Contoh aspek teknis dan teknologi dalam studi Kelayakan bisnis

BAB IX ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Menurut beberapa pakar teknologi terdapat beberapa definisi teknologi informasi (dalam Abdul Kadir dan Terra), yaitu :

a. Menurut Haag dan Keen, teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

b. Menurut Martin, teknologi informasi adalah hal yang tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

c. Menurut Williams dan Sawyer, teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.

d. Menurut Rahardjo (2002:74), teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai jual.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

1. Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi

Sistem teknologi informasi dapat dibedakan dengan berbagai cara pengklasifikasian. Menurut Abdul Kadir dan Terra TI dapat diklasifikasikan atas :

b) Menurut fungsi yang diemban sistem, sistem teknologi informasi dapat dibedakan atas :

1. Embedded IT system adalah sistem teknologi informasi yang melekat pada produk lain. Contohnya sistem VCR ( Video Casette Recorder )

informasi yang

memungkinkan pemakai dapat merekam tayangan televisi.

2. Dedicated IT system adalah sistem teknologi informasi yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas khusus. Contohnya, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dirancang secra khususuntuk melakukan transaksi keuangan bagi nasabah bank.

3. General purpose IT system adalah sistem teknologi informasi yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas yang bersifat umum. Contohnya, PC (Personal Computer)

c) Menurut departemen dalam perusahaan bisnis, TI dibedakan atas: sistem informasi akutansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dan lain-lain.

d) Menurut dukungan terhadap level manajemen dalam perusahaan, TI dapat dibedakan atas : sistem pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan, dan sistem informasi eksekutif.

2. Peranan Teknologi Informasi Bagi Perusahaan

Pada dasarnya peranan TI bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal ini disebabkan karena masing-masing perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Walaupun dua buah perusahaan misalnya berada pada sebuah industri yang sama, namun peranan teknologi informasinya bisa sangat berbeda. Teknologi informasi (TI), yang dikhususkan untuk pengolahan data Pada dasarnya peranan TI bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal ini disebabkan karena masing-masing perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Walaupun dua buah perusahaan misalnya berada pada sebuah industri yang sama, namun peranan teknologi informasinya bisa sangat berbeda. Teknologi informasi (TI), yang dikhususkan untuk pengolahan data

Di satu sisi perusahaan sadar bahwa sudah saatnya harus memiliki suatu sistem TI yang menunjang bisnis mereka, sementara di lain pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar untuk dapat merancang dan mengimplementasikan TI yang dibutuhkan. Tanpa memiliki TI yang cukup canggih, sulit bagi perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan besar lainnya baik dari dalam maupun dari luar negeri (Indrajit, 2004:35).

Menurut Jogiyanto (2003:18) sistem teknologi informasi memberikan lima peran utama di dalam organisasi :

a. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan teknologi di proses produksi.

b. Meningkatkan efektifitas, yaitu menyediakan informasi bagi para manajer di organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih efektif yang didasarkan dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga mendapat hasil produksi yang akurat dan bebas dari cacat produksi sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan.

c. Meningkatkat komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan sistem teknologi informasi dengan menggunakan email dan chat.

d. Meningkatkan kolaborasi, yaitu dengan menggunakan video conference dan teleconference.

e. Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi digunakan untuk keunggulan kompetisi.

Menurut Indrajit (2003:30) jika ditinjau dari segi peranan strategis TI, terdapat lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap teknologi tersebut, yaitu :

1) Karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri,

Adapun Metode yang bisa dipergunakan dalam penentuan luas produksi

1. Pendekatan konsep Marginal Cost

2. Pendekatan Break Event Point

3. Pendekatan Linier Programming

4. Pendekatan konsep Marginal Cost Pendekatan konsep Marginal Cost (MC) dan Marginal Revenue

(MR). Luas produksi optimal tercapai pada saat MC = MR. Dimana : MC merupakan differensial TC TC MR merupakan differensial Pendekatan Break Event Point. Luas produksi minimal terletak pada luas produksi yang pada saat itu perusahaan tidak menaglamai laba atau rugi. Atau dengan kata lain luas produksi berada pada titik impas (break event point). Dengan diketahui luas produksi pada titik impas bias ditentukan luas produksi yang memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Pendekatan Linier Programming Metode ini digunakan jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis. Jika produk yang dihasilkan terdiri dari dua jenis menggunakan pendekatan grafik, dan jika lebih dari dua jenis menggunakan metode simpleks.

Pengadaan Persediaan Bahan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan persediaan : tingkat penjualan, sifat teknis, lamanya proses produksi serta daya tahan produk akhir. Salah satu cara yang digunakan untuk pengendalian investasi pada persediaan adalah dengan menggunakan model EOQ (Ecnomic Order Quantity ). EOQ adalah jumlah pembelian yang ekonomis, pada jumlah ini terjadi kombinasi biaya terendah.

Biaya-biaya yang termasuk dalam EOQ adalah biaya pesan (Ordering Cost) dan biaya simpan (Carrying Cost). Biaya pesan, meliputi biaya selama proses persiapan pesan, biaya pengirman pesanan, biaya penerimaan barang yang dipesan, biaya proses pembayaran. Sedangkan biaya simpan, meliputi: sewa gudang, pemeliharaan material dalam Biaya-biaya yang termasuk dalam EOQ adalah biaya pesan (Ordering Cost) dan biaya simpan (Carrying Cost). Biaya pesan, meliputi biaya selama proses persiapan pesan, biaya pengirman pesanan, biaya penerimaan barang yang dipesan, biaya proses pembayaran. Sedangkan biaya simpan, meliputi: sewa gudang, pemeliharaan material dalam

R = Jumlah dalam unit yang dibutuhkan selama satu periode S = Biaya pesan tiap kali pesan P = Harga pembelian perunit yang dibayar L = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan dalam gudang Asumsi :

 Harga pembelian bahan baku per unitnya konstan  Setiap saat kita membutuhkan, bahan selalu tersedia

di pasar  Jumlah kebutuhan bahan dapat ditentukan terlebih

dahulu secara pasti untuk penggunaan satu periode tertentu.

 Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang tetap dan

kontinyu.

Kelemahan metode EOQ terletak pada asumsi yang digunakan terlalu bersifat ideal, Penjualan dapat ditentukan , Pemakaian bahan sepanjang tahun , Pesediaan dapat segerap diperoleh. Contoh: Perusahaan ‛erkah dalam tahun

membutuhkan bahan sebanyak 1600 Kg. Untuk mendapatkan bahan tersebut dibutuhkan ongkos sebagai berikut : a) biaya pesan Rp. 50,- tiap kali pesan, b) Carrying cost Rp. 1,- per KG. Hitunglah EOQ. EOQ = √ xRxS

ROP (Reorder Point) Adalah saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali, sehingga pada waktu barang datang persediaan = 0 atau Safety Stock ROP = Safety Stock + Lead Time Dimana : Lead Time = waktu tunggu mulai barang dipesan sampai

datang masuk gudang

Safety Stock = persediaan pengaman, persediaan minimal yang harus ada agar produksi tidak terganggu

Contoh soal seperti tersebut diatas : R = 1.600 Kg. S = Rp. 50,- sekali pesan C = Rp. 1,- per kG Kalau Lead time 2 minggu dan 1 tahun dianggap 50 minggu sedangkan Safety stock = 200 Kg. Ditanyakan : EOQ dan ROP ? Jawab : EOQ= √x. x . =400Kg

Pemakaian selama lead time adalah 1.600 x 2 = 160 Kg 50 ROP = safety stock + 160 = 120 + 160 = 360 Kg.

5. Alat-alat Analisis yang Digunakan dalam Aspek Teknik dan Teknologi Penentuan Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Secara sepintas variabel dalam pemilihan lokasi :

- Bahan mentah - Letak pasar - Tenaga :Listrik dan Air - Supply Tenaga Kerja - Fasilitas Transportasi

Setelah diketahui beberapa variabel tersebut, kemudian dilakukan analisis. Diantara alat analisis tersebut adalah :

a. Metode Kualitatif : Terhadap faktor yang dianggap penting dan berpengaruh. Masing- masing diberi skor/nilai tertentu atau bila perlu diberi bobit tertentu pula kemudian yang mempunyai skor akhir total paling besar dipilih.

b. Metode Transportasi, Pada dasarnya merupakan teknik operation research . Metode yang digunakan adalah MODI dan Vam. Metode ini b. Metode Transportasi, Pada dasarnya merupakan teknik operation research . Metode yang digunakan adalah MODI dan Vam. Metode ini

c. Metode Analisa Biaya

Konsep perbedaan biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan.

6. Penentuan Luas Produksi

1. Pendekatan konsep Marginal Cost dan Marginal Revenue Luas produksi optimal tercapai pada saat MC = MR

2. Pendekatan Break Event Point Luas produksi minimal terletak pada luas produksi yang pada saat itu perusahaan tidak mengalami laba atau rugi (pak-pok).

3. Metode Linier Programming. Metode ini jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis, jika produk yang dihasilkan terdiri dari dua jenis menggunakan pendekatan garfik, jika lebih dari dua jenis menggunakan metode simpleks.