Show
Uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya, tetapi masyarakat tetap menerimanya disebut apa? Simak jawabannya melalui pembahasan mengenai nilai uang dan jenis-jenis uang berdasarkan nilainya berikut ini. Uang adalah sesuatu yang dijadikan sebagai alat tukar. Uang juga bisa disebut sebagai suatu alat pembayaran atas berbagai transaksi sebagai bentuk dari pelaksanaan kegiatan ekonomi. Menurut Rollin G. Thomas, uang adalah sesuatu yang siap dan umum diterima oleh publik sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang, jasa-jasa, dan kekayaan bernilai lainnya serta untuk pembayaran utang. Uang memiliki nilai-nilai tertentu. Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu. Dikutip dari buku Ekonomi SMA dan MA Kelas X karya Ismawanto, nilai uang terbagi ke dalam dua jenis, yakni nilai intrinsik dan nilai nominal. Contoh jenis uang yang memiliki nilai intrinsik dan nilai nominal dengan jumlah yang sama adalah uang logam. Foto: Pexels.comNilai intrinsik adalah nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Sederhananya, nilai intrinsik dapat diartikan sebagai nilai pembuatan uang itu sendiri. Berbeda dengan nilai intrinsik, nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertera pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Setiap uang pasti memiliki nilai intrinsik dan nilai nominal, tetapi besaran nilai intrinsik dan nilai nominal pada jenis uang bisa saja berbeda. Jenis-Jenis Uang Berdasarkan NilainyaBerdasarkan nilainya, uang dibagi ke dalam dua jenis. Jenis-jenis uang tersebut ialah sebagai berikut. Uang bernilai penuh atau full bodied money adalah jenis uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominal. Contohnya adalah uang logam. Uang logam yang terbuat dari logam adalah jenis uang yang nilai bahan untuk membuat uang tersebut sama dengan nominal yang tertulis pada uang tersebut. Uang yang terbuat dari logam pada umumnya memiliki nilai nominal kecil, yang dibuat dengan ciri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan. 2. Uang yang Tidak Bernilai Penuh Uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya, tetapi masyarakat tetap menerimanya disebut uang fiduracy, seperti uang kertas. Foto: Pexels.comUang yang tidak bernilai penuh (representative full bodied money) biasanya disebut sebagai atau uang bertanda (token money). Jenis uang ini adalah uang yang memiliki nilai intrinsik lebih kecil daripada nilai nominalnya. Contoh dari jenis uang yang tidak bernilai penuh adalah uang kertas. Uang kertas adalah jenis uang yang diterima oleh semua masyarakat sebagai alat pembayaran meskipun nilai intrinsik lebih kecil dari nilai nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas disebut sebagai uang fiduracy atau kepercayaan. Jadi, dasar uang kertas adalah kepercayaan kepada pemerintah atau bank yang menjamin atas peredaran uang kertas tersebut. Berdasarkan penjelasan mengenai nilai uang dan jenis-jenis di atas, dapat disimpulkan bahwa uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya, tetapi masyarakat tetap menerimanya disebut uang kertas atau uang fiduracy.
Guys, elo pasti pernah deh nggak sengaja nemuin uang di kantong celana? Ketika itu, pasti rasanya senang banget kan? Tapi, kenapa sih, kita bisa seneng banget? Memangnya apa yang membuat uang menjadi sangat berharga? Yap, meskipun hanya terbuat dari kertas atau koin, tetapi dengan uang tersebut kita bisa membeli apa saja yang kita mau, misalnya membeli tiket bioskop, skincare, pakaian, dan lain sebagainya. Karena memiliki kemampuan untuk diterima secara umum, maka tak heran uang menjadi sangat berharga, guys! So, dapat dikatakan bahwa uang merupakan alat tukar sah yang dapat diterima secara umum. Ngomong-ngomong tentang uang, yuk kita cari tahu jenis uang sekaligus fungsi dan sejarahnya! Sejarah Uang, Apa itu Uang?Menurut elo, gimana sih awalnya uang bisa diterima oleh banyak orang? Well, kalau kita bicara tentang awal mulanya, maka kita akan kembali ke zaman 6000 SM. Pasalnya, di zaman itu orang-orang masih belum mengenal yang namanya uang nih, guys! Lalu, bagaimana ya, mereka melakukan transaksi? Seperti yang kita ketahui, mata pencaharian di zaman dahulu kebanyakan sebagai petani, pemburu, dan pelaut. Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhannya mereka melakukan transaksi dengan cara menukar barang satu dengan barang lainnya. Sebagai contoh, elo memiliki buah apel dan kebetulan banget hari ini elo ingin makan ayam goreng. Untuk mendapatkan ayam goreng, elo harus temukan orang yang memiliki ayam, lalu tukar apel dengan ayamnya. Kejadian tukar-menukar barang ini pun disebut juga sebagai coincidence of wants. Syarat terjadinya tukar-menukar barang adalah harus menemui kesepakatan antara dua belah pihak atau disebut juga dengan double coincidence of wants. So, dapat dikatakan barter tidak akan terjadi apabila tidak ditemukan dua kesepakatan. Oleh karena itulah, manusia mulai mencoba untuk menemukan alat yang bisa menjadi perantara transaksi sekaligus bisa diterima oleh siapapun. Lalu, sekitar tahun 2000 SM orang-orang mulai mencari-cari barang apa yang bisa digunakan sebagai alat transaksi. Sejarawan pun menemukan banyak jenis alat tukar yang berbeda di setiap wilayah dan negara seperti kerang, garam, kulit binatang, dan lainnya. Apa itu Uang? (Dok. Freepik) Meski begitu, ternyata masih ada kesulitan yang ditemukan nih guys, seperti standarnya yang berbeda, barang yang tidak tahan lama, dan barang yang sulit dibagi. Oleh karena itu, manusia masih mencoba untuk mencari barang apa yang bisa digunakan sebagai alat transaksi. Hingga tahun 1000 SM-400 M, manusia mulai menemukan teknologi untuk menambang dan mengolah logam. Dengan begitu, orang-orang pun mulai menggunakan emas dan perak sebagai alat transaksi. Alasan digunakannya perak dan emas yakni karena tahan lama dan langka. Namun, orang-orang masih mengeluh nih, karena masih kesulitan ketika harus membawa emas dan perak ke mana-mana. Akhirnya, di tahun 400 M -1450 M manusia mulai menemukan cara lain yaitu dengan menyimpan emas dan perak di tempat yang aman sekaligus dijamin oleh pemerintah dan sebagai gantinya, pemerintah akan memberikan surat kepemilikan (representative money). Nah, surat inilah guys, yang dijadikan sebagai uang. Namun lama-kelamaan, jumlah emas tidak bisa memenuhi jumlah transaksi yang terjadi sehingga emas tidak digunakan lagi sebagai penjamin bagi uang yang beredar. Dengan begitu, uang yang beredar nilainya pun hanya dijamin oleh pemerintah saja serta dipercaya dan diterima secara umum. Okee, kita udah tau sejarah dari uang itu sendiri. Tapi kita belum tau nih apa arti uang tersebut. Jadi, uang digunakan manusia untuk melakukan berbagai transaksi. Berbeda dengan sistem barter, penggunaan uang membuat manusia lebih mudah menilai harga dari suatu barang tanpa kesulitan. Oleh karena itu, uang memiliki fungsi sebagai pengukur nilai. Fungsi UangPengertian dan fungsi uang dalam perekonomian dibagi menjadi dua yaitu fungsi utama dan fungsi turunan. Fungsi utama uang tentu saja sebagai alat tukar (medium of exchange) dan sebagai satuan hitung (measure of value). Sementara itu, fungsi turunan uang adalah sebagai alat pembayaran selain barang dan jasa contohnya membayar pajak. Selain itu, fungsi turunannya adalah sebagai alat pembayaran utang, penimbun kekayaan, dan pemindah kekayaan. Jenis UangJenis Uang (Dok. Pixabay) 1. Jenis Uang Berdasarkan Nilainya
2. Jenis Uang Berdasarkan Lembaga yang MenerbitkanJenis uang berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya yang terbagi atas uang kartal dan uang giral. Penjelasan dari masing-masing jenis uang tersebut dijelaskan di bawah ini :
3. Jenis Uang Berdasarkan BahannyaUang logam dan kertas adalah pembagian uang berdasarkan bahannya. Definisi dari uang logam dan uang kertas itu sendiri ada pada poin dibawah ini :
4. Jenis Uang Berdasarkan Wilayah Penggunaannya
Baca Juga: Pengertian dan Jenis Kriminalitas – Materi Sosiologi Kelas 10 Syarat UangSeperti yang kita ketahui, tidak semua benda dapat dijadikan sebagai uang. Pasalnya, suatu benda dapat dijadikan sebagai uang apabila telah memenuhi beberapa syarat. Lalu, apa saja sih, syarat dan kriteria uang tersebut?
Standar UangStandar uang dibagi menjadi dua macam yaitu standar logam dan standar kertas. 1. Standar Logam
2. Standar KertasStandar uang selanjutnya, ada yang namanya standar kertas. Di Indonesia sendiri, kita menggunakan standar kertas dan tidak menggunakan standar logam. Baca Juga: Cara Hitung Break Even Point (BEP) – Materi Ekonomi Kelas 10 Teori Nilai UangTeori Nilai Uang (Dok. Pixabay) Di dalam perkembangannya, banyak teori mengenai nilai uang yang disebutkan oleh para ahli nih, guys! Nah, berikut ini adalah teori-teori nilai uang menurut para ahli!
M= K x P Keterangan: M= Uang beredar K= Konstanta P= Harga barang
M x V = P x T Keterangan: M= uang beredar V= kecepatan uang beredar P= harga T= barang yang diperjualbelikan
M x V = P x T Keterangan: M= uang beredar V= kecepatan pendapatan beredar P= harga T= barang yang diperjualbelikan
M= K x P x I Keterangan: M= uang beredar K= konstanta P= harga barang I= Pendapatan Contoh Soal Teori Nilai Uang
A. Motif transaksi, motif menimbun kekayaan, dan motif spekulasi B. Motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi C. Motif transaksi, motif menimbun kekayaan, dan motif sosial D. Motif transaksi, motif keuntungan, dan motif kekuasaan E. Motif intrinsik dan motif ekstrinsik Jawaban dan Pembahasan: Teori Keynes mengatakan bahwa motif kepemilikan uang dipengaruhi oleh motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi sehingga jawaban yang tepat adalah B. Motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Baca Juga: Sejarah Rupiah dan Sebelum ada Rupiah, Dengan Mata Uang Apa Orang Indonesia Bertransaksi? Yeay, selesai juga nih, pembahasan kita mengenai uang. So, gimana nih guys, masih adakah yang bingung mengenai materi hari ini? Kalau ada yang ingin ditanyakan, langsung saja komen di kolom komentar, ya!
Referensi :Nursatiana, G. (2018). TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PEMBERLAKUAN E-MONEY TERHADAP EKSISTENSI MATA UANG RUPIAH DI KAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 7 TAHUN 2011 MENGENAI MATA UANG (Doctoral dissertation, Fakultas Hukum Unpas). Purba, E. F., & Simangunsong, R. M. (2005). Uang Dan Lembaga Keuangan. Medan: Universitas HKBP Nommensen. Originally published: January 10, 2022 |