Berikut penjelasan yang benar tentang Malaikat dan manusia adalah

Jakarta -

Setiap manusia ada malaikat yang mengawasi semua langkah dan tindak tanduknya. Dikutip dari buku Syarah Riyadhus Shalihin (Jilid:I) karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, seluruh amalan harus dipertanggungjawabkan di hari akhir.

Buku catatan aman yang menulis amal perbuatan manusia selama hidup, nantinya dibagikan pada hari kiamat. Buku tersebut adalah tanggung jawab dua malaikat yang menjaga seorang manusia seumur hidupnya di dunia.

"Allah SWT telah memberikan tugas setiap orang diawasi dua malaikat, yang satu ada di sebelah kanan dan satunya di samping kiri. Keduanya menulis segala perkataan maupun perbuatan yang dilakukan manusia," tulis buku tersebut.

Mengimani malaikat dan tugasnya membantu manusia selalu waspada terhadap segala tindak tanduknya. Apalagi Allah SWT telah mengingatkan keberadaan malaikat tersebut dalam beberapa ayat Al Quran.

Tiga ayat Al Quran tentang manusia diawasi malaikat

A. QS Ar Ra'd ayat 11

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

Arab latin: Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wāl

Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah nmenghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

B. QS Qaf ayat 16-18

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ

Arab latin: wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd

16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌ

Arab latin: iż yatalaqqal-mutalaqqiyāni 'anil-yamīni wa 'anisy-syimāli qa'īd

17. (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Arab latin: mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd

18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

C. QS Fatir ayat 13-14

يُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ ۚ وَٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ

Arab latin: yụlijul-laila fin-nahāri wa yụlijun-nahāra fil-laīl, wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara kulluy yajrī li`ajalim musammā, żālikumullāhu rabbukum lahul-mulk, wallażīna tad'ụna min dụnihī mā yamlikụna ming qiṭmīr

13. Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.

إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا۟ دُعَآءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا۟ مَا ٱسْتَجَابُوا۟ لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

Arab latin: in tad'ụhum lā yasma'ụ du'ā`akum, walau sami'ụ mastajābụ lakum, wa yaumal-qiyāmati yakfurụna bisyirkikum, wa lā yunabbi`uka miṡlu khabīr

14. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.

Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya telah menjelaskan mekanisme kerja kedua malaikat. Tentunya, mekanisme ini berdasarkan arahan Allah SWT. Berikut haditsnya

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ -فِيْمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى-، قَالَ: «إِنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ.

وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ فِي صَحِيْحَيْهِمَا بِهَذِهِ الحُرُوْفِ.

Arinya: Dari Ibnu Abbas RA dari Rasulullah SAW tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabbnya. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat melakukan keburukan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan." (HR Bukhari).

Siapakah malaikat yang mengawasi manusia?

Muslim di Indonesia mengenal sosok malaikat yang mengawasi manusia sebagai Raqib dan Atid. Namun dikutip dari buku Malaikat dalam al-Qur'an Yang Halus dan Tak Terlihat karya M. Quraish Shihab, penamaan malaikat sebetulnya punya sumber yang tidak jelas.

Kata Raqibun Atid memang terdapat dapat QS Qaf ayat 17, tapi tak dijelaskan apakah itu adalah nama atau fungsi kedua malaikat. Terlepas kebenaran nama Raqib dan Atid, pemilihan kata Raqibun Atid patut diperhatikan. Keduanya merujuk pada sifat malaikat.

"Raqib berasal dari makna kata tampil tegak untuk memelihara sesuatu. Dia selalu memperhatikan dan mengawasi yang wajib dipelihara. Sementara asal makna kata Atid adalah hadir dan siap dengan alat-alat yang dibutuhkan," tulis Quraish Shihab.

Dari kata tersebut bisa ditarik makna, pencatatan sejatinya tidak bertujuan mencari kesalahan atau menjerumuskan. Selain itu, kedua malaikat pengawas akan selalu tanpa lengah sedikit pun untuk mengawasi manusia.

Simak Video "Cara Orang-orang Terkaya di Dunia Hadapi 'Hari Kiamat' "



(row/lus)

Sumber: Unsplash.com

Malaikat merupakan makhluk ghaib yang diciptakan untuk taat kepada Allah SWT. Meskipun bersifat ghaib (tidak dapat dirasakan oleh indera manusia), tetapi keberadaannya wajib diyakini dengan hati.

Beberapa manusia yang dikehendaki Allah SWT dapat melihat wujud malaikat yang tengah menampakkan diri, tentunya dengan wujud yang berbeda dengan aslinya. Kisah mengenai penampakan malaikat tersebut dijelaskan dalam al-Quran maupun hadits.

Keberadaan malaikat wajib diimani oleh setiap muslim karena itu merupakan Rukun Iman kedua. Salah satu cara agar dapat meningkatkan keimanan kepada malaikat yakni dengan mengetahui sifat-sifatnya yang membedakannya dengan manusia.

Mengutip dari buku yang berjudul buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Dr. H. Rudi Ahmad Suryadi, M.Ag. dan Sumiyati, S.Ag., M.M terdapat 6 sifat malaikat yang perlu diketahui oleh seorang muslim.

1. Malaikat diciptakan dari Nur (Cahaya)

Berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah, malaikat diciptakan dari cahaya. Hal ini membuat malaikat menjadi salah satu makhluk yang tak kasat mata.

Sumber: Unsplash.com

2. Malaikat selalu patuh dan berbakti pada Allah SWT

Malaikat tidak memiliki nafsu. Sehingga, ketika ia diperintahkan untuk bersujud kepada Allah, ia akan terus bersujud tanpa lelah. Berbeda dengan manusia yang memiliki nafsu dan membuatnya tidak luput dari dosa dan lupa.

3. Malaikat dapat berubah bentuk

Karena diciptakan dari cahaya, malaikat bisa berubah wujud sesuai kehendak Allah. Malaikat Jibril terkadang menghampiri Nabi Muhammad SAW dengan menyamar seperti sahabat bernama Dihyah al-Kalbi dan terkadang seperti sahabat dari Arab Badui.

4. Malaikat tidak makan dan tidak minum

Karena tidak memiliki nafsu, maka malaikat pun tidak membutuhkan makanan dan minuman. Ia akan tetap hidup sesuai kehendak Allah meskipun tidak makan dan minum. Berbeda dengan manusia yang harus makan dan minum untuk bertahan hidup.

5. Malaikat tidak berjenis kelamin

Malaikat tidak berjenis kelamin seperti manusia di mana ada laki-laki dan perempuan.

6. Malaikat tidak pernah letih dan tidak pula berhenti beribadah kepada Allah

Malaikat diciptakan untuk selalu menaati apa yang diperintahkan Allah SWT. Jika diperintahkan untuk bertasbih, maka malaikat akan bertasbih hingga kapan pun, bahkan hingga hari kiamat. Allah berfirman dalam AlQuran pada surat Al-Anbiya ayat 20 yang berbunyi:

يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ

Artinya: ”Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti- hentinya." (QS. Al-Anbiya: 20)

Dalam artikel ilmiah berjudul Metode Bercakap-Cakap Bagi Anak Usia Dini (Analisis deskriptif terhadap Al-Qur`an Surat Al-Baqarah : 30-33) oleh Elfan Fanhas F Kh, ada juga beberapa sifat lain malaikat yang berdasarkan Alquran.

  • Malaikat tidak memiliki sifat angkuh dan rasa lelah, sebagaimana termaktub dalam Alquran:

dan milik-Nya lah siapa yang dilangit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikatt) yang disisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan tidak (pula) merasa lelah." (Q.S. Al-Anbiya 21:19)

  • Malaikat tidak memiliki sifat membangkang dan selalu mengerjakan apapun perintahNya.

Hal ini sejalan dengan firman Allah S.W.T yang artinya:

...mereka (malaikat-malaikat itu) tidak durhaka kepada Allah S.W.T., terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahNya." (Q.S. At Tahrim 66:6)