Carilah informasi baru yang kalian ketahui pada bacaan kain tenun ikat flores

JATIM | 24 Maret 2020 12:00 {news_reporter_link} {news_ext_reporter}

Merdeka.com - Batik adalah salah satu jenis kain tradisional khas Indonesia yang telah populer hingga di level mancanegara. Sudah banyak yang memilih batik sebagai salah satu bahan untuk dijadikan pakaian atau bahkan oleh-oleh khas dari Indonesia.

Selain batik, masih banyak jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang tak kalah cantik bernuansa eksotis. Masing-masing memiliki kekhasan dan filosofi daerah asalnya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah menetapkan sebanyak 33 jenis kain tradisional sebagai warisan budaya.

Selain batik, jenis kain di antaranya ada songket, tenun, ulos dan beberapa jenis kain langka yang sudah sulit ditemui. Melansir dari website pemerintah daerah masing-masing dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut jenis kain tradisional yang telah merdeka.com rangkum pada Selasa (24/03/2020).

2 dari 11 halaman

Jenis kain tradisional pertama adalah Songket Palembang. Bukti keberadaan songket sejak zaman Sriwijaya dapat diamati dari pakaian yang menyelimuti arca-arca di kompleks candi Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Jenis kain ini ditenun dari berbagai macam benang, salah satunya benang emas, hasil perdagangan dengan bangsa Tiongkok dan India. Kemampuan membuat songket Palembang diwariskan secara turun-temurun.

Dalam upacara adat atau selebrasi pernikahan pengantin Palembang biasanya mengenakan songket lengkap dengan Aesan Gede (kebesaran), Aesan Pengganggon (peksangko), Selendang Mantri, Aesan Gandek dan lainnya. Secara kualitas, jenis kain Songket Palembang adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.

3 dari 11 halaman

Kerajinan tangan yang sangat terkenal dari Siak sejak dahulu adalah kerajinan industri rumah, yaitu kerajinan tenun yang dinamakan kain Tenun Siak. Awalnya, pekerjaan menenun hanya dikenal di lingkungan Istana sebagai pekerjaan sambilan.

Namun sesuai dengan perkembangan zaman, pekerjaan menenun mulai merambah keluar dari tembok Istana. Tenun Siak adalah jenis kain tenunan yang dibuat dengan menggunakan benang katun atau benang sutra yang diberi motif benang emas seperti pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis dan lain-lain.

Kerajinan Tenun Siak dapat dinikmati sebagai barang bawaan atau cendera mata khas Siak. Pada saat ini, tenun Siak semakin diminati oleh para kolektor, masyarakat pemakai, dan para pelancong yang datang ke Kabupaten Siak.

4 dari 11 halaman

Masyarakat Melayu Sambas mulai mengenal dan melakukan praktik menenun secara tradisional (baik teknik ikat maupun teknik songket) pada masa pemerintahan Raden Bima (sultan Sambas yang ke-2, memerintah tahun 1668-1708) yang bergelar Sultan Muhammad Tajudin.

Sampai saat ini kerajinan tenun Songket Sambas masih banyak digeluti oleh masyarakat di sekitar daerah keraton dan di sepanjang aliran sungai. Jenis kain tenun Sambas memiliki beragam motif dan corak.

Salah satu ciri khasnya adalah motif pucuk. Motif pucuk rebung berbentuk segitiga, memanjang dan lancip. Disebut pucuk rebung karena merupakan gambaran dari tunas bambu muda.

5 dari 11 halaman

Tenun Ulap Doyo merupakan seni menenun kain dari Suku Dayak Benuaq di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Disebut Doyo karena bahan utamanya adalah serat Daun Doyo.

Berdasarkan usia Kerajaan Kutai dan kondisi masyarakat kala itu yang beragama Hindu, tenun Ulap Doyo diperkirakan telah ada dan berkembang sebelum abad ke-17. Dahulu, motif tenun Ulap Doyo bisa dijadikan petanda/ciri atau identitas sosial seseorang.

Jenis kain tradisional tenun Ulap Doyo dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan dalam acara adat, tari-tarian, dan dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak Benuaq. Tenun Ulap Doyo yang dikenakan sehari-hari berwarna hitam, sedangkan Tenun Ulap Doyo yang berwarna-warni dan bermotif digunakan dalam upacara-upacara adat.

6 dari 11 halaman

Kain Gringsing diketahui sebagai ciri khas Desa Tenganan yang berbentuk kain tenun ikat. Tidak diketahui secara pasti kapan jenis kain Gringsing mulai muncul di Tenganan Pegringsingan.

Jenis kain Gringsing mengandung makna sebagai semacam penolak bala. Kain Gringsing bisa dikatakan unik, otentik, dan kini amat langka. Bila dilihat dari proses pewarnaan, mengikat benang dan menenun, untuk sehelai kain bisa memakan waktu sekitar 1 hingga 10 tahun.

Waktu terlama dihabiskan untuk proses pewarnaan yang bisa memakan waktu bertahun-tahun demi mendapat warna yang matang. Masyarakat Bali Aga dan orang di luar Tenganan percaya bahwa kain Gringsing memiliki kekuatan magis yang dapat melindungi mereka dari sakit dan kekuatan jahat.

7 dari 11 halaman

Maduaro adalah jenis kain sulam dari Provinsi Lampung berupa selendang penutup kepala masyarakat Menggala. Kain Maduaro Lampung ini pada mulanya dibawa oleh nenek moyang masyarakat Menggala yang menunaikan ibadah haji di Mekkah pada abad ke-18.

Selain itu, para pedagang Gujarat India juga menjual kain sejenis pada masyarakat Menggala, sehingga motif yang berkembang lalu dipengaruhi motif Hindustan. Selanjutnya, masyarakat mengembangkan kain Maduaro. Selain sebagai tutup kepala, juga dibuat sebagai Kawai Rajo (pakaian kebesaran para Penyimbang) pada upacara adat dan Sesan untuk dibawa pada saat pernikahan.

8 dari 11 halaman

Kain tenun ikat adalah jenis kain yang teknik pembuatan motifnya dilakukan dengan cara diikat. Teknik ikat dilakukan dengan bagian tertentu dari benang, dengan maksud agar bagian yang terikat itu tidak terwarna dan membentuk motif-motif yang diinginkan.

Berdasarkan bagian yang diikat, tenun ikat dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu; tenun ikat lungsin, tenun ikat pakan, dan tenun ikat ganda. Tenun ikat hanya dikenal oleh komunitas Sasak di pulau Lombok.

Tenun ikat sudah dikenal oleh komunitas Sasak di kalangan tertentu sejak lama. Tetapi mulai populer dan berkembang di masyarakat tahun 1960an ketika perusahaan tenun perorangan muncul di kota.

9 dari 11 halaman

Karawo adalah kerajinan menghias berbagai jenis kain dengan motif sulaman yang menggunakan benang polos dan berwarna. Proses pembuatan sulaman Karawo yaitu dengan cara mengiris dan mencabut benang dari serat kain, yang kemudian disulam dengan beraneka ragam benang sesuai rancangan motif yang diinginkan.

Proses penyulaman berlangsung satu minggu hingga satu bulan, tergantung motif dan jenis kain. Sulaman Karawo semakin populer karena jenis kain yang digunakan makin beragam. Warna dan desain motif juga lebih menarik, dibuat sesuai dengan selera konsumen.

10 dari 11 halaman

Salah satu kerajinan tangan khas Bangka adalah kain tenun Cual. Menenun Cual awalnya merupakan aktivitas perempuan bangsawan Muntok, Bangka Barat di kampung Patenon pada abad ke-18. Tenun Cual mulanya merupakan jenis kain adat Muntok yang berarrti celupan awal pada benang yang akan diwarnai.

Tenun Cual merupakan perpaduan antara teknik sungkit dan ikat. Jenis motif kain tenun Cual antara lain susunan motif bercorak penuh (Pengantek Bekecak) dan motif ruang kosong (Jande Bekecak). Tenun Cual sangat terkenal karena tekstur kainnya yang sangat halus, warna celupan benangnya tidak berubah, dan ragam motifnya seakan timbul jika dipandang dari kejauhan.

11 dari 11 halaman

Kain tenun Donggala memiliki keunikan dalam jenis teknik yang digunakan dan motif yang dipakai. Terdapat enam jenis kain tenun Donggala. Pertama adalah kain Pelekat Garusu yang bercorak kotak-kotak dengan kombinasi warna merah tua.

Kedua kain Buya Sura yang mendapat pengaruh dari Samarinda, ditinjau dari warnanya yang didominasi ungu. Ketiga adalah Buya Bomba, tenun ikat yang bercorak bunga. Keempat Buya Subi, tenun yang dibuat dengan teknik songket.

Selanjutnya adalah Bomba Kota, jenis kain ini dibentuk dengan hiasan motif kotak-kotak. Terakhir adalah Buya Awi, jenis kain polos dengan satu warna tanpa ragam hias dan tidak digunakan sebagai bahan pakaian, melainkan sebagai selimut atau alas tempat tidur.

(mdk/edl)

Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.

Carilah informasi baru yang kalian ketahui pada bacaan kain tenun ikat flores

Helai-helai benang yang diikat dengan tali plastik sebelum dicelup.

Sebelum ditenun, helai-helai benang dibungkus (diikat) dengan tali plastik sesuai dengan corak atau pola hias yang diingini. Ketika dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali plastik tidak akan terwarnai. Tenun ikat ganda dibuat dari menenun benang pakan dan benang lungsin yang keduanya sudah diberi motif melalui teknik pengikatan sebelum dicelup ke dalam pewarna.

Teknik tenun ikat terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain ikat di antaranya: Toraja, Mamuju, Luwu Utara, Kapuas Hulu, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, dan Kepulauan Tanimbar. Kain gringsing dari Tenganan, Karangasem, Bali adalah satu-satunya kain di Indonesia yang dibuat dari teknik tenun ikat ganda (dobel ikat).[1]

Kain ikat dapat dibedakan dari kain songket berdasarkan jenis benang. Songket umumnya memakai benang emas atau perak. Motif kain songket hanya terlihat pada salah satu sisi kain, sedangkan motif kain ikat terlihat pada kedua sisi kain.

  • Tenun Ikat NTT, dari Timor, Sumba
  • Tenun Ikat Troso, dari Jepara
  • Tenun Ikat Lombok, dari Lombok
  • Tenun Ikat Sumbawa, dari Sumbawa
  • Tenun Ikat Tanimbar, dari Kepulauan Tanimbar
  • Kain tapis
  • Jumputan
  • Kasuri

  1. ^ Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora. "Indentifikasi dan Inventarisasi Kain Gringsing di Desa Tenganan, Karangasem". Diakses tanggal 2010-06-06. 

  • (Indonesia) Kain Tenun Gringsing: Warisan Budaya Bali Aga Diarsipkan 2010-12-13 di Wayback Machine.
 

Artikel bertopik teknologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenun_ikat&oldid=19610383"