Disebut apakah persiapan jangka panjang dan jangka pendek dalam calon pasangan yang mau menikah

Setiap fase dalam hubungan adalah kesempatan untuk saling mempelajari dan menjadi orang yang lebih baik lagi, terutama saat persiapan pernikahan. Saat kalian sudah memutuskan untuk masuk ke jenjang serius berikutnya, akan ada banyak tantangan dan kendala yang dihadapi. Eits, tidak perlu takut atau khawatir dulu brides, ini adalah kesempatan untuk saling belajar dengan 7 poin penting supaya hubungan semakin kokoh dan mantap. 

1. Keahlian Komunikasi Yang Baik

Komunikasi adalah pelancar hubungan yang tidak boleh dianggap sepele. Momen persiapan pernikahan bisa jadi kesempatan untuk membentuk pola komunikasi yang baik. Bukan tidak mungkin, kebiasaan komunikasi ini akan berlanjut hingga nanti saat setelah menikah. Beberapa poin keahlian komunikasi yang bisa kalian kembangkan antara lain :

– Cara untuk tetap sharing, baik topik ringan maupun hal serius. 

– Peduli tentang pendapat pasangan

– Mendengar tanpa interupsi

– Menanyakan sebelum berasumsi atau memberikan solusi

– Komitmen komunikasi dll

2. Manajemen Finansial

Sudah saling transparan soal status finansial berdua? Kini saatnya masuk ke tata kelola keuangan untuk kebutuhan bersama, yaitu budgeting dan realisasi biaya saat persiapan pernikahan. Di tahap ini, pasangan akan saling diuji untuk konsisten dan mahir untuk mengelola keuangan yang sifatnya jangka pendek, namun bisa punya imbas jauh ke depan. 

Jadi, gunakan persiapan pernikahan sebagai ajang untuk saling mengatasi masalah keuangan seputar pembayaran biaya pesta, strategi menabung, hingga hal- hal penting finansial lainnya yang tidak boleh luput sama sekali. 

3. Teamwork 

Salah satu hal penting yang wajib jadi pelajaran selama masa persiapan pernikahan adalah bagaimana menjadi tim yang kompak. Disini kalian akan diuji apakah bisa saling mengatasi masalah atau malah memperuncing perselisihan yang ada. 

Ingatkan kepada pasangan dan diri sendiri untuk tetap saling kerjasama, berbagi tugas, mengatasi konflik, saling kompromi dan mencari solusi. Ingat, pakai prinsip untuk saling menolong, bagaimanapun juga it’s you and me against the world – bukan sebaliknya. 

4. Hal- Hal Baru Tentang Pasangan

Yakin tahu semua seluk beluk pasangan saat memutuskan ingin menikah? Bagaimana jika ternyata masih ada hal- hal yang baru atau sisi lain akan kalian pelajari saat mempersiapkan pernikahan? Minimal, kalian akan saling belajar tentang keluarga besar pasangan ataupun hal- hal pribadi yang belum pernah diangkat jadi topik pembicaraan sebelumnya. 

Sepanjang bukan hal- hal yang akan mengancam kelanggengan hubungan, jadikan hal- hal baru ini sebagai pelajaran penting untuk pernikahan kalian. 

5. Penting untuk Tetap “pacaran”

Satu pelajaran yang sering lalai diperhatikan saat persiapan pernikahan adalah pentingnya untuk tetap saling memupuk hubungan cinta. Jangan biarkan stress dan kesibukan wedding planning membuat kalian lupa kalau acara pacaran harus jalan terus. Walaupun kini maknanya mungkin sudah bergeser dari kencan romantis dengan persiapan berjam- jam, pelajaran ini akan menjadi salah satu tips hubungan yang langgeng. 

6. Saling Menerima

Apapun kelebihan dan kekurangan pasangan, tidak ada yang namanya kesempurnaan sejati. Di saat persiapan pernikahan, kalian akan belajar untuk saling menerima apa adanya dan tidak terlalu muluk- muluk dalam ekspektasi. Sama halnya dengan diri kalian sendiri, pasangan harus siap menerima kemungkinan anda menjelma jadi bridezilla atau sebaliknya, calon suami yang malah menjadi groomzilla. Ingat untuk saling menerima yah brides!

7. It’s About Marriage

Pelajaran yang bisa kalian pelajari saat persiapan pernikahan adalah, hubungan bukan soal pernikahan melulu. Ada hal yang lebih penting yaitu pernikahan sendiri. Jangan sampai urusan pernikahan mengaburkan realita jangka panjang tentang hidup berdua yang jauh lebih krusial. Sudah siap belajar? Jalani deh wedding planning dan tetap fokus pada hal penting ini. 

Ilustrasi (Kompas.com)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perkawinan didefinisikan sebagai hubungan cinta antara seorang pria dan wanita yang disahkan lewat janji perkawinan; perkawinan merupakan persekutuan hidup yang dilandasi dorongan seksual, dorongan untuk punya keturunan dan saling memiliki serta dorongan untuk saling menumpahkan kasih sayang. 

Undang-Undang R.I. No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1 menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.  

Dalam Gereja Katolik, pengertian perkawinan dinyatakan dalam Kanon 1055, 1 (KHK 1983) Dalam Kanon tersebut dikatakan bahwa, "Dengan perjanjian, pria dan wanita membentuk kebersamaan seluruh hidup; dari sifat kodratinya, perjanjian itu terarah pada kesejahteraan suami istri serta kelahiran anak; oleh Kristus Tuhan, perjanjian perkawinan antara orang-orang yang dibaptis diangkat ke martabat sakramen".

Sebelum ke tahap perkawinan seseorang harus melewati berbagai tahapan persiapan. Apakah dalam tahap pranikah perlu ada perjanjian pranikah? Apa saja tahapan-tahapan yang harus disiapkan oleh seorang anggota Gereja Katolik sebelum melangsungkan pernikahan? Berikut ini adalah tahapan-tahapan persiapan pranikah dalam Gereja Katolik:

Persiapan Jangka Panjang

Persiapan jangka panjang dan umum untuk hidup perkawinan dan keluarga hendaknya dilakukan atau diberikan kepada anak-anak, remaja dan kaum muda. 

Menurut Kanon 1063, 1, persiapan ini diwujudkan dengan kotbah dan katekese. Setiap pewarta sabda Allah bertugas menyampaikan kepada kaum beriman ajaran magisterium tentang monogami dan kekukuhan keluarga serta tugas-tugasnya (Kanon 768, 2). 

Masa kanak-kanak adalah saat untuk menanamkan penghargaan terhadap setiap nilai insani yang otentik, baik dalam hubungan antarpribadi maupun sosial, dengan memberikan apa yang perlu untuk pembinaan karakter anak untuk di kemudian hari memberikan penghargaan yang baik terhadap panggilan untuk membangun sebuah keluarga kristiani yang sejahtera dan harmonis.

Dalam persiapan jangka panjang ini, keluarga memegang peranan kunci. Keluarga dapat mempersiapkan anak-anak melalui kesaksian hidup yang selaras dengan hukum ilahi, formasi kristiani bagi anak-anak, penguatan iman, kewaspadaan dalam menjaga anak-anak dari bahaya ideologi dan moral, bantuan dan nasihat dalam memilih panggilan hidup, keterlibatan dalam komunitas gerejawi dan sipil, dan saling membantu di antara kaum keluarga demi pertumbuhan manusiawi dan kristiani bersama.

Persiapan Jangka Pendek

Persiapan jangka pendek diberikan kepada pasangan nikah yang sudah bertunangan dan sedang mempersiapkan diri ke jenjang perkawinan. Pertunangan adalah satu tahapan penting untuk memasuki perkawinan, tetapi tidak ada upacara khusus yang ditetapkan bagi Gereja sejagad. Karena itu, upacaranya diatur dalam hukum partikular yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja sesuai dengan konteks setempat (bdk. Kan. 1062 1).

Salah satu bagian pokok dari persiapan ini adalah kursus persiapan perkawinan. Kursus ini bertujuan agar pasangan suami-istri memiliki pengetahuan mengenai ajaran moral yang benar dan tentang perkawinan dan keluarga, serta mendapatkan pembinaan hati-nurani. 


Page 2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perkawinan didefinisikan sebagai hubungan cinta antara seorang pria dan wanita yang disahkan lewat janji perkawinan; perkawinan merupakan persekutuan hidup yang dilandasi dorongan seksual, dorongan untuk punya keturunan dan saling memiliki serta dorongan untuk saling menumpahkan kasih sayang. 

Undang-Undang R.I. No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1 menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.  

Dalam Gereja Katolik, pengertian perkawinan dinyatakan dalam Kanon 1055, 1 (KHK 1983) Dalam Kanon tersebut dikatakan bahwa, "Dengan perjanjian, pria dan wanita membentuk kebersamaan seluruh hidup; dari sifat kodratinya, perjanjian itu terarah pada kesejahteraan suami istri serta kelahiran anak; oleh Kristus Tuhan, perjanjian perkawinan antara orang-orang yang dibaptis diangkat ke martabat sakramen".

Sebelum ke tahap perkawinan seseorang harus melewati berbagai tahapan persiapan. Apakah dalam tahap pranikah perlu ada perjanjian pranikah? Apa saja tahapan-tahapan yang harus disiapkan oleh seorang anggota Gereja Katolik sebelum melangsungkan pernikahan? Berikut ini adalah tahapan-tahapan persiapan pranikah dalam Gereja Katolik:

Persiapan Jangka Panjang

Persiapan jangka panjang dan umum untuk hidup perkawinan dan keluarga hendaknya dilakukan atau diberikan kepada anak-anak, remaja dan kaum muda. 

Menurut Kanon 1063, 1, persiapan ini diwujudkan dengan kotbah dan katekese. Setiap pewarta sabda Allah bertugas menyampaikan kepada kaum beriman ajaran magisterium tentang monogami dan kekukuhan keluarga serta tugas-tugasnya (Kanon 768, 2). 

Baca juga: Makna Belis dalam Tata Adat Perkawinan Maumere-Sikka-NTT

Masa kanak-kanak adalah saat untuk menanamkan penghargaan terhadap setiap nilai insani yang otentik, baik dalam hubungan antarpribadi maupun sosial, dengan memberikan apa yang perlu untuk pembinaan karakter anak untuk di kemudian hari memberikan penghargaan yang baik terhadap panggilan untuk membangun sebuah keluarga kristiani yang sejahtera dan harmonis.

Dalam persiapan jangka panjang ini, keluarga memegang peranan kunci. Keluarga dapat mempersiapkan anak-anak melalui kesaksian hidup yang selaras dengan hukum ilahi, formasi kristiani bagi anak-anak, penguatan iman, kewaspadaan dalam menjaga anak-anak dari bahaya ideologi dan moral, bantuan dan nasihat dalam memilih panggilan hidup, keterlibatan dalam komunitas gerejawi dan sipil, dan saling membantu di antara kaum keluarga demi pertumbuhan manusiawi dan kristiani bersama.

Persiapan Jangka Pendek

Persiapan jangka pendek diberikan kepada pasangan nikah yang sudah bertunangan dan sedang mempersiapkan diri ke jenjang perkawinan. Pertunangan adalah satu tahapan penting untuk memasuki perkawinan, tetapi tidak ada upacara khusus yang ditetapkan bagi Gereja sejagad. Karena itu, upacaranya diatur dalam hukum partikular yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja sesuai dengan konteks setempat (bdk. Kan. 1062 1).

Salah satu bagian pokok dari persiapan ini adalah kursus persiapan perkawinan. Kursus ini bertujuan agar pasangan suami-istri memiliki pengetahuan mengenai ajaran moral yang benar dan tentang perkawinan dan keluarga, serta mendapatkan pembinaan hati-nurani. 


Disebut apakah persiapan jangka panjang dan jangka pendek dalam calon pasangan yang mau menikah

Lihat Love Selengkapnya


Page 3

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perkawinan didefinisikan sebagai hubungan cinta antara seorang pria dan wanita yang disahkan lewat janji perkawinan; perkawinan merupakan persekutuan hidup yang dilandasi dorongan seksual, dorongan untuk punya keturunan dan saling memiliki serta dorongan untuk saling menumpahkan kasih sayang. 

Undang-Undang R.I. No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1 menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.  

Dalam Gereja Katolik, pengertian perkawinan dinyatakan dalam Kanon 1055, 1 (KHK 1983) Dalam Kanon tersebut dikatakan bahwa, "Dengan perjanjian, pria dan wanita membentuk kebersamaan seluruh hidup; dari sifat kodratinya, perjanjian itu terarah pada kesejahteraan suami istri serta kelahiran anak; oleh Kristus Tuhan, perjanjian perkawinan antara orang-orang yang dibaptis diangkat ke martabat sakramen".

Sebelum ke tahap perkawinan seseorang harus melewati berbagai tahapan persiapan. Apakah dalam tahap pranikah perlu ada perjanjian pranikah? Apa saja tahapan-tahapan yang harus disiapkan oleh seorang anggota Gereja Katolik sebelum melangsungkan pernikahan? Berikut ini adalah tahapan-tahapan persiapan pranikah dalam Gereja Katolik:

Persiapan Jangka Panjang

Persiapan jangka panjang dan umum untuk hidup perkawinan dan keluarga hendaknya dilakukan atau diberikan kepada anak-anak, remaja dan kaum muda. 

Menurut Kanon 1063, 1, persiapan ini diwujudkan dengan kotbah dan katekese. Setiap pewarta sabda Allah bertugas menyampaikan kepada kaum beriman ajaran magisterium tentang monogami dan kekukuhan keluarga serta tugas-tugasnya (Kanon 768, 2). 

Baca juga: Makna Belis dalam Tata Adat Perkawinan Maumere-Sikka-NTT

Masa kanak-kanak adalah saat untuk menanamkan penghargaan terhadap setiap nilai insani yang otentik, baik dalam hubungan antarpribadi maupun sosial, dengan memberikan apa yang perlu untuk pembinaan karakter anak untuk di kemudian hari memberikan penghargaan yang baik terhadap panggilan untuk membangun sebuah keluarga kristiani yang sejahtera dan harmonis.

Dalam persiapan jangka panjang ini, keluarga memegang peranan kunci. Keluarga dapat mempersiapkan anak-anak melalui kesaksian hidup yang selaras dengan hukum ilahi, formasi kristiani bagi anak-anak, penguatan iman, kewaspadaan dalam menjaga anak-anak dari bahaya ideologi dan moral, bantuan dan nasihat dalam memilih panggilan hidup, keterlibatan dalam komunitas gerejawi dan sipil, dan saling membantu di antara kaum keluarga demi pertumbuhan manusiawi dan kristiani bersama.

Persiapan Jangka Pendek

Persiapan jangka pendek diberikan kepada pasangan nikah yang sudah bertunangan dan sedang mempersiapkan diri ke jenjang perkawinan. Pertunangan adalah satu tahapan penting untuk memasuki perkawinan, tetapi tidak ada upacara khusus yang ditetapkan bagi Gereja sejagad. Karena itu, upacaranya diatur dalam hukum partikular yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja sesuai dengan konteks setempat (bdk. Kan. 1062 1).

Salah satu bagian pokok dari persiapan ini adalah kursus persiapan perkawinan. Kursus ini bertujuan agar pasangan suami-istri memiliki pengetahuan mengenai ajaran moral yang benar dan tentang perkawinan dan keluarga, serta mendapatkan pembinaan hati-nurani. 


Disebut apakah persiapan jangka panjang dan jangka pendek dalam calon pasangan yang mau menikah

Lihat Love Selengkapnya


Page 4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perkawinan didefinisikan sebagai hubungan cinta antara seorang pria dan wanita yang disahkan lewat janji perkawinan; perkawinan merupakan persekutuan hidup yang dilandasi dorongan seksual, dorongan untuk punya keturunan dan saling memiliki serta dorongan untuk saling menumpahkan kasih sayang. 

Undang-Undang R.I. No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1 menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.  

Dalam Gereja Katolik, pengertian perkawinan dinyatakan dalam Kanon 1055, 1 (KHK 1983) Dalam Kanon tersebut dikatakan bahwa, "Dengan perjanjian, pria dan wanita membentuk kebersamaan seluruh hidup; dari sifat kodratinya, perjanjian itu terarah pada kesejahteraan suami istri serta kelahiran anak; oleh Kristus Tuhan, perjanjian perkawinan antara orang-orang yang dibaptis diangkat ke martabat sakramen".

Sebelum ke tahap perkawinan seseorang harus melewati berbagai tahapan persiapan. Apakah dalam tahap pranikah perlu ada perjanjian pranikah? Apa saja tahapan-tahapan yang harus disiapkan oleh seorang anggota Gereja Katolik sebelum melangsungkan pernikahan? Berikut ini adalah tahapan-tahapan persiapan pranikah dalam Gereja Katolik:

Persiapan Jangka Panjang

Persiapan jangka panjang dan umum untuk hidup perkawinan dan keluarga hendaknya dilakukan atau diberikan kepada anak-anak, remaja dan kaum muda. 

Menurut Kanon 1063, 1, persiapan ini diwujudkan dengan kotbah dan katekese. Setiap pewarta sabda Allah bertugas menyampaikan kepada kaum beriman ajaran magisterium tentang monogami dan kekukuhan keluarga serta tugas-tugasnya (Kanon 768, 2). 

Baca juga: Makna Belis dalam Tata Adat Perkawinan Maumere-Sikka-NTT

Masa kanak-kanak adalah saat untuk menanamkan penghargaan terhadap setiap nilai insani yang otentik, baik dalam hubungan antarpribadi maupun sosial, dengan memberikan apa yang perlu untuk pembinaan karakter anak untuk di kemudian hari memberikan penghargaan yang baik terhadap panggilan untuk membangun sebuah keluarga kristiani yang sejahtera dan harmonis.

Dalam persiapan jangka panjang ini, keluarga memegang peranan kunci. Keluarga dapat mempersiapkan anak-anak melalui kesaksian hidup yang selaras dengan hukum ilahi, formasi kristiani bagi anak-anak, penguatan iman, kewaspadaan dalam menjaga anak-anak dari bahaya ideologi dan moral, bantuan dan nasihat dalam memilih panggilan hidup, keterlibatan dalam komunitas gerejawi dan sipil, dan saling membantu di antara kaum keluarga demi pertumbuhan manusiawi dan kristiani bersama.

Persiapan Jangka Pendek

Persiapan jangka pendek diberikan kepada pasangan nikah yang sudah bertunangan dan sedang mempersiapkan diri ke jenjang perkawinan. Pertunangan adalah satu tahapan penting untuk memasuki perkawinan, tetapi tidak ada upacara khusus yang ditetapkan bagi Gereja sejagad. Karena itu, upacaranya diatur dalam hukum partikular yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja sesuai dengan konteks setempat (bdk. Kan. 1062 1).

Salah satu bagian pokok dari persiapan ini adalah kursus persiapan perkawinan. Kursus ini bertujuan agar pasangan suami-istri memiliki pengetahuan mengenai ajaran moral yang benar dan tentang perkawinan dan keluarga, serta mendapatkan pembinaan hati-nurani. 


Disebut apakah persiapan jangka panjang dan jangka pendek dalam calon pasangan yang mau menikah

Lihat Love Selengkapnya