Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah


Oleh: Kahar, Ak.*)

Dampak dari dikeluarkannya paket regulasi pengelolaan keuangan negara yang dimulai pada tahun 2003 dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tetang Keuangan Negara membawa perubahan yang terus menerus sampai saat ini. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tetang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pengganti SAP sebelumnya, kebijakan di bidang pengelolaan keuangan dan aset pemerintah, sampai dengan saat ini masih menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi semua pihak untuk melaksanakannya. Salah satunya adalah penyusutan Aset Tetap pemerintah sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 tetang Aset Tetap dan Buletin Teknis SAP # 5 tentang Akuntansi Penyusutan. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masih banyak menyoroti pengelolaan Aset Tetap dan permasalahannya, bahkan menjadi dasar untuk mengkualifikasi laporan keuangan. Bila ruang lingkup pemeriksaan sampai pada penerapan penyusutan aset, besar kemungkinan akan berdampak negatif pada perubahan opini atas laporan keuangan yang disajikan pemerintah.

Faktor Penentu Penyusutan

Terkait dengan penyusutan Aset Tetap, terdapat tiga faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan (beban depresiasi) Aset Tetap, yaitu:

a.         Harga perolehan aset tetap

       Harga perolehan yaitu sejumlah uang yang dikeluarkan dalam memperoleh aktiva tetap hingga siap digunakan.

b.        Masa manfaat yang diharapkan:

1)   Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik; atau

2)   Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.

c.         Perkiraan nilai aset tetap pada akhir masa manfaat (nilai residu/nilai sisa)

Nilai sisa atau nilai residu adalah jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva tidak digunakan lagi.

Metode Penyusutan

PSAP # 7 paragraf 53 menyatakan bahwa penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu Aset Tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Selanjutnya, PSAP # 7 paragraf 57 memperkenalkan tiga jenis metode penyusutan yang dapat dipergunakan antara lain:

a.         Metode garis lurus (straight line method).

Metode penyusutan ini merupakan metode penyusutan yang paling sederhana karena beban penyusutan dibagi rata selama masa umur manfaat.

Rumus Penyusutan =

Nilai Perolehan – Nilai Residu

Umur Manfaat

Idealnya metode ini digunakan untuk aset tetap yang diperkirakan memberikan manfaat yang relatif merata sepanjang masa manfaat.

b.        Metode saldo menurun ganda (double declining balance method).

Metode penyusutan ini dihitung berdasarkan nilai buku dengan tarif dua kali tarif penyusutan garis lurus. Rumus penyusutan dalam Buletin Teknis # 5 adalah:

Penyusutan per periode  =

(Nilai yang dapat disusutkan - akumulasi penyusutan periode sebelumnya) X Tarif Penyusutan*

*Tarif Penyusutan =

1

X 100% X 2

Masa manfaat

Metode penyusutan ini lebih cocok diterapkan pada aset tetap yang memiliki manfaat ekonomis yang semakin menurun dari tahun ke tahun dan peralatan berteknologi tinggi seperti komputer yang setiap saat muncul produk yang lebih canggih.

c.         Metode unit produksi (unit of production method).

Metode penyusutan ini didasarkan pada jumlah produksi per periode di bagi dengan jumlah produksi keseluruhan yang diestimasi.

Penyusutan per periode  =

Produksi Periode berjalan X Tarif Penyusutan**

**Tarif Penyusutan =

Nilai yang dapat disusutkan

Masa manfaat

Metode penyusutan ini lebih cocok diterapkan pada aset tetap yang dapat dihitung produktivitasnya seperti alat-alat berat dan mesin-mesin produksi.

Permasalahan

Pada prinsipnya Aset Tetap harus dicatat per unit, mengingat setiap unit Aset Tetap memiliki keunikan, karakteristik, dan kondisi yang berbeda satu sama lain walaupun mungkin diperoleh pada saat yang sama. Beberapa permasalahan yang mungkin akan menjadi kendala dalam penerapan penyusutan pada Aset Tetap pemerintah yang berdampak pada ketidakakuratan laporan keuangan antara lain:

a.    Belum semua Aset Tetap tercatat dalam daftar Aset Tetap dan belum memiliki harga perolehan yang dianggap wajar.

     Keberadaan bukti perolehan sangat diperlukan untuk mencatat Aset Tetap pada satuan kerja pemerintah. Sementara itu, masih banyak dijumpai dropping barang dari unit kerja atasan yang tidak dilengkapi dengan dokumen tersebut, sehingga menyulitkan pencatatan dan pengakuan nilai Aset Tetap. Pada satuan kerja yang melakukan pencatatan aset tersebut biasanya diberi nilai Rp1,00/unit yang secara otomatis tidak dapat dilakukan penyusutan. Padahal, barangnya dalam kondisi baik dan dioperasionalkan.

b.    Pencatatan Aset Tetap belum sesuai kelompok dan belum terinci per unit.

Kalau dilihat dari daftar aset yang dibuat satuan kerja, masih banyak dijumpai pencatatan Aset Tetap secara gabungan dan belum per unit. Sebagai contoh meubelair satu unit dengan nilai sampai ratusan juta yang pada kenyataannya terdiri atas banyak unit dan dari berbagai kelompok Aset Tetap. Dengan demikian apabila penyusutan dilakukan berdasarkan kelompok aset akan terjadi salah tarif penyusutan.

c.    Keberadaan dan kondisi Aset Tetap masih diragukan.

     Daftar Aset Tetap pada satuan kerja yang seharusnya mencerminkan keberadaan dan kondisi aset pada satuan kerja menjadi informasi yang sering diragukan, karena banyak Aset Tetap tidak di-update kondisinya. Selain itu, ada Aset Tetap yang telah berpindah ke satuan kerja lain tetapi masih tercatat di satuan kerja yang lama. Untuk perpindahan Aset Tetap antar satuan kerja tidak segera ditindaklanjuti dengan dokumen penetapan status penggunaan aset kepada satuan kerja tujuan.

d.   Kesulitan menentukan umur manfaat.

Faktor umur manfaat merupakan hal yang sangat penting terkait dengan penerapan penyusutan Aset Tetap. Namun pada kenyataannya dengan banyaknya jenis, type dan bahan baku akan menjadi hal yang dapat diperdebatkan dalam menentukan umur manfaat Aset Tetap.  

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, merupakan kebijakan yang dapat menjadi acuan walaupun pada kenyataan di lapangan nanti akan ada perdebatan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan persepsi penentuan umur manfaat berdasarkan kelompok aset. Kalau dilihat lebih detail atas rincian per unit barang, terdapat barang yang memiliki masa manfaat tidak sama dengan bila dilihat per kelompok.

Simpulan

Penyusutan Aset Tetap bukanlah hal yang sulit apabila pencatatan Aset Tetap telah dilakukan secara benar. Namun pada kenyataannya pencatatan Aset Tetap belum sesuai dengan yang diharapkan. Penyusutan Aset Tetap pemerintah masih membutuhkan kerja keras semua pihak dan dukungan dari para pejabat pengambil keputusan. Kebijakan-kebijakan pada tingkat pelaksanaan masih sangat dibutuhkan untuk penyamaan persepsi terkait dengan pengelolaan Aset Tetap. Disamping itu, juga diperlukan tenaga pengelola Aset Tetap yang kompeten dan berkomitmen dalam pengelolaan Aset Tetap pemerintah.

* Penulis adalah Auditor Madya BPKP Perwailan Prov. Jawa Tengah


Share   Tweet

Bagaimana cara membuat jurnal penyusutan (depresiasi) untuk aktiva tetap atau peralatan? Bagaimana cara menghitung biaya akumulasi penyusutan menggunakan metode-metode dalam akuntansi? Temukan jawabannya di Blog Mekari Jurnal.

Aktiva tetap (aset tetap) mempunyai nilai yang semakin berkurang dari suatu periode ke periode berikutnya.

Nilai aktiva tetap akan menjadi turun apabila sudah dipakai atau digunakan dalam periode tertentu

Dalam akuntansi, hal ini dikenal dengan istilah penyusutan atau depresiasi.

Akumulasi penyusutan aktiva tetap yang terjadi perlu dicatat dalam jurnal laporan keuangan pada akhir periode untuk mengetahui nilai manfaat yang bisa didapatkan selama sisa pemakaian aset tersebut.

Untuk itu, baca terus artikel ini untuk cara menghitung biaya akumulasi dan membuat jurnal penyusutan atau jurnal depresiasi aktiva tetap.

Tahukah Anda kalau aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal bisa memudahkan Anda dalam menghitung penyusutan aset atau aktiva. Buktikan dengan coba gratis aplikasi Jurnal dengan klik pada tombol atau banner di bawah ini.

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Mengenal Tentang Jurnal Penyusutan Aktiva Tetap

Pengertian jurnal penyusutan (depresiasi) adalah proses pencatatan untuk mengetahui umur atau nilai dari aktiva tetap pada laporan keuangan di akhir periode akuntansi.

Jurnal ini dibuat agar perusahaan dapat mengalokasikan beban dan memanfaatkan nilai aset/perlalatan yang didapatkan selama sisa pemakaiannya.

Jenis aktiva apa saja yang dicatat dalam jurnal penyusutan?

Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai adalah set yang berwujud seperti gedung, kendaraan, peralatan mesin,

Selain itu, di dalam aktiva tetap juga harga yang mengalami penurunan hanya aktiva yang memiliki wujud, yang mana aktiva tersebut terdiri dari gedung, kendaraan, mesin dan lain sebagainya, kecuali tanah.

Namun, terdapat aktiva tetap yang nilainya tidak akan turun melainkan akan semakin tinggi nilainya yaitu tanah.

Aktiva tetap dalam bentuk tanah nilainya akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan waktu.

Nilai aktiva tetap akan menjadi berkurang karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut sehingga dalam akuntansi dikenal dengan penyusutan aktiva tetap.

Pada saat pengakuan awal, aktiva tetap wajib dicatat sebesar biaya perolehan yang meliputi beberapa unsur di bawah ini.

  1. Harga beli yang didalamnya termasuk pajak pembelian dikurangi dengan potongan serta diskon pembelian.
  2. Biaya yang dikeluarkan seperti biaya pengangkutan barang dari lokasi awal hingga ke tujuan.
  3. Memperkirakan awal biaya pembongkaran serta perakitan aset hingga siap untuk dipergunakan.
  4. Dalam kegiatan pembelian tanah beserta bangunannya, pencatatan wajib dilakukan secara terpisah antara harga masing-masing.

Anda tidak perlu lagi membuat jurnal penyusutan aset secara manual karena sistem Mekari Jurnal akan menghitung dan membuatnya secara otomatis!

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Biaya Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi biaya akumulasi penyusutan yang perlu dicatat ke dalam jurnal adalah:

  • Harga Perolehan (Acquisition Cost)

Harga perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan.

Harga perolehan menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi aktiva tetap yang harus dialokasikan per periode akuntansi.

Harga ini diperoleh dari sejumlah uang yang dikeluarkan dalam memperoleh aktiva tetap hingga siap digunakan.

  • Nilai Residu (Salvage Value)

Taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian (retirement) aktiva.

Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi.

Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah baiknya jika aktiva dapat di daur ulang.

  • Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)

Sebagian besar aktiva memiliki dua jenis umur, yaitu umur fisik dan juga umur fungsional. Umur fisik dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva.

Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya).

Sementara itu, umur fungsional biasanya dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya.

Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional.

Dapat saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk.

Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman.

Kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif seperti furniture, hiasan dinding, dan lain sebagainya.

Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat keausan aktiva untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai.

Berikut adalah beberapa metode penyusutan aktiva tetap dalam menghitung berapa nilai depresiasi aset yang dimiliki:

1. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.

Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor.

Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode garis lurus yaitu:

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Umur Ekonomis

2. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)

Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva atau aset tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.

Contoh penyusutan fiskal dapat diketahui dari besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.

3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)

Berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan atau depresiasi aktiva tetap tiap tahun jumlahnya semakin menurun.

4. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)

Menurut metode ini, beban penyusutan tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode satuan jam kerja yaitu:

Biaya Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Jam Jasa

5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)

Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.

Penyusutan merupakan salah satu risiko atas penggunaan aktiva tetap, di mana aktiva akan mengalami penyusutan, mulai dari penyusutan fungsi hingga nilai.

Namun, dengan adanya manajemen aset (aktiva), perusahaan akan lebih mudah melakukan pemonitoran terhadap penyusutan.

Bukan hanya itu, dengan manajemen aset, Anda juga dapat menjaga nilai aset hingga menciptakan manajemen resiko.

Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode satuan hasil produksi yaitu:

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Hasil Unit Produksi

Cara Membuat Jurnal Penyusutan / Depresiasi Aktiva Tetap dengan Contoh

Perhatikan contoh soal di bawah ini:

1. Contoh soal jurnal penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus

PT. Maju Jaya memiliki aktiva tetap berupa truk untuk kegiatan operasional yang di beli pada tanggal 1 Januari 2022.

Truk tersebut dibeli dengan harga Rp 200.000.000 dengan perkiraan masa pakai selama 5 tahun dan nilai sisa atau residu sebesar Rp 150.000.000.

Bagaimana cara menghitung akumulasi biaya dan membuat jurnal penyusutan atau depresiasi dengan metode garis lurus?

Beban Penyusutan = (Rp 200.000.000 – Rp 150.000.000) / 5 tahun

Beban Penyusutan = Rp 10.000.000

Jurnal penyusutan tahunan berdasarkan contoh soal di atas adalah:

Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan kendaraan Rp 10.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 10.000.000

Sedangkan untuk membuat jurnal penyusutan bulanan, perhitungan akumulasi yang bisa Anda lakukan adalah dengan membagi biaya depresiasi Rp 10.000.000 dengan 12 bulan.

Jurnal penyusutan bulanan yang dapat Anda buat adalah:

Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan kendaraan Rp 833.333
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 833.333

2. Contoh soal jurnal penyesuaian dengan menggunakan metode satuan jam kerja

Masih perusahaan yang sama yaitu PT. Maju Jaya membeli peralatan berupa mesin packaging pada tanggal 1 Maret 2022 senilai Rp 75.000.000 dengan nilai residu Rp 50.000.000 maksimal sisa waktu yang dimiliki yaitu 50.000 jam.

Bagaimana cara membuat jurnal depresiasi dengan metode satuan jam kerja?

Biaya Depresiasi = ( Rp 75.000.000 – Rp 50.000.000) / 50.000 jam

Biaya Depresiasi = Rp 500 per jam

Jika tahun pertama perlatan tersebut digunakan selama 10.000 jam, maka perhitungan biaya akumulasi penyusutannya yaitu:

10.000 jam × Rp 500 = Rp 5.000.000

Di bawah ini adalah contoh jurnal depresiasi tahunan peralatan perusahaan tersebut:

Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan peralatan Rp 5.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 5.000.000

Sedangkan jurnal depresiasi bulanannya adalah (dibagi 12 bulan):

Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan peralatan Rp 416.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 416.000

3. Contoh soal jurnal penyusutan dengan menggunakan metode hasil unit

PT. Maju Jaya kembali membeli mesin produksi sebesar Rp 100.000.000, dengan nilai sisa sebesar Rp 50.000.000.

Menurut keputusan manajemen, mesin ini mampu menghasilkan produk hingga 50.000 selama umur penggunaan.

Bagaimana cara membuat jurnal penyusutan aktiva tetap dengan metode satuan jam kerja?

Beban Penyusutan = (Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000) / 50.000 unit

Beban Penyusutan = Rp 1.000 per unit

Jika tahun pertama perusahaan telah memproduksi sebanyak 10.000 unit, maka perhitungan akumulasi penyusutannya:

Berdasarperhitungan tersebut memiliki akumulasi beban penyusutan sebesar Rp1.200, dengan tahun produksi pertama sebesar 15.000 unit. Sehingga perhitungannya yaitu:

10.000 unit × Rp 1.000 = Rp 10.000.000

Jurnal penyusutan tahunan berdasarkan metode hasil unit adalah:

Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan peralatan Rp 10.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 10.000.000

Sedangkan cara membuat jurnal penyusutan peralatan atau aktiva tetap per bulan adalah (dibagi 12):

Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan peralatan Rp 833.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 833.000

Kelemahan & Kelebihan Masing-Masing Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Tentunya, masing-masing metode penyusutan memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah kelemahan dan kelebihan masing-masing metode penyusutan:

a. Metode penyusutan garis lurus

Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan masing-masing tidak dipengaruhi dengan hasil atau output yang diproduksi.

Metode ini lebih menekankan pada aspek waktu daripada aspek kegunaan.

Metode penyusutan garis lurus banyak digunakan dalam perusahaan-perusahaan karena pengaplikasiannya lebih mudah.

Kelebihan dari metode garis lurus adalah lebih mudah digunakan dan diaplikasikan dalam akuntansi serta lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutannya.

Meskipun memiliki kelebihan, namun metode ini juga memiliki kekurangan antara lain beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama untuk setiap periodenya.

Manfaat ekonomis aktiva setiap tahunnya sama, beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan, laba yang dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva.

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

b. Metode penyusutan saldo menurun

Metode penyusutan saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva atau aset tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dan dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.

Besarnya persentase penyusutan adalah dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.

Untuk penghitungannya, metode ini dilakukan dengan cara mengalikan persentase atau tarif tertentu dengan nilai buku suatu aktiva.

Nilai buku pada setiap akhir tahun grafiknya menurun sehingga menimbulkan beban penurunan pada beban penyusutan.

Kelebihan dari metode ini adalah lebih hemat dari segi biaya bila dibandingkan dengan metode penyusutan garis lurus, namun kekurangannya adalah lebih rumit dan sulit diaplikasikan dalam akuntansi karena banyaknya variabel perhitungan yang harus dilibatkan.

c. Metode penyusutan jumlah angka tahun

Dalam metode penyusutan ini, besarnya penyusutan aktiva tetap semakin menurun tiap tahunnya, dan hampir sama dengan metode penyusutan saldo menurun.

Tetapi dalam metode ini, penyusutannya dipercepat berdasarkan pertimbangan biaya maintenance atau perawatan, serta perbaikan aktiva tetap yang semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.

Kelebihan dari metode ini adalah lebih hemat dari segi biaya, namun sayangnya ada aturan pajak yang membatasi penggunaan metode penyusutan jumlah angka tahun.

Dalam pelaporan pajak, metode ini tidak bisa digunakan, sehingga jarang sekali ada perusahaan yang menggunakan metode penyusutan jumlah angka tahun dalam aplikasinya.

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Apa Metode Penyusutan yang Paling Sesuai?

Metode penyusutan apapun bisa digunakan dan diterapkan pada usaha Anda sesuai kebutuhan, dan kemudahan yang ingin Anda peroleh dari perhitungan nilai penyusutan dan pembuatan jurnal.

Namun sebagai catatan penting, dari setiap penggunaan perhitungan metode penyusutan hendaknya memperhatikan dua kondisi berikut:

  • Harus diterapkan secara konsisten.
  • Jika perusahaan menganggap perlu melakukan perubahan atas metode penyusutan yang diterapkan, hendaknya dicantumkan dalam penjelasan atas sistem akuntansi yang dipergunakan pada laporan keuangan, disertai dengan alasannya.

Gunakan Software Jurnal untuk Menghitung Biaya Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Membuat Jurnal Depresiasi

Untuk lebih memudahkan Anda melakukan perhitungan biaya penyusutan dan membuat jurnal depresiasi aktiva tetap, Anda bisa menggunakan software akuntansi online seperti Mekari Jurnal.

Jurnal memiliki fitur manajemen aset yang akan membantu Anda menjaga nilai aset dan menghitung manajemen risiko yang bisa Anda kelola dengan mudah untuk mengantisipasi penyusutan aktiva perusahaan.

Dengan Jurnal, Anda juga dapat menghitung nilai penyusutan aset secara otomatis dengan 2 metode bisa dipilih, yaitu metode garis lurus (straight line) dan metode saldo menurun (reducing balance).

Selain itu, software akuntansi online Jurnal dapat membantu Anda mengelola aktiva (aset) dengan mudah, cepat, aman dan nyaman.

Dengan Jurnal, Anda dapat mencatat dan mencatat dan menyimpan daftar aset yang memudahkan dalam memonitor aset beserta nilai dari masing-masing aset yang Anda miliki serta stok gudang dengan aplikasi gudang.

Jurnal juga membantu Anda menghitung nilai penyusutan secara otomatis dan menyediakan laporan aset secara instan dan realtime dengan software inventaris barang miliknya.

Info lebih lanjut mengenai laporan aset dan fitur yang terdapat pada aplikasi accounting dari Jurnal dapat Anda lihat di sini.

Anda juga dapat mendapatkan aksesfree trialselama 14 hari untuk mencoba gratis Jurnal.

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Itulah penjelasan tentang beberapa cara menghitung akumulasi biaya penyusutan serta membuat jurnal depresiasi aktiva tetap seperti gedung, mesin, atau peralatan.

Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat.

Ikuti media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi.

Kategori : Keuangan

Artikel Sebelumnya

Artikel Selanjutnya

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Keuangan

5 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Menyewa Jasa Akuntan

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Bisnis,Keuangan

5 Strategi Menarik Minat Investor pada Bisnis Startup

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Keuangan

13 Cara Mengelola Utang Perusahaan, Dijamin Efektif!

Berikut ini yang bukan penyebab penghentian pemakaian suatu aktiva adalah

Keuangan

5 Cara Menghemat Biaya Produksi Bagi Bisnis UKM

Nama Lengkap

Email

Subscribe

Share :

WhatsappFacebookTwitterLinkedinEmail