Cara mengatasi maraknya budaya westernisasi yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia

Merdeka.com - Westernisasi adalah penerapan praktik dan budaya Eropa Barat oleh masyarakat dan negara di belahan dunia lain, baik melalui paksaan maupun pengaruh. Westernisasi menjangkau sebagian besar dunia sebagai bagian dari proses kolonialisme dan terus menjadi fenomena budaya yang signifikan sebagai akibat globalisasi.

Dilansir dari britannica.com, dimulainya proses westernisasi adalah dengan melalui para pedagang, penjajah, dan misionaris dari Eropa Barat, yang percaya bahwa cara hidup mereka lebih unggul daripada orang-orang di negara tempat mereka bepergian. Orang-orang yang diduduki diharuskan atau didorong untuk mengadopsi praktik bisnis, bahasa, huruf, dan pakaian Eropa Barat. Mereka juga didorong untuk mengambil sistem pendidikan Eropa Barat, standar kesusastraan dan artistik, dan untuk masuk Kristen.

Pada abad ke-20 di Amerika Serikat, yang merupakan hasil kolonisasi Eropa Barat di Amerika Utara, bisa dibilang menjadi pengekspor budaya Barat yang paling signifikan. Film, musik, dan mode diambil tidak hanya di Asia, Afrika, dan Amerika Tengah dan Selatan, tetapi bahkan di Eropa Barat sendiri. Dalam prosesnya teknologi bertindak sebagai salah satu bentuk dan pemancar Westernisasi.

Lalu apa dampak dari westernisasi ini? Dalam artikel ini akan merdeka.com sampaikan bagaimana dampak westernisasi beserta faktor penyebab munculnya pengaruh barat ini di masyarakat.

2 dari 4 halaman

Selain karena faktor penjajahan, westernisasi juga bisa muncul dari berbagai faktor lainnya. Dikutip dari dosenpendidikan.co.id, faktor yang menjadi penyebab westernisasi adalah sebagai berikut:

Sifat konsumtif masyarakat terhadap produk luar negeri

Kita bisa melihat saat ini masyarakat cenderung lebih senang dan bangga ketika mereka menggunakan barang-barang dengan merek luar negeri. Terlebih, produk dengan merek luar negeri juga ikut mendominasi pasar di Indonesia, mulai dari produk teknologi, pakaian, hingga makanan.

Perkembangan teknologi informasi

Saat ini, teknologi sudah berkembang semakin pesat. Dengan keberadaan teknologi, kita dapat dengan mudah menjangkau dunia meski hanya dari rumah sendiri. Kemunculan berbagai media sosial juga ikut berkontribusi terhadap penyebaran informasi. Gaya hidup, tren, musik, dan lain sebagainya yang berasal dari barat dapat dengan mudah kita akses. Jadi jangan heran jika masyarakat juga mudah terpengaruh dengan apa yang ada di barat.

Karya-karya yang mengandung unsur kebarat-baratan

Di Indonesia sendiri, kecaman terhadap karya-karya budaya luar sudah dimulai jauh sebelum orde baru lahir. Bahkan, sebagai bentuk kecemasan Presiden pertama kita, Ir. Soekarno, terhadap westernisasi, beliau melarang adanya film-film Hollywood dan semua bentuk kesenian yang berbau kebarat-baratan.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap westernisasi

Budaya barat tidak semuanya memiliki dampak negatif. Hanya tinggal, bagaimana sikap masyarakat dalam memilah pengaruh westernisasi tersebut. Jangan sampai westernisasi ini berdampak buruk pada kehidupan masyarakat kita, atau bahkan sampai mengancam budaya asli nusantara.

3 dari 4 halaman

Cara mengatasi maraknya budaya westernisasi yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia
http://yogaommm.com/

Masyarakat yang sudah terpengaruh westernisasi biasanya dapat dikenali melalui ciri-cirinya. Ciri-ciri westernisasi adalah sebagai berikut:

  • Perubahan gaya hidup dari masyarakat yang meniru perkembangan yang terjadi di negara-negara Barat. Misalnya seperti gaya berpakaian, penampilan, perilaku, dan lain sebagainya.
  • Mengikuti kebiasaan dari apa yang dilakukan oleh masyarakat barat, bisa seperti mengonsumsi minuman keras serta obat-obatan terlarang.
  • Maraknya pergaulan bebas yang terjadi serta perilaku seksual menyimpang di tengah masyarakat.
  • Perubahan pada cara berpakaian, cara berkomunikasi, serta hubungan sosial yang mengikuti kebiasaan dari negara barat.
  • Kebudayaan yang individual semakin berkembang, dan sikap gotong-royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia semakin terkikis.
  • Terjadinya perubahan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, mulai dari politik, seni, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya, yang mengadopsi cara-cara dari negara barat.

4 dari 4 halaman

Menurut Moestopo (1983) adanya budaya asing berupa westernisasi yang masuk ke Indonesia, berpotensi membawa dampak positif maupun negatif bagi bangsa Indonesia. Beberapa pengaruh positif dan negatif westernisasi adalah sebagai berikut:

Pengaruh positif westernisasi adalah:

  • Dapat memberi inspirasi bagi masyarakat Indonesia agar tidak tertinggal dalam urusan informasi terkait perkembangan teknologi.
  • Dapat dijadikan sebagai motivasi untuk hidup yang lebih baik dan maju.
  • Dapat memberikan peluang bagi kita untuk memperkenalkan kepada Negara asing bahwa keberagaman budaya di Indonesia juga menarik dan mampu bersaing dengan kebudayaan luar negeri.

Pengaruh negatif westernisasi adalah:

  • Etika atau cara berperilaku akan mengubah perilaku yang lama ke perilaku baru. Ini bermula ketika etika yang lama dirasa sudah tidak sesuai dengan perilaku yang ada, sehingga seseorang cenderung akan mengubah etikanya untuk menyesuaikannya dengan yang baru. Padahal, etika yang baru belum tentu sesuai dengan norma yang berlaku pada kehidupannya.
  • Cara berpakaian para remaja yang meniru dan menyesuaikan cara berpakaian dari kebudayaan yang ia pelajari. Pada awalnya, individu merasa tertarik untuk mencoba pakaian yang berbeda untuk mengikuti tren, dan semakin lama mereka akan mengubah gaya berpakaian tersebut untuk seterusnya.
  • Perkembangan teknologi yang semakin maju dan canggih, menyebabkan kehidupan seseorang cenderung ke arah hedonisme dan arogan.
  • Adanya teknologi yang dirasa lebih berguna membuat tenaga manusia dikesampingkan.

Rifaldi Makriwal Ketua Umum Komunitas Lentera Rubik

Oleh:

Indonesia telah masuk pada era di mana semua perkembangan dan kemajuan dapat tembus dan berinteraksi di negara ini. Kemajuan zaman ini dapat dirasakan langsung dengan munculnya peradaban-peradaban yang hadir dengan kultur yang berbeda. Kemajuan zaman memiliki dampak yang signifikan baik secara internal maupun eksternal. Tidak kalah menariknya dengan kemajuan zaman yang terindikasi langsung terhadap budaya Indonesia yang majemuk. Banyak terjadi kelunturan atau bahkan hilangnya budaya Indonesia yang sejatinya turun-temurun sebagai akibat mudahnya meniru budaya luar yang masuk ke Indonesia atau biasa dikenal sebagai "Westernisasi".

Menurut Soerjono Soekanto, westernisasi adalah proses kehidupan yang mengedepankan pada industrialisasi dan sistem ekonomi kapitalis sehingga kehidupan di dalamnya meniru atau sama persis dengan kehidupan masyarakat yang ada di dunia barat. Hal ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat yang mendefinisikan westernisasi merupakan peniruan gaya hidup orang barat yang dilakukan masyarakat secara berlebihan, pergaulan, kebiasaan, proses gaya hidup, dan lain sebagainya. Hal ini mengindikasikan bahwa westernisasi tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia yang notabene masyarakatnya masih memegang erat kehidupan berbudaya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa westernisasi merupakan peniruan budaya barat secara berlebihan yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Westernisasi sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. Kultur yang kental dengan budaya membuat westerniasasi tidak bisa beriringan dengan budaya Indonesia.

Disamping itu, westernisasi juga memberikan pengaruh buruk terhadap generasi muda yang sangat mudah sekali menerima budaya luar, baik cara berpakaian, gaya rambut, cara berbicara, tingkah laku, dan pengaruh buruk lainnya yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Westernisasi memiliki nilai tersendiri bagi generasi muda yang membuat mereka tertarik untuk meniru bahkan rela mengorbankan finansial untuk memenuhi kebutuhan westernisasi tersebut. Ditambah westernisasi sangat mudah dilihat dan terima melalui media sosial yang penuh dengan gaya dan tingkah laku para aktor di dalamnya. Masuknya westernisasi tidak hanya mempengaruhi generasi muda saja, bahkan kalangan orang tua pun sudah mulai merasakan nikmatnya westernisasi dalam keseharian.

Tidak hanya itu, westernisasi juga memberikan dampak buruk terhadap anak di bawah umur yang sudah difasilitasi teknologi (Handphone) oleh orang tua. Dan hal ini sangat berbahaya terhadap perkembangan anak. Westernisasi memberikan tamparan serius terhadap nilai-nilai budaya lokal yang sudah tidak dipedulikan lagi oleh generasi muda. Disamping itu, nilai budaya yang beraneka ragam akan hilang seiring zaman semakin maju. Persoalan westernisasi harus dijadikan ancaman serius terhadap budaya Indonesia yang majemuk ini. Pengaruh westernisasi terhadap generasi muda dan budaya lokal sudah sangat buruk. Penulis melihat sendiri bagaimana dinamika anak muda sekarang saat keluar dengan menggunakan pakaian yang terbuka dan tidak sesuai dengan nilai budaya Indonesia. Tak kalah menyedihkan juga perempuan, khususnya di kota padang yang ketika nongkrong di cafe perilakunya sangat tidak baik bahkan sampai merokok. Begitu juga dengan gaya rambut laki-laki yang penuh warna dan model seperti gaya barat. Kasus ini sudah terjadi dan bahkan akan bertambah tanpa edukasi yang lebih dekat dari keluarga dan juga peran dari pemerintah dalam menjaga generasi bangsa.

Mudahnya terjadi westernisasi juga disebabkan kurangnya kepedulian pemerintah dalam menyikapi persoalan ini. Pemerintah terkadang bungkam mengenai solusi supaya budaya luar tidak mudah masuk ke Indonesia. Sekiranya ini adalah persoalan kebijakan terhadap dunia internasional, seperti kebijakan memblokir aplikasi media sosial atau melarang masuknya tayangan dari luar negeri ke Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu solusi untuk menjaga kearifan budaya Indonesia. Solusi seperti ini juga pernah dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang hampir memblokir aplikasi TikTok. Hal ini dikarenakan puncak kekhawatiran Amerika tentang keamanan nasional terkait data pribadi yang dimiliki TikTok. Indonesia sendiri sudah banyak yang menggunakan aplikasi tersebut dan melihat perkembangannya menjadi faktor pengaruh juga munculnya westernisasi. Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mencari solusi bijak agar westernisasi tidak tersebar ke semua kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Jika hal ini terjadi, akan berdampak langsung pada hilangnya budaya Indonesia atau bisa dikatakan Akulturasi budaya barat.

Akulturasi merupakanproses sosial dan interaksi sosialyang timbul ketika suatu kelompok manusia yang telah memiliki kebudayaan tertentu kemudian dihadapkan pada unsur dari kebudayaan asing. Adanya prosesakulturasi budayaapabila tidak diimbangi dengan kemampuan untuk memfilter budaya asing maka akan menyebaban lunturnya jati diri bangsa dan akan didominasi oleh budaya barat. Hal ini juga yang menyebabkan westernisasi berkembang dengan mudahnya karena kemampuan dalam memfilter mana yang baik untuk di konsumsi dan mana yang tidak baik belum bisa diterapkan dalam setiap diri warga negara Indonesia.

Dampak nyata dari westernisasi terlihat jelas, seperti perubahan perilaku masyarakat dimana pengaruh dunia barat melalui tayangan televisi, majalah, dan internet menimbulkan perilaku yang berbeda di tengah masyarakat. Masyarakat mulai mengenal bahasa-bahasa gaul yang tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, misalnya "kepo". Disamping itu juga jati diri bangsa dan budaya lokal akan luntur, hal ini terlihat jelas ketika adanya anggapan bahwa segala sesuatu yang berasal dari barat adalah budaya terbaik. Tidak hanya itu, westernisasi juga berdampak pada perubahan hidup masyarakat. Hal ini terlihat ketika setiap negara memiliki kebiasaan atau cara hidup masing-masing yang menyesuaikan dengan kondisi geografis negara, seperti keadaan alam dan iklimnya, misalnya masyarakat di Amerika Serikat yang mengonsumsi minuman keras untuk menghangatkan badan mereka akibat iklim subtropis.

Terkadang, meniru budaya barat sudah menjadi suatu kebutuhan dan keharusan di tengah masyarakat. Seiring kebutuhan zaman yang semakin tinggi dengan nilai yang semakin menarik untuk dijadikan ajang bisnis. Generasi muda akan terjerumus di tengah kerasnya kemajuan zaman apabila tidak diantisipasi dari sekarang. Zaman tidak akan mundur tetapi zaman akan semakin maju sehingga akan muncul peradaban-peradaban baru.