Ilustrasi Observasi Foto: Unsplash Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan. Teknik ini berupaya mengumpulkan data dari suatu objek. Observasi dapat dilakukan sendirian atau berkelompok. Melansir Jurnal Teknik-teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial) oleh Hasyim Hasanah, observasi menurut Morris adalah aktivitas mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen dan merekamnya dengan tujuan ilmiah atau tujuan lain. Pada dasarnya, teknik observasi bertujuan untuk mengumpulkan data konkret, mendapat gambaran tentang sebuah objek, dan menarik kesimpulan dari suatu objek. Teknik observasi dapat dikenali dengan beberapa ciri, di antaranya:
Sejatinya, ada beberapa jenis teknik observasi yang dapat diterapkan oleh pengamat. Apa saja? Simak ulasannya berikut. Observasi sistematis dilakukan dengan menentukan kerangka dalam observasi. Dalam kerangka tersebut, pengamat dapat menentukan faktor-faktor yang akan diobservasi berdasarkan kategorinya. Pada jenis teknik ini, pengamat terlibat secara langsung dan aktif untuk mengamati objek yang akan diteliti. Observasi eksperimental adalah teknik yang sudah dipersiapkan dengan matang untuk meneliti suatu objek. Observasi harus dilakukan secara urut dan sistematis. Nah, berikut langkah-langkah untuk melakukan observasi:
Langkah-Langkah dalam Perencaraan Suatu Observasi - Penjelasan mengenai Langkah-langkah observasi. Rummel telah merumuskan petunjuk-petunjuk penting bagi mereka yang menggunakan metode observasi untuk mengumpulkan fakta-fakta seperti berikut:
Secara singkat berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam observasi :
ALAT OBSERVASI Ada bebarapa alat observasi yang digunakan dalam situasi-situasi yang berbeda-beda, antara lain :1. Anekdotal 2. Catatan Berkala Dalam catatan berkala penyelidik yang mencacat macam-macam kejadian khusus sebagimana pada observasi anecdotal, melainkan hanya pada waktu-waktu tertentu. Apa yang dia lakukan adalah mengadakan observasi cara-cara orang bertindak dalam jangka waktu tertentu, kemudian menuliskan kesan-kesan umumnya. Setelah dia menghentikan penyelidikannya dan mengadakan penyelidikan lagi pada saat ini dengan cara yang sama seperti sebelumnya.3. Check List Check list adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki. Check list dimaksudkan untuk mensistematikan catatan observasi. Dengan check list ini lebih dapat dijamin bahwa penyelidik mencatat tiap-tiap kejadian yang telah ditetapkan hendak diselidiki.Ada bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam check list, dan observer tinggal memberi tanda check secara cepat tentang ada tidaknya aspek perbuatan yang tercantum dalam list.4. Rating Scale Rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya. Rating scale ini sangat populer karena pencatatanya sangat mudah, dan relatif menunjukkan keseragaman antara pencatat dan sangat mudah untuk dianalisis secara statistik.Rating scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat observasi diminta mencatat pada tingkat yang bagaimana suatu gejala atau ciri tingkah laku timbul.Rating scale mempunyai kesamaan dengan ckeck list. Observer tinggal member tanda-tanda tertentu dan mengecek pada tingkat-tingkat tingkah laku tertantu. Dengan cara ini deskripsi yang panjang lebar tidak diperlukan, dan waktu sangat dihemat oleh karenanya. Namun, demikian ada beberapa sumber kesesatan yang perlu mendapat perhatian dari observer, yaitu:1. Hallo Effects Kesesatan ‘halo’ terjadi jika observer dalam pencatatan terpikat oleh kesan-kesan umum yang baik pada observe, sedang observer tidak menyelidiki kesan-kesan umum itu. Jadi, misalnya seorang observer mungkin terpikat oleh tingkah laku yang sopan dari orang yang diamati, dan memberikan penilaian yang tinggi pada observe tanpa memperhatikan pada aspek yang sebenarnya hendak diamati. Dan sebaliknya seorang observer dapat memberi nilai yang lebih rendah daripada semestinya tentang suatu hal yang oleh karena observe berpakaian yang kurang rapi, sedang observer sendiri adalah orang yang biasa berpakaian rapi.2. Generosity Effects Kesesatan dapat terjadi karena keinginan untuk berbuat baik. Dalam keadaan-keadaan yang meragukan seorang observer mempunyai kecenderungan seorang observer mempunyai kecenderungan untuk menilai yang menguntungkan (atau merugikan) observee.3. Carry Over Effects Carry over effects terjadi jika pencatat tidak dapat memisahkan satu gejala dari yang lain dan jika gejala yang satu kelihatan timbul dalam keadaan yang baik, gejala yang lainnya juga dicatat dalam keadaan baik, sungguhpun kenyataannya tidak begitu. Pencatatan gejala yang satu dan dibawa-bawa dalam pencatatan gejalan lainnya ini pasti tidak akan menghasilkan fakta-fakta yang sesuai dengan keadaannya. Sehingga hal ini perlu diperhatikan oleh seorang peneliti yang hendak meneliti suatu gejala.4. Mechanical Devices Perkembangan alat-alat optika yang maju memungkinkan seorang observer menggunakan alat pencatat mesin seperti kamera video untuk menyelidiki tingkah laku orang. Biaya untuk ini sangat mahal tetapi pada kesempatan-kesempatan tertentu diperlukan juga.Keuntungan dari observasi yang menggunakan alat ini adalah:
OBSERVER Spradley (1980) menyebutkan bahwa peran observer dalam metode observasi adalah: 1. Observer tidak berperan sama sekali Dalam Observasi observer tidak berperan, kehadiran dalam area penelitian hanya untuk melakukan observasi tetapi tidak diketahui oleh subyek yang diamati.Observasi jenis ini bisa dilakukan, misalnya dengan menggunakan kaca “one way mirror“ seperti pengamatan pada sekelompok anak-anak dengan perilaku di dalam kelas dalam suatu ruangan atau kelas, atau menggunakan teropong jarak jauh untuk mengamati perilaku seorang atau sekelompok orang. Pengamatan semacam itu juga bisa dilakukan dengan cara menggunakan rekaman video sehingga peneliti benar-benar tidak melakukan peran sama sekali.2. Observer berperan pasif Dalam jenis ini observer mendatangi peristiwa, akan tetapi kehadirannya di lapangan menunjukkan peran yang peling pasif. Kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh orang yang diamati, dan bagaimanapun hal ini membawa pengaruh. Agar kehadiran peneliti tidak mempengaruhi sifat alamiah subjek, sebaiknya peneliti tidak membuat catatan selama penelitian, kecuali mungkin dengan menggunakan perekaman secara tersembunyi. Tetapi setelah selesai melakukan pengamatan, peneliti harus segera membuat catatannya secepatnya sebelum tertumpuk oleh informasi lainnya.3. Observer berperan aktif Dalam observasi ini peneliti dapat memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi sesuai dengan kondisi subjek yang diamati. Cara ini dilakukan semata untuk dapat mengakses data yang diperlukan bagi penelitian. Keberadaan peneliti sebenarnya diketahui oleh subjek yang diteliti, tetapi peneliti telah dianggap sebagai bagian dari mereka dan kehadirannya tidak mengganggu atau mempengaruhi sifat naturalistik. Apa yang dilakukan tidak ubahnya sebagaimana yang dilakukan subjek yang diteliti.4. Observer berperan penuh Pada observasi ini peneliti bisa jadi sebagai anggota resmi dari kelompok yang diamati atau sebagai orang dalam atau orang luar tetapi telah dianggap sebagai orang dalam. Peran peneliti dalam observasi terlibat penuh, bukan sekedar partisipasi aktif dalam kegiatan subjek yang diteliti, tetapi juga bisa lebih menjadi pengarah acara sebuah peristiwa terarah dengan skenario peneliti agar kedalaman dan keutuhan datanya tercapai.Dalam melakukan observasi ada beberapa hal yang mempengaruhi kecermatan dalam observasi, yaitu:
HAL-HAL YANG DIOBSERVASIBanyak hal-hal, peristiwa-peristiwa, masalah-masalah, dan gejala-gejala yang dapat diobservasi.Dalam melakukan observasi ada beberapa point yang biasanya perlu diperhatikan, yaitu:
Langkah-Langkah Menyusun Lembar Observasi PenelitianLembar observasi penelitian tentang aktivitas belajar siswa ini dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Sekian Artikel Langkah-Langkah dalam Perencaraan Suatu Observasi. |