Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

13 Dasar Praktek Teknik Bubut adalah sistem menjalankan beragam jenis pembubutan yang dikerjakan dengan menerapkan prosedur yang diperbaiki teori penunjangnya. Selain itu, harus disertai dengan pengaplikasian kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) ketika menjalankan pembubutan. Banyak teknik pembubutan yang wajib diterapkan dalam prakteknya harus dilaksanakan dengan disiplin dan bertahap di bengkel bubut anda.

13 Dasar Praktek Teknik Bubut

13 poin dasar praktek teknik bubut diantaranya adalah :

  • Pemasangan Pahat Bubut
  • Pembubutan Permukaan Benda Kerja (Facing)
  • Pembuatan Lubang Senter
  • Teknik bubut Lurus
  • Teknik bubut Tirus (Taper)
  • Grooving membubut alur
  • Pembubutan Bentuk Pemotongan (Cutting Off)
  • Pembubutan Ulir
  • Pengeboran
  • Pembubutan Diameter Dalam (Borring)
  • Pengkartelan
  • Penerapan K3L Pada Pembubutan

Pemasangan Pahat Bubut

Syarat utama dalam menjalankan proses teknik bubut yaitu pemasangan pahat bubut ketinggiannya harus sama dengan pusat senter. Syarat tersebut harus dikerjakan dengan tujuan supaya tidak terjadi perubahan geometri pada pahat bubut yang sedang dipakai. Perubahan geometri yang terjadi pada pahat dapat mengubah besarnya sudut bebas potong dan sudut buang tatalnya. Sehingga akan berdampak pada hasil pembubutan menjadi kurang optimal.

Pada teknik bubut permukaan atau facing, jika pemasangan pahat bubutnya dibawah sumbu senter akan mengakibatkan permukaaannya tidak menjadi rata. Selain itu, jika pemasangan pahat bubutnya diatas senter akan mengakibatkan pahat tidak memotong dengan baik sebab sudut bebasnya bertambah kecil. Pengaruh lain dampak dari pemasangan pahat bubut tidak setinggi sumbu senter sudah dijelaskan pada materi sebelumnya.

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Untuk menghindari terjadinya perubahan ketinggian pahat bubut setelah dilakukan pemasangan, saat mengerjakan pengikatan harus kuat dan kokoh, selain itu untuk menghindari terjadinya getaran dan patahnya pahat akibat dari beban gaya yang diterima terlalu besar, oleh sebab itu pemasangan pahat tidak boleh terlalu tampak keluar atau terlalu panjang keluar dari dudukannya (maksimal dua kali persegiannya).

Teknik Bubut Permukaan Benda Kerja (Facing)

Membubut permukaan benda kerja yaitu teknik bubut pada permukaan ujung benda kerja dengan tujuan meratakan pada bidang permukaannya. Ada beberapa persyaratan yang patut dilaksanakan saat melakukan teknik bubut permukaan diantarannya ialah :

Pemasangan Benda Kerja

Pemasangan benda kerja yang memiliki ukuran tidak terlalu panjang tidak boleh terlalu keluar atau terlalu nampak dari permukaan rahang cekam. Hal ini dikerjakan agar benda kerja kokoh dan tidak terjadi getaran yang disebabkan karena tumpuan benda kerja terlalu jauh. Benda kerja yang memiliki ukuran relatif panjang dan tidak mungkin dipotong-potong dahulu, maka saat praktek teknik bubut harus ditahan dengan steady rest.

Teknik Pembubutan Permukaan Benda Kerja (Facing)

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah
Pemasangan Benda Kerja Sebelum Facing di Mesin Bubut

Prinsip terjadinya pemotongan pada teknik bubut ialah, jika putaran benda kerja berlawanan arah dengan gerakan mata sayat alat potongnya. Oleh sebab itu berdasarkan hal yang demikian, pada teknik bubut permukaan benda kerja dapat dikerjakan dengan beragam cara yaitu :

  • Posisi start pahat bubut dari sumbu senter benda kerja. Pembubutan facing ini dikerjakan dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam.
  • Posisi start pahat dari luar bagian kiri benda kerja. Pembubutan facing ini dikerjakan dengan catatan arah putaran berlawanan arah jarum jam.
  • Posisi start pahat bubut dari luar bagian kanan benda kerja. Pembubutan facing dengan metode ini dikerjakan dengan catatan arah putaran mesin searah jarum jam.

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah
Bengkel Bubut Terpercaya

Pembuatan Lubang Senter

Pembuatan lubang senter bor dilakukan dengan bor senter (centre drill) pada permukaan ujung benda kerja. Tujuannya ialah agar pada ujung benda kerja memiliki dudukan jika membutuhkan dukungan senter putar atau sebagai pengarah sebelum mengerjakan pengeboran. Untuk menghindari terjadinya patah pada ujung mata sayat bor senter, ada syarat ketika membuat lubang senter pada mesin bubut yaitu :

  • Sumbu Senter Spindel Mesin Harus Satu Sumbu Dengan Kepala Lepas. Sumbu senter kepala lepas harus diseting kelurusannya dahulu dengan sumbu senter spindle mesin yang berfungsi sebagai dudukan benda kerja. Jika kedua sumbu senter tidak lurus, kemungkinan akan terjadi patah pada ujung senter bor lebih besar. Hal ini karena pada saat bor senter digunakan akan mendapat beban gaya puntir yang tidak sepusat.
  • Permukaan harus benar-benar rata. Hal ini dilakukan agar senter bor saat pemakanan awal menyentuh permukaan benda kerja tidak mendapat beban kejut. Selain itu, gaya puntir yang diterima agar merata.
  • Putaran Mesin Harus Sesuai Ketentuan. Penentuan putaran mesin saat pembuatan lubang senter yang dijadikan acuan dasar perhitungan ialah diameter terkecil (D1) pada ujung mata sayatnya. Sedangkan, pada kedalaman lubang senter bor tidak ada ketetapan baku yaitu tergantung diaplikasikan untuk apa. Apakah kedalaman tersebut sebagai pengarah pengeboran atau dudukan ujung senter putar yang berguna menahan benda kerja saat melakukan pembubutan. Demi mengakomodasi teknik tersebut, kedalaman lubang senter dibuat antara 1/3 hingga 2/3 pada bagian tirus yang besar sudutnya 60 derajat.

Teknik Bubut Lurus

Pembubutan Lurus ialah teknik bubut untuk menghasilkan permukaan yang lurus dengan diameter yang sama antara ujung satu dengan ujung lainnya. Teknik bubut ini memiliki beberapa cara pemegangan atau pengikatannya yaitu tergantung dari ukuran panjangnya benda kerja.

Pengikatan benda kerja yang berukuran relatif pendek, dapat dikerjakan dengan cara langsung diikat menggunakan cekam mesin. Pengikatan benda kerja yang berukuran relatif panjang, pada bagian ujung yang tampak keluar ditahan dengan senter putar. Sedangkan pengikatan benda kerja yang berukuran relatif panjang yang dikhawatirkan akan terjadi getaran pada bagian tengahnya, harus ditahan dengan penahan
benda kerja/steady ress.

Ketiga teknik pengikatan tersebut, ialah teknik bubut lurus yang tidak dituntut kesepusatan dan kesejajaran diameternya dengan kedua lubang senter bornya. Jika pada diameter yang dituntut harus sepusat dengan kedua lubang senter bornya, maka pengikatannnya dilakukan dengan teknik diantara dua sentar. Untuk memperoleh hasil pembubutan lurus, pastikan bahwa sumbu senter kepala lepas harus benar-benar sepusat dengan sumbu senter spindel mesin. Jika tidak, hasil pembubutannya akan menjadi tirus atau tidak lurus.

Teknik Membubut (Taper)

Teknik pembubutan tirus pada dasarnya sama dengan teknik bubut lurus. Membubut tirus adalah pemotongan jika putaran mesin berlawanan arah dengan mata sayat pahat bubutnya. Hal yang menjadi perbedaan ialah dalam mengerjakan pemotongan gerakan pahatnya yang diatur mengikuti sudut ketirusan yang diinginkan.

Pembubutan tirus dapat dikerjakan dengan berbagai macam cara diantaranya untuk pembubutan tirus yang pendek ukuran panjangnya dengan membentuk pahat bubut. Kedua, pembubutan tirus yang ukuran panjangnya sedang dengan menggeser eretan atas. Ketiga, untuk pembubutan tirus bagian luar yang relatif panjang ukurannya dengan menggeser kedudukan kepala lepas. Keempat, untuk pembubutan tirus bagian luar atau dalam yang relatif panjang ukurannya dengan mengaplikasikan peralatan taper attachment.

Jenis Standar Ketirusan

ada beberapa jenis standar ketirusan yang dapat dijadikan sebagai acuan diantaranya :

  • Tirus Mandril (Mandrel Taper). Tirus mandril memililki standar ketirusan 1:2000 mm, artinya sepanjang 2000 mm perbedaan diameter satu dengan lainnya sebesar 1 mm. Penggunaannya terbatas untuk mengikat benda kerja yang akan memproses pemesinan berikutnya. Caranya adalah dengan cara dipreskan pada lubang benda kerja yang sebelumnya sudah dipersiapkan lebih dulu dengan toleransi yang standar.
  • Tirus Jacobs (Jacobs Tapers). model ini memililiki standar ketirusan nomor 0 s.d 33, dengan perbandingan ketirusan sebagaimana pada (tabel 4.4). Tirus jenis ini digunakan pada perlengkapan mesin-mesin bubut dan mesin bor.

Grooving Membubut Alur

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Ketika Praktek dalam teknik bubut, Grooving merupakan teknik bubut benda kerja dengan tujuan membuat alur pada bidang permukaan (luar dan dalam) atau pada bagian depannya sesuai tuntutan pekerjaan. Ketika anda melakukan teknik bubut alur, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh tukang bubut kita , yaitu :

1. Macam Macam Bentuk Alur

Ada tiga jenis alur, yaitu bentuk kotak, bentuk radius, dan V. Fungsi alur pada sebuah benda kerja adalah :

  • Pertama, untuk pembubutan alur pada poros lurus, berfungsi memberi space ketika benda kerja dipasangkan dengan komponen lainnya atau memberi jarak bebas pada proses penggerindaan terhadap suatu poros.
  • Kedua, untuk pembubutan alur pada ujung ulir, tujuannya agar baut atau mur dapat bergerak penuh sampai pada ujung ulir.

2. Teknik Bubut Alur

Untuk membentuk beragam bentuk alur, pahat yang dipakai diasah dahulu dengan mesin gerinda. Bentuknya disesuaikan dengan bentuk alur yang akan dibuat. Kecepatan potong pada saat pembubutan alur dianjurkan sepertiga sampai dengan setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal ini karena bidang potong saat teknik pengaluran relatif lebar. Dalam pemasangan pahat proses pembubutan alur, pada dasarnya sama dengan memasang pahat bubut untuk teknik pembubutan lainnya. Pahat harus setinggi senter dan kuat. Selain itu, untuk menghindari terjadinya hasil pengaluran lebarnya melebihi dari lebar pahat alurnya, pemasangan pahat harus tegak lurus terhadap sumbu mesin.

Membubut Profil (Bentuk)

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Teknik bubut Profil yaitu teknik membentuk permukaan benda kerja dengan bentuk sesuai dengan tuntutan pekerjaan adalah pekerjaan yang menyenangkan. Caranya dengan mengatur gerak pahat secara manual atau menggerakkan pahat secara otomatis dengan memakai perlengkapan bubut dan cara lainnya adalah dengan membentuk pahat bubut yang akan digunakan sesuai bentuk yang diinginkan. Pekerjaan ini memiliki keunikan tersendiri dan seni dalam prakteknya.

Pada saat anda mengerjakan bubut profil saat jasa bubut yang menerapkan pahat bubut bentuk, disarankan pemakanan dan kecepatan putarnya tidak boleh besar. Maksudnya adalah pendekatannya sama pada saat melakukan pembubutan alur. Dengan tujuan dapat memperkecil terjadinya beban lebih dan gesekan yang tinggi terhadap pahat.

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah
Jasa Bubut CNC Terbaik

Teknik Cutting Off (memotong)

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Pekerjaan bubut cutting off ini dilakukan ketika kita ingin mencapai dua hal. Pertama, saat ingin menyelesaikan pekerjaan. Kedua, saat akan mendekatkan ukuran panjang dari benda kerja hasil teknik sebelumnya. Hal ini dilakukan dalam kondisi benda kerja tidak memungkinkan untuk dicekam pada posisi sebaliknya atau tidak dapat dipotong dengan teknik lain. Syarat umum dalam teknik ini yaitu menggunakan pahat potong yang standar geometri pemasangan benda kerjanya harus kuat dan tidak boleh terlalu tampak keluar dari rahang cekam.

  • Jika benda kerja berukuran pendek, pemasangan pahat potong harus kuat dan tidak boleh terlalu tampak keluar dari dudukannya. Gunakan putaran mesin antara 1/4 s.d 1/3 putaran normal. Bagian yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar dibandingkan dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak terjepit.
  • Jika benda berukuran panjang boleh menggunakan penahan senter putar dengan catatan mengikuti langkah yang benar.

Geometri Pahat Potong

Pahat potong yang digunakan harus memiliki ukuran yang sesuai dengan ketentuan. Misalnya, untuk menghindari terjepitnya pahat saat memotong benda kerja berdiameter besar sehingga memerlukan kedalaman pemotongan yang relatif dalam. Pada kondisi ini, sebaiknya pengasahan pada sisi pahat potong dibuat mengecil ke belakang antara 1º s.d 2º.

Pemasangan Pahat Potong

Pemasangan pahat potong harus setinggi sumbu senter. Jika tidak, akan berdampak besar pada perubahan ukurannya terutama pada sudut bebas potong bagian depan. Selain itu, pemasangan terlalu tinggi dari senter dampaknya tidak akan dapat melakukan pemotongan. Hal ini dikarenakan ujung mata potongnya berubah ke atas senter. Jika terlalu rendah, pahat akan menerima gaya potong yang relatif besar sehingga rawan patah dan benda kerja terangkat ke atas.

Teknik Pemotongan

Untuk benda kerja yang panjang pemotongan diperbolehkan ditahan menggunakan senter putar. Dengan konsekuensi pemotongannya tidak boleh dilakukan sampai putus atau disisakan sebagian untuk kemudian digergaji. Pemotongan pun tidak boleh dilanjutkan dengan pahat tersebut tanpa didukung dengan senter dengan tujuan untuk menghindari terjadinya pembengkokan benda kerja. Teknik lain untuk pemotongan benda kerja yang panjang, yaitu menyokong benda kerja pada ujungnya dengan penahan benda kerja/ steady rest.

Teknik Bubut Ulir

Play Video Berikut Yuk

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Pada Ulir ada bagian-bagian tertentu yang memiliki istilah khusus, pada bagian lingkaran ulir terdapat gang (pitch-P) dan kisar (leadL). Pengertian “gang” adalah jarak puncak ulir terdekat dan pengertian “kisar” adalah jarak puncak ulir dalam satu putaran penuh.

Jika dilihat dari jumlah ulirnya, jenis ulir dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ulir tunggal (Single thread) dan ulir ganda (Multiple thread). Disebut ulir tunggal jika dalam satu kali keliling benda kerja hanya terdapat satu alur ulir dan disebut ulir ganda jika mempunyai lebih dari satu alur ulir dalam satu keliling lingkaran.

Jika dilihat dari arahnya, jenis ulir dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ulir kanan (right hand screw thread) dan ulir kiri (left hand screw thread). Disebut ulir kanan jika ulirannya mengarah ke kanan, dan disebut ulir kiri jika arah ulirannya mengarah ke kiri.

Selain itu ulir juga memiliki kriteria nama ukuran yang lazim pada umumnya, diantaranya diameter terbesar atau nominal (mayor diameter), diameter tusuk (pitch diameter) dan diameter terkecil atau diameter kaki (minor diameter). Nama ulir bagian luar dan ulir bagian dalam dapat diamati pada. Sedangkan nama-nama bagian ulir luar secara lengkap dapat dilihat pada.

Standar Ulir Untuk Penggunaan Umum

  • Metrik V Thread Standard atau biasa disebut ulir segitiga metrik. Jenis ini salah satu jenis ulir dengan satuan milimeter (mm) dengan total sudut ulir sebesar 60º (Gambar 4.46). Di samping itu, ulir metrik ini memiliki kedalaman ulir baut (luar) 0,61P dengan radius pada dasar ulirnya 0,7 P dan kedalaman ulir murnya (dalam) 0,54 P dengan radius pada dasar ulirnya 0,07 P. Untuk operasional di lapangan, penulisan ulir metrik diberi lambang M yang disertai diameter nominal dan gang/kisar ulirnya. Misal, M 12×1,75 artinya: standar ulir metrik dengan diameter nominal 12 mm dan gang/kisarannya 1,75 mm.
  • British Standard Whitworth Thread (BSW). Jenis ulir ini merupakan salah satu jenis ulir dengan satuan inchi (1 inchi = 1 mm) dengan total sudut ulir sebesar 55º, kedalaman ulir total 0,96 P, kedalaman ulir riil 0,64 dan pada dasar dan puncak ulirnya memiliki radius 0,137 inchi. Untuk operasional di lapangan, penulisan ulir whitworth diberi lambang BSW atau W yang disertai diameter nominal dan gang/kisar ulirnya. Misalnya W 1/2×14 artinya: standar ulir whitworth dengan diameter nominal 1/2 inchi dan gang/kisarnya 14 sepanjang satu inchi.
  • British standard Fine Thread (BSF). Jenis ulir ini memiliki satuan dan profil yang sama dengan jenis ulir standar whitwhorth yaitu memiliki total sudut ulir sebesar 55º, kedalaman ulir total 0,96 P, kedalaman ulir riil 0,64 dengan dasar dan puncak ulirnya 0,1.
  • Unified National Coarse Thread (UNC). Jenis ulir ini memiliki total sudut 60º dengan kedalaman ulir baut (luar) 0,614 P dan kedalaman ulir murnya (dalam) 0,54 P (Gambar 4.49).
  • Unified National Fine Thread (UNF). Jenis ulir ini memiliki profil yang sama dengan Jenis ulir Unified National Coarse Thread (UNC), perbedaannya kisar ulir UNF lebih halus.
  • British Association Thread (BA). Jenis ulir ini bisa disebut ulir bola, yang memiliki total sudut 47,5º dengan kedalaman ulir 0,6 P dan radius pada ujung ulir memiliki radius 0,18 P (Gambar 4.50).

Standar Ulir Untuk Penerapan Transmisi Berat Dan Gerak

Pada jenis ulir ini khusus bagi transmisi yang berat kerjanya dan gerak dinamis. Berikut ini daftarnya :

  • Square Thread Form. Jenis ulir ini biasa disebut ulir segi empat, merupakan salah satu jenis ulir dengan bentuk ulirnya segi empat dengan bentuk sudut siku.
  • Acme Thread Form. Jenis ulir ini biasa disebut ulir Acme, merupakan salah satu jenis ulir yang berbentuk trapesium dan sudut ulirnya 29º dengan lebar puncak ulir 0,37 P.
  • Metrik ISO Trapezoidal Thread. Jenis ulir ini biasa disebut ulir trapesium, merupakan salah satu jenis ulir yang berbentuk trapesium dan sudut ulirnya 30º .
  • Batres Tread. Jenis ulir ini biasa disebut ulir gergaji, dan terdapat dua jenis yaitu, pertama: ulir gergaji dengan sudut total ulirnya 45º dan kedalaman ulirnya 0,75 P, kedua: ulir gergaji dengan sudut total ulirnya 50º dan kedalaman ulirnya sama yaitu 0,75 P.

Pengeboran (Drilling) dan Diameter Dalam (sodok)

Drilling dalam Pekerjaan Membubut

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Pekerjaan mengebor (Drilling) adalah pembuatan lubang dengan alat potong mata bor. Teknik ini umumnya dilakukan untuk pekerjaan lanjutan, diantaranya akan dilanjutkan untuk diproses tap, pembesaran lubang (boring), rimer, ulir dalam, dan lain-lain.

Masing-masing proses tersebut memiliki ketetapan sendiri dalam menentukan diameter lubang bornya, maka dari itu di dalam menentukan diameter bor yang akan digunakan untuk proses pengeboran di mesin bubut harus mempertimbangkan beberapa kepentingan di atas. Syarat ketika melakukan pengeboran yaitu :

  • Penonjolan benda kerjanya tidak boleh terlalu panjang, dan untuk benda kerja yang berukuran panjang harus ditahan dengan penahan benda kerja (steady rest).
  • Senter kepala lepas harus disetting kelurusannya lebih dulu dengan sumbu senter spindel mesin sebagai dudukan atau pemegang benda kerja.
  • Permukaan benda kerja sebelum dibuat lubang bor harus dibuat lubang pengarah dengan bor senter.
  • Selain besarnya putaran mesin harus sesuai dengan perhitungan, arah putarannya tidak boleh terbalik (putaran mesin berlawanan jarum jam).

Membubut Diameter dalam (Sodok)

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Teknik bubut diameter dalam yaitu teknik memperbesar diameter lubang sebuah benda kerja pada mesin bubut yang sebelumnya dilakukan proses pengeboran. Jadi pembubutan ini hanya bersifat perluasan lubang atau membentuk bagian dalam benda kerja. Teknik ini biasanya dilakukan kerja finishing sebuah lubang yang presisi seperti lubang bearing, dan lain sebagainya. Pembubutan diameter dalam dapat dilakukan untuk menghasilkan diameter dalam yang lurus dan tirus. Untuk diameter lurus, pemotongannya dilakukan secara manual dan otomatis. Sedangkan untuk diameter tirus hanya dilakukan secara manual dengan menggeser eretan atas kecuali menggunakan perlengkapan tirus (taper attachment) baru dapat dilakukan pemotongan secara otomatis.

Persyaratan Pembubutan Diameter Dalam :

  • Pemasangan pahat bubut dalam harus kuat dan setinggi senter.
  • Penonjolan benda kerjanya tidak boleh terlalu panjang, dan untuk benda kerja yang berukuran panjang harus ditahan dengan penahan benda kerja (steady rest).
  • Lakukanlah pembuatan lubang awal terlebih dahulu.
  • Selain besarnya putaran mesin harus sesuai dengan perhitungan, Sesuaikan arah putaran dengan posisi mata sayat pahat dalamnya.

Pengkartelan Pada Mesin Bubut

Besar sudut pahat yang digunakan untuk menghasilkan ulir M 12 1 75 adalah

Mengkartel adalah teknik pembuatan alur atau gigi melingkar pada bagian permukaan benda kerja dengan tujuan agar bidangnya tidak licin pada saat dipegang oleh tangan. Contohnya terdapat pada batang penarik, tangkai palu besi dan pemutar tap dan komponen lain yang memerlukan pemegangnya tidak licin. Bentuk atau profil hasil dari pengkartelan akan mengikuti jenis kartel yang dipakai. Ada yang belah ketupat, dan ada juga yang lurus tergantung gigi kartelnya.

Menentukan diameter benda kerja saat mengkartel adalah hal yg sangat penting. Sebelum dikartel, diameter benda kerja harus dikurangi lebih dulu sebesar kurang lebih 1per3 ÷ 1per2 kali kisar kartel atau D kartel = D – (1/3 x Kisar kartel). Hal ini dapat terjadi karena benda kerja akan mengembang pada saat dikartel. Dan ingat, bahwa pada saat mengkartel selalu gunakan cairan pendingin, untuk mempermudah pemotongan dan agar kartel tidak panas.

Demikian materi lanjutan Teknik Praktek Teknik Bubut, semoga bermanfaat. Simaklah artikel – artikel lainnya di Blog CV. Teknik Jaya Component. Kunjungi tulisan kami lainnya di bawah ini :