Buatlah kalimat yang menggambarkan suatu Tempat dengan kalimat pasif

Kalimat Aktif dan Pasif – Pengantar

Bukan hanya bahasa Inggris yang memiliki pola aktif dan pasif untuk kalimat-kalimatnya. Pada kenyataannya, teman-teman juga akan menemukan pola kaimat aktif dan kalimat pasif di bahasa Indonesia. Tentunya, pola kedua jenis kalimat ini berbeda dengan bahasa asing lainnya. Bahasa Indonesia memiliki pola khusus untuk membuat kedua jenis kalimat tersebut, baik aktif maupun pasif.

Pengertian Kalimat Aktif dan Pasif

Sebelum semakin jauh membahas tentang pola kalimat aktif dan pasif, alangkah lebih bijak jika kamu mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian keduanya. Hemat kata, sebenarnya perbedaan dan definisi kalimat aktif dan pasif terletak pada subjeknya. Yang dikategorikan sebagai kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya menjadi pelaku dari sebuah pekerjaan ataupun kejadian. Sementara itu, pada kalimat pasif, subjek justru dikenai sebuah pekerjaan.

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Kata Majemuk
Puisi Lama

Contoh:

Kalimat Aktif:

Ayah memperbaiki rantai sepeda milik adik.
S                P                           O

Kalimat Pasif:

Rantai sepeda milik adik diperbaiki oleh ayah.
S                                 p                   O

Keterangan: S = subjek, P = predikat, O = objek

Kedua kalimat di atas memiliki pola yang sama, yaitu S-P-O. Akan tetapi, kamu bisa melihat ada perbedaan subjek dan objek di kedua jenis kalimat tersebut. Pada kalimat aktif, subjek menjadi pelaku yang melakukan pekerjaan atau predikat. Sementara itu, pada kalimat pasif, rantai sepeda milik adik yang menjadi subjek justru menjadi sesuatu yang dikenai predikat atau bisa dibilang menjadi bahan pekerjaannya.

Buatlah kalimat yang menggambarkan suatu Tempat dengan kalimat pasif

Buatlah kalimat yang menggambarkan suatu Tempat dengan kalimat pasif

sumber gambar: eslcafe.us

Contoh di atas merupakan satu keadaan yang digambarkan dalam dua model kalimat, baik aktif maupun pasif. Ini menunjukkan bahwa kedua jenis kalimat tersebut sama-sama bisa diubah ke dalam bentuk yang berbeda. Model kalimat tersebut kerap disebut kalimat aktif ataupun pasif transitif. Akan tetapi, ada juga kalimat aktif maupun pasif yang tidak dapat diubah ke bentuk kebalikannya. Kalimat dengan keadaan demikian disebut sebagai kalimat aktif intrasitif maupun kalimat pasif intrasitif. Model kalimat intransitif tersebut terjadi karena di dalamnya tidak mengandung objek ataupun pelengkap.

Contoh Kalimat Aktif Intrasitif:

Rian mengigau sepanjang malam.
S              P                Ket. waktu

Contoh Kalimat Pasif Intrasifif:

Rumahnya sedang direnovasi.
S                            P

Ciri-ciri Kalimat Aktif

Berikut ini adalah beberapa ciri lain dari kalimat aktif:

1. Predikatnya Cenderung Memiliki Imbuhan me- ataupun ber-

Jika masih kerap kesulitan membedakan subjek yang melakukan pekerjaan atau dikenai pekerjaan, kamu juga bisa mendeteksi kalimat aktif dari imbuhan yang membentuk predikatnya. Pada kalimat aktif, imbuhan me- ataupun ber- cenderung mengikat predikat yang menggambarkan suatu tindakan ataupun pekerjaan dalam sebuah kalimat.

Contoh:

Ibu menggandeng tangan adik selama berbelanja di pusat perbelanjaan.
S           P                           O                             Ket. Waktu

2. Predikatnya Bisa Berupa Kata Aus

Yang dimaksud kata aus adalah kata yang tidak perlu lagi mendapat imbuhan saat menjadi predikat. Jika ditambahkan imbuhan, makna kata tersebut menjadi berubah dan tidak sesuai lagi dengan yang dimaksud. Kalimat aktif yang memakai kata aus di posisi predikatnya cenderung menjadi kalimat aktif intrasitif, meskipun ada juga beberapa kasus yang kalimat berpredikat kata ausnya dapat dibubuhi objek sehingga bisa diubah ke bentuk pasif.  Beberapa contoh kata aus, antara lain tidur, makan, tinggal, dan mandi. Jika kata-kata tersebut dipaksa mendapat imbuhan me- ataupun ber-, maknanya bisa berubah jauh. Jadi, jika pada sebuah kalimat kamu menemukan kata-kata aus ini di bagian predikat, sudah bisa dipastikan kalimat tersebut adalah kalimat aktif.

Contoh:

Ia tinggal di Tangerang.
S     P         Ket. Tempat

Ciri-ciri Kalimat Pasif

Berikut ini adalah ciri-ciri lain dari kalimat pasif, di luar fungsi subjeknya.

1. Predikatnya Cenderung Berimbuhan di-, ter-, atau ke-an

Jika kamu menemukan kalimat yang bagian predikatnya dibubuhi ketiga imbuhan ataupun afiks di atas, sudah bisa dipastikan kalimat tersebut tergolong pasif. Hal ini karena ketiga afiks tersebut secara tidak langsung membuat subjek menjadi pihak yang dikenai atau menjadi “korban”.

Contoh:

Koruptor tersebut dibekuk oleh penyidik KPK melalui operasi tangkap tangan.
S                         P                       O                                      Ket. Cara

2. Memiliki Pronomina Persona yang Bergabung dengan Predikat

Pronomina persona adalah kata ganti untuk merujuk orang pertama, kedua, maupun ketiga, yaitu ku-, kau-, ataupun –nya.  Di dalam kalimat, pronomina persona biasa merujuk ke posisi subjek maupun objek. Namun apabila letaknya bergabung dengan predikat, bisa dipastikan bahwa kalimat tersebut tergolong pasif karena pronominal personanya mengarah ke objek.

Contoh:

Buku itu dibacanya berulang kali.
S              P+O          Ket. Cara

Judul artikel: Kalimat Aktif dan Pasif Kontributor: Teodora Nirmala Fau, S.Hum.

Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia  UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

  1. Kalimat Efektif
  2. Pantun
  3. Penulisan Daftar Pustaka

Membuat kalimat juga membutuhkan sentuhan seni oleh penulisnya. Seni dalam tulisan mencakup cara seorang penulis merangkai kata-katanya, memberikan imbuhan serta menjadikannya lebih bermakna. Pembaca tidak akan bosan ketika kita menyajikan bacaan tidak secara monoton, termasuk di dalam memilah-milah kalimat aktif maupun pasif. Bagi anda yang ingin lebih menarik minat pembaca dengan mengotak-atik kalimat menjadi aktif atau pasif silahkan pelajari kajian berikut.

Kalimat aktif dan pasif merupakan pembagian jenis jenis kalimat berdasarkan subjeknya, dan dalam penyusunan sebuah kalimat kita tidak luput dari penggunaan tanda baca. Sebelum mempelajari kalimat aktif dan pasif berserta contohnya, sebaiknya kita pelajari terlebih dahulu unsur-unsur pembentuk suatu kalimat. Satu kalimat lengkap terdiri subjek (pelaku), predikat atau verba (kata kerja), objek dan kata keterangan.

  • Subjek (S) adalah suatu kata yang menjadi bagian dari kalimat yang menandai sesuatu yang disampaikan oleh pembicara. Contoh subjek meliputi aku, kamu, dia, mereka, kita, kami, mereka, Desi, Putra, meja, kayu, pemakan, dll.
  • Verba atau predikat (P) adalah kata yang menjadi bagian dari kalimat yang menggambarkan atau mendiskripsikan perbuatan, proses ataupun keadaan. Contoh verba meliputi menangis, berkata, menatap, ditendang, termakan, tertelan, dll
  • Objek (O) adalah orang, perkara, atau suatu hal yang menjadi topik pembicaraan. Contoh dari kata objek meliputi bola, pintu, jendela, nasi, dll.
  • Kata keterangan (K) adalah kata atau sekelompok kata yang menerangkan bagian kalimat yang lain. Contoh kata keterangan meliputi di depan rumah, saat sore hari, pada halaman rumah.

Kedudukan subjek dapat diubah posisinya menjadi kata objek. Begitu sebaliknya, kedudukan objek pun bisa menjadi subjek. Perubahan kedudukan tersebut dapat kita lakukan ketika kita memahami konsep kalimat aktif dan pasif. Keempat unsur pembentuk kalimat yang telah dijelaskan di atas berperan dalam membentuk kalimat aktif dan pasif. Berikut penjelasannya.

Kalimat Aktif

Kalimat aktif didefinisikan sebagai suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku dimana pelaku tersebut secara aktif berbuat suatu perbuatan yang disebutkan dalam predikat kepada objek.

Kalimat aktif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Subjek kalimat aktif menjadi pelaku tindakan
  • kalimat yang menggunakan kata kerja aktif
  • menggunakan verba (kata kerja) berprefiks (imbuhan berawalan) me- atau ber-
  • pola kalimatnya S-P-O-K atau S-P-K

Berdasarkan kehadiran objek atau kata benda (nomina) yang menyertainya, kalimat aktif terbagi menjadi 4 macam  meliputi :

kalimat aktif transitif merupakan kalimat yang menggunakan kata kerja bentuk aktif dan memerlukan suatu objek. Kalimat aktif transitif dibagi menjadi tiga :

a. Verba monotransitif yaitu kata kerja transitif yang menggunakan satu objek.

Contoh penerapan kalimat aktif monotransitif :

Ayah memberi Rani uang sebanyak Rp. 20.000,00 (S-P-O-K)

Adek menertawai kartun Upin-Ipin (S-P-O)

b. Verba bitransitif yaitu kata kerja transitif yang menggunakan dua objek.

Contoh penerapan kalimat aktif bitransitif:

Bapak memberi uang dan makanan untuk para pengemis. (S-P-O-Konj-O -K)

Aku menginginkan kopi dan susu. (S-P-O-Konj-O)

c. Verba ditransitif yaitu kata kerja transitif yang verbanya tidak muncul, namun sebenarnya membutuhkan objek.

Contoh penerapan kalimat aktif ditransitif:

Maulana sudah pulang. (S-P)

Roni sedang memancing. (S-P)

Alwi sedang bermain. (S-P)

  1. Kalimat aktif ekatransitif 

kalimat aktif ekatransitif merupakan kalimat yang menggunakan kata kerja bentuk aktif yang membutuhkan objek, tetapi tidak memakai kata keterangan. Jadi, Kalimat ini mempunyai 3 unsur pembentuk kalimat yaitu Subjek, Predikat, dan Objek.

Contoh penerapan kalimat aktif ekatrasitif:

Arum mengambil sebuah buku (S-P-O)

Ayah mengendarai motor (S-P-O)

Ibu mengantar anaknya. (S-P-O)

  1. Kalimat aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif merupakan kalimat yang menggunakan kata kerja bentuk aktif  dan objek tidak ditampilkan sebagai penerima perlakuan subjek. Dengan kata lain, kalimat ini menghindari penggunaan objek. Tetapi biasanya kalimat aktif intransitif ini diikuti oleh keterangan dan pelengkap.  Kalimat ini biasanya memiliki Pola S-P atau S-P-K.

Contoh penerapan kalimat aktif intransitif :

Rifki pulang dari Kalimantan. (S-P-K)

Sore ini, nenek pergi ke pasar. (S-P-K)

Ani belajar dengan giat. (S-P-K)

Bunga berjatuhan. (S-P)

Kita harus bangkit. (S-P)

  1. Kalimat aktif dwitransitif

Kalimat aktif dwitransitif merupakan kalimat yang menggunakan kata kerja berbentuk aktif dan memiliki satu predikat (verba) dan mewajibkan adanya objek dan kata keterangan (pelengkap). kalimat aktif dwitransitif memiliki empat unsur yaitu Subjek (S), Verba atau Predikat (P), Objek (O), dan kata keterangan (pelengkap). ketika satu dari ke-empat unsur tersebut tidak terpenuhi, maka kalimat akan menjadi rancu, ambigu dan kehilangan makna.

Contoh penerapan kalimat aktif dwitransitif :

Ibu mengirimi uang kepada kakak setiap bulan. (S-P-O-K)

Om Aan selalu mengunjungi anaknya yang ada di Singapura. (S-P-O-K) 

Kakak tertua ku menguras bak mandi seminggu sekali. (S-P-O-K)

Dalam tata bahasa Indonesia terdapat dua dasar yang digunakan dalam pembentukan verba (kata kerja), yaitu verba tanpa afiks (imbuhan) tetapi sudah mandiri karena mempunyai makna dan verba berafiks (baik prefiks, infiks, konfiks atau sufiks) atau turunan.

Berdasarkan kelengkapan bentuk verbanya, kalimat aktif terbagi menjadi beberapa macam meliputi :

1. Kalimat aktif yang menggunakan verba tanpa afiks atau kata kerja dasar bebas.

Verba dasar merupakan kata kerja yang berbentuk morfem dasar secara bebas.

Contoh penerapan kalimat aktif verba dasar bebas:
Halwa duduk di kursi tamu.

Hani makan jagung bakar manis di kantin .

Ria minum jus jeruk saat siang hari.

Angger pergi ke Papua untuk bertugas.

2. Kalimat aktif yang menggunakan verba turunan

Verba turunan adalah kata kerja yang telah mengalami afiksasi, gabungan proses, reduplikasi atau berbentuk majemuk. Berikut penjelasan kongkritnya :

a. Kalimat aktif menggunakan verba berafiks prefiks. Verba berafiks perfiks adalah kata kerja yang mendapat imbuhan pada bagian awal kata dasar, misalnya : me, ber, men, meng.

contoh penerapannya dalam kalimat aktif :

Arum menggambar karikatur dari foto adiknya. (kata dasar verba ‘gambar’)

Bulan oktober ini para petani menabur benih padi. (kata dasar verba ‘tabur)

Anisa berjalan ke kampus 1 kilometer dari kosnya. (kata dasar verba ‘jalan’)

b.Kalimat aktif menggunakan verba berafiks infik. Verba berafiks infiks adalah kata kerja yang mendapat imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, misalnya : em, el, in, er, ah.

Contoh  penerapannya dalam kalimat aktif :

Polisi menyelidiki sindikat perdagangan anak ilegal. (kata dasar verba ‘sidik’)

Bayi gemetar mendengar guntur. (kata dasar verba ‘getar’)

Kulit landak bergerigi sangat tajam. (kata dasar verba ‘gigi’)

Semut itu bersinambungan menuju makanan. (kata dasar verba ‘sambung’)

c.Kalimat aktif menggunakan verba berafiks konfiks. Verba berafiks konfiks adalah kata kerja yang mendapatkan imbuhan pada awal dan akhir kata dasar, misalnya ke-an, ber-an, me-kan, per-an.

Contoh penerapannya dalam kalimat aktif :

Putri turut meramaikan karnaval peringatan 17 Agustus. (kata dasar verba ‘ramai’)

Jokowi harus turut mempersatukan pertikaian yang terjadi di Papua. (kata dasar verba ‘satu’)

d.Kalimat aktif menggunakan verba berafiks sufiks. Verba berafiks sufiks adalah kata kerja yang mendapat imbuhan pada akhir kata dasar, misal -i, -nya, -man, -an, -wan, -wati.

Contoh penerapannya dalam kalimat aktif :

Fathur mendatangi menara setiap hari. (kata dasar verba ‘datang’)

Bunda menyiraminya setiap pagi. (kata dasar verba ‘siram’)

Pahlawan sebutan untuk orang yang berjuang bagi bangsa dan negara. (kata dasar verba ‘sebut’)

3. Kalimat aktif yang menggunakan verba berduplikasi. Verba berduplikasi adalah kata kerja yang mengalami pengulangan kata dasar.

Contoh penerapannya dalam kalimat aktif :
Kita sepatutnya bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. (kata dasar verba ‘sakit’ dan ‘senang’)

Rizki melambai-lambaikan tangannya. (kata dasar verba ‘lambai’)

Kenangan buruk membayang-bayangi pikirannya. (kata dasar verba ‘bayang’)

4. Kalimat aktif yang menggunakan verba majemuk. Verba majemuk adalah kata kerja yang terdiri dari dua kata dasar.

Contoh penerapannya dalam kalimat aktif :
Beta berterimakasih atas bantuanmu. (kata dasar verba ‘terima’ dan ‘kasih’)

Politikus mencampuradukkan masalah pribadi dengan masalah jabatan. (kata dasar verba ‘campur’ dan aduk)

Satu kambingku beranakpinak menjadi 10. (kata dasar verba ‘anak’ dan ‘pinak’)

Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kata kerja yang kedudukan subjeknya memiliki peran sebagai penderita, hasil atau sasaran dari objek. Secara umum, kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif dengan mengubah afiks (imbuhan) dari verba kalimatnya. Meskipun demikian terdapat kalimat aktif yang tidak dapat dijadikan kalimat pasif (anti-pasif).

Syarat-syarat dapat diubahnya kalimat aktif menjadi kalimat pasif diantaranya :

  1. Kalimat aktif yang memiliki objek (kalimat aktif transitif)
  2. Bukan kalimat perintah (komando)
  3. Bukan kalimat seru

Kalimat pasif mempunyai ciri-ciri diantaranya :

  1. Subjek kalimat pasif menjadi sasaran objek.
  2. Subjek kalimat aktif terkena tindakan/perlakuan dari objeknya.
  3. kalimat yang menggunakan kata kerja pasif
  4. menggunakan verba (kata kerja) berprefiks (imbuhan berawalan) di- atau ter-, ke-an
  5. pola kalimatnya S-P-O atau S-P-O-K

Berikut adalah Kalimat-kalimat pasif yang menggunakan verba turunan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, verba turunan adalah kata kerja yang telah mengalami afiksasi, gabungan proses, reduplikasi atau berbentuk majemuk. Berikut penjelasan kongkritnya :

1.Kalimat pasif menggunakan verba berafiks prefiks. Verba berafiks perfiks adalah kata kerja yang mendapat imbuhan pada bagian awal kata dasar, misalnya : di, ter.

contoh penerapannya dalam kalimat pasif :

Karikatur foto adik digambar oleh Arum. (kata dasar verba ‘gambar’)

Bulan oktober ini benih padi ditabur oleh para petani. (kata dasar verba ‘tabur)

Banyak kerikil dijalanan dekat simpang lima Semarang. (kata dasar verba ‘jalan’)

Roti bolu termakan Lutfi. (kata dasar verba ‘makan’)

Tubuhku tertahan oleh bebatuan. ( kata dasar verba ‘tahan’ )

Mohammad Ali ditinju oleh lawan mainnya hingga kalah. ( kata dasar verba ‘tinju’)

Kulitku tergores paku sampai berdarah. ( kata dasar verba ‘gores’)

Jalanku diperlambat oleh rombongan siswa siswi yang berangkat ke sekolah. ( kata dasar verba ‘lambat’)

Adekku terkunci olehku di dalam rumah. (kata dasar verba ‘kunci’)

2.Kalimat pasif menggunakan verba berafiks infik. Verba berafiks infiks adalah kata kerja yang mendapat imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, misalnya : em, el, in, er, ah.

Contoh  penerapannya dalam kalimat pasif :

Sindikat perdagangan anak ilegal diselidiki oleh polisi. ( kata dasar verba ‘getar’ )

Melga terperanjat oleh Ratna yang datang secara tiba-tiba. ( kata dasar verba ‘panjat’ )

Bayi ditelungkupkan Ibu untuk berlatih tengkurap. ( kata dasar verba ‘tungkup’ )

Balon digelembungkan anakku hingga meletus. ( kata dasar verba ‘gembung’ )

Rambutku dikerudungi ibu dengan topi tebal. ( kata dasar verba ‘kudung’ )

Korban gempa masih direruntuhi bangunan. ( kata dasar verba ‘runtuh’ )

3. Kalimat pasif menggunakan verba berafiks konfiks. Verba berafiks konfiks adalah kata kerja yang mendapatkan imbuhan pada awal dan akhir kata dasar, misalnya ter-i, per-an, di-kan, di-i, per-i

Contoh penerapannya dalam kalimat pasif :

Wisata Grobogan telah dijelajahi para pelancong. ( kata dasar verba ‘jelajah’ )

Bajuku ternodai kotoran cicak. ( kata dasar verba ‘noda’ )

Beruang diselubungi oleh bulu-bulu tebal (kata dasar verba ‘selubung’)

Jenazah itu dikebumikan di Taman Makam Pahlawan. (kata dasar verba ‘bumi’)

HP second milikku dihargai Rp 400.000,00 oleh pembeli. ( kata dasar verba ‘harga’ )

Jika jodoh, kita akand dipertemukan kembali. ( kata dasar verba ‘temu’ )

Aplikasi android perlu diperbarui oleh penggunanya. (kata dasar verba ‘baru’)

Sampah itu dibuangi masyarakat ke sungai hingga mereka dilanda banjir. (kata dasar verba ‘buang’ dan ‘landa’)

Penderita Demam Berdarah telah diobati oleh dokter. (kata dasar verba ‘obat’)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diketuai oleh Menteri Muhadjir Effendy. (kata dasar verba ‘ketua’)

Hatiku tersakiti oleh sikapmu berulang kali. (kata dasar verba ‘sakit’)

4. Kalimat pasif menggunakan verba berafiks sufiks. Verba berafiks sufiks adalah kata kerja yang mendapat imbuhan pada akhir kata dasar, misal -i

Contoh penerapannya dalam kalimat pasif:

Rumah terduga tetorisme didatangi Badan Intelejen Negara sore tadi. (kata dasar verba ‘datang’)

Bunga disirami bunda setiap pagi. ( kata dasar verba ‘siram’ )

Kesalahan pencuri tersebut terampuni oleh korbannya. ( kata dasar verba ‘ampun’)

5.Kalimat pasif yang menggunakan verba berduplikasi. Verba berduplikasi adalah kata kerja yang mengalami pengulangan kata dasar.

Contoh penerapannya dalam kalimat pasif:
Uang dihambur-hamburkan oleh orang-orang yang tak menghargai nilainya. ( kata dasar verba ‘hambur’)

Bola ditendang-tendang anak kecil hingga rusak. ( kata dasar verba ‘tendang’ )

Pikiranku dibayang-bayangi kenangan masa lalu. ( kata dasar verba ‘bayang’ )

Kertas dirobek-robek Susi hingga hancur lebur. (kata dasar verba ‘robek’)

6. Kalimat pasif yang menggunakan verba majemuk. Verba majemuk adalah kata kerja yang terdiri dari dua kata dasar.

Contoh penerapannya dalam kalimat pasif :

Masalah pribadi dengan masalah jabatan dicampuradukkan oleh politikus. (kata dasar verba ‘campur’ dan ‘aduk’)

Rumput laut dibudidayakan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar pantai. (kata dasar verba ‘budi’ dan ‘daya’)

Asus Zenfone 2 laser mulai diperjualbelikan produsen di Indonesia mulai tahun 2015. (kata dasar verba ‘jual’ dan ‘beli’)

Ayam jawa dikembangbiakan oleh peternak jawa untuk memperoleh laba. (kata dasar verba ‘kembang’ dan ‘biak’)

Memilah-milah bentuk kalimat aktif dan pasif memang berguna untuk menarik minat pembaca.  Dengan ragam kalimat yang telah penulis sajikan di atas, semoga anda lebih memahami penggunaanya. Tentu saja pemahaman harus disertai dengan implementasinya. Selamat berlatih menggunakan kalimat aktif dan pasif. Semoga bermanfaat.