Fase pada metagenesis lumut yang ditandai dengan terbentuknya anteridium dan arkegonium adalah

Pengertian Metagenesis, Contoh, dan Tahapannya Dilengkapi Gambar

Amongguru.com. Metagenesis merupakan salah satu bentuk siklus hidup tumbuhan dan hewan. Istilah metagenesis digunakan untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dalam kehidupannya, dimana terjadi dua cara reproduksi dalam siklus hidupnya.

Metagenesis adalah pergiliran keturunan yang melibatkan dua fase sekaligus, yaitu fase generatif dan fase vegetatif.

Fase generatif [seksual] melalui pembuahan, ditandai dengan peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Sedangkan fase vegetatif [aseksual] melalui pembentukan spora.

Metagenesis dapat terjadi pada tumbuhan dan hewan. Contoh tumbuhan yang melakukan metagenesis adalah lumut dan tumbuhan paku. Metagenesis hewan misalnya yang terjadi pada Ubur-ubur [Aurelia].

Contoh metagenesis pada tumbuhan terjadi pada lumut dan tumbuhan paku. Sedangkan metagenesis pada hewan terjadi pada Ubur-ubur [Aurelia]

Metagenesis Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku memiliki perbedaan dengan tanaman biji lainnya, karena tumbuhan tersebut tumbuh dari spora.

Tumbuhan paku termasuk ke dalam tumbuhan kuno dan diperkirakan ditemukan pertama kali 360 juta tahun yang lalu.

Tumbuhan paku umumnya berupa kormus, artinya sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati.

Daun tumbuhan paku memiliki ciri khas menggulung pada bagian ujungnya. Pada permukaan bagian bawah daun yang telah dewasa seringkali didapati bintik-bintik hitam  yang disebut sorus.

Di dalam sorus terdapat banyak kotak spora [sporangium] yang dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indusium.

Tumbuhan paku mempunyai ukuran tinggi yang bervariasi. Misalnya tumbuhan paku yang mengapung di permukaan air, hanya berukuran sekitar 2 cm. Sedangkan tumbuhan paku yang hidup di darat, tingginya dapat mencapai 5 meter, contohnya paku tiang [Sphaeropteris].

Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan seperti tanduk rusa.

Dua fase utama dalam metagenesis tumbuhan paku homospora adalah fase gametofit yang haploid [n] dan fase sporofit yang diploid [2n].

Berikut adalah skema tahapan metagenesis paku homospora dan penjelasannya.

  1. Tumbuhan paku yang dewasa membentuk sporangium yang memiliki kromosom 2n atau diploid
  2. Sporangium membentuk spora dengan metode meiosis, sehingga dihasilkan spora yang memiliki n set kromosom [haploid]
  3. Spora-spora sel tunggal  tersebut bergerminasi dan membentuk organ multiseluler, yaitu protalus atau protalium yang memiliki set kromosom haploid dan merupakan organisme penghasil gamet pada tumbuhan paku [pada fase gametofit].
  4. Pada protalus atau protalium terdapat dua jenis organ seks yang berbeda yang menghasilkan dua jenis gamet berbeda, yaitu arkegonium yang menghasilkan ovum atau sel telur dan anteridium yang menghasilkan spermatozoid. Protalus ini menghasilkan gamet dengan pembelahan mitosis.
  5. Ovum dan sperma yang merupakan gamet paku bertemu dan membentuk zigot yang merupakan 2n [diploid] dan bentukan awal fase sporofit.
  6. Zigot kemudian dewasa dengan menjadi tumbuhan paku dan proses berulang kembali.

Metagenesis Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut [Bryophyta] merupakan divisi tumbuhan yang hidup di daratan. Tumbuhan lumut pada umumnya berwarna hijau, berukuran kecil, serta hidup pada bebatuan, katu, pohon, dan tanah.

Lumut tersebar hampir di seluruh belahan dunia, kecuali di dalam laut. Lumut adalah tumbuhan autotrof, karena mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil untuk fotosintesis. Sel-sel penyusun tubuh lumut mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa.

Tumbuhan lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu Lumut Hati [HepatiCospida],  Lumut tanduk [Anthocerotaceae], dan Lumut Daun [Musci].

Siklus hidup tumbuhan lumut bersifat metagenesis, dimana terjadi dua fase pergiliran keturunan sekaligus, antara fase gametofit dengan fase sporofi.

Berikut ini adalah skema tahap metagenesis tumbuhan lumut dan penjelasannya.

  1. Spora lumut yang ada bergerminasi [tumbuh dan berkembang dengan memperbesar diri melalui pembelahan sel mitosis], kemudian membentuk protonema [haploid] yang disebut sebagai gametofit muda [young gametophyte].
  2. Protonema menjadi tumbuhan lumut dewasa atau gametofit dewasa setelah terbentuknya organ seksual, yaitu arkegonium dan anteridium yang bersifat haploid [n].
  3. Arkegonium akan membentuk sel telur [secara mitosis] dan anteridium membentuk spermatozoid [juga secara mitosis], sehingga sel telur yang dihasilkan dan sel spermatozoid yang dihasilkan tetap bersifat haploid.
  4. Selanjutnya spermatozoid bergerak menuju sel telur dan membuahi [fertilisasi] sehingga terbentuk zigot yang diploid [2n].
  5. Zigot kemudian membentuk embryo [2n] dan kemudian berkembang menjadi sporofit [2n].
  6. Sporofit akan menghasilkan spora dengan sporangium yang dimilikinya. Sporangium yang diploid [2n] menghasilkan spora dengan cara meioisis sehingga dihasilkan spora yang haploid [n].
  7. Kemudian spora kemudian berkembang kembali menjadi protonema yang baru.

Metagenesis Ubur-ubur

Ubur-ubur [Scyphozoa] termasuk ke dalam fillum Cnidaria yang artinya arti hewan yang memiliki jarum penyengat.

Ubur-ubur ditemukan pada hampir seluruh lautan di dunia. Tercatat ada lebih 700 jenis Ubur Ubur yang tersebar di seluruh penjuru perairan dunia

Ubur ubur memiliki bentuk dominan berupa medusa di dalam siklus hidupnya. Sistem gerak ubur-ubur adalah pada bentuk medusa yang bergerak menggunakan otot yang menarik tubuhnya.

Dengan demikian, air di dalam rongga tubuh ubur-ubur akan keluar dan mendorongnya, kemudian mesoglea pada ubur ubur yang tebal dan elastis, digunakan untuk meluncur di air dan bentuknya kembali seperti semula.

Baca : Contoh Metamorfosis Sempurna dan Tidak Sempurna Serta Siklusnya

Ubur-ubur memiliki bentuk seperti mangkuk terbalik, sehingga sering disebut ubur ubur mangkuk terbalik.

Hewan ini tidak punya kepala dan mulut serta anusnya terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mulut disebut oral dan sebaliknya disebut aboral. Makanan dan kotorannya masuk dan keluar melalui lubang yang sama.

Ubur-ubur tidak memiliki alat pernapasan seperti insang, paru-paru, dan trakea. Hewan ini bernapas dengan difusi oksigen dari air melalui membran tipis yang menutupi tubuhnya.

Ubur-ubur dilengkapi dengan nematocysts  pada tentakelnya, yaitu semacam alat khusus yang bisa melepaskan dengan cepat sebuah sengatan atau racun.

Biasanya Ubur Ubur mengunakan Nematocysts untuk berburu mangsa sekaligus sebagai perlindungan dari predator lain.

Ubur-ubur adalah contoh hewan yang mengalami metagenesis, karena pada hidupnya mengalami dua pergiliran keturunan, yaitu fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase medusa yang dapat berenang dengan bebas.

Tahapan metagenesis ubur-ubur adalah sebagai berikut.

  1. Spermatozoid keluar dari lubang mulut medusa jantan dan masuk ke dalam usus medusa betina untuk membuahi telurnya.
  2. Hasil pembuahannya adalah zigot yang akan berkembang menjadi blastula dilanjutkan menjadi larva bersilia disebut planula.
  3. Planula larva dibentuk oleh fertilisasi eksternal dan akan menetap di substrat dalam bentuk polypoid dikenal sebagai scyphistoma.
  4. Planula tumbuh menjadi polip, selanjutnya polip bereproduksi secara aseksual dengan membentuk medusa dan begitu seterusnya.

Demikian ulasan mengenai pengertian metagenesis, contoh, dan tahapannya dilengkapi gambar. Terima kasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.

Gametofit (gametophyte, dari gamos, "kawin", dan phyton, "tumbuhan") adalah bentuk kehidupan yang berfungsi melakukan reproduksi seksual/generatif pada organisme yang mengalami pergiliran keturunan. Pada tumbuhan daratan (Viridiplantae), pergiliran keturunan diwakili oleh dua fase kehidupan yang berulang-ulang: gametofit dan sporofit.

Fase pada metagenesis lumut yang ditandai dengan terbentuknya anteridium dan arkegonium adalah

Protalium, fase gametofit paku.

Gametofit tumbuhan lumut (lumut hati, lumut tanduk, dan lumut daun/sejati) adalah bentuk yang biasa dikenal oleh orang dan menjadi sasaran untuk identifikasi. Fase gametofit cenderung untuk bertahan bertahun-tahun lamanya, dan bahkan menopang kehidupan sporofitnya. Suatu koloni gametofit dapat menghasilkan sporofit berulang-ulang.

Gametofit tumbuhan lumut tumbuh dari spora yang disebarkan oleh sporogonium yang dibawa sporofit. Spora berkecambah membentuk berkas-berkas talus yang dinamakan protonema (jamak: protonemata). Tumbuhan lumut yang biasa dikenal sebenarnya adalah struktur pembawa gamet (gametofora) yang umumnya fotosintetik, jaringannya terdiferensiasi (kormus), tetapi tidak memiliki pembuluh angkut sejati (trachea). Gametofora adalah haploid, artinya hanya membawa separuh bilangan genomnya. Gametofit menyerap hara dari media tumbuh menggunakan rhizoid.[1] Gametofora jantan akan menghasilkan anteridium, yang selanjutnya akan membentuk sel-sel sperma. Gametofora betina akan membentuk arkegonium pada ujungnya, yang kemudian membentuk sel telur.

Nutrisi mineral juga disalurkan dari bagian gametofit ke bagian sporofit yang masih dalam tahap perkembangan.[2]

Pada tumbuhan paku, gametofit adalah individu berbentuk seperti lumut hati yang tipis, berukuran biasanya kurang dari 1 cm, hidup di tempat-tempat lembap dan basah. Sebutan untuk individu gametofit paku adalah protalus (prothallus, ketika baru berkecambah dari spora) atau protalium (prothallium, dalam bentuk dewasa dan siap menghasilkan organ kelamin/seksual). Protalium tidak memiliki pembuluh seperti bentuk sporofit, bahkan cenderung thalloid (menyerupai thallus, alias tidak terspesialisasi sel-sel jaringannya). Meskipun tidak menghasilkan akar sejati, protalium membentuk rhizoid sebagai penopang dan penyerap hara dari media tumbuhnya. Gametofit paku kebanyakan bersifat autotrof karena memiliki klorofil untuk fotosintesis, tetapi hampir selalu berasosiasi dengan cendawan tanah dalam asosiasi mikoriza. Protalium beberapa spesies bahkan sepenuhnya mengandalkan cendawan untuk dapat bertahan hidup karena tidak membentuk klorofil, seperti Ophioglossum. Meskipun ada pustaka menyatakan bahwa fase sporofit paku lebih dominan daripada fase gametofitnya,[1] sejumlah spesies memiliki gametofit yang hidup bertahun-tahun lamanya di tanah semetara sporofitnya hanya muncul satu musim saja, untuk menghasilkan spora, kemudian mati.

Gametofit pada tumbuhan berbiji tidak pernah merupakan individu bebas, tetapi menjadi parasit bagi sporofitnya. Tumbuhan berbiji akan membentuk struktur reproduktif khusus (strobilus ataupun bunga, tergantung kelompok tumbuhannya) sebagai persiapan membentuk spora. Spora dibentuk secara tersembunyi pada struktur itu. Seluruh tumbuhan berbiji adalah heterospor, artinya sporanya berbeda ukuran tergantung kelaminnya: mikrospora adalah spora yang akan membentuk gametofit jantan, dan megaspora(atau makrospora, ukurannya lebih besar) adalah spora yang akan membentuk gametofit betina. Serbuk sari (pollen), yang dibentuk di kepala sari, adalah perkembangan mikrospora menuju gametofit yang terlindung oleh lapisan khusus. Gametofit jantan berumur sangat pendek, yaitu saat serbuk sari jatuh di kepala putik, lalu tumbuh membentuk pembuluh untuk mengantarkan sel sperma / inti generatif menuju bakal biji untuk membuahi sel telur dan sel kutub/polar. Megaspora, di sisi lain, berkembang di dalam bakal biji (ovulum). Di dalam bakal biji terdapat kantung embrio (embryo sac), yang sesungguhnya adalah megagametofit (gametofit betina).

  1. ^ a b Susilowarno RG, Hartono RS, Mulyadi, Mutiarsih TE, Murtiningsih, Umiyati. 2007. Biologi SMA/MA Kls X. Jakarta: Grasindo.
  2. ^ Shaw AJ, Goffinet B. 2000. Bryophyte Biology. Cambridge: Cambridge University.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gametofit&oldid=18561232"