Cacing yang bersifat parasit dalam tubuh manusia dengan hospes perantara sapi adalah

Halodoc, Jakarta – Tak dapat dimungkiri, tubuh manusia bisa menjadi tempat tinggal berbagai parasit, salah satunya cacing. Untuk bisa hidup didalam tubuh manusia, beberapa jenis parasit, biasanya dalam bentuk telur atau kista, masuk melalui mulut, bertahan hidup didalam usus manusia, dan dapat pula menembus pembuluh darah usus, masuk ke dalam organ lain. 

Baca juga: Inilah yang Terjadi pada Tubuh Saat Terinfeksi Cacing Gelang

Selain dari mulut, infeksi parasit juga bisa terjadi melalui kulit. Hal ini karena parasit dapat menembus kulit seperti cacing tambang atau karena gigitan serangga yang mengandung parasit, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah, atau hidup di bawah lapisan kulit. Parasit cacing atau helminthes merupakan salah satu jenis parasit yang perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia. Lantas, apa saja jenis parasit cacing yang bisa hidup di dalam tubuh manusia? 

1. Cacing Pipih 

Cacing pipih alias Platyhelminthes terbagi menjadi 3 jenis, tapi yang dapat mengganggu kesehatan hanya 2 jenis. Pertama, jenis Trematoda yang memiliki alat hisap dan kait untuk menempel di organ tertentu pada manusia. Beberapa contoh cacing jenis ini, yaitu cacing hati (fasciola dan Clonorchis) dan cacing darah (Schistosoma). Kedua, jenis Cestoda atau dikenal dengan cacing pita yang tubuhnya dilapisi zat kitin, sehingga tidak rusak oleh enzim pencernaan dan dapat bertahan hidup dalam usus manusia. Cacing pita ini merupakan penyebab dari penyakit taeniasis, 

2. Cacing Kepala Duri 

Selain cacing pipih, cacing kepala duri alias acanthocephala juga menjadi jenis parasit ini kebanyakan menyerang hewan peliharaan, jarang sekali menyerang manusia. Cacing dapat masuk ke tubuh manusia apabila memakan daging mentah yang mengandung larva cacing. 

3. Cacing Gilig

Cacing gilig atau nematoda, seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi, cacing wuchereria dapat menimbulkan berbagai penyakit yang perlu diwaspadai pada manusia. 

Baca juga: Sakit Perut Berkepanjangan, Waspadai Infeksi Ascariasis

Bahaya Infeksi Cacing di dalam Tubuh Manusia 

Infeksi parasit cacing di dalam tubuh bisa memicu gangguan kesehatan, salah satunya adalah cacingan. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Gejala cacingan yang disebabkan karena cacing kremi pada anak-anak berupa rasa gatal di anus atau vagina. Rasa gatal biasanya akan terasa semakin buruk pada malam hari. Sementara gejala cacingan pada orang dewasa biasanya akan sedikit berbeda. 

Cacingan yang disebabkan oleh cacing perut pada orang dewasa sering ditandai dengan gejala berupa rasa lelah, sakit perut, perut kembung, mual dan muntah, serta diare. Kondisi ini juga sering menyebabkan pengidapnya kehilangan nafsu makan, serta penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. 

Selain gejala-gejala tersebut, masih ada gejala lain yang sering menyertai penyakit ini. Sebab, beda jenis cacing yang menginfeksi maka akan berbeda pula gejala dan kondisi yang muncul. Apa saja perbedaannya? 

Gejala yang muncul saat tubuh terinfeksi cacing pita adalah muncul demam, reaksi alergi, hingga kejang. Kamu mungkin juga akan menemukan benjolan di bagian tubuh tertentu. 

Saat terinfeksi parasit ini, tubuh akan mengalami gejala berupa demam dan selalu merasa lelah. 

Gejala yang muncul pada infeksi cacing ini mungkin tidak akan berbeda jauh dengan gejala cacingan yang disebabkan cacing perut pada umumnya. Namun, pada infeksi cacing tambang, biasanya akan ada gejala tambahan berupa gatal-gatal, anemia, serta rasa lelah berkepanjangan. 

Baca juga: Infeksi Cacing Pita Menyebar di Bagian Tubuh, Waspada Taeniasis

Jika mengalami cacingan, segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa mencari dan memilih rumah sakit sesuai kebutuhan di aplikasi Halodoc. Membuat janji temu dengan dokter pun semakin mudah. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

sebutkan tiga tumbuhan yang berkembang biakkan dengan cara A. umbi akar B. akar tinggal C. spora D. geragih E. umbi barang ​

massa sebuah televisi sebesar 2kg. Sesuai pernyataan tersebut,yang merupakan besaran adalah a.massa b.televisi c.2 d.kg​

sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 5m/s dan dipercepat 4m/s. tentukan kecepatan benda tersebut dan jarak yang ditempuh setelah 5 sekontolong … dijawab kak yang bisa jawab ​

dibawah ini adalah bagian dari ilmu IPA,kecuali a.fisika b.kimia c.biologi d.sosiologi​

contoh merumuskan masalah dalam metode ilmiah​

Apakah temuan yang anda dapatkan ada yang termasuk keanekaragaman tingkat gen?jika ya,sebutkan apa saja temuan itu dan mengapa?

pada fase pertama sampai ke 3 dimana terdapat hormon yang paling banyak dan sedikit jelaskan pengaruh nya?​

Tolong diisi,dicentang² yaa​

Kerjakan tugas berikut sesuai dengan perintahnya! 1. Coba kamu amati hewan-hewan pada tabel berikut! 2. Kemudian isilah dengan "ada" atau "tidak ada" … berdasarkan hasil pengamatanmu! 3. Setelah itu tuliskan kesimpulan dari hasil kegiatanmu tersebut di bawahnya! Hasil Pengamatan Kucing Sapi Kambing Ayam No. 1. 2. 3. Rambut Daun telinga Kelenjar susu Kesimpulan OKD 31 dan 41 Kuda Bebek​

bagaimana kita tahu bahwa virus merupakan penyebab dari pandemi covid 19?​

Daging sapi yang tidak diolah dan dimasak dengan tepat bisa jadi masih mengandung Taenia saginata, salah satu jenis cacing pita yang dapat menimbulkan penyakit infeksi bagi manusia. Untuk mengetahui lebih jauh seputar infeksi Taenia saginata, mari simak informasinya berikut ini.

Taenia saginata adalah cacing pita yang dapat hidup dan berkembang dalam tubuh sapi. Cacing ini berbentuk pipih dan bisa tumbuh hingga panjangnya mencapai 5–25 meter serta mampu memproduksi hingga 200 juta telur.

Cacing yang bersifat parasit dalam tubuh manusia dengan hospes perantara sapi adalah

Cacing Taenia saginata dapat menyebabkan infeksi pada manusia melalui konsumsi daging sapi yang sudah terkontaminasi, terutama jika daging sapi tersebut tidak dimasak hingga matang.

Proses Terjadinya Infeksi Cacing Taenia saginata

Infeksi Taenia saginata berawal ketika seseorang yang telah terinfeksi menjalani pola hidup tidak sehat, misalnya buang air besar di tempat terbuka dan mengeluarkan tinja yang sudah terkontaminasi telur cacing pita tersebut.

Telur cacing ini akan bertahan hingga berbulan-bulan di alam terbuka dan mengontaminasi lingkungan, tanah, atau tanaman di sekitarnya.

Ketika tanaman yang sudah terkontaminasi telur cacing dikonsumsi oleh sapi, telur Taenia saginata akan masuk ke dalam tubuh sapi untuk menetas dan berkembang biak di sana.

Penularan dari sapi ke manusia dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi daging sapi mentah atau setengah matang yang telah terkontaminasi telur cacing tersebut.

Di dalam tubuh manusia, telur Taenia saginata bisa tumbuh menjadi cacing dewasa dalam jangka waktu 2 bulan dan menetap hingga bertahun-tahun. Cacing pita yang sudah dewasa akan menempel pada usus halus, lalu berpindah ke anus dan bertelur.

Gejala dan Komplikasi Infeksi Cacing Taenia saginata

Taenia saginata dan jenis cacing pita lainnya dapat menyebabkan infeksi yang disebut taeniasis. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gejala berikut ini:

  • Diare
  • Sakit perut
  • Mual
  • Pusing
  • Lemas
  • Nafsu makan berkurang
  • Berat badan menurun karena penyerapan nutrisi di usus terganggu

Gejala-gejala di atas dapat muncul dalam waktu 8–14 minggu setelah mengonsumsi daging sapi yang telah terkontaminasi Taenia saginata. Namun, infeksi cacing ini terkadang bisa saja tidak menimbulkan gejala. Beberapa orang bisa menyadari adanya cacing pita ini ketika melihat cacing di tinja.

Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, taeniasis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyumbatan usus dan kerusakan organ tubuh akibat larva cacing atau disebut juga sistiserkosis.

Cara Menangani Infeksi Cacing Taenia saginata

Jika Anda mengalami gejala infeksi Taenia saginata, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Untuk mendiagnosis infeksi Taenia saginata, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa tes darah lengkap dan analisis tinja. Pada kasus tertentu, dokter juga akan melakukan tes pemindaian, seperti CT scan atau MRI.

Setelah hasil diagnosis diperoleh dan Anda positif menderita taeniasis, dokter akan memberikan obat antiparasit untuk membasmi cacing tersebut dalam tubuh, seperti praziquantel, niclosamide, atau albendazole. Obat-obatan ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing pita agar mudah dikeluarkan melalui tinja.

Setelah beberapa bulan pengobatan, dokter akan memeriksa kembali sampel tinja untuk memastikan tidak ada cacing yang tersisa di dalam tubuh Anda.

Tips Mencegah Infeksi Cacing Taenia saginata

Agar terhindar dari infeksi Taenia saginata, Anda bisa mencoba langkah-langkah hidup bersih dan sehat berikut ini:

  • Jaga selalu kebersihan lingkungan sekitar rumah.
  • Cuci tangan dengan air dan sabun setelah buang air besar dan buang air kecil, serta sebelum makan dan mengolah makanan.
  • Cuci bersih sayur dan buah dengan air mengalir sebelum diolah dan dikonsumsi.
  • Simpan daging sapi di kulkas atau freezer dengan suhu minus 35o Celcius selama 24 jam. Cara ini dianggap bisa membunuh larva dan telur cacing.
  • Masak daging sapi hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
  • Rutin minum obat cacing sesuai rekomendasi dokter.

Jika Anda mengalami gejala taeniasis seperti yang telah disebutkan di atas atau melihat adanya cacing pada tinja, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.