Cara mengobati bintik merah setelah demam

Cara mengobati bintik merah setelah demam

Demam berdarah memiliki gejala umum berupa bercak atau bintik-bintik merah pada kulit.  Beberapa penyakit lain juga punya ciri bintik merah sehingga perlu diagnosis dokter untuk memastikan apakah seseorang terkena DBD atau tidak.

Cara mengobati bintik merah setelah demam

Penyebab lain Bintik Merah Saat Demam

Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan lain punya ciri berupa bercak atau bintik merah pada kulit seperti demam berdarah.

Penyakit tersebut antara lain:

  • Campak
  • Alergi
  • Sirap
  • Demam scarlet
  • Eksim
  • Gigitan kutu
  • Kudis
  • Tifus
  • Selulitis
  • Cacar air

Baik campak, DBD, maupun tifus juga bisa menimbulkan ruam di kulit. Namun, ruam campak memiliki ciri khas tersendiri. Ruam campak akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal terjadi dan diawali dengan bintik-bintik Koplik (bintik-bintik merah kecil dengan bagian tengah berwarna biru-putih) di dalam mulut pada lapisan dalam pipi.

Setelah itu, ruam kulit yang terdiri dari bercak-bercak yang lebih besar dan rata juga bisa muncul dan menyebar dari wajah ke seluruh tubuh. Bintik merah pada campak, DBD, maupun tifus juga bisa menimbulkan ruam di kulit.

Namun, ruam campak memiliki ciri khas tersendiri. Ruam campak akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal terjadi dan diawali dengan bintik-bintik Koplik (bintik-bintik merah kecil dengan bagian tengah berwarna biru-putih) di dalam mulut pada lapisan dalam pipi. Setelah itu, ruam kulit yang terdiri dari bercak-bercak yang lebih besar dan rata juga bisa muncul dan menyebar dari wajah ke seluruh tubuh. Bintik merah pada campak akan berkurang pada minggu kedua dan meninggalkan bekas terkelupas dan kehitaman.

Sedangkan ruam kulit pada DBD, berupa bintik-bintik merah muncul 2–5 hari setelah demam. Keluarnya bintik merah pada kulit menandakan bahwa pengidap sedang dalam masa kritis. Bintik tersebut terjadi akibat perdarahan dan bila ditekan warnanya tidak pudar. Pada hari keempat dan kelima, bercak tersebut akan menghilang tanpa bekas.

Pada tifus, ruam kulit bisa muncul di punggung atau dada dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, berkurang pada minggu kedua dan meninggalkan bekas terkelupas dan kehitaman.Sedangkan ruam kulit pada DBD, berupa bintik-bintik merah muncul 2–5 hari setelah demam. Keluarnya bintik merah pada kulit menandakan bahwa pengidap sedang dalam masa kritis. Bintik tersebut terjadi akibat perdarahan dan bila ditekan warnanya tidak pudar. Pada hari keempat dan kelima, bercak tersebut akan menghilang tanpa bekas.

Baca Juga:  Pengaruh Pola Makan yang Tidak Teratur Saat GERD

Pada tifus, ruam kulit bisa muncul di punggung atau dada dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.Sedangkan pada alergi, gigitan kutu, eksim, ruam dirasakan dengan gejala gatal.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Tidak ada obat untuk menghilangkan bintik merah demam berdarah. Bintik ini akan hilang sendiri ketika pasien memasuki fase pemulihan. Pada fase ini, jumlah trombosit sudah kembali naik ke level normal.

Kapan Harus ke Dokter?

Bintik merah pada kulit yang muncul beserta demam adalah alarm peringatan bahwa mungkin terjadi infeksi virus dengue dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Bila Anda curiga terkena demam berdarah, lebih baik periksakan diri ke dokter ketika melihat adanya bintik merah tersebut. Diagnosis dini akan memperbesar peluang pemulihan pasien dan menghindari risiko komplikasi demam berdarah, termasuk kematian.

Reviewed by

dr. Nitya Prasanta, Sp.PD

Baca Juga:  Pengobatan dan Stadium Kanker Kelenjar Getah Bening

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Primaya Hospital Karawang

Referensi:

  • Skin rash from dengue fever. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3847512/. Diakses 3 April 2022
  • How is rash characterized in dengue? https://www.medscape.com/answers/215840-43504/how-is-rash-characterized-in-dengue. Diakses 3 April 2022
  • Clinical significance of skin rash in dengue fever: A focus on discomfort, complications, and disease outcome. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S199576451630102X. Diakses 3 April 2022
  • Dengue Fever. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/dengue-fever-reference. Diakses 3 April 2022
  • Differential Diagnosis of Dengue Fever: Beware of Measles https://academic.oup.com/jtm/article/19/4/268/1816028. Diakses 3 April 2022

Cara mengobati bintik merah setelah demam

Bagikan ke :
Cara mengobati bintik merah setelah demam
Cara mengobati bintik merah setelah demam
Cara mengobati bintik merah setelah demam

#LiputanMedia

Nakita.id – Kabar kurang menyenangkan datang dari Baim Wong dan Paula Verhoeven.

Pasalnya belum lama ini, putra sulung Baim Wong dan Paula Verhoeven mengidap penyakit.

Sebelumnya, Paula menceritakan bahwa Kiano Tiger Wong belakangan ini rewel dan demam.

Kiano juga terlihat tak seenergik biasanya bahkan sulit makan.

Di kanal YouTube Baim Paula, Paula Verhoeven sempat memperlihatkan kondisi Kiano yang sudah mulai ceria.

Meski demikian, Paula menceritakan bahwa malam sebelumnya, sang putra masih mengalami demam.

Akan tetapi, pagi harinya Kiano justru punya gejala yang cukup membuat Paula terkejut dan bingung.

Sebagian tubuh Kiano timbul bintik-bintik merah.

“Mungkin bosque tahu, apa itu sakitnya? Bingung deh,” tanya Paula ke para penonton YouTube-nya.

“Mungkin, feeling aku mungkin karena panas ya. Panas tinggi, udah gitu jadi keluar kaya merah-merah bintik-bintik,” tutur Paula mengutip dari YouTube Baim Paula.

“Kemarin nggak merah-merah. Kalau sekarang jadi merah-merah, baru hari ini tuh merah-merah. Semua badan,” jelas Paula.

Paula juga mendeskripsikan bagian tubuh Kiano yang muncul merah-merah.

“Bawah bibir, ke tangan, ke telapak, ke badan, sama ke pantat. Semuanya bentol-bentol (merah),” ungkap Paula.

Meski demikian, Kiano sudah cukup aktif dari hari sebelumnya.

“Baru hari ini merah, kemarin cuma bentol doang ya?” tanya Paula ke pengasuh Kiano.

Paula mengatakan bahwa ia sudah meng-update kondisi Kiano ke dokter.

“Aku udah update ke dokter, selalu video call Kiano. Jadi 2 hari ini Kiano udah bisa jalan-jalan.

“Tapi tetep, kalo sore, dia panas kaya semalem itu,” ujar istri Baim Wong.

Oleh sebab itu, Paula memutuskan memberi Kiano obat ketika malam hari sang putra mengalami demam.

Paula juga rutin memberikan Kiano vitamin untuk menjaga daya tubuhnya.

Sore harinya, dokter datang ke rumah untuk memeriksa kondisi Kiano.

Dokter menjelaskan bahwa menurut analisisnya, Kiano positif mengidap flu singapura.

Menurut dokter, Kiano tertular dari anak lain yang sebelumnya sempat mengidap flu singapura.

Awalnya, dokter mengira bahwa Kiano mengalami campak.

“Saya pikir awalnya campak, (setelah) vaksin itu juga bisa dia begitu. Tapi kok jadi gede-gede,” ujar dokter.

“Badannya itu juga jelek dok, kayak kering-kering gitu,” imbuh Paula Verhoeven.

“Enggak apa-apa, nanti juga bagus,” kata dokter.

Lalu apa sebenarnya flu singapura? Dan bagaimana gejala serta penyebabnya?

Mengutip dari Kompas.com, gejala flu singapura di antaranya demam yang disertai seriawan di dalam rongga mulut dan muncul bercak-bercak merah di telapak tangan dan kaki.

Menurut keterangan Prof Herdiman T Pohan, Kepala Divisi Infeksi dan Tropik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo pada (16/4/2009) lalu, masyarakat diminta tak khawatir karena flu singapura sama halnya dengan beberapa jenis influenza yang banyak dijumpai di Indonesia.

Penderita flu singapura biasanya mengalami beberapa gejala, yaitu demam, batuk, pilek, pegal-pegal, capek, dan timbul bercak merah di telapak tangan, lengan, kadang juga ditemukan di bagian kaki.

Sementara itu, mengutip dari Tribunnewswiki, kelompok virus enterovirus A merupakan penyebab utama dari penyakit ini.

Virus jenis ini menyebar ke jaringan di mulut, sekitar amandel, dan masuk ke dalam sistem pencernaan.

Pada akhirnya, penyakit ini akan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

Namun, sebelum menyerang ke organ vital lainnya, sistem kekebalan tubuh akan mengendalikannya.

Flu Singapura bisa menyebar lewat berbagai cara dari pengidapnya ke orang lain, misalnya melalui:

– cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin,

– air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk,

– cairan yang berasal dari luka melepuh,

– permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran penderita (tinja).

Sumber berita: https://nakita.grid.id/…/alami-demam-tinggi-dan-bintik…