Dalam proses oogenesis jika terjadi pembuahan hasil pembelahan meiosis 1

Dalam proses oogenesis jika terjadi pembuahan hasil pembelahan meiosis 1

Dalam proses oogenesis jika terjadi pembuahan hasil pembelahan meiosis 1
Lihat Foto

DokterSehat

Sebuah ilustrasi skema oogenesis.

KOMPAS.com - Oogenesis adalah salah satu proses gametogenesis atau pembentukan gamet yaitu pembentukan sel telur pada betina.

Lalu bagaimanakah proses oogenesis pada wanita? apakah prosesnya melalui pembelahan meiosis? dan apakah sel akhir yang dihasilkannya? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita simak penjelasan berikut ini!

Soal dan Pembahasan

Jelaskan proses oogenesis pada wanita!

Jawaban:

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Proses oogenesis

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, wanita saat masih berupa janin sekitar usia 8 hingga 20 minggu akan dimulai perkembangan folikel promodial menjadi oogonium yang membelah lagi secara mitosis menjadi empat ratus ribu oosit primer.

Proses pembentukan sel oosit primer (oositogenesis) ini selesai sebelum bayi wanita lahir.

Oosit primer tersebut akan menjalani proses oogenesis atau pembentukan sel telur saat masuk kedalam masa pubertas yaitu dimana wanita pertama kali mengalami menstruasi.

Baca juga: Oogenesis dan Spermatogenesis pada Manusia dan Hewan

Oosit primer kemudian membelah secara meiosis I menjadi dua sel anak bersifat haploid (setengah kromosom induk) yaitu satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan polar (polar body) yang lebih kecil.

Kedua sel tersebut kemudian membelah lagi secara meiosis II namun hanya berhenti hingga tahap metafase II.

Meiosis II tersebut menghasilkan satu ootid dan tiga sel badan kutub.

Dilansir dari Lumen Learning, ketiga badan kutub tidak memiliki kemampuan untuk dibuahi karena hanya digunakan untuk membuang set kromosom haploid ekstra yang dihasilkan oleh meiosis.

Semua sitoplasma akan berada dalam sel telur, dan inti sel badan kutub akan dihancurkan.

Jadi, walaupun oogenesis menggunakan pembelahan secara meiois, satu oosit primer hanya akan menghasilkan satu ootid. Ootid kemudian akan berkembang menjadi satu sel telur yang matang dan dibawa ke tuba falopi untuk kemudian dibuahi.

Baca juga: Tahap-Tahap Mitosis Sel

Pembelahan meiosis II pada sel telur hanya berhenti pada metafase II, namun akan diteruskan hingga selesai jika sel telur dibuahi oleh sperma.

(Sumber: Kompas.com/[Silmi Nurul Utami] I Editor: [Rigel Raimarda])

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Ilustrasi alat reproduksi wanita. Foto: Thinkstock

Proses oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Oogenesis terjadi pada sistem reproduksi wanita. Sedangkan pada pria, hal itu disebut dengan spermatogenesis.

Wanita mengalami proses oogenesis ini sejak sebelum lahir, yaitu sekitar delapan hingga 20 minggu setelah janin mulai berkembang.

Sel-sel tersebut nantinya berkembang menjadi ovum yang akan matang dan berlipat ganda.

Namun, proses oogenesis akan berhenti sementara pada saat masa kanak-kanak. Kemudian, berlanjut ketika wanita mulai mengalami menstruasi atau masuk masa pubertas.

Proses Oogenesis pada Wanita

Ilustrasi tahapan proses oogenesis. Foto: flickr

Dikutip dari Modul Biologi terbitan Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN, proses oogenesis Biologi memiliki beberapa tahapan.

Pada ovarium, terdapat sel indung telur atau disebut juga oogonium yang sifatnya diploid (2n = 23 pasang kromosom).

Saat terjadi pembelahan mitosis, oogonium akan menggadakan dirinya dan membentuk oosit primer.

Saat wanita mulai menginjak masa pubertas, oosit primer tersebut akan melanjutkan proses oogenesis dan masuk ke fase pembelahan meiosis I. Jadi, fase pembelahan meiosis I terjadi pada saat wanita mulai pubertas.

Pada fase pembelahan meiosis I, oosit primer membelah diri menjadi dua sel yang ukurannya berbeda dan masing-masing bersifat haploid.

Sel yang ukurannya lebih besar diberi nama oosit sekunder. Sementara itu, sel yang lebih kecil dinamakan dengan badan kutup primer.

Selanjutnya, oosit sekunder ini akan berlanjut ke fase meiosis II. Fase meiosis II terjadi saat fertilisasi. Fertilisasi adalah proses pembuahan pada sel telur oleh sperma.

Jika tidak terjadi fertilisasi, maka oosit sekunder akan mati atau degenerasi. Namun, jika ada fertilisasi maka fase meiosis II, maka akan berlanjut.

Fase meiosis II adalah fase di mana oosit sekunder akan membelah diri menjadi dua sel yang berbeda ukurannya. Sel yang ukurannya lebih besar disebut dengan ootid. Lalu, sel yang lebih kecil adalah badan kutub sekunder.

Pada saat yang bersamaan, badan kutup primer juga membelah menjadi II. Sehingga, pada fase meiosis II ini akan menghasilkan satu ootid dan tiga badan kutub sekunder.

Selanjutnya, ootid akan berkembang menjadi ovum atau sel telur yang matang dan tiga badan kutup akan mengalami kematian atau disebut dengan polosit.

Hormon yang Berperan dalam Proses Tahapan Oogenesis

Ilustrasi alat reproduksi wanita. Foto: Shutter Stock

Pada proses terjadinya oogenesis, tentunya tentunya tak terlepas dari peran hormon di dalam tubuh. Hormon tersebut dihasilkan oleh hipofisis (kelenjar pituitari) atau ovarium itu sendiri.

Mengutip dari Buku Ajar Reproduksi Perkembangan Hewan, ada tiga hormon utama yang membantu skema proses oogenesis, yaitu:

  1. FSH/ Follicle Srimulating Hormone: hormon yang merangsang proses ovulasi dan memicu folikel untuk membentuk estrogen. Sehingga, hal itu akan memicu folikel untuk berkembang. Folikel adal sel-sel yang membungkus ovum.

  2. LH/ Lituneizing Hormone: hormon yang menghasilkan hormon progesteron dan merangsang terjadinya ovulasi.

  3. GnRH/ Gonadotropin Releasing Hormone: hormon yang memiliki peran dalam stimulasi hipofisis, sehingga hormon FSH dan LH sekresi.

Itulah tahapan dari proses oogenesis yang terjadi pada wanita. Nantinya, proses tersebut akan membentuk keturunan manusia selanjutnya.