Contoh kebudayaan dalam bentuk artefak (karya) adalah

Wujud kebudayaan – Budaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Tiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing yang menjadi ciri khas dan identitas dari daerah tersebut. Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman budaya di berbagai daerah.

Pengertian kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kebudayaan diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi sebagai bagian dari budaya masyarakat daerah.

Komponen-komponen kebudayaan sendiri terdiri dari kebudayaan material, kebudayaan non-material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Sementara kebudayaan non-material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Selain itu kebudayaan juga memiliki wujud-wujud tertentu, bisa berupa gagasan, aktivitas, atau kebudayaan fisik. Terdapat 2 teori mengenai wujud-wujud budaya yang sering menjadi referensi, yakni menurut J.J. Hoenigman dan Koentjaraningrat.

(baca juga pengertian akulturasi budaya)

Contoh kebudayaan dalam bentuk artefak (karya) adalah

Wujud Kebudayaan Menurut J.J. Hoenigman

Menurut J.J. Hoenigman, terdapat 3 wujud-wujud kebudayaan, yakni gagasan, aktivitas, dan artefak. Berikut merupakan penjelasan wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman selengkapnya.

1. Gagasan (Ide)

Wujud kebudayaan yang pertama adalah gagasan atau wujud ideal, yang bersifat abstrak. Sifatnya tidak bisa diraba, direkam, atau dilihat. Gagasan hanya ada dalam pikiran individu penganut kebudayaan tersebut.

Contoh wujud kebudayaan gagasan misalnya adalah norma, adat istiadat, agama, atau hukum yang berlaku di suatu daerah.

2. Aktivitas (Tindakan)

Berikutnya ada aktivitas atau tindakan yang juga termasuk dalam wujud budaya. Sifatnya adalah konkret, dapat dilihat atau direkam. Maksudnya adalah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat, yang saling berinteraksi dan berhubungan secara berkelanjutan dengan sesamanya.

Contoh wujud kebudayaan aktivitas misalnya adalah acara perkawinan, upacara adat, ritual keagamaan, proses pemilihan pemimpin, dan sebagainya.

3. Artefak (Karya)

Wujud kebudayaan yang terakhir menurut J.J. Hoenigman adalah artefak atau karya. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.

Contoh wujud kebudayaan artefak misalnya adalah wayang golek, kain songket, senjata tradisional, pakaian adat, dan sebagainya.

Wujud Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat, terdapat 4 wujud-wujud kebudayaan, yakni nilai-nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik. Berikut merupakan penjelasan wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat selengkapnya.

1. Nilai-Nilai Budaya

Wujud kebudayaan yang pertama menurut Koentjaraningrat adalah nilai-nilai budaya. Hal ini merujuk pada pusat dari semua unsur budaya lainnya, dimana nilai-nilai kebudayaan menjadi gagasan yang telah dipelajari oleh masyarakat sejak dini.

2. Sistem Budaya

Wujud budaya berikutnya adalah sistem budaya itu sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami, serta berpola dan berdasarkan pada sistem-sistem tertentu.

3. Sistem Sosial

Selanjutnya ada sistem sosial, yang menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat konkret. Hal ini berarti budaya dapat diabadikan berupa pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem.

4. Kebudayaan Fisik

Wujud kebudayaan yang terakhir adalah kebudayaan fisik. Kebudayaan fisik merupakan jenis wujud terbesar dan bersifat konkret. Contoh nyata adalah bangunan-bangunan yang mengandung corak budaya yang ada bentuk fisiknya.

Nah itulah wujud-wujud budaya dan penjelasannya, baik menurut teori J.J. Hoenigman, serta menurut teori Koentjaraningrat. Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan sekalian.

Contoh kebudayaan dalam bentuk artefak (karya) adalah
Contoh kebudayaan dalam bentuk artefak (karya) adalah

Wujud kebudayaan dalam bentuk benda-benda yang diciptakan. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.  

Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.  

1. Gagasan (Wujud ideal) 

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.

Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. 

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. 

Pada kenyataannya, kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.

Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan nonmaterial. 

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:

mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. 

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Contoh kebudayaan dalam bentuk artefak (karya) adalah
Ritual potong jari saat berduka anggota keluarga dilakukan suku Dani, Lembah Baliem Papua Barat. (ilustrasi foto/Luputan6.com)

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: (1) alat-alat teknologi; (2) sistem ekonomi; (3) keluarga; dan (4) kekuasaan politik.  

Baca juga Lima gaya pengelolaan konflik menurut  Hendricks (2001)

Sedangkan Bronislaw Malinowski juga mengatakan ada 4 unsur pokok kebudayaan yang meliputi: (1) sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya; (2) organisasi ekonomi; (3) alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama); dan (4) organisasi kekuatan (politik). 

Koentjaraningrat (1986) menjelaskan bahwa kebudayaan mempunyai tujuh unsur, diantaranya adalah: (1) bahasa; (2) sistem pengetahuan; (3) organisasi social; (4) sistem peralatan hidup dan teknologi; (5) sistem mata pencaharian hidup; (6) sistem religi; dan (7) kesenian.