Hadits tentang orang kaya masuk surga belakangan



Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

(( يدخل فقراء المسلمين الجنة قبل الأغنياء بنصف يوم، وهو خمسمائة عام ))

"Orang-orang miskin dari kalangan kaum muslimin masuk surga setengah hari (lebih dahulu) sebelum orang-orang kaya. Dan setengah hari itu 500 tahun lamanya." [Hadits Shahih riwayat Tirmidzi, Lihat kitab Shahîh al-Jâmi' karya al-Albâni]

Beliau juga bersabda,

(( إن فقراء المهاجرين يسبقون الأغنياء يوم القيامة إلى الجنة بأربعين خريفاً )) 

"Sesungguhnya orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin 40 tahun lebih dahulu masuk surga daripada orang-orang kaya kelak di hari kiamat." [Hadits Shahih riwayat Muslim].

=> Cara mengkompromikan dua hadits di atas (yang nampaknya berbeda, karena satunya menjelaskan 500 tahun dan yang lain 40 tahun,-pent) wallahu a'lam adalah:

• Bahwa ada diantara orang-orang miskin yang mendahului orang-orang kaya masuk surga dalam kurun waktu 500 tahun. Ada juga diantara orang-orang miskin yang mendahului orang-orang kaya dalam kurun waktu 40 tahun lamanya. Hal ini tergantung keadaan orang miskin dan orang kaya. Sebagaimana pelaku kemaksiatan dari kalangan ahli tauhid, lama tidaknya mereka disiksa itu tergantung keadaan mereka.

• Orang-orang miskin yang mendahului orang-orang kaya masuk surga bukan melazimkan bahwa mereka mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari orang-orang kaya (yang masuk belakangan setelah mereka, pent); karena kadang kala orang yang belakangan masuk surga lebih tinggi kedudukannya meskipun didahului oleh orang lain dalam hal masuk surga.

• Maka orang kaya ketika ia dihisab hartanya, kemudian ternyata ia termasuk orang yang mensyukuri nikmat harta tersebut, mempergunakannya untuk bertaqorrub kepada Allah, yaitu dibelanjakan untuk jalan-jalan kebaikan, ketaatan, shadaqoh, dan sebagainya, maka orang kaya ini mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi daripada orang miskin yang lebih dahulu masuk surga yang mana ia tidak memiliki amalan-amalan kebaikan yang dilakukan oleh orang kaya. Terlebih orang yang kaya tersebut bisa menyaingi amalan-amalan kebaikan orang miskin, atau bahkan orang kaya tersebut bisa mengerjakan lebih banyak amal kebaikan dari orang miskin. Dan Allah sekali-kali tidak akan pernah menyia-nyiakan orang yang berbuat kebaikan.

[Dinukil dari kitab al-Faûz al-Mubîn wa al-Khusrôn al-Mubîn Fî Dhou-i al-Kitâb wa as-Sunnah, 1/32-33]

Maka jangan sekali-kali kita meremehkan amal kebaikan, perhatikan kuantitas dan kualitas amalan kita, jaga selalu keikhlasan dan mengikuti tuntunan Nabi kita, semoga Allah memudahkan kita dalam berlomba-lomba mengumpulkan bekal-bekal kebaikan sebanyak-banyaknya..

✏ Akhukum fillah: Abdul Basith, Lc حفظه الله تعالى 

Suaramuslim.net – Dalam suatu hadis, Rasulullah pernah bersabda, “Orang-orang miskin masuk surga setengah hari sebelum orang-orang kaya. Setengah hari di akhirat sama dengan lima ratus tahun di dunia.” (Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Rasulullah bersabda, “Orang-orang miskin umatku (orang-orang fakir muhajirin) masuk surga empat puluh musim gugur sebelum orang-orang kaya.” (At-Tirmidzi).

Melansir dari laman muslimahdaily, pada hadis riwayat Muslim, disebutkan juga perbedaan waktu dengan redaksi yang hampir sama. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang miskin Muhajirin mendahului orang-orang kaya masuk surga pada hari Kiamat dengan jarak empat puluh musim gugur.”

Sementara itu di dalam sebuah hadis disebutkan bahwasanya mereka yang masuk surga belakangan akan menunggu disertai dengan perasaan khawatir dan keringat yang berucucuran.

Rasulullah bersabda, “Dua orang mukmin berjumpa di pintu Surga. Di dunia, mukmin yang satu adalah mukmin fakir dan yang lainnya mukmin kaya. Mukmin fakir masuk Surga. Sedangkan mukmin kaya ditahan Allah sekehendak-Nya, lantas dimasukkan ke Surga. Di Surga, mukmin fakir menemuinya sambil berkata, ‘Saudaraku, apa yang membuatmu ditahan? Sungguh aku menghawatirkanmu saat kau ditahan.’ Mukmin kaya itu menjawab, ‘Saudaraku, setelah kau berlalu, aku ditahan perasaan mengerikan. Aku bercucuran keringat tapi belum dapat menyusulmu’.” (Ahmad).

Hadis-hadis di atas menjelaskan setidaknya dua hal. 

Pertama, menerangkan salah satu keutamaan orang miskin. Selama di dunia, orang miskin seringkali dipandang sebelah mata dan kesulitan merasakan kenikmatan duniawi. Oleh karena itulah, Allah memberikan ganti berupa lebih dulu merasakan kenikmatan di akhirat, yakni Surga.

Bahkan dalam suatu hadis, disebutkan bahwa kelak Surga lebih banyak dihuni oleh orang miskin. Hal tersebut juga lantaran orang kaya lebih lama dihisab. Orang kaya akan ditanyai dari mana hartanya itu berasal, serta bagaiamana mendapatkan dan memanfaatkannya.

Rasulullah bersabda, “Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli Surga itu? Mereka itu adalah setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jika ia bersumpah atas nama Allah, pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya. Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli Neraka itu? Mereka itu adalah setiap orang yang keras, kikir, dan gemar mengumpulkan harta lagi sombong.” (Al-Bukhari & Muslim).

Melansir dari laman Rumaysho, yang dimaksud dengan orang lemah di sini adalah orang yang miskin. Bisa juga dibaca sebagai orang yang rendah diri dan tawadhu’, serta yang lembut hatinya.

Tentu tidak semua orang mukmin miskin di dunia akan didahulukan masuk Surga nantinya. Hanya orang miskin yang beriman, sabar, dan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah yang diberi keistimewaan tersebut.

Pasalnya banyak juga orang miskin yang membenci atas takdir Allah yang turun padanya sehingga ia enggan berusaha dan berikhtiar atas keadaannya. Bahkan banyak yang akhirnya jadi enggan melaksanakan ibadah karena menurutnya tidak dapat mengubah keadaan.

Kedua, hadis-hadis di atas menekankan adanya perbedaan waktu antara mereka yang masuk Surga lebih dulu dan yang belakangan. Dalam buku Surga yang Allah Janjikan karya Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, dijelaskan bahwa perbedaan tersebut bisa jadi karena yang pertama masuk yang terjaga dari kesalahan. Perbedaan itu juga serupa dengan jangka waktu yang berbeda-beda pada orang yang bertauhid yang masuk neraka, diukur dari kejahatan yang telah diperbuat.

Harus diperhatikan juga bahwa siapa yang lebih dulu masuk Surga tidak serta merta menunjukkan posisi yang lebih tinggi di Surga. Ada kalanya yang terlambat masuk menempati posisi yang lebih tinggi, meskipun didahului oleh orang lain.

Dalilnya adalah, ada sebagian orang yang masuk Surga tanpa diperhitungkan amal perbuatan. Sementara ada pula yang diperhitungkan amal perbuatannya justru lebih utama dan lebih banyak pahalanya daripada yang tidak dihisab. Jika ada orang kaya yang memanfaatkan hartanya di jalan kebaikan dan senantiasa bersyukur, maka ia menempati tingkatan yang lebih tinggi daripada orang fakir yang lebih dahulu masuk Surga.

Wallahu ‘alam.

Hadits tentang orang kaya masuk surga belakangan

Apa benar, orang miskin masuk surga 40 tahun sebelum orang kaya? Dan katanya nabi Sulaiman masuk surga tertunda 40 tahun setelah para nabi. Apa itu benar?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Terdapat hadis dari Muadz secara marfu’ yang menyatakan,

الأنبياء كلهم يدخلون الجنة قبل سليمان بن داود بأربعين عامًا وإن فقراء المسلمين يدخلون الجنة قبل أغنيائهم بأربعين عامًا وإن صالح العبيد يدخلون الجنة قبل الآخرين بأربعين عامًا

Semua para nabi masuk surga 40 tahun sebelum Nabi Sulaiman bin Daud. Dan kaum muslimin yang miskin masuk surga 40 tahun sebelum kaum muslimin yang kaya. Hamba yang sholeh masuk surga 40 tahun sebelum hamba yang lain…

Derajat Hadis:

Hadis ini diriwayatkan at-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir no. 142. Kemudian at-Thabrani memberi keterangan, bahwa sanad hadis ini perawinya secara beruntun hanya satu orang: az-Zuhri à Syuaib à Amr à Harun.

Kata at-Thabrani,

لم يرو هذا الحديث عن الزهري إلا شعيب ولا رواه عن شعيب إلا عمرو ولا رواه عن عمرو إلا هارون، ولا يروى عن رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا بهذا الإسناد

Tidak ada yang meriwayatakan hadis ini dari az-Zuhri selain Syuaib, tidak ada yang meriwayatkan dari Syuaib selain Amr, tidak ada yang meriwayatkan dari Amr selain Harun. Dan tidak ada yang meriwayatkan hadis ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali dengan sanad ini..

Al-Iraqi dalam Takhrij Ihya mengatakan,

“Hadis ini diriwayatkan at-Thabrani, dari jalur Syuaib bin Khalid, yang sendirian meriwayatkan dari az-Zuhri, dan beliau orang Kufah yang tsiqqah.”

Sementara al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid mengomentari hadis ini,

“Diriwayatkan at-Thabrani dari gurunya Ali bin Said ar-Razi, dan beliau layinul hadis (hadisnya lembek). Sementara perawi lainnya tsiqqah, dan ada sebagian perawi yang diperselisihkan ulama.”

Setelah menyebutkan beberapa komentar ulama, tim fatwa Syabakah Islamiyah menyatakan,

ومثل هذا الإسناد أقرب إلى الضعف منه إلى الحسن

“Sanad semacam ini lebih dekat kepada derajat dhaif dari pada derajat hasan.” (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 134422).

Karena itulah, sebagian ulama dengan tegas menolak hadis ini. Diantaranya al-Qurthubi dalam tafsirnya. Pernyataan bahwa Nabi Sulaiman ‘alaihis salam tertunda 40 tahun masuk surga, ini bertentangan dengan firman Allah, yang menceritakan tentang nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada Sulaiman,

هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ * وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآبٍ

“Inilah anugerah Kami; silahkan kamu berikan (kepada orang lain) atau kamu simpan (untuk dirimu sendiri) dengan semuanya tanpa hisab. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (QS. Shad: 39 – 40)

Hasan al-Bashri mengatakan,

ما من أحد إلا ولله عليه تبعة في نعمه غير سليمان بن داود عليه السلام فإنه قال: (هذا عطاؤنا .. ) الآية

Setiap kekayaan manusia, Allah berhak untuk menghisab kenikmatan yang dia miliki, kecuali Sulaiman bin Daud ‘alaihis salam. Karena Allah menegaskan, “Inilah anugerah Kami…” (smp akhir ayat)..

Kemudian al-Qurthubi mengatakan,

قلت: وهذا يرد ما روي في الخبر: إن آخر الأنبياء دخولا الجنة سليمان بن داود عليه السلام لمكان ملكه في الدنيا. وفى بعض الأخبار: يدخل الجنة بعد الأنبياء بأربعين خريفا. ذكره صاحب القوت، وهو حديث لا أصل له، لأنه سبحانه إذا كان عطاؤه لا تبعة فيه لأنه من طريق المنة، فكيف يكون آخر الأنبياء دخولا الجنة، وهو سبحانه يقول: (وإن له عندنا لزلفى وحسن مآب)

Ayat ini membantah apa yang disebutkan dalam hadis bahwa nabi terakhir yang masuk surga adalah Sulaiman bin Daud ‘alaihis salam, karena dia menjadi raja dan punya kekayaan di dunia. Dalam riwayat lain, bahwa Sulaiman baru masuk surga 40 tahun setelah para nabi. Dan ini hadis yang tidak ada sanadnya. Karena jika anugrah dari Allah itu dijamin tidak akan dihisab, mengingat itu murni pemberian, maka dengan alasan apa Sulaiman menjadi nabi terakhir yang masuk surga. Sementara Allah telah menegaskan, “sesungguhnya Sulaiman mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.” (Tafsir al-Qurthubi, 15/204).

Mereka Lebih Dulu Masuk Surga

Hanya saja, di sana terdapat hadis shahih tentang orang miskin masuk surga sebelum orang kaya. Akan tetapi tidak ada hubungannya dengan Sulaiman.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma,

إِنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ يَسْبِقُونَ الأَغْنِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا

“Sesungguhnya kaum muhajirin yang miskin, mereka mendahului masuk surga pada hari kiamat, 40 tahun sebelum orang kaya.” (HR. Ahmad 6735, Muslim 7654, dan Ibnu Hibban 678).

Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُسْلِمِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِنِصْفِ يَوْمٍ، وَهُوَ خَمْسُ مِائَةِ عَامٍ

“Orang muslim yang miskin akan masuk surga sebelum orang muslim yang kaya dengan selisih setengah hari, yang itu setara dengan 500 tahun.” (HR. Ahmad 8521, Turmudzi 2528, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Dan dua hadis ini tidaklah bertentangan. Al-Qurthubi memahaminya bahwa perbedaan ini kembali kepada perbedaan keadaan orang miskin dan orang kaya yang bersangkutan. Jika persaingan itu terjadi antar-sesama Muhajirin, selisihnya masuk surga antara miskin dan kaya terpaut 40 tahun. Sementara selain Muhajirin, setengah hari di waktu kiamat, sepadan dengan 500 tahun. (at-Tadzkirah, al-Qurthubi, hlm. 548).

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!

KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK

🔍 Kanjeng Ratu Kidul Menurut Islam, Arti Sombong Dalam Islam, Kapan Istri Boleh Minta Cerai, Sunnah Wanita, Hadits Tentang Shalawat, Kultum Tentang Pendidikan