Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Halodoc, Jakarta - Pencernaan merupakan salah satu sistem vital di dalam tubuh. Jika terjadi masalah pada salah satu komponen dalam sistem ini, proses pencernaan makanan dalam tubuh dapat terganggu. Akibatnya, penyerapan nutrisi dari makanan yang dimakan tidak bisa maksimal. Berikut beberapa jenis gangguan pencernaan yang umum terjadi, dari yang ringan hingga berat.

1. Diare

Diare merupakan masalah pencernaan yang sering terjadi pada banyak orang, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, alergi pada makanan tertentu, dan makan makanan yang salah adalah beberapa penyebabnya. Diare terjadi ketika frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari, dengan konsistensi feses yang lebih cair. Kondisi ini biasanya disertai dengan rasa mulas, sakit perut, dan muntah.

Baca juga: 4 Gangguan Pencernaan Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

2. Sembelit

Frekuensi buang air besar tiap orang memang berbeda-beda. Ada yang bisa satu kali dalam sehari atau ada juga yang hanya satu kali dalam seminggu. Ini normal terjadi. Namun, bisa menjadi tidak normal jika frekuensi buang air besar menjadi lebih jarang, atau lebih sulit dari biasanya. Kondisi ini disebut sebagai sembelit, atau yang lebih dikenal dengan sebutan susah buang air besar.

Sembelit bukan termasuk penyakit yang serius tapi pengidapnya pasti merasa tidak nyaman dengan hal ini. Sembelit dapat disebabkan karena perubahan diet, kebanyakan minum susu, kurang makan serat, tidak aktif bergerak, kurang minum, mengonsumsi obat antasida yang mengandung kalsium atau aluminium, stres, dan lainnya.

3. Ambeien

Ambeien, wasir, atau hemoroid dalam istilah medis, adalah peradangan pada pembuluh darah di lubang anus. Adanya darah yang keluar saat buang air besar dapat menjadi tanda ambeien. Kondisi ini membuat pengidapnya merasa sakit saat buang air besar, sehingga muncul rasa takut untuk buang air besar.

Namun, menahan buang air besar justru bisa membuat wasir tambah parah. Beberapa penyebab dari wasir adalah sembelit yang sangat parah, diare, mengejan terlalu keras dan lama saat buang air besar, serta kurang makan serat. Hal yang dapat Anda lakukan untuk menangani wasir adalah dengan makan banyak serat, minum air yang banyak, dan olahraga rutin.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan Bayi

4. Gastritis

Gastritis adalah sebuah peradangan, iritasi, atau pengikisan pada permukaan dinding lambung yang disebabkan oleh kelebihan asam lambung. Muntah kronis, stres, atau penggunaan obat anti-peradangan dapat memicu hal ini terjadi. Infeksi bakteri dan virus juga dapat menyebabkan gastritis. Gejala dari gastritis pada umumnya adalah mual, muntah, perut kembung, sakit perut, kurang nafsu makan, dan perut terasa terbakar di antara waktu makan atau pada malam hari.

5. Radang Usus Buntu

Penyakit yang juga dikenal dengan nama apendisitis dalam dunia medis ini adalah peradangan yang terjadi pada appendix atau usus buntu. Biasanya disebabkan karena usus buntu tersumbat oleh feses, benda asing, kanker, atau karena infeksi. Gejala dari apendisitis adalah nyeri di dekat pusar, mual, muntah, demam, sulit buang gas, nyeri saat buang air kecil, kram perut, dan hilangnya nafsu makan. Untuk mengobati apendisitis, diperlukan operasi untuk mengangkat usus buntu.

6. Divertikulitis

Kantung kecil yang biasa disebut dengan divertikula dapat terbentuk di mana saja pada lapisan sistem pencernaan, tapi biasanya lebih sering terbentuk di usus besar. Kondisi ini biasa disebut dengan divertikulosis, yang umum terjadi pada orang dewasa. Divertikulosis dapat menjadi divertikulitis bila kantung kecil tersebut mengalami peradangan atau perdarahan.

Baca juga: Lakukan 5 Hal Ini Agar Pencernaan Lancar

7. Batu Empedu

Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk di kandung empedu. Batu ini bisa terbentuk karena ada banyak kolesterol atau zat sisa dalam empedu atau saat kandung empedu tidak kosong dengan baik. Batu empedu mungkin akan memunculkan gejala nyeri di perut bagian kanan atas. Hal ini terjadi saat batu empedu menghalangi saluran yang berada antara kandung empedu dan usus.

Itulah sedikit penjelasan tentang jenis-jenis gangguan pencernaan dari yang ringan hingga berat. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Ilustrasi Mengejan dan Sembelit Saat Buang Air Besar Credit: pexels.com/Drio

Liputan6.com, Jakarta Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan feses encer 3 kali atau lebih dalam sehari. Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.

Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama pada bayi dan anak-anak. Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis). 

Umumnya, diare tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, diare yang tidak kunjung membaik atau memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika tidak ditangani dengan tepat.

Berikut ini penjelasan mengenai pengertian diare, gejala, penyebab, dan cara mengobatinya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (24/11/2021).

Pesta ulang tahun ke-90 Imelda Marcos diwarnai insiden keracunan makanan. Sebanyak 240 tamu dilarikan ke rumah sakit karena menderita diare dan pusing.

Ilustrasi Sakit Perut Credit: shutterstock.com

Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

Ilustrasi diare (iStockphoto)

Tergantung durasinya, masalah buang-buang air dibedakan menjadi beberapa jenis.

1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama tiga hari hingga seminggu. Kebanyakan orang mengalami mencret jangka pendek akibat infeksi bakteri atau virus pada saluran cerna. Kuman berasal makanan atau minuman yang terkontaminasi. Diare akut terbagi lagi menjadi dua jenis sebagai berikut.

  1. Acute watery diarrhea, ditandai dengan feses cair yang berlangsung selama beberapa hari, kebanyakan disebabkan oleh infeksi norovirus atau rotavirus.
  2. Acute bloody diarrhea atau disentri, ditandai dengan feses yang berdarah dan berlendir. Penyebabnya adalah infeksi bakteri E. histolytica atau S. bacillus.

2. Diare Kronis

Diare kronis adalah diare yang dapat berlangsung selama empat minggu atau lebih. Gejalanya sudah ada dalam waktu yang lama dan berkembang secara perlahan. Kondisi ini kurang umum dan biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis. Gangguan pencernaan yang bisa menyebabkan mencret kronis termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, atau kolitis ulseratif.

3. Diare Persisten

Diare persisten adalah buang-buang air yang berlangsung lebih dari dua minggu, tapi tidak lebih dari empat minggu. Durasi buang-buang air lebih lama daripada diare akut, tapi lebih singkat dibandingkan diare kronis. Jenis diare ini terbagi menjadi dua, yaitu:

  1. Diare osmotik yang terjadi ketika makanan di usus tidak dapat diserap dengan baik sehingga cairan berlebih terbuang bersama feses, serta
  2. Diare sekretori yang terjadi akibat adanya gangguan sistem pembuangan pada usus kecil atau usus besar dalam menyerap elektrolit.

Ilustrasi Perut Kembung dan Mual Credit: pexels.com/pixabay

Ada beberapa gejala diare berdasarkan jenisnya, berikut rinciannya.

1. Diare ringan

Gejala diare bisa bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Berikut ini ada beberapa gejala diare ringan antara lain:

  1. Kotoran BAB encer atau berair.
  2. Perut kembung.
  3. Sakit perut atau kram pada perut.
  4. Ada dorongan atau rasa mendesak untuk BAB.
  5. Mual.

2. Diare parah

Terdapat beberapa gejala diare parah, antara lain:

  1. Kotoran BAB encer atau berair.
  2. Demam.
  3. Berat badan turun.
  4. Sakit perut parah.
  5. Muntah.
  6. Ada darah dalam kotoran BAB.
  7. Muncul tanda-tanda dehidrasi

Dehidrasi ditandai tanda urine berwarna gelap atau jumlahnya sangat sedikit, detak jantung cepat, sakit kepala, kulit kemerahan dan kering, mengalami kebingungan, sakit kepala, mual saat makan atau minum.

3. Diare yang perlu diwaspadai

Diare bisa berbahaya jika menyebabkan dehidrasi parah dan menandakan masalah kesehatan serius. Ada beberapa gejala diare yang perlu diwaspadai dan penderita perlu segera dibawa berobat ke dokter, yaitu:

  1. Diare berlangsung lebih dari dua hari untuk orang dewasa dan lebih dari 24 jam untuk bayi dan anak-anak.
  2. Frekuensi diare lebih dari enam kali sehari.
  3. Demam tinggi yang suhunya di atas 38,8 derajat Celsius.
  4. Sering muntah.
  5. Sakit perut parah.
  6. Dubur sangat sakit.
  7. Kotoran BAB berwarna hitam, mengandung darah, atau nanah.
  8. Muncul gejala dehidrasi.

Penderita dengan daya tahan tuuh lemah atau punya penyakit bawaan juga perlu ke dokter setiap kali mengalami diare.

Ilustrasi bakteri. (Sumber: microbiologyresearch.org)

Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare. Umumnya, diare disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  1. Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
  2. Alergi makanan.
  3. Efek samping dari obat-obatan tertentu.
  4. Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
  5. Penyakit usus.
  6. Pasca operasi batu empedu.
  7. Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, kolitis ulseratif, atau kolitis mikroskopik.
  8. Irritable bowel syndrome.
  9. Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.

Ilustrasi Tahap Pengobatan Credit: pexels.com/Polina

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare. Misalnya:

  1. Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral maupun melalui intravena.
  2. Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.

Selain dua hal tersebut, ada pula pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare ini biasanya akan disesuaikan dengan hal yang menyebabkan terjadinya diare. Untuk itu, jika dirasa penyakit diare yang anda derita terasa lebih parah, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter.

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah diare, antara lain:

  1. Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan menggunakan sabun dan air bersih.
  2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian

Gangguan penyerapan air yang menyebabkan feses menjadi lebih cair terjadi di bagian