Contoh tayangan televisi yang bisa Mempengaruhi pembentukan karakter anak adalah

Keterangan Gambar Utama © Pemilik Gambar

Anak merupakan buah hati di dalam suatu keluarga. Pendidikan anak sangat penting dalam membentuk karakter anak hingga dewasa. Pendidikan anak dalam lingkungan rumah dipengaruhi oleh peran serta kedua orangtuanya. Orang tua merupakan pendidikan pertama bagi seorang anak. Perkembangan anak sangat membutuhkan peran serta dan dampingan kedua orang tuanya. Di zaman sekarang ini, tampaknya para orang tua harus lebih was-was dan harus lebih sering memantau perkembangan anaknya. Saya sangat prihatin akan perkembangan anak Indonesia saat ini, terutama dalam perkembangan pola pikirnya. Berbagai media elektronik ikut berperan serta mempengaruhi perkembangan pola pikir anak Indonesia, salah satunya yaitu televisi.

Menurut saya, tayangan televisi saat ini sangat jauh berbeda dengan zaman dulu, terutama konten isi program televisi tersebut. Banyak sekali acara-acara televisi yang tidak mendidik dan tidak seharusnya dipertontonkan untuk anak Indonesia. Bahkan lebih parah lagi, waktu-waktu dimana diwaktu tersebut kebanyak digunakan anak untuk menonton justru diisi dengan acara atau program yang tidak sewajarnya untuk anak. Sehingga saya khwatir anak-anak akan meniru apa yang dilihatnya dalam acara-acara televisi karena ingatan anak lebih uat dibandingkan orang dewasa. Tayangan televisi yang tidak sesuai dengan umur anak dan konten acara negatif membentuk karakter yang kurang baik pada anak seperti anak akan meniru adegan yang ada dalam tontonan, pemarah, malas, dan bahkan berperilaku menyimpang.

Jenis-jenis perilaku menyimpang pada anak-anak diakibatkan penyalah gunaan adegan yang dipertontonkan di layar kaca televisi, dan pada saat anak menonton orang tua tidak mendampingi. Sehingga anak menelan bulat-bulat dari apa yang dilihatnya karena tidak ada yang bisa meluruskan. Dampaknya yaitu terjadilah adegan Kriminal. Hampir setiap berita di televisi menayangkan berita kriminal yang dilakukan oleh anak-anak remaja maupun anak yang masih dibawah umur, seperti tawuran, pencabulan, pembunuhan, dan lain-lain. Dari tahun 2011-2016 angka kriminal Indonesia mencapai 57% kejahatan (dirilis oleh redaksiana). Penyebab hal ini sangat mungkin diakibatkan efek dari buruknya tayangan televisi di Indonesia. Sehingga anak-anak mencoba-coba untuk menerapkan atau mengaplikasikan dari apa yang dilihatnya.

Masalah seperti ini tidak seharusnya dibiarkan oleh pemerintah, pemerintah seharusnya turun tangan untuk mengatasi masalah ini dengan mencari solusi terbaik agar anak Indonesia kembali menikmati masa perkembangannya dengan sewajarnya. Akan tetapi, memang tidak semua tayangan televisi saat ini buruk, ada juga yang mengandung unsur positif, contohnya “Leptop si Unyil”,

“Dunia Binatang”, “Tau Gak Sih? dan “Bolang”. Acara-acara seperti ini seharusnya menjadi contoh atau model bagi pembuat program televisi di Indonesia. Karena kami anak Indonesia sebagai penerus generasi bangsa sangat merindukan acara-acara edukasi di televisi.

Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mengajarkan anak dengan visualisasi yang bermakna dan berkarakter. Seperti: belajar, bermain dan berteman. Maknailah tayangan-tayangan yang positif saja, jangan biarakan anak-anak lalai dalam menonton televisi. Selamatkan anak-anak dari pengaruh buruk adegan-adegan yang tidak mendidik, dan jangan biarkan anal-anak meluapkan imajinasinya ke dalam hal yang negatif. Sesuai prinsip yayasan kesejahteraan anak Indonesia “anak-anak memerlukan didikan dan dukungan dari keluarga untuk mengembangkan pemikiran dan imajinasinya”. Seorang anak dapat menyampaikan pendapatnya melalui keluarga ,kerabat,dan lingkungan. Karena prinsip atau pendapat seorang anak adalah bagian dari imajinasi.

Kepada seluruh masyarakat Indonesia, bantu kami anak Indonesia untuk kembali menikmati acara-acara televisi yang positif, sehingga kami kelak mampu menjadi kebanggaan bangsa ini. Saat ini kami buta arah harus melihat pada siapa panutan kami, sosok teladan bangsa ini mulai menurun, bibit-bibit unggul harapan bangsa ini tampaknya telah sirna dan memudar diterpa zaman. Kami bingung harus mengutarakan kerisauan kami pada siapa jikalau pemerintah pun sudah berlepas tangan akan masalah ini. Jika bukan kami darah pribumi ini yang merubah Indonesia, maka siapa lagi yang lebih pantas merubahnya? Biarkan pola pikir kami sehat dan berkembang dengan baik agar kami kuat menghadapi kejamnya terpaan zaman.

Nama : Awwalul Rizki Fauzi

Alamat : Jalan Raya Sawangan, Rt/Rw 02/09, Mampang, Depok

Nama Sekolah : SMP Cendekia Baznas

Kelas : 7 SMP

Karakter anak tidak hanya terbentuk karena didikan si orangtuanya. Namun, karakter anak bisa terbentuk dari lingkungan sekitarnya. Apa yang diihat dan dirasakan oleh si anak pasti akan ditiru di kemudian hari termasuk tontonan si anak. Pemilihan tontonan yang tepat bagi anak dapat menjadikan si anak memiliki karakter yang baik. Sedangkan, tontonan anak yang salah justru menjadikan anak memiliki karakter yang tidak baik alias melanggar etika. Berikut tips membentuk karakter anak yang baik dengan selektif dalam memilih tontonan yang tepat untuk si anak:

1. Beri Pengawasan ketika anak sedang menonton

Gambar: wanitakelantan.com

Yang paling pertama dan utama dalam memilih tontonan yang layak di tonton oleh si anak adalah memberikan pengawasan ketika si anak sedang menonton. Pengawasan dapat dilakukan dengan cara anda dan si anak menonton TV secara bersama-sama. Jangan biarkan si anak menonton TV sendirian. Membiarkan si anak menonton sendirian tanpa adanya pengawasan bisa menyebabkan si anak justru menonton acara TV yang tidak selayaknya untuk dipertontonkan. Selama menonton, anda harus memberikan batas waktu berapa lama si anak boleh menonton, sekiranya 1 jam sampai 1 setengah jam. Setelah batas waktu menonton berakhir, ajak si anak untuk melakukan kegiatan yang jauh lebih bermanfaat lagi seperti bermain, membaca buku, bercerita, menulis, ataupun menggambar.

2. Selalu memberikan tontonan yang edukatif

Gambar: www.selasar.com

Selalu memberikan tontonan yang edukatif merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap orangtua terhadap anaknya. Anak-anak belum bisa memilih mana acara tv yang boleh ditonton, mana acara TV yang tidak boleh ditonton. Untuk itu baik adanya, anda yang pilihkan tontonan untuk si anak. Tontonan tersebut tentunya harus merupakan tontonan yang mengandung unsur-unsur edukatif seperti film-film animasi dan film ensiklopedia. Tapi ingat, ada beberapa film animasi yang tidak layak ditonton oleh anak-anak loh! Untuk mengetahui film animasi apa sajakah yang tidak layak ditonton oleh anak-anak, anda bisa mencari tahu sendiri di internet. Pemilihan tontonan acara yang edukatif untuk anak tidak hanya bisa lewat acara-acara di TV saja, tapi anda bisa membelikan si anak VCD film anak-anak atau mendownload film anak-anak di gadget si anak.

3. Ketahuilah jam tayang acara TV yang layak dan tidak layak ditonton oleh si anak

Gambar: www.carakukerja.com

Orangtua harus memiliki pengetahuan yang luas terhadap jam tayang acara TV yang layak dan tidak layak ditonton oleh si anak. Sebelum memberikan tontonan acara TV pada anak, anda harus membuat jadwal waktu yang pas untuk si anak menonton karena ada waktu-waktu tertentu dimana stasiun TV menayangkan tontonan yang layak ditonton oleh anak-anak dan ada pula waktu-waktu tertentu dimana stasiun TV menayangkan tontonan yang tidak layak untuk ditonton oleh si anak. Waktu yang tidak pas untuk anak-anak menonton TV adalah sekitar jam 12 siang keatas dan jam 8 malam keatas karena pada saat itu banyak bermunculan film sinetron, film horor, film-film kekerasan seperti film pertandingan tinju, dll. Saat waktu jam 12 siang keatas, anda bisa mengajak si anak untuk tidur siang / bermain / belajar. Sementara, saat jam 8 malam keatas anda juga bisa mengajak si anak untuk menggosok gigi, kemudian berganti pakaian tidur, lalu mendongengkan cerita agar si anak cepat tidur.

Baca juga: Tips Mendidik Anak yang Tepat Tanpa Adanya Kekerasan
4. Jangan menaruh TV di kamar anak

Gambar: www.binaamal.info

Hindari menaruh TV di kamar anak ya! Hal ini diperlukan agar si anak tidak secara diam-diam menonton acara tv yang tidak seharusnya di tonton karena orangtua akan merasa kesulitan mengawasi tontonan si anak jika si anak menonton di dalam kamarnya. Benar kan? Kalau si anak ada di kamar, orangtua gak bisa mengawasi apa yang sedang dilakukan oleh si anak di kamar. Apalagi saat malam hari, saat yang lainnya sudah tidur. Karena ada TV di kamar si anak, waktu tidur anak digunakan untuk menonton TV bukan untuk tidur.

5. Nonaktifkan situs atau aplikasi berbahaya pada gadget anak

Gambar: www.pcworld.com.vn

Anak-anak zaman sekarang udah pada canggih-canggih loh! Mereka udah bisa tahu gimana cara download ini itu dan buka ini itu di gadget mereka. Tidak seperti anak-anak zaman dulu yang belum bermain gadget. Selain gadget sebagai sarana bermain untuk si anak, gadget bisa digunakan oleh si anak untuk menonton. Agar anak anda tidak menonton tontonan yang berbahaya di gadgetnya, anda sebagai orangtua bisa melakukan pencegahan dengan menonaktifkan situs atau aplikasi berbahaya pada gadget si anak seperti Youtube dan kawan-kawannya. Jika si anak ingin menonton di gadget, barulah aktifkan kembali situs atau aplikasi tersebut. Kemudian, anda sendiri yang pilihkan dan carikan jenis tontonan untuk si anak, tetap harus dibawah pengawasan anda ya! Lebih bagus lagi sih mendingan anda sendiri yang mendownload film dan games untuk si anak.

Cari sekolah / perguruan tinggi yang tepat hanya di edumor.com!

6. Jangan menonton film sinetron, film horor, dan kawan-kawannya di depan si anak

Gambar: www.404hasfounded.blog.amikom.me

Penyebab utama si anak suka menonton film yang tidak layak yaitu salah orangtuanya. Kebanyakan orangtua menonton TV seperti sinetron, film horor, dan kawan-kawannya di depan anaknya. Nah, kegiatan seperti itulah yang justru mendorong anak untuk menonton tontonan yang tidak layak tersebut. Jika anda ingin menonton sinetron, film horor, dan kawan-kawannya, sebaiknya jangan lakukan di depan anak anda melainkan lakukanlah pada saat si anak sedang sekolah, sedang les, sedang tidur siang, atau sedang tidur di malam hari.

Jika anda tidak bisa selektif dalam memilih jenis tontonan yang tepat untuk si anak, maka si anak akan memiliki gangguan mental, gangguan emosional, serta menimbulkan prilaku buruk pada anak. Mulai sekarang hentikan memberikan tontonan yang tidak tepat bagi anak anda.