Contoh buku panduan ddtk anak paud

Summary: Peranan orangtua, guru PAUD, penggiat PAUD sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak. Dan sebaiknya orangtua, guru PAUD, penggiat PAUD dan pihak-pihak terkait lainnya ikut berperan aktif memantau pertumbuhan dan perkembangan anak baik di rumah maupun di sekolah PAUD. Salah satunya dengan melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak (DDTK). Tumbuh kembang anak juga terkait dengan perkembangan otak. Pada masa usia tersebut tubuh dan otak mengalamiperkembangan pesat. Masa dimana otak anak sangat peka dalam menerima semua informasi dan masukan dari lingkungan sekitarnya.
Item Description: Indeks
Physical Description: vi, 50 halaman : ilustrasi berwarna ; 26 cm
Bibliography: Bibliografi : halaman 49
ISBN: 9786021193433

PEDOMAN PELAKSANAAN

Stimulasi, Deteksi dan lntervensi

Dini Tumbuh Kembang Anak

Stimulasi, Deteksi dan lntervensi

Dini Tumbuh Kembang Anak

KEMENTRIAN KESEHATAN RITAHUN 2016

Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................................ B. Sasaran C. Tujuan D. Landasan Hukum ........................................................................................................................ E. Kerangka Konsep Pembinaaan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Pra Sekolah F. Indikator Keberhasilan

BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK 1. Pengerian .................................................................................................................................. 2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak ........................................ 4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau .............................................................................. 5. Periode Tumbuh Kembang Anak ................................................................................................ 6. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan ............................................... STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH .....................................................

BAB III MANAJEMEN PENERAPAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG A. Persiapan Penerapan SDIDTK di Puskesmas ................................................................................... B. Pelaksanaan Kegiatan SDIDTK ........................................................................................................ Jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini ..................................................................................

BAB IV DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

  1. DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN .................................................................................... a. Pengukuran Berat Badan/BB b. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) c. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
  2. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN ANAK ................................................................. a. Skrining/pemeriksaan perkembangan anak. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) b. Tes Daya Dengar (TDD) ............................................................................................................... c. Tes Daya Lihat (TDL)
  3. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERILAKU EMOSIONAL ..................................................................
    1. Deteksi Dini Masalah Perilaku Emosional
    2. Deteksi Dini Auis Pada Anak Prasekolah ....................................................................................
  4. DETEKSI DINI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) ........................

BAB V PELAKSANAAN DAN INSTRUMEN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK ..................................... A. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN 1. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Panjang Bdan (Bb/Pb) 2. Pengukuran Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) 3. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Panjang/Tinggi Badan Anak Usia 0-60 Bulan 4. PEMERIKSAAN LINGKAR KEPALA UNTUK ANAK USIA 0 - 72 BULAN B. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN ................................................................................... 1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) BAYI UMUR 3 BULAN ................................................. C. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PENDENGARAN ......................................................................................

1 2 3 4 5 6 8 913151617202225262728293067

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang opimal. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat pening dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negaif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan simulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan opimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat. Simulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung opimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjui seiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai indakan koreksi dengan memanfaatkan plasisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya idak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi. Kegiatan simulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak idak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara opimal. Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen simulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Simulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk mendukung implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi pada pedoman tersebut dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar lebih sederhana dan memudahkan pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.

Sasaran pedoman adalah: 1. Tenaga kesehatan pelaksana Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan) 2. Kepala Puskesmas pelaksana SDIDTK. 3. Pengelola program kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi.

Tujuan Umum: Semua balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun mendapatkan pelayanan simulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang agar tumbuh dan berkembang secara opimal sesuai potensi yang dimilikinya.

Tujuan khusus: 1. Tersedianya acuan/pedoman Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. 2. Tersedianya sumber daya pendukung pelaksanaan Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.

A. LATAR BELAKANGB. SASARANC. TUJUAN
  1. Terselenggaranya kegiatan Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak baik di fasilitas kesehatan, PAUD dan Lembaga Sosial. tambah keterangan di DO

  2. Tersedia dan terselenggaranya jejaring dan alur rujukan tumbuh kembang anak

  3. Terselenggaranya monitoring evaluasi dan pembinaan kegiatan Simulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

  4. Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang no 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang no. 23 tahun 2002.

  5. Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

  6. Peraturan Menteri Kesehatan no. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak.

  7. Peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.

  8. Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.

  9. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD.

E. KERANGKA KONSEP PEMBINAAN TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

D. LANDASAN HUKUM

Stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang di keluarga dan masyarakat dengan menggunakan buku KIA

Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di tingkat petugas (tenaga kesehatan, pendidik terlatih)

Tidak ada penyimpangan

Penyimpangan pertumbuhan

  • Kurus

  • Kurus Sekali

  • Gemuk

  • Makrosefal

  • Mikrosefal

  • Pendek

  • Sangat Pendek

  • Gangguan gerak kasar

  • Gangguan gerak halus

  • Gangguan bicara dan bahasa

  • Gangguan sosialisasi dan kemandirian

  • Ganguan daya dengar

  • Gangguan daya lihat

Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang

Ada Perbaikan Tidak ada Perbaikan

Dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi

Penyimpangan perkembangan

Gangguan pendengaran dan penglihatan

Gangguan mental emosional

  • Masalah mental Emosional
  • Autis
  • Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

Ada penyimpangan

  1. Semua balita dan anak pra sekolah mendapatkan pelayanan simulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai dengan usianya.
  2. Semua puskesmas melaksanakan SDIDTK.
F. INDIKATOR KEBERHASILAN

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari laihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
  2. Pola perkembangan dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

1). Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. a. Ras/etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia idak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya. b. Keluarga. Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh inggi, pendek, gemuk atau kurus. c. Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja. d. Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki laki. Tetapi setelah melewai masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. e. Geneik. Geneik (heredokonsitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan geneik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperi kerdil. 2). Faktor luar (ekstemal). A. Faktor Prenatal a. Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin. b. Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperi club foot. c. Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperi Amlnopterin, Thalldomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperi palatoskisis. d. Endokrin Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal. e. Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperi mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenial mata, kelainan jantung. f. lnfeksi lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali, retardasi mental dan kelainanjantung kongenital.

g. Kelainan imunologi Eritobaltosis fetalis imbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk anibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak. h. Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu. i. Psikologi ibu Kehamilan yang idak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

B. Faktor Persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperi trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. C. Faktor Pasca Persalinan a. Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. c. Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioakif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negaif terhadap pertumbuhan anak. d. Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang idak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya. e. Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipoiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. f. Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan keidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak. g. Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. h. Simulasi Perkembangan memerlukan rangsangan/simulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. i. Obat-obatan Pemakaian korikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

3). Aspek-aspek perkembangan yang dipantau. a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperi duduk, berdiri, dan sebagainya. b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperi mengamai sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

  • Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperi ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.
  • Berikan ASI sesegera mungkin. Perhaikan refleks menghisap diperhaikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI. c. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

3). Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode pening dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan- hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreaivitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga seiap kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla idak dideteksl apalagi idak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

4). Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan akivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak. Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sisim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhaikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

5). Tahapan perkembangan anak menurut umur.

  • Mengangkat benda ke posisi berdiri.

  • Belajar berdiri selama 30 deik atau berpegangan di kursi.

  • Dapat berjalan dengan dituntun.

  • Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.

  • Mengenggam erat pensil.

  • Memasukkan benda ke mulut.

  • Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.

  • Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa ari.

  • Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa saja.

  • Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.

  • Senang diajak bermain “CILUK BAA”.

  • Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali.

  • Berdiri sendiri tanpa berpegangan.

  • Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.

  • Berjalan mundur 5 langkah.

  • Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil ibu dengan kata “mama”

  • Menumpuk 2 kubus.

  • Memasukkan kubus di kotak.

  • Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkannatau menarik tangan ibu.

  • Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.

Umur 9-12 bulan

Umur 12-18 bulan

Umur 0-3 bulan

Umur 3-6 bulan

  • Mengangkat kepala seinggi 45*

  • Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.

  • Melihat dan menatap wajah anda.

  • Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.

  • Suka tertawa keras.

  • Beraksi terkejut terhadap suara keras.

  • Membalas tersenyum keika diajak bicara/tersenyum.

  • Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran, kontak.

  • Berbalik dari telungkup ke terlentang.

  • Mengangkat kepala seinggi 90*

  • Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

  • Menggenggam pensil.

  • Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

  • Memegang tangannya sendiri.

  • Berusaha memperluas pandangan.

  • Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

  • Mengeluarkan suara gembira bernada inggi atau memekik.

  • Tersenyum keika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.

  • Duduk (sikap tripoid - sendiri)

  • Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.

  • Merangkak meraih mainan atau mendekai seseorang.

  • Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.

  • Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.

  • Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

  • Bersuara tanpa ari, mamama, bababa, dadada, tatata.

  • Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.

  • Bermain tepuk tangan/ciluk baa.

  • Bergembira dengan melempar benda.

  • Makan kue sendiri.

Umur 6-9 bulan

6). Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan.

1). Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensiif terhadap keter1ambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kogniif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya simulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. 2). Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang idak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. 3). Sindrom Down. Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenoipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal faktor seperi kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri. 4). Perawakan Pendek. Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai inggi badan yang berada di bawah persenil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin. 5). Gangguan Auisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berari melipui seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada auisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. 6). Retardasi Mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan keidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. 7). Gangguan Pemusatan Perhaian dan Hiperakivitas (GPPH) Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhaian yang seringkali disertai dengan hiperakivitas.

  • Berjalan lurus.
  • Berdiri dengan 1 kaki selama 11 deik.
  • Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
  • Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
  • Menggambar segi empat.
  • Mengeri ari lawan kata.
  • Mengeri pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
  • Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
  • Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-
  • Mengenal warna-warni
  • Mengungkapkan simpai.
  • Mengikui aturan permainan.
  • Berpakaian sendiri tanpa di bantu.

Umur 60-72 bulan

STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

Simulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara opimal. Seiap anak perlu mendapat simulasi ruin sedini mungkin dan terus menerus pada seiap kesempatan. Simulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah - yang merupakan orang terdekat dengan anak, penggani ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya simulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.

Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan simulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

Dalam melakukan simulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhaikan, yaitu:

  1. Simulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
  2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru ingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
  3. Berikan simulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
  4. Lakukan simulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan idak ada hukuman.
  5. Lakukan simulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
  6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
  7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
  8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya. Pada bagian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perkembangan kemampuan dasar anak anak berkorelasi dengan pertumbuhan. Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Dengan demikian simulasi yang diberikan kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan oleh orang tua/keluarga sesuai dengan pembaian kelompok umur simulasi anak berikut ini:

No Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur Simulasi

  1. Masa prenatal, janin dalam kandungan Masa prenatal
  2. Masa bayi 0 - 12 bulan Umur 0-3 bulan Umur 3-6 bulan Umur 6-9 bulan Umur 9-12 bulan
  3. Masa anak balita 12-60 bulan Umur 12-15 bulan Umur 15-18 bulan Umur 18-24 bulan Umur 24-36 bulan Umur 36-48 bulan Umur 48-60 bulan
  4. Masa prasekolah 60-72 bulan Umur 60-72 tahun

b. Pelaihan /Orientasi bagi Tenaga Pendidik PAUD dan Lembaga Sosial Anak Pelaihan/Orientasi bagi pendidik PAUD dapat dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maupun Puskesmas. Peserta orientasi adalah guru TK/RA, TPA dan satuan PAUD sejenis di wilayah kerja Puskesmas. c. Pelaihan/Orientasi Kader Posyandu Pelaihan/Orientasi Kader Posyandu dapat dilakukan di Puskesmas/kecamatan/desa. Peserta pelaihan/orientasi adalah kader terpilih yang mau melaksanakan dan membimbing keluarga dalam melakukan simulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak melalui pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

  1. Persiapan Sumber Daya Pendukung Kepala Puskesmas bertanggung jawab memasikan bahwa faktor pendukung pelayanan SDIDTK selalu tersedia, siap pakai dan aman digunakan, melipui hal-hal sebagai berikut : a. Persiapan Logisik Logisik menjadi bagian pening yang idak terpisahkan untuk pelayanan SDIDTK. Perencanaan logisik harus dilakukan secara benar, diperhaikan kesinambungan keberadaannya dan dipasikan siap pakai. Kondisi ini hanya akan tercapai bilamana didukung dengan mekanisme pencatatan dan pelaporan yang baik. Beberapa jenis logisik yang harus disiapkan, antara lain: - Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK. - SDIDTK kit. - Buku KIA. - Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Register DDTK, Formulir Rekapitulasi DDTK dan formulir Rujukan. - Register Kohort Bayi dan Register Kohort Anak Balita dan Prasekolah. b. Biaya Operasional Biaya operasional pelayanan SDIDTK dapat menggunakan : - Dana BOK untuk transportasi kegiatan luar gedung misalnya kunjungan petugas kesehatan ke Posyandu/PAUD/RA/BKB untuk melaksanakan SDIDTK, orientasi tenaga pendidik PAUD/RA dan kader. - Dana Kapitasi JKN untuk penggandaan formulir DDTK. c. Ruangan Pelayanan SDIDTK di puskesmas harus terpisah dari ruang pemeriksaan pasien dewasa atau anak sakit. Pelayanan SDIDTK sebaiknya dilakukan di ruangan tertentu karena membutuhkan waktu yang cukup untuk pelayanan, termasuk waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan KIE pertumbuhan dan perkembangan kepada orang tua / pengasuh balita. Jika belum mempunyai ruangan tertentu dapat menggunakan ruangan yang dimanfaatkan bersama/muli fungsi dengan pelayanan kesehatan lainnya seperi ruang imunisasi.

  2. Membuat jejaring Pelayanan DDTK. Untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan balita dan anak prasekolah yang mendapatkan pelayanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Kepala Puskesmas perlu membina dan mengembangkan jejaring dengan insitusi yang melakukan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperi TK/RA, Kelompok Bermain, Taman Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD sejenis. Puskesmas terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada PAUD, lembaga sosial anak dan posyandu di daerah wilayah binaannya tentang peningnya pelaksanaan SDIDTK.

  3. Diseminasi informasi kepada Lintas sektor, masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkait. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang peningnya tumbuh kembang anak, diseminasi informasi SDIDTK perlu dilakukan kepada lintas sektor terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, PKK dan Masyarakat di ingkat kecamatan, kelurahan dan desa.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN SDIDTK

Pelaksaan program SDIDTK disuatu wilayah disebut berhasil, bila semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan DDTK, diindaklanjui oleh keluarga dengan mensimulasi anak dan dirujuk bilamana memerlukan rujukan. Penerapan SDIDTK dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung. Penerapan SDIDTK di dalam gedung dilakukan di Puskesmas, dan di Pustu. Penerapan SDIDTK di luar gedung dapat dilakukan di Posyandu, Kelas Ibu Balita dan PAUD seperi di TK/RA, Kelompok Bermain, tempat pengasuhan anak dan satuan PAUD sejenis.

1. Di Tingkat Puskesmas Pelaksanaan kegiatan DDTK di Puskesmas sebagai berikut: a. Pelayanan DDTK diberikan waktu balita/anak prasekolah kontak dengan petugas di puskesmas, adapun pelayanan yang diberikan sebagai berikut :

  • Pemeriksaaan kesehatan, pemantauan berat badan dan deteksi dini tumbuh kembang.
  • Menentukan klasifikasi penyakit, keadaan gizi dan penyimpangan tumbuh kembang.
  • Melakukan intervensi/indakan spesifik, gangguan gizi dan penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar.
  • Konseling kepada ibu/pengasuh/keluarga. b. Pembinaan ke kader posyadu, pendidik PAUD dan satuan PAUD sejenis . 2. Di Tingkat PAUD Dalam melaksanakan DDTK di ingkat PAUD, petugas kesehatan dapat berbagi peran dengan pendidik PAUD terlaih sebagai berikut: a. Peran Pendidik PAUD :
  • Mengisi idenitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
  • Melakukan pengukuran inggi badan dan berat badan
  • Menuliskan hasil pengukuran dan pemeriksaan perkembangan di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
  • Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP
  • Mengisi Kuesioner Tes Daya Dengar (TDD)
  • Melakukan Tes Daya Lihat (TDL)
  • Mengisi kuesioner KMPE

b. Peran Petugas Kesehatan - Menentukan status gizi anak berdasarkan pengukuran inggi badan, berat badan yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik PAUD

  • Melakukan pengukuran lingkar kepala anak
  • Melakukan pemeriksaan Auis jika ada keluhan
  • Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan
  • Menuliskan hasil pemeriksaan tersebut di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
  • Melakukan intervensi kelainan gizi dan tumbuh kembang
  • Merujuk bila diperlukan 3. Di Tingkat Posyandu Kegiatan DDTK di ingkat Posyandu dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan Posyandu. Di Posyandu Petugas kesehatan dan kader posyandu terlaih/terorientasi buku KIA membagi peran sebagai berikut : Peran Kader Posyandu :
  • Mengisi idenitas anak di formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
  • Melakukan pengukuran inggi badan dan berat badan serta menuliskannya di formulir deteksi dini tumbuh kembang anak
  • Melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan mengunakan check list perkembangan anak di buku KIA apakah sudah/belum sesuai dengan mengunakan, bila sesuai berikan tanda rumput (V), bila belum sesuai beri tanda (-).
  • Memberikan penyuluhan kepada ibu / keluarga mengenai peningnya simulasi pada anak agar tumbuh kembang opimal

Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan KMPE M-CHAT GPPH

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional (dilakukan atas indikasi)

Umur Anak

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan

0 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan 15 bulan 18 bulan 21 bulan 24 bulan 30 bulan 36 bulan 42 bulan 48 bulan 54 bulan 60 bulan 66 bulan 72 bulan

BB/TB LK KPSP TDD TDL
Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining
Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Balita dan Anak Prasekolah

TDL : Tes Daya Lihat KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emosional M-CHAT : Modified Checklist for Auism in Toddlers GPPH : Gangguan Pemusatan Perhaian dan Hiperakivitas

BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi badan LK : Lingkar Kepala KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDD : Tes Daya Dengar

Keterangan:

BAB IV
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN

Deteksi dini gangguan pertumbuhan dilakukan di semua ingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat & bahan yang digunakan Yang dipantau - Orang tua. - Kader kesehatan. - Pendidik PAUD, Petugas BKB, petugas TPA dan Guru TK.

Tenaga kesehatan terlaih SDIDTK:

  • Dokter

  • Bidan

  • Perawat

  • Ahli gizi

  • Tenaga kesehatan lainnya

  • Berat badan.

  • Panjang/Tinggi Badan

  • Berat Badan

  • Lingkar kepala

Keluarga, masyarakat.

Puskesmas.

  • Buku KIA
  • Timbangan dacin
  • Timbangan digital (untuk anak > 5 thn)
  • Alat ukur inggi badan/panjang badan.
  • Buku KIA
  • Tabel/Grafik BB/TB
  • Tabel/Grafik TB/U
  • Grafik LK
  • Timbangan
  • Alat ukur inggi badan/panjang badang
  • Pita pengukur lingkar kepala

Penentuan status gizi Anak a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB /TB) untuk menentukan status gizi anak usia dibawah 5 tahun, apakah normal, kurus, sangat kurus atau gemuk. b. Pengukuran Panjang Badan terhadap umur atau Tinggi Badan terhadap umur (PB/U atau TB/U) untuk menentukan status gizi anak, apakah normal, pendek atau sangat pendek c. Pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) untuk menentukan status gizi anak usia 5 - 6 tahun apakah anak sangat kurus, kurus, normal, gemuk atau obesitas.

Untuk pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan berat badan menurut umur dilaksanakan secara ruin di posyandu seiap bulan. Apabila ditemukan anak dengan berat badan idak naik dua kali berturut-turut atau anak dengan berat badan di bawah garis merah, kader merujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan konfirmasi dengan menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan/inggi badan. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau non kesehatan terlaih. Untuk penilaian BB/TB hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penentuan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh: anak usia 6 bulan 12 hari umur anak dibualatkan menjadi 6 bulan. anak usia 2 bulan 28 hari, umur anak dibulatkan menjadi 2 bulan. a. Penimbangan Berat Badan (BB): * Menggunakan imbangan bayi. - Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang. - Letakkan imbangan pada meja yang datar dan idak mudah bergoyang. - Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0. - Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan. - Baringkan bayi dengan hai-hai di atas imbangan. - Lihat jarum imbangan sampai berheni.

Alat Ddtk PAUD apa saja?

Description.
Sendok. Garpu. Bola Tennis. Cangkir plastik. Botol Kecil. Kismis. Boneka. Balok Kecil ( 2,5 x 2,5 cm masing – masing 2 bj warna kuning, merah, biru, hijau, putih ) Balok Besar ( 2,5 x 5 cm masing – masing 1 bj warna kuning, merah, biru, hijau, putih ) Kerincingan. Lonceng ( Ø 4 – 5 cm ) ... .
Pembelian minimal 10 Set..

Apa itu Ddtk di PAUD?

DDTK adalah kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang agar lebih mudah dilakukan penanganan selanjutnya.

DDTK untuk anak usia berapa?

Usia 1 – 3 tahun: 3 bulan sekali. Usia 3 – 6 tahun: 6 bulan sekali. Di atas 6 tahun: 1 tahun sekali.

Apa saja kegiatan Sdidtk?

UPTD Puskesmas Kulim jaya mengadakan kegiatan SDIDTK anak balita di posyandu,kegiatan ini meliputi penimbangan,pengukuran tinggi badan,pengukuran lingkar kepala dan perkembangan anak.