Jakarta - Molalitas menjadi salah satu larutan yang dipelajari dalam pelajaran Kimia. Namun, masih banyak yang belum memahami materi ini. Detikers bisa mempelajari contoh soal molalitas di sini ya. Molalitas adalah pernyataan jumlah partikel zat terlarut (mol) setiap 1 kg pelarut (bukan larutan). Larutan yang dibuat dari 1mol NaCl yang dilarutkan dalam 1.000 gram air dinyatakan sebagai larutan 1 molal dan diberi lambang 1 m NaCl. Molalitas didefinisikan dengan persamaan tersebut Molalitas (m) = Jumlah mol zat terlarut atau m = massa x 1.000 Keteranganm= molalitas (mol/kg)Mr= massa molar zat terlarut (g/mol)massa= massa zat terlarut (g) Selain biasa digunakan sebagai pernyataan jumlah partikel, molalitas juga berguna untuk menyatakan pada keadaan lain. Misalnya karena pelarut merupakan padatan pada suhu kamar dan hanya dapat diukur massanya, bukan volumenya sehingga tidak mungkin dinyatakan dalam bentuk molaritas, 1. Sebanyak 30 gram urea (Mr = 60 g/mol) dilarutkan ke dalam 100 gram air. Hitunglah molalitas larutan. Mol urea = massa urea = 30 g = 0,5 mol Massa pelarut = 100 g = 100 = 0,1 kg Molalitas (m) = 0,5 mol = 5 m Jadi, molalitas larutan urea adalah 5 m 2. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan dalam 500 gram air untuk menghasilkan larutan 0,5 m? Molalitas artinya jumlah mol zat terlarut zat kilogram pelarut. 0,15 m berarti 0,15 mol NaCl dalam 1 kg (1.000 gram) air. * 0,15 mol NaCl dalam 1.000 gram H2O 500 gram H2O x 0,15 mol NaCl x 58,44 gram NaCl = 4,38 gram NaCl Jadi, massa NaCl yang harus dilarutkan pada 500 gram air untuk menghasilkan larutan 0,15 m adalah 4,38 gram. 3. Contoh soal molalitas suatu larutan 20% berat C2H5OH (Mr = 46 g/mol) adalah.. C2H5OH 20% artinya 20 gram m = massa x 1.000 = 20 x 1.000 = 5,4 Jadi, kemolalan larutan 20% berat C2H5OH adalah 5,4 m Selamat belajar contoh soal molalitas, detikers! Simak Video "Fakta-fakta dari Ledakan Pabrik Kimia di Cilegon" SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Sifat Koligatif adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya pada konsentrasi partikelnya. KEMOLALAN DAN FRAKSIMOL Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 kg (=1.000 g ) pelarut. m = kemolalan larutan a = masa zat terlarut b = massa pelarut (dalam Kg) Mr = masa molekul Contoh soal
Jawab : mol urea = = 0,05 mol Massa pelarut = 200 gram = 0,2 kg = = 0,25 mol kg–
Jawab Glukosa 12% = x 100 gram = 12 gram Air (pelarut) = ( 100 – 12 ) = 88 gram Mol glukosa = = 0,067 mol Massa pelarut = 88 gram = 0,088 kg = = 0,76 mol kg-1 Fraksimol menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan. Jika jumlah mol zat pelarut adalah nA dan jumlah mol zat terlarut adalah nB, maka fraksimol pelarut dan zat terlarut adalah = Jumlah fraksimol pelarut dengan zat terlarut adalah 1 XA + XB = 1 Contoh soal :
Jawab : Dalam 100 gram larutan urea 20% terdapat 20 gram urea dan 80 gram air Mol air = = 4,44 mol Mol urea = = 0,33 mol X urea = XB = = 0,069
( Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16) Jawab : Jika fraksi mol urea = 0,1, maka fraksi mol air = 0,9 Mol urea : mol air = 0,1 : 0,9 Mol urea : massa air = 0,1 : 0,9 = 1 : 9 Massa urea : massa air = (mol urea x Mr urea) : (mol air x Mr air) = ( 1 x 60 ) : (9 x 18) = 60 : 16 Penurunan Tekanan Uap Jenuh Larutan
Tekanan uap jenuh adalah tekanan yang timbul oleh uap jenuh. Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik menarik antar partikel besar berarti sukar menguap, mempunyai tekanan uap jenuh yang relative kecil dan sebaliknya. Tekanan uap jenuh suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikan.
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut Penurunan Tekanan Uap Jenuh. ∆P = Po – P Ket : Po = Tekanan uap jenuh pelarut murni P = Tekanan uap jenuh larutan Menurut Raoult untuk larutan encer dari zat yang tak atsiri, penurunan tekanan uap jenuh larutan sama dengan hasil kali tekanan uap jenuh pelarut murni dengan fraksi mol zat terlarut sedangkan tekanan uap jenuh larutan sama dengan hasil kali tekanan uap jenuh pelarut murni dengan fraksi mol pelarut ∆P = X ter . Po ; P = Xpel .Po Ket : Po = tekanan uap jenuh pelarut P = tekanan uap jenuh larutan ∆P = penurunan tekanan uap jenuh Xter = fraksi mol zat terlarut Xpel = fraksi mol zat pelarut Contoh soal : Tekanan uap jenuh air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapa tekanan uap jenuh larutan glukosa 18 % pada 100oC ? ( Ar H = 1, C = 12, O = 16 ) Jawab : Glukosa 18% = X 100 gram = 18 gram Air = 100 – 18 gram = 82 gram Mol glukosa = 0,1 mol Mol air = = 4,55 mol P = Xpel .Po = X 760 mmHg = 743,66 mmHg Kenaikan titik Didih dan Penurunan Titik Beku Plot tekanan uap terhadap suhu dinyatakan dalam suatu diagram yang disebut diagram P – T
Titih didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar. Titih didih normal yaitu pada tekanan 760 mmHg. Titik beku adalah suhu pada tekanan uap cairan sama dengan uap padatannya.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titih didih larutan ( ∆Tb ) ∆Tb = Titik didih larutan – titik didih pelarut Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku larutan (∆Tf ). ∆Tf = Titik beku pelarut – titik beku larutan
Untuk larutan encer, kenaikan titik didih maupun titik beku sebanding dengan kemolalan larutan. ∆Tb = Kb x m ∆Tf = Kf x m Ket : ∆Tb = kenaikan titik didih ∆Tf = penurunan titik beku Kb = ketetapan kenaikan titik didih molal Kf = ketetapan penurunan titik beku molal M = kemolalan pelarut Tetapan kenaikan titik didih molal adalah nilai kenaikan titik didih jika konstrensi larutan ( konsentrasi partikel dalam larutan ) sebesar satu molal ∆Tb = Kb x m, jika m = 1 maka ∆Tb = Kb Contoh Soal : Tentukan titik didih serta titik beku larutan yang mengandung 18 gram glukosa ( Mr = 180 ) dalam 500 gram air. Kb air = 0,52 oC/m Kf air = 1,86 oC/m Jawab : ∆Tb = Kb x m ∆Tf = Kf x m n = 18/180 x = 0,1 mol Kemolalan larutan m = n x 1000/500 = 0,2 mol/kg ∆Tb = Kb x m = 0,2 x 0,52oC Titik didih larutan = titik didih pelarut + ∆Tb = 100 + 0,104 oC = 100,104 oC ∆Tf = Kf x m = 0,2 x 1,86oC = 0,372oC Titik beku larutan = Titik didih pelarut – ∆Tf = 0 -0,3720C = – 0,3720C TEKANAN OSMOTIK Osmosis adalah perembesan pelarut dari pelarut murni kedalam larutan atau dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel. Osmosis dapat dicegah dengan memberi satu tekanan pada permukaan larutan. Tekanan tekanan osmotik larutan. Menurut Vant Hoft tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus v = n R T Keterangan: ╓ = Tekanan osmotik V = Volum larutan (liter) n = Jumlah mol zat terlarut T = Suhu absolut larutan (Kelvin) R = Tetapan gas ( 0,08205 L atm mol-1 K-1 Contoh soal: Larutan 5 gram suatu zat dalam 500 ml larutan mempunyai tekanan osmotiksebesar 38 cmHg pada 270C. Tentukan massa Mr zat itu? Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Larutan elektrolit memberi sifat koligatif yang lebih besar daripada larutan non elektrolit yang berkonsentrasi sama. Perbandingan antara harga sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif yang diharapkan dari suatu larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama disebut faktor fant Hoff dan dinyatakan dengan lambang i Hubungan harga I dengan persen ionisasi (derajat ionisasi) dapat diturunkan sbb : Jumlah yang mengion = Jumlah mula-mula Contoh soal Satu gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air, tentukan :
Jawab : Mol MgCl2 = Molalitas larutan = = 1 + (3 – 1) 0,9 = 2,8 = 0,52 x 0,022 x 2,8 = 0,0320C Titik didih larutan = 100 + 0,0320C = 100,0320C = 1,86 x 0,022 x 2,8 = 0,1150C Titik beku larutan = 0 – 0,01150C = – 0,01150C = 0,022 x 0,08205 x 298 x 2,8 = 1,51 atm
kimia-sifat-koligatif-l PDF SIFAT KOLIGATIF LARUTAN PPT |