapasitas dari timbangan tersebut juga luar biasa karena dapat menimbang sesuatu yang sangat kecil dan tentu juga yang sangat besar. Dalam QS Al-Mu’minuun: 102-103 disebutkan bahwa: “Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.” Sehingga, setiap orang akan memperoleh balasan yang sesuai dengan amalannya. Jika ia memiliki amalan baik, maka ia akan memperoleh balasan berupa surga. Sebaliknya, jika ia memiliki amalan buruk, maka ia akan memperoleh balasan berupa neraka. Baca Juga : Penggunaan Yang Benar Dari Kalimat Lillahi Ta’ala Kapan Yaumul Mizan Terjadi?Yaumul mizan terjadi setelah yaumul hisab. Yaumul hisab adalah hari perhitungan yang mana amal manusia akan diperhitungkan. Setelah dihitung, barulah amal tersebut ditimbang pada yaumul mizan. Rangkaian hari akhir tidak berhenti pada yaumul mizan. Setelah hari tersebut dilalui, maka umat manusia akan diwajibkan melewati Shirat al Mustaqim. Apa yang Ditimbang pada Yaumul MizanAda beberapa pendapat yang berbeda mengenai apa yang akan ditimbang pada saat yaumul mizan, di antaranya adalah: Pendapat yang pertama menyebutkan bahwa apa yang ditimbang pada saat yaumul mizan adalah si pelaku perbuatan. Hal tersebut didasarkan pada beberapa hadist. Salah satunya adalah sabda dari Rasulullah SAW, yang memiliki arti: “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, beratnya tidak sampai seberat sayap nyamuk.” Baca Juga : Penggunaan kalimat Hanya Allah Yang Tahu (Wallahualam) Yang Benar Sehingga, dapat disimpulkan bahwa manusia itu sendiri yang akan ditimbang pada timbangan mizan. Meski demikian, seseorang yang berbadan besar saat berada di dunia belum tentu memiliki timbangan yang juga besar saat yaumul mizan. Ada kemungkinan bahwa ia memiliki timbangan amal yang sangat ringan karena kurang beramal. Beberapa ulama berpendapat bahwa amal perbuatan lah yang akan ditimbang pada yaumul mizan. Pendapat ini tentu saja didasarkan pada hadist shahih, yang salah satunya berarti: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat ditimbang (di hari kiamat) daripada akhlak yang mulia.” (HR. Turmudzi) Akhlak seorang manusia diwujudkan dalam perbuatan yang ia lakukan. Oleh sebab itu, dari hadist ini dapat disimpulkan bahwa amal perbuatan yang akan ditimbang. Meski nilai amal atau pahala pada saat manusia hidup di dunia ini tidak terlihat atau bersifat abstrak, namun kelak nilai amal atau pahala akan nampak real dan dapat ditimbang. Setiap perbuatan manusia dicatat oleh dua malaikat. Menurut ulama, catatan tersebut kelak akan dikumpulkan dan ditimbang. Pendapat ini didasarkan pada sebuah sabda Baginda Nabi SAW yang tertuang pada sebuah hadist. Pada hadist tersebut diceritakan bahwa seorang umat Nabi SAW memiliki 99 gulungan catatan dosa yang tiap satu gulungnya sangat panjang, namun ia memiliki satu kebaikan. Maka, Allah pun memberinya sebuah kartu yang bertuliskan kalimat syahadat. Semua gulungan catatan dosanya lalu diletakkan pada daun timbangan yang satu dan kartu tersebut diletakkan pada daun timbangan yang lain. Dengan seizin Allah, kartu tersebut lebih berat timbangannya dari catatan dosa yang sangat banyak tersebut. Baca Juga : Arti Alhamdulillah Wa Syukurillah Perbuatan yang Berat Timbangan AmalnyaKetiga pendapat ulama di atas tidak ada yang salah karena semuanya didasarkan pada hadist yang shahih. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa apapun yang ditimbang di yaumul mizan kelak, perbuatan dan amalanlah yang menentukan kehidupan seorang manusia di akhirat kelak. Oleh karenanya, Sahabat Muslim harus mulai mengumpulkan bekal untuk akhirat nanti dengan cara selalu berbuat baik. Perbuatan di bawah ini akan memberatkan timbangan amal Sahabat Muslim saat yaumul mizan: Mentauhidkan atau mengesakan Allah adalah sebuah perbuatan yang pahalanya sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari kisah yang disabdakan oleh Nabi SAW sebelumnya. Mentauhidkan Allah harus dilakukan dengan meyakini keesaan-Nya di dalam hati dan banyak membaca laa ilaaha illallah atau syahadat. Semua kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT memiliki timbangan amal yang berat. Jadi, sahabat muslim tidak boleh lupa untuk menunaikan shalat 5 waktu, puasa, dan zakat. Selain itu, sahabat muslim harus melaksanakan ibadah haji jika mampu. Baca Juga : Contoh Yang Tepat Menggunakan Kalimat Naudzubillah Min Dzalik Membaca dzikir (subhanallah, alhamdulillah, dan allahu akbar) serta kalimat thoyibah (subhanallahi wa bihamdihi dan subhanallahil ‘azhim) dapat memberatkan amal timbangan sahabat muslim. Kalimat-kalimat tersebut ringan di lisan namun berat di timbangan. Sebuah hadist menyatakan bahwa seorang muslim yang menshalatkan jenazah akan memperoleh 1 qirath. Dan jika ia juga mengantarnya hingga dikuburkan, maka ia mendapat 2 qirath. Qirath adalah ukuran pahala yang digambarkan sebesar gunung. Baca Juga : Apa Bedanya Syukran Jazilan dengan Syukran Lainnya? Kini setelah memahami arti yaumul mizan, sahabat muslim tidak boleh lupa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga, di hari perhitungan kelak, sahabat muslim akan memiliki timbangan amal yang berat. |