Hal yang bukan termasuk tari tradisional dalam kehidupan adalah

Seni tari tradisional tidak pernah berhenti untuk menjadi daya tarik wisata budaya yang mengesankan. Setiap daerah di Indonesia, memiliki tarian khasnya masing-masing. Tentu saja tarian tradisional ini selalu memiliki makna mendalam di baliknya, tak sekadar gerakan indah dengan iringan instrumen musik tradisional. Sobat Pesona yang mulai suntuk di rumah, tidak ada salahnya menikmati tarian tradisional ini melalui berbagai platform langsung dari gadget Sobat Pesona.

Dari sekian banyak budaya di Indonesia, sekian keunikan yang dimiliki negara kita, beberapa tarian tradisional ini bisa jadi opsi yang menarik. Tentu saja ini bukan berarti tarian yang kami sajikan dalam artikel singkat ini lebih baik dari tarian lain, mengingat semua tarian tradisional memiliki kualitas uniknya masing-masing dan value yang berbeda. Hanya saja, sebagai referensi untuk Sobat Pesona, berikut beberapa tarian yang merupakan warisan budaya asli masyarakat di daerah Indonesia.

1.   Tari Saman, Tarian Tradisional Masyarakat Aceh

Hal yang bukan termasuk tari tradisional dalam kehidupan adalah

Menjadi salah satu tarian tradisional paling dikenal di Indonesia, Tari Saman merupakan tarian yang aslinya berasal dari dataran tinggi Gayo, dan mulai terdokumentasi pada abad ke-14. Dengan gerakan kompak setiap penarinya, Tari Saman dari Aceh menjadi sangat unik dan seru untuk disaksikan. Kekompakan ini bahkan semakin terasa megah ketika ditarikan oleh penari yang jumlahnya ribuan.

Tari Saman sendiri sebenarnya merupakan media berdakwah yang memanfaatkan seni tari. Sebelum tarian ini dimulai, biasanya akan ada seorang yang berperan mukadimah atau pembukaan, yang menyampaikan nasihat dan pesan mendalam pada penonton dan pemain tari ini.

Nilai yang terkandung dalam gerakan dan syair yang dinyanyikan oleh penarinya adalah mengenai pendidikan, keagamaan, sopan santun dengan sesama manusia, jiwa kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Selain itu Tari Saman juga sarat akan nilai-nilai keislaman, sehingga memiliki nuansa dakwah yang sangat kental ketika ditampilkan.

2.   Tari Tor-Tor, Kebanggaan Masyarakat Sumatera Utara

Hal yang bukan termasuk tari tradisional dalam kehidupan adalah

Sedikit bergeser ke arah selatan, terdapat Tari Tor-Tor yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Daerah yang terkenal dengan Kain ulosnya tersebut juga memiliki tarian tradisional yang bermakna mendalam dan memiliki gerakan yang unik. Iringan musik Magondangi diartikulasikan ke gerakan hentakan kaki para penarinya, sehingga menimbulkan bunyi ‘tor-tor’ yang jadi nama tariannya.

Tarian tradisional ini pada umumnya ditarikan untuk kegiatan seremonial adat atau acara besar. Secara umum, makna dari Tari Tor-Tor sendiri adalah untuk membangkitkan jiwa yang ada di dalam diri manusia. Jadi tujuannya begitu mendalam hingga yang ingin disentuh adalah jiwa manusia, tak hanya penarinya saja, namun juga untuk semua yang hadir menyaksikan dan pemilik hajatan. Wah, pasti terasa sangat sakral ya Sobat Pesona?

Jenis Tari Tor-Tor sendiri sebenarnya sangat banyak, namun satu hal yang pasti, penarinya akan menari menggunakan ulos, dan diiringi dengan alat musik tradisional yang disebut gondang. Perbedaan terletak pada irama dan jumlah gondang yang digunakan untuk setiap daerah di Sumatera Utara. Jadi Sobat Pesona juga bisa melihat Tari Tor-Tor dari berbagai daerah untuk melihat keunikannya masing-masing.

Coba yuk praktek Tari Tor-Tor, gerakannya terbilang cukup mudah dan siapa saja bisa langsung mengikuti, lho.

3.   Tari Serimpi, Lenggak-Lenggok Khas Yogyakarta

Hal yang bukan termasuk tari tradisional dalam kehidupan adalah

Di pulau Jawa, tepatnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Sobat Pesona bisa menikmati indahnya Tari Serimpi yang disajikan oleh penari tradisional Yogyakarta. Menjadi warisan budaya yang dijaga dari generasi ke generasi, tarian ini adalah bentuk penyajian tari Jawa klasik dari tradisi Keraton Kesultanan Mataram. Sedikit modifikasi dilakukan agar tarian tersebut semakin unik dan menarik disaksikan.

Awalnya tarian ini bersifat sakral dan hanya disajikan untuk kepentingan ritual saja. Namun belakangan tarian tradisional Yogyakarta ini sudah disesuaikan dan bisa disajikan untuk penyambutan tamu. Meski demikian makna yang disampaikan tetaplah sama, yakni mengenai kelemahlembutan, kesopanan, serta etika di tanah Yogyakarta yang dijunjung tinggi.

Nama Serimpi sendiri berakar dari kata impi atau mimpi, yang artinya ketika Sobat Pesona menikmati tarian ini akan terasa seperti dibawa ke dunia mimpi. Ditarikan oleh empat penari yang mewakili elemen-elemen yang ada di dunia (grama atau api, angin atau udara, toya atau air, dan bumi atau tanah), tarian ini masih terasa sangat otentik dan mistis ketika disaksikan.

4.   Tari Kecak, Irama Musik Alami dari Mulut Sendiri

Hal yang bukan termasuk tari tradisional dalam kehidupan adalah

Bagi Sobat Pesona yang pernah ke Bali, tentu mengetahui benar ketenaran Tari Kecak yang ada di sana. Disajikan oleh belasan sampai puluhan laki-laki yang duduk melingkar, tarian tradisional ini menjadi salah satu tarian paling ikonik yang ada di Bali. Tarian ini, secara umum, menyajikan eksotisme dan energi besar dari setiap penarinya untuk membangkitkan semangat.

Makna dari tarian ini sendiri sebenarnya adalah mengisahkan mengenai cerita barisan kera yang datang membantu Rama, dalam kisah Ramayana. Selain itu, sebenarnya tarian ini juga merupakan media berkomunikasi dengan Tuhan dan roh para leluhur, untuk mendengar apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas.

Tarian ini menggunakan suara penarinya sebagai irama utama. Dengan menyerukan ‘cak’ berkali-kali dengan irama yang teratur, harmonisasinya terasa sangat kompak dan indah. Ditambah dengan satu alat musik pukul sederhana yang digunakan untuk mengatur tempo, semua terasa sangat indah ketika disajikan dengan penuh semangat. Sobat Pesona bisa merasakan semangat yang ada pada penarinya hanya dengan menyaksikan tarian ini lho!

5.   Tari Caci, Tarian Tradisional Bertema Perang dari Flores

Hal yang bukan termasuk tari tradisional dalam kehidupan adalah

Bergeser ke arah Timur Indonesia, adalah Tari Caci yang jadi kebanggaan masyarakat Flores, Nusa Tenggara Timur. Gerakan dan atribut yang digunakan  terasa seperti akan berperang. Tari Caci sendiri memang merupakan tarian dengan gestur perang yang disajikan masyarakat Flores, untuk menyampaikan rasa syukurnya setelah masa panen. Tentu saja tak ada perkelahian serius dalam tarian ini, hanya semata gerakan tarian saja.

Secara umum, Tari Caci ditampilkan untuk menunjukkan rasa syukur pada hal yang didapatkan masyarakat. Misalnya saat masa panen tiba, atau syukur terhadap kesehatan yang didapatkan, atau peresmian kampung. Untuk ketiga tujuan tersebut, tarian yang ditampilkan akan sedikit berbeda, tergantung dengan keperluannya.

Beberapa atribut yang digunakan antara lain adalah larik, nggiling, koret, dan panggal. Penari akan menggunakan pakaian perang dan pelindung paha serta betis berupa celana panjang berwarna putih dari sarung songke. Selanjutnya penari juga akan mengenakan kain songke warna hitam untuk dililitkan di bagian pinggang. Gerakannya yang taktis dan penuh tenaga dijamin jadi sajian seru untuk Sobat Pesona sekalian.

6.   Tari Poco-Poco, Tarian Tradisional Populer Khas Maluku

Maluku jadi rumah untuk tarian tradisional Poco-Poco. Dengan irama yang sangat enak diikuti, gerakan yang cenderung mudah ditirukan, dan semangat yang mengajak semua orang turut bergoyang, menjadikan Poco-Poco salah satu tarian daerah yang sudah dikenal secara nasional. Tentu Sobat Pesona juga pernah mendengar lagunya yang sangat khas bukan?

Tarian tradisional yang satu ini sangat cocok Sobat Pesona gunakan untuk membantu aktivitas di rumah. Sembari menunggu pandemi selesai dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, Sobat Pesona bisa menari Poco-Poco untuk alternatif berolahraga. Jadi sembari belajar dan melestarikan budaya asli Indonesia, Sobat Pesona juga akan menjadi lebih sehat dengan bergerak rutin.

Itu tadi 6 jenis tarian tradisional yang ada di seluruh Indonesia beserta sedikit penjelasannya. Tentu saja Sobat Pesona bisa menikmati tarian-tarian tersebut melalui dokumentasi yang ada di berbagai platform, sebelum nantinya berangkat ke masing-masing daerah untuk menikmatinya secara langsung. Dapatkan informasi menarik lain seputar wisata dan budaya Indonesia hanya di sini, situs resmi Indonesia Travel.

Tari Jaipong. (dok. Instagram @jugala_jaipongan/https://www.instagram.com/p/BnqbZlWHW-g//Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki sejuta kesenian daerah, termasuk kebudayaan tari tradisional. Tari adalah jenis seni pertunjukan terdiri dari gerakan-gerakan yang selaras dengan musik pengiringnya.

Tari yang lahir tumbuh berkembang dalam suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke generasi merupakan definisi dari tari tradisional. 

Dengan kata lain, pengertian tari tradisional adalah jenis tarian yang merupakan wujud sebuah budaya di suatu daerah. Indonesia sendiri punya lebih dari 300 jenis tarian tradisional yang berasal dari wilayah berbeda.

Lebih lengkapnya, berikut ini penjelasan mengenai pengertian tari tradisional, macam-macam, unsur, hingga fungsinya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (5/7/2021).

Tari Jaipong / Sumber: upload.wikimedia.org

Pengertian tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun-temurun di suatu daerah tertentu. Tarian ini biasanya memiliki berbagai ciri khas yang menonjolkan falsafah, budaya dan kearifan lokal setempat di mana tarian tersebut berkembang. Sehingga dapat ditebak bahwa masing-masing daerah akan memiliki keunikan tersendiri. Terutama di negeri ini, di mana keberagaman masyarakatnya seakan tak terbatas.

Meskipun demikian, sejatinya setiap perbedaan antar daerah tersebut adalah milik kita juga. Seperti dalam pendapat Alwi yang menyebutkan bahwa kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat banyak yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama.

Pengertian tari tradisional di atas diperkuat oleh pendapat Sekarningsih & Rohayani, yang mengungkapkan bahwa seni tari adalah tarian yang telah mengalami perjalanan dan memiliki nilai-nilai masa lampau yang dipertahankan secara turun-temurun serta memiliki hubungan ritual atau adat istiadat.

Kemudian, Menurut Hidayat berpendapat bahwa tari tradisi ialah tarian yang dibawakan dengan tata cara yang berlaku di suatu lingkungan etnik atau adat tertentu yang bersifat turun temurun.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengertian tari tradisional adalah tarian yang telah berkembang dari masa ke masa yang telah melewati waktu yang cukup lama di suatu daerah, adat, atau etnik tertentu sehingga memiliki nilai-nilai estetika klasik yang dilestarikan dari generasi ke generasi.

Penari jaipong di festival Jaipongan. (Antara Foto/Agus Bebeng/Koz/ama/13)

Setelah mengetahui pengertian tari tradisional, Anda harus memahami ciri-ciri tari tradisional. Beberapa ciri tersebut meliputi:

1.    Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti.

2.    Diiringi oleh musik tradisional khas daerah setempat.

3.    Mengenakan kostum pakaian tradisional khas daerah setempat.

4.    Diajarkan dan dipelajari secara lisan atau dari mulut ke mulut secara langsung dari generasi lama ke generasi penerusnya.

5.    Mengandung filosofi yang berasal dari buah pikiran kearifan lokal setempat.

6.    Memiliki fungsi sosial adat seperti untuk untuk kepentingan upacara adat atau kegiatan lokal lainnya.

7.    Terkadang memiliki syarat khusus berupa waktu, tempat, dan bahkan hanya beberapa orang terpilih saja yang diperbolehkan membawakannya.

Tari Saman dari Aceh(Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Tak hanya harus mengetahui pengertian tari tradisional, Anda harus memahami unsur tari tradisional. Berikut ini unsur-unsur tari tradisional, yaitu:

1. Unsur Utama

Seni tari juga mempunyai unsur utama yang bisa memaksimalkan ekspresi seni tari. Beberapa unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Wiraga (Raga)

Unsur yang pertama kali harus ada dalam sebuah seni tari tentunya adalah wiraga atau raga. Sebuah tarian harus bisa menampakkan gerakan badan dalam posisi apa pun.

b. Wirama (Irama)

Unsur penting selanjutnya adalah irama. Pasalnya, setiap tarian harus punya irama yang bisa memadukan musik pengiring dengan gerakan badan yang dilakukan oleh seorang penari. Irama ini pun harus mempunyai tempo yang sesuai.

c. Wirasa (Rasa)

Selain raga dan irama, seni tari harus mempunyai unsur rasa. Sebuah tarian harus mampu menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa seseorang. Penyampaian perasaan inilah yang disampaikannya lewat sebuah gerakan atau tarian serta pengekspresiannya.

2. Unsur Pendukung

Seni tari juga mempunyai unsur pendukung yang bisa memaksimalkan ekspresi seni tari. Beberapa unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ragam Gerak

Sebuah tarian tentu akan terlihat lebih indah jika mampu melakukan kolaborasi seluruh anggota badan. Tak hanya mengandalkan tangan dan kaki saja, melainkan juga turut mengombinasikan raut wajah hingga lirikan mata. Hal tersebut tentunya bisa menjadi pesona tersendiri ketika melakukan sebuah tarian.

b. Ragam Iringan

Unsur pendukung lainnya adalah iringan yang diwujudkan dengan adanya pengiringan musik yang ritmis dan sesuai. Musik ini harus disesuaikan dengan gerakan badan yang membentuk sebuah tarian. Perpaduan akan gerakan dan alunan musik ini, bisa membuat penari atau bahkan orang lain larut dalam ekspresi dan tarian.

c. Riasan dan Kostum

Selain gerakan dan iringan, riasan wajah dan kostum merupakan unsur pendukung agar seni tari lebih maksimal dan menarik perhatian. Tentunya, tidak akan lengkap jika sebuah tarian tanpa kostum atau riasan wajah yang membuatnya terkesan hambar dan biasa-biasa saja. Bahkan, selain riasan dan kostum, pola lantai atau blocking pun harus diperhatikan sehingga rapi dan enak dipandang.

Tari Piring(Liputan6.com/HO/Eko)

Ada beberapa fungsi tari tradisional yang dapat Anda pelajari, diantaranya :

1. Sebagai Pertunjukan

Fungsi tari yang pertama adalah untuk sebuah pertunjukan atau pentas. Tarian untuk fungsi ini lebih kepada menonjolkan sisi koreografis yang indah serta terkonsep. Dengan begitu, penonton yang melihatnya akan tertarik dan merasa terhibur.

2. Sebagai Tarian Upacara

Selain berfungsi untuk pertunjukan, tarian bisa dimaksudkan sebagai pengisi upacara-upacara tertentu. Biasanya yang seringkali menggunakan tarian pada upacara inim seperti upacara adat atau ritual keagamaan tertentu. Pada tarian ini tentu yang ditunjukkan adalah kekhidmatan sembari berkomunikasi dengan Sang Kuasa.

3. Sebagai Hiburan

Tidak jauh berbeda dengan fungsi tarian sebagai pertunjukan. Bedanya, pada fungsi pertunjukan, tarian dilakukan dengan memikirkan konsep tarian atau koreografis yang menarik. Sementara untuk hiburan, tujuan dan fungsinya hanya untuk menghibur saja. Gerakan dan pola tariannya lebih bebas.

4. Sebagai Pergaulan dan Kesenian

Fungsi yang lainnya adalah sebagai bentuk pergaulan dan kesenian. Jika untuk pergaulan, tarian bisa dimainkan sebagai bentuk interaksi antarsesama dan lebih komunikatif. Sementara untuk kesenian, tarian difungsikan untuk melestarikan budaya-budaya tertentu, misalnya pada tarian tradisional atau tari-tarian adat yang khas dan berbeda di setiap sukunya.

Tari Bedhaya. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Meskipun terdengar sudah mengerucut, sebetulnya tarian tradisional masih memiliki beberapa kategori yang membedakannya. Misalnya, menurut Humardani berdasarkan nilai artistik garapannya, tari tradisional dapat dibedakan menjadi beberapa tarian berikut ini:

1. Tari Primitif

Merupakan tarian yang gerak maupun iringannya masih sederhana. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggarapan koreografinya belum dilakukan secara serius. Busana kostum dan tata riasnya juga masih kurang diperhatikan. Tari tradisional jenis ini jarang dipentaskan bahkan sudah jarang dijumpai keberadaannya, kemungkinan tari ini hanya dapat ditemui di daerah terpencil atau pedalaman saja.

2. Tari Klasik

Adalah tari tradisi yang sudah mapan atau baku baik dari segi gerak, maupun iringannya. Tari klasik merupakan tarian yang sudah mendapatkan banyak perhatian dan biasanya digarap secara serius oleh masyarakatnya dan mendapatkan dukungan penuh dari tetua, bangsawan, atau raja suatu daerah yang telah mencapai nilai artistik cukup tinggi karena telah menempuh perjalanan yang cukup panjang (sudah mengalami masa kejayaan). Contoh tari klasik, diantaranya yaitu Tari Bedhaya, Tari Srimpi, Tari Golek, Tari Bondan, dan lain sebagainya. Adapun ciri khas tari klasik, diantaranya yaitu:

a. Berpedoman pada pakem tertentu (ada standardisasi).

b. Memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam.

c. Disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum yang dikenakan.

3. Tari Rakyat

Tarian ini memiliki gerakan dan pola langkah yang sederhana dan cukup mudah untuk dipelajari, meskipun telah mengalami penggarapan koreografi yang serius. Sebab, tari rakyat terlahir dari budaya masyarakat pedesaan yang berada di luar tembok Keraton. Katakanlah tarian ini diciptakan dari dan untuk dinikmati oleh rakyat, sehingga tidak ada beban khusus terhadap kerajaan atau pihak penguasa lain yang menuntut nilai estetika agung. Contoh tari rakyat, diantaranya yaitu Polostomo, Tari Cikeruhan, Gaplek, Erang, Geboy, Bardin dan lainnya. Adapun ciri-ciri khas tari rakyat, diantaranya yaitu:

a. Kental dengan nuansa social.

b. Merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat.

c. Memiliki gerak, rias, dan kostum yang sederhana.

4.  Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru adalah tari klasik yang mengalami aransemen dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang dimiliki di dalamnya. Tari kreasi baru biasanya diciptakan oleh para pakar tari. Contoh tari kreasi baru dan daerahnya, diantaranya yaitu Tari Nguri yang berasal dari Sumbawa, Tari Merak yang berasal dari Jawa Barat, Tari Rara Ngigel yang berasal Yogyakarta, Tari Kupu-kupu yang berasal dari Bali, Tari Manipuren yang berasal dari Jawa Tengah, dan lain sebagainya. Adapun ciri tari kreasi baru, diantaranya yaitu:

a. Terbentuk dari jenis tari tradisional dengan inovasi.

b. Terdapat inovasi gerakan, tata rias, alat pengiring dan lagu pengiring.

c. Properti yang digunakan lebih modern.