Show PEDOMAN PELAKSANAANStimulasi, Deteksi dan lntervensiDini Tumbuh Kembang AnakStimulasi, Deteksi dan lntervensiDini Tumbuh Kembang AnakKEMENTRIAN KESEHATAN RITAHUN 2016Ditingkat Pelayanan Kesehatan DasarBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang ................................................................................................................................ B. Sasaran C. Tujuan D. Landasan Hukum ........................................................................................................................ E. Kerangka Konsep Pembinaaan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Pra Sekolah F. Indikator Keberhasilan BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK 1. Pengerian .................................................................................................................................. 2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak ........................................ 4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau .............................................................................. 5. Periode Tumbuh Kembang Anak ................................................................................................ 6. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan ............................................... STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH ..................................................... BAB III MANAJEMEN PENERAPAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG A. Persiapan Penerapan SDIDTK di Puskesmas ................................................................................... B. Pelaksanaan Kegiatan SDIDTK ........................................................................................................ Jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini .................................................................................. BAB IV DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
BAB V PELAKSANAAN DAN INSTRUMEN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK ..................................... A. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN 1. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Panjang Bdan (Bb/Pb) 2. Pengukuran Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) 3. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Panjang/Tinggi Badan Anak Usia 0-60 Bulan 4. PEMERIKSAAN LINGKAR KEPALA UNTUK ANAK USIA 0 - 72 BULAN B. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN ................................................................................... 1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) BAYI UMUR 3 BULAN ................................................. C. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PENDENGARAN ...................................................................................... 1 2 3 4 5 6 8 913151617202225262728293067DAFTAR ISIBAB IPENDAHULUANMasa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang opimal. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat pening dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negaif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan simulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan opimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat. Simulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung opimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjui seiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai indakan koreksi dengan memanfaatkan plasisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya idak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi. Kegiatan simulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak idak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara opimal. Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen simulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Simulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk mendukung implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi pada pedoman tersebut dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar lebih sederhana dan memudahkan pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK. Sasaran pedoman adalah: 1. Tenaga kesehatan pelaksana Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan) 2. Kepala Puskesmas pelaksana SDIDTK. 3. Pengelola program kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi. Tujuan Umum: Semua balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun mendapatkan pelayanan simulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang agar tumbuh dan berkembang secara opimal sesuai potensi yang dimilikinya. Tujuan khusus: 1. Tersedianya acuan/pedoman Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. 2. Tersedianya sumber daya pendukung pelaksanaan Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. A. LATAR BELAKANGB. SASARANC. TUJUAN
E. KERANGKA KONSEP PEMBINAAN TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH D. LANDASAN HUKUMStimulasi dan pemantauan tumbuh kembang di keluarga dan masyarakat dengan menggunakan buku KIA Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di tingkat petugas (tenaga kesehatan, pendidik terlatih) Tidak ada penyimpangan Penyimpangan pertumbuhan
Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Ada Perbaikan Tidak ada Perbaikan Dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi Penyimpangan perkembangan Gangguan pendengaran dan penglihatan Gangguan mental emosional
Ada penyimpangan
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: 1). Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. a. Ras/etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia idak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya. b. Keluarga. Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh inggi, pendek, gemuk atau kurus. c. Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja. d. Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki laki. Tetapi setelah melewai masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. e. Geneik. Geneik (heredokonsitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan geneik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperi kerdil. 2). Faktor luar (ekstemal). A. Faktor Prenatal a. Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. b. Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperi club foot. c. Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperi Amlnopterin, Thalldomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperi palatoskisis. d. Endokrin Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal. e. Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperi mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenial mata, kelainan jantung. f. lnfeksi lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali, retardasi mental dan kelainanjantung kongenital. g. Kelainan imunologi Eritobaltosis fetalis imbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk anibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak. h. Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu. i. Psikologi ibu Kehamilan yang idak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain. B. Faktor Persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperi trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. C. Faktor Pasca Persalinan a. Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. c. Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioakif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negaif terhadap pertumbuhan anak. d. Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang idak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya. e. Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipoiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. f. Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan keidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak. g. Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. h. Simulasi Perkembangan memerlukan rangsangan/simulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. i. Obat-obatan Pemakaian korikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan. 3). Aspek-aspek perkembangan yang dipantau. a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperi duduk, berdiri, dan sebagainya. b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperi mengamai sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3). Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan). Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode pening dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan- hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreaivitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga seiap kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla idak dideteksl apalagi idak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari. 4). Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan). Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan akivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak. Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sisim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhaikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan. 5). Tahapan perkembangan anak menurut umur.
Umur 9-12 bulan Umur 12-18 bulan Umur 0-3 bulan Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan 6). Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan. 1). Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensiif terhadap keter1ambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kogniif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya simulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. 2). Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang idak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. 3). Sindrom Down. Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenoipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal faktor seperi kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri. 4). Perawakan Pendek. Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai inggi badan yang berada di bawah persenil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin. 5). Gangguan Auisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berari melipui seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada auisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. 6). Retardasi Mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan keidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. 7). Gangguan Pemusatan Perhaian dan Hiperakivitas (GPPH) Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhaian yang seringkali disertai dengan hiperakivitas.
Umur 60-72 bulan STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRASEKOLAHSimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara opimal. Seiap anak perlu mendapat simulasi ruin sedini mungkin dan terus menerus pada seiap kesempatan. Simulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah - yang merupakan orang terdekat dengan anak, penggani ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya simulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan simulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Dalam melakukan simulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhaikan, yaitu:
No Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur Simulasi
b. Pelaihan /Orientasi bagi Tenaga Pendidik PAUD dan Lembaga Sosial Anak Pelaihan/Orientasi bagi pendidik PAUD dapat dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maupun Puskesmas. Peserta orientasi adalah guru TK/RA, TPA dan satuan PAUD sejenis di wilayah kerja Puskesmas. c. Pelaihan/Orientasi Kader Posyandu Pelaihan/Orientasi Kader Posyandu dapat dilakukan di Puskesmas/kecamatan/desa. Peserta pelaihan/orientasi adalah kader terpilih yang mau melaksanakan dan membimbing keluarga dalam melakukan simulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak melalui pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Pelaksaan program SDIDTK disuatu wilayah disebut berhasil, bila semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan DDTK, diindaklanjui oleh keluarga dengan mensimulasi anak dan dirujuk bilamana memerlukan rujukan. Penerapan SDIDTK dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung. Penerapan SDIDTK di dalam gedung dilakukan di Puskesmas, dan di Pustu. Penerapan SDIDTK di luar gedung dapat dilakukan di Posyandu, Kelas Ibu Balita dan PAUD seperi di TK/RA, Kelompok Bermain, tempat pengasuhan anak dan satuan PAUD sejenis. 1. Di Tingkat Puskesmas Pelaksanaan kegiatan DDTK di Puskesmas sebagai berikut: a. Pelayanan DDTK diberikan waktu balita/anak prasekolah kontak dengan petugas di puskesmas, adapun pelayanan yang diberikan sebagai berikut :
b. Peran Petugas Kesehatan - Menentukan status gizi anak berdasarkan pengukuran inggi badan, berat badan yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik PAUD
Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan KMPE M-CHAT GPPH Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional (dilakukan atas indikasi) Umur Anak Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan 0 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan 15 bulan 18 bulan 21 bulan 24 bulan 30 bulan 36 bulan 42 bulan 48 bulan 54 bulan 60 bulan 66 bulan 72 bulan BB/TB LK KPSP TDD TDLJadwal Kegiatan dan Jenis SkriningDeteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Balita dan Anak PrasekolahTDL : Tes Daya Lihat KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emosional M-CHAT : Modified Checklist for Auism in Toddlers GPPH : Gangguan Pemusatan Perhaian dan Hiperakivitas BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi badan LK : Lingkar Kepala KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDD : Tes Daya Dengar Keterangan: BAB IVDETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK1. DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHANDeteksi dini gangguan pertumbuhan dilakukan di semua ingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut: Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat & bahan yang digunakan Yang dipantau - Orang tua. - Kader kesehatan. - Pendidik PAUD, Petugas BKB, petugas TPA dan Guru TK. Tenaga kesehatan terlaih SDIDTK:
Keluarga, masyarakat. Puskesmas.
Penentuan status gizi Anak a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB /TB) untuk menentukan status gizi anak usia dibawah 5 tahun, apakah normal, kurus, sangat kurus atau gemuk. b. Pengukuran Panjang Badan terhadap umur atau Tinggi Badan terhadap umur (PB/U atau TB/U) untuk menentukan status gizi anak, apakah normal, pendek atau sangat pendek c. Pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) untuk menentukan status gizi anak usia 5 - 6 tahun apakah anak sangat kurus, kurus, normal, gemuk atau obesitas. Untuk pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan berat badan menurut umur dilaksanakan secara ruin di posyandu seiap bulan. Apabila ditemukan anak dengan berat badan idak naik dua kali berturut-turut atau anak dengan berat badan di bawah garis merah, kader merujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan konfirmasi dengan menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan/inggi badan. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau non kesehatan terlaih. Untuk penilaian BB/TB hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penentuan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh: anak usia 6 bulan 12 hari umur anak dibualatkan menjadi 6 bulan. anak usia 2 bulan 28 hari, umur anak dibulatkan menjadi 2 bulan. a. Penimbangan Berat Badan (BB): * Menggunakan imbangan bayi. - Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang. - Letakkan imbangan pada meja yang datar dan idak mudah bergoyang. - Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0. - Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan. - Baringkan bayi dengan hai-hai di atas imbangan. - Lihat jarum imbangan sampai berheni. Alat Ddtk PAUD apa saja?Description. Sendok. Garpu. Bola Tennis. Cangkir plastik. Botol Kecil. Kismis. Boneka. Balok Kecil ( 2,5 x 2,5 cm masing – masing 2 bj warna kuning, merah, biru, hijau, putih ) Balok Besar ( 2,5 x 5 cm masing – masing 1 bj warna kuning, merah, biru, hijau, putih ) Kerincingan. Lonceng ( Ø 4 – 5 cm ) ... . Pembelian minimal 10 Set.. Apa itu Ddtk di PAUD?DDTK adalah kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang agar lebih mudah dilakukan penanganan selanjutnya.
DDTK untuk anak usia berapa?Usia 1 – 3 tahun: 3 bulan sekali. Usia 3 – 6 tahun: 6 bulan sekali. Di atas 6 tahun: 1 tahun sekali.
Apa saja kegiatan Sdidtk?UPTD Puskesmas Kulim jaya mengadakan kegiatan SDIDTK anak balita di posyandu,kegiatan ini meliputi penimbangan,pengukuran tinggi badan,pengukuran lingkar kepala dan perkembangan anak.
|