Harga lidi sawit per kilo 2022 di luar negeri

Wahyudi Aulia Siregar 07/08/2021 13:16 WIB

Hasil lidi ini diserap dari para petani di lahan masing-masing, dimana kebun sawit menjadi salah satu andalan desa untuk peningkatan ekonomi.

Warga Kampung Matfa ekspor 25 ton lidi ke Pakistan. (Foto: Istimewa)

IDXChannel - Masyarakat Kampung Matfa Darusalam di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, berhasil melakukan ekspor komoditi lidi produkasi mereka. Lidi sebanyak 25 ton pun sudah diekspor dengan negara tujuan Pakistan. 

Pemimpin Kampung Matfa, Tuwan Imam mengungkapkan bahwa pelepasan ekspor ini berawal dari relasi yang akhirnya membuka jalan untuk membuka keran ekspor ke luar negeri.

"Usaha lidi ini baru perdana dilakukan oleh anak muda kita dan memiliki relasi dalam bidang usaha ekspor lidi. Jadi kita bekerjasama dengan mereka," ungkap Tuwan Imam, Sabtu (7/8/2021).

Dikatakan Tuwan Imam, hasil lidi ini diserap dari para petani di lahan masing-masing, dimana kebun sawit menjadi salah satu andalan desa untuk peningkatan ekonomi. 

Pembina Unit Usaha Kampung Matfa, Muhammad Aldi Nasution menyebutkan bahwa komoditi lidi ini akan dikirim sebanyak 25 ton ke Pakistan. 

"ini kita packing untuk per balnya sebanyak 50kg per goni. Alhamdulillah dalam waktu satu bulan ini kita bisa kumpulkan karya anak muda sebanyak 25 ton atau 500 bal yang akan kirim ke Pakistan," tutur Aldi.

Dikatakan Aldi, pelepasan ekspor ini berbentuk kerjasama usaha dengan eksportir dari CV Mulia Karya. "Ini kerjasama usaha dengan ibu angkat kita di Medan dengan CV MK. Nah kita ini yang mencari komoditas desa yang ada di Kecamatan Sei Lepan dan sekitarnya," ujarnya.

Dalam mengoptimalkan penyerapan kepada petani, Gudang Desa memberikan harga sekitar Rp2500-Rp3000 per kg dan turut melibatkan sekitar 20 pemuda untuk proses mulai dari penjemuran, pensortiran hingga bisa lulus kualifikasi ekspor.

Selain itu, Aldi juga mengatakan bahwa pengiriman ekspor ini juga dalam upaya untuk memanfaatkan limbah dari kelapa sawit yang ternyata memiliki potensi nilai ekonomi yang cukup besar. "Jika sebelumnya di kebun ini dibuang, ini bisa dimanfaatkan bagi masyarakat terlebih di masa sulit seperti ini," kata Aldi. 

Terkait hal ini, Aldi melihat ternyata Desa memiliki potensi besar untuk dapat berkembang dan berkontribusi dalam bidang ekspor. "Ayo kita kembali ke desa karena desa ini punya potensi besar yang bisa kit jual. Lidi ini awalnya limbah yang di kebun ini bisa jadi sarang ular jadi bisa dimanfaatkan dan kebun bisa bersih dan ternyata lidi ini banyak diminati di luar negeri," pungkasnya. (TIA)

TABLOIDSINARTANI.COM, Serdang Bedagai---Salah satu limbah dari perkebunan sawit adalah batang daun sawit. Siapa sangka dari batang daun sawit itu bisa diambil lidinya yang mempunyai nilai menggiurkan. Bahkan lidi sawit sudah menembus Pakistan.

Hal ini ditemui kontributor Sinar Tani di Kabupaten Serdang Bedagai, tepatnya di Kecamatan Pengajahan. Salah seorang milenial bernama Suhariono (26 tahun) telah dua tahun menjadi pengumpul lidi.

Berhenti bekerja karena imbas Covid-19, Suhariono kini setiap hari menjadi mengumpulkan lidi sawit. “Lidi sawit ini setiap 2 minggu dikirim ke Pakistan melalui pengumpul gudang besar di Medan,” katanya.

Dalam pengumpulan lidi, Suhariono tidak sendiri. Ia mendapatkan juga dari pengrajin yang umumnya ibu rumah tangga yang mengumpul lidi. Biasanya, lidi sawit tersebut perlu waktu 2 hari untuk dikeringan dengan menjemur di panas matahari.

Harga lidi sawit per kilo 2022 di luar negeri

Harga lidi sawit itu di tingkat pengrajin antara Rp 2.000 – 4000/kg. Namun harga ini bisa berubah tergantung cuaca dan permintaan eksportir.

Dari menjual lidi sawit itu, Suhariono mendapatkan keuntungan antara Rp 500-1.000/kg. Namun pendapatan itu belum ia keluarkan untuk upah pekerja 2 orang yang membantu menjemur dan mengikat.

“Saya berharap pemerintah dapat membantu mesin oven pengering serta tambahan modal usaha karena pasar masih membutuhkan lidi sawit ini,” ujarnya.

Perlu diketahui, Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang memiliki perkebunan sawit cukup luas dari beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Saat ini luas perkebunan sawit rakyat mencapai 11.996,70 ha, perkebunan PTPN seluas 27.537,69 ha, perkebunan swasta nasional sekitar 19.515,32 ha dan perkebunan swasta asing sebesar 6.152,68 ha.

Dari luasan perkebunan sawit tersebut menurut Kepala Dinas Pertanian Serdang Bedagai, Dedy Iskandar, selain hasil olahan sawit yakni CPO (crude palm oil) dan lain sebagainya, ada juga hasil limbah batang daun pelepah sawit yaitu lidi

“Seperti masyarakat di Kecamatan Serbajadi dan Pegajahan yang memanfaatkan daun sawit untuk diambil lidinya menjadi tambahan usaha keluarga,” kata Dedy didampingi Kabid Perkebunan Roy Sandi Luther Sipayung di kantor Dinas Pertanian, Jumat (16/7).

Menurut Dedy, di Sumatera Utara banyak daerah pengrajin lidi sawit. Diantaranya di Serdang Bedagai, Deli Serdang, Langkat, Batu bara, Asahan dan Labuha Batu Raya.

Data Balai Karantina Belawan pada tahun 2020 ekspor lidi sebanyak 16.137.290,98 kg dengan nilai Rp 138,94 miliar. Pangsa pasarnya selain Pakistan, juga ke Malaysia dan Singapura.

Harga lidi sawit per kilo 2022 di luar negeri



KELURAHAN Muara Kembang menahbiskan diri sebagai ‘kembangnya’ Muara Jawa.  Bukan karena  nama belakang kelurahan ini,  tapi karena potensi Muara Kembang yang memang luar biasa.

Ada banyak potensi di kelurahan rasa desa yang posisinya menghadap langsung ke  Selat Makassar itu. Salah satunya adalah lidi nipah.   

Lidi nipah menjadi penghasilan tambahan warga Muara Kembang yang umumnya berprofesi sebagai nelayan dan petani. 

"Selain pulang membawa ikan, sekarang mereka juga bisa bawa nipah,” kata Lurah Muara Kembang, Muhammad Ramli, Kamis (14/1/2021). 

Proses produksi  lidi nipah juga melibatkan ibu-ibu setempat. Ibu-ibu Muara Kembang sekarang juga bisa menghasilkan rupiah dengan menyerut lidi nipah, memisahkan lidi nipah dari daunnya. 

Lidi nipah yang sudah dipisahkan dari daunnya kemudian dijemur dan setelah kering dikumpulkan ke UKM Sinar Nilam. Dulu, mereka tidak punya kelompok, 

sekarang mereka sadar pentingnya kelompok UKM demi keberlanjutan usaha mereka.

Satu kilogram lidi nipah dihargai Rp1000. Mengerjakan santai, sambil menunaikan tugas rutin sebagai ibu rumah tangga, dalam  dua hari para ibu setidaknya bisa mengumpulkan hingga 100 kg.  

Daun nipah ternyata menjadi produk lain yang juga ditunggu-tunggu pembeli dari Samarinda dan Balikpapan, bahkan Makassar. Daun nipah diantaranya diperlukan untuk bahan pembuatan ketupat coto Makassar misalnya.

Sampah-sampah hasil serutan lidi nipah pun tetap bisa dimanfaatkan sebagai kompos.  Jadi hampir semua bagian dari lidi nipah bisa dimanfaatkan. 

Muara Kembang juga dikenal sebagai penghasil arang. Setiap minggu permintaan arang  dari Samarinda bisa hingga 20 karung. Sedangkan proses pembuatan arangnya perlu waktu sekitar 4-5 hari.  

“Kalau ada yang mengatakan dirinya menganggur di Muara Kembang, itu tidak benar. Dia bukan penganggur, tapi pemalas. Karena apa? Karena banyak peluang di sini. Duduk-duduk saja ngerumpi sambil mengiris lidi menghasilkan uang. Begitu seterusnya,” ucap Ramli. 

Desember tahun lalu, lidi nipah dari kelurahan berpenduduk lebih 4000 jiwa ini juga sukses menyumbang  ekspor lidi nipah ke pasar India sebanyak 25 ton. 

Lidi nipah Muara Kembang pun kembali berpartisipasi mengisi rangkaian jumlah ekspor lidi nipah itu bersama sejumlah daerah lain seperti Penajam Paser Utara, Paser dan beberapa desa lain di Kutai Kartanegara yang umumnya berada di kawasan Delta Mahakam.

Harga lidi sawit per kilo 2022 di luar negeri

Tiga Tas

Saat berkunjung ke UKM Sinar Nilam di Muara Kembang, Kamis (18/1/2021), Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim HM Yadi Robyan Noor membawa "Tiga Tas". 

Tentu bukan tiga tas berisi uang segar. Tapi tiga tas, kuantiTas, kualiTas dan kontinuiTas. Mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kaltim itu mengingatkan bahwa hal pertama yang dicari para buyer dari negara lain pastilah kuantitas. 

Kepastian tentang kuantitas itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar  di dalam negeri mereka. Tentu hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas usaha mereka. 

“Jadi kalau kemampuan seratus, jangan bilang seribu. Semampunya saja, dioptimalkan,” pesan Roby. 

Tas yang kedua adalah kualitas. Kualitas menjadi syarat penting yang harus dipenuhi. Sebab pasar ekspor dunia pasti menginginkan produk-produk terbaik yang bisa mereka  datangkan. 

UKM dan perajin juga harus memahami benar pentingnya menjaga kualitas produk demi keberlanjutan usaha. Para pembeli dari luar negeri tentunya juga mematok standar kualitas tinggi yang harus mampu mereka penuhi.

“Tas yang ketiga adalah kontinuitas.  Jadi kalau kuantitas ada, kualitas oke dan kontinuitas siap, aman. Tapi kalau kuantitas ada, kualitas oke, tapi  tidak ada kontinuitas, pasti tenggelam. Nanti orang tidak mau lagi ambil dari kita,” pesan Roby.

Mahalnya Rate Ocean Freight

Keberhasilan ekspor produk UKM  Kaltim tidak datang begitu saja.  Adalah CV Masagenah yang ada dibalik sukses keterlibatan masyarakat Muara Kembang dan daerah lainnya dalam ekspor lidi nipah ini.

Direktur CV Masagenah Widya Hana Sofia menjelaskan sistem kerja Masagenah adalah pemberdayaan masyarakat. Salah satunya bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sebagai quality control, sekaligus perpanjangan tangan Masagenah di daerah. 

"Jadi masyarakat yang bekerja. Bukan untuk kami memperkaya diri sendiri. Kalau buyer tanya di mana pabriknya? Pabriknya ada di masyarakat," canda Widya.  

Selama ini buyer tetap mau menerima produk Kaltim, karena kualitas produk selalu dijaga dengan ketat. 

Desember 2020, lidi nipah Kaltim ekspor ke India sebanyak 25 ton. Selain diperoleh dari Muara Kembang, lidi nipah juga didatangkan dari Muara Badak, Anggana di Kutai Kartanegara, dan beberapa kecamatan di Penajam Paser Utara dan Paser. Potensi lidi nipah terdapat di hamparan kawasan Delta Mahakam.

Maret tahun ini CV Masagenah akan melakukan ekspor untuk lidi sawit sebanyak 14 ton. Negara tujuannya India dan Pakistan.

Selain Kutai Kartanegara, Paser dan Penajam Paser Utara, lidi sawit juga akan didatangkan dari beberapa kecamatan di Kutai Timur. Di negara-negara tujuan, lidi-lidi tersebut akan dijadikan sebagai campuran bahan pembuatan asbes dan sebagai lapisan dasar karpet.

Harga lidi sawit per kilo 2022 di luar negeri

CV Masagenah juga memperhitungkan  barang-barang yang reject. Misalkan lidinya pendek. Lidi-lidi itu tetap bisa dijual dalam bentuk  sapu lidi atau sapu kasur. Produk itu bisa dipasarkan di pusat-pusat perbelanjaan atau mini market (mart), juga pasar tradisional tentunya.

"Kita juga upayakan untuk  dikerjasamakan dengan dinas-dinas dalam bentuk pengadaan sapu dan lainnya, sehingga masyarakat bisa tetap mendapat manfaat,” sambung Widya.

Usaha ini bukan tanpa masalah, terutama untuk pengiriman barang ke Timur Tengah. Apalagi, lidi sawit rencana dikirim Dubai. 

"Rate ocean freight atau biaya pengiriman pelayaran ke Timur Tengah sekarang lagi mahal. Biasanya 700 sampai 1000 US Dollar menjadi 2750 US Dollar untuk kontainer  14 ton 20 feet,"  sebut Widya. 

Kenaikan harga kontainer ke Timur Tengah diperkirakan lantaran efek pandemi Covid-19. Soal tingginya harga kontainer ke Timur Tengah ini juga menjadi isu nasional. 

Tingginya harga pengiriman barang ini kemudian dilaporkan kepada buyer,  bahwa harga kontrak pelayaran semakin mahal atau bertambah mahal. 

Penyebab kenaikan bukan dari harga barang, tapi harga pengiriman. Buyer tak masalah karena memahami kondisi Covid-19 saat ini. Apalagi kondisi internasional secara umum sedang crowded.  

"Kontrak kita adalah harga barang, bukan kontrak dengan harga pengiriman barang. Supaya safety sistem pembayaran dengan LC," ungkap wanita berhijab tersebut. 

Selain aktif dalam bisnis lidi nipah dan lidi sawit, CV Masagenah juga sedang mencoba mengembangkan ekspor produk dari industri kelapa terpadu plus turunan produknya.  (samsul arifin/humasprov kaltim)