Berikut ini yang bukan merupakan nama lain sunan gresik adalah

KOMPAS.com - Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim merupakan salah satu wali songo (sembilan wali) penyebar agama Islam di Pulau Jawa.

Konon, Sunan Gresik dianggap sebagai orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Bahkan Sunan Gresik merupakan wali senior dan menjadi guru para wali songo.

Dalam penyebaran agama Islam, Sunan Gresik merangkul masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit.

Baca juga: Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa

Asal Sunan Gresik

Michael Laffan, dalam buku Sejarah Islam di Nusantara (2015), Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dikenal juga sebagai Maulana Maghribi.

Beliau merupakan keturunan Arab yang menempuh perjalanan ke Nusantara untuk menyebarkan agama Islam.

Berbagai sumber menyatakan, jika Sunan Gresik dilahirkan di Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah pada awal abad ke-14.

Sunan Gresik tiba di Nusantara sekitar 1404 dari Champa (sekarang Vietnam) dan meninggal di Gresik pada 1419.

Sunan Gresik tiba di Tanah Jawa tepatnya di Desa Sembalo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Kemudian menetap dan berdakwah ke masyarakat.

Cara berdakwah

Metode dakwah yang dilakukan Sunan Gresik dengan memakai pendekatan budaya. Di mana mengajarkan masyarakat dengan bercocok tanam dan bertani.

Baca juga: Inilah Kota Legendaris Masuknya Islam di Jawa

Sunan Gresik mengandalkan jaringan perdagangan untuk memperkaya petani.

Cara tersebut untuk merangkul dan menolong masyarakat pada waktu itu. Apalagi waktu itu masyarakat terkena dampak dari perang saudara di Kerajaan Majapahit.

Berlahan-lahan masyarakat tertarik untuk belajar agama Islam.

Sunan Gresik juga mendirikan pondok pesantren dan masjid sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam bagi masyarakat. Pondok pesantren dibangun di daerah Leran, Gresik.

Budi pekerti dan ramah tamah selalu diperlihatkan saat pergaulan sehari-hari dengan masyarakat. Dalam berdakwah, Sunan Gresik harus menghadapi masyarakat yang telah menganut agama Hindu dan Budha serta kepercayaan asli yang sudah mengakar waktu itu.

Dikutip Antara (24/6/2015), Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim merupakan silsilah ke-22 Nabi Muhammada SAW dari Siti Fatimah yang bersuamikan Syaidina Ali.

Maulana Malik Ibrahim menginjakan kaki di Nusantara pada 801 hijriah atau 1392 masehi.

Baca juga: Organisasi Kerja Sama Islam (OKI): Sejarah, Tujuan, dan Anggota

Ketika tiba di Gresik, tidak langsung melakukan penyebaran agama Islam. Namun, terlebih dahulu keliling kota untuk mengenal karakter budaya masyarakat.

Setelah dua tahun berkeliling mengenal karakter budaya masarakat. Kemudian Sunan Gresik mendirikan masjid di daerah Leran untuk menyebarkan Islam.

Masih ditiru hingga sekarang

Apa yang diajarkan Maulana Malik Ibrahim seperti perdagangan hingga saat ini masih ditiru masyarakat. Yakni mengandalkan hidup dari perniagaan.

Islam diterima melalui pendekatan budaya lokal di wilayah mereka berdakwah.

Banyak yang bisa dipelajari dari kehidupan sunan tertua di antara keberadaan wali songo.

Salah satunya membimbing masyarakat Gresik melalui tiga cara, yakni pengobatan, perdagangan, akhlak dan budi pekerti yang baik.

Dikutip jurnal berjudul Syeh Maulana Malik Ibrahim (Studi tentang Islamisasi di Jawa) (1997) karya Umi Faridah, Kehidupan masyarakat Gresik mengalami perkembangan.

Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Dari masyarakat yang berkebudayaan animisme dinamisme setelah masuknya agama Budha berubah menjadi Budhaisme.

Syeh Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan arab. Beliau termasuk mubaligh Islam pertama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Dalam penyampaian dakwahnya syeh Maulana Malik Ibrahim menggunakan cara yang moderat. Artinya dalam berdakwah berkompromi dengan adat istiadat setempat.

Sebagai tindak lanjut dari hasil penggemblengannya melalui pesantren, tokoh-tokoh seperti Raden Rahmat dan Raden Paku adalah penerus jejak sebagai mubaligh sekaligus sebagai pemegang tongkat estafet dalam memajukan pendidikan melaui sistem pesantren.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berikut ini yang bukan merupakan nama lain sunan gresik adalah

Jawaban:

Sunan Maghribi

Penjelasan:

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dikenal juga sebagai Maulana Maghribi

Berikut ini yang bukan merupakan nama lain sunan gresik adalah

Jawaban:

syekh malaya

Penjelasan:

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) adalah nama salah seorang Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo, Gresik.

Berikut ini yang bukan merupakan nama lain sunan gresik adalah

asy-Syaikh


Sunan Gresik

Kaligrafi Syekh Maulana Malik Ibrahim

Data pribadiLahir

asy-Syaikh Maulana Malik Ibrahim


Cham, Kamboja[1]

Meninggal1419

Gresik, Majapahit

AgamaIslamPasangan

  • Siti Fathimah
  • Siti Maryam
  • Wan Jamilah

Anak

    • Maulana Moqfaroh
    • Syarifah Sarah
    • Abdullah
    • Ibrahim
    • Abdul Ghofur
    • Ahmad
    • Abbas
    • Yusuf

Orang tua

  • Barakat Zainal Alam (ayah)

DenominasiSunniDikenal sebagaiWali Sanga

Nasab Maulana Malik Ibrahim bersumber dari catatan dari As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa volume.

Dalam catatan itu tertulis:

- As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin

- As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin

- As-Sayyid Husain Jamaluddin bin

- As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin

- As-Sayyid Abdullah bin

- As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin

- As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin

- As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin

- As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin

- As-Sayyid Alwi bin

- As-Sayyid Muhammad bin

- As-Sayyid Alwi bin

- As-Sayyid Ubaidillah bin

- Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin

- Al-Imam Isa Ar-Rumi bin

- Al-Imam Muhammad An-Naqib bin

- Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin

- Al-Imam Ja’far Shadiq bin

- Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin

- Al-Imam Ali Zainal Abidin bin

- Al-Imam Al-Husain bin

- Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti

- Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Syekh Maulana Malik Ibrahim memiliki 3 isteri bernama:

1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa Dinasti Azmatkhan 1), memiliki 2 anak, bernama: Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah.

2. Siti Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak, yaitu: Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan Ahmad.

3. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi, memiliki 2 anak yaitu: Abbas dan Yusuf.

Selanjutnya Sharifah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim dinikahkan dengan Sayyid Fadhal Ali Murtadha [Sunan Santri/ Raden Santri] dan melahirkan dua putera yaitu Haji Utsman (Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji (Sunan Ngudung) berputera Sayyid Ja’far Shadiq [Sunan Kudus].

Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo lainnya.[2] Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.

 

Makam Maulana Malik Ibrahim di sekitar tahun 1900

Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.[3]

Setelah berhasil memikat hati masyarakat sekitar, aktivitas selanjutnya yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar.[4] Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.[5]

Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibu kota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibu kota Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat.[6]

Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam pada masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah.[7]

Mengenai filsafat ketuhanannya, disebutkan bahwa Maulana Malik Ibrahim pernah menyatakan mengenai apa yang dinamakan Allah. Ia berkata: "Yang dinamakan Allah ialah sesungguhnya yang diperlukan ada-Nya." Meskipun hal ini tidak ada bukti yang dapat menunjukkan keberanan filsafat tersebut, karena di berbagai sumber, menyebutkan bahwa dia adalah seorang Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, Syeh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419. Makamnya kini terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai berikut:

Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para sultan dan wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 822 Hijriah.

Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim.[7]

  • Arab-Indonesia
  • Champa
  • Sunan Ampel
  • Sunan Giri
  • Walisongo

  1. ^ Hadi, Abdul. "Sejarah & Profil Sunan Gresik: Wali Penyebar Islam Pertama di Jawa". tirto.id. Diakses tanggal 2022-03-28. 
  2. ^ Drewes, G. W. J. 1968. New Light on the Coming of Islam to Indonesia?, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde.
  3. ^ Salam, Solichin, 1960. Sekitar Walisanga, hlm 24-25, Penerbit "Menara Kudus", Kudus.
  4. ^ Munif, Drs. Moh. Hasyim, 1995. Pioner & Pendekar Syiar Islam Tanah Jawa, hlm 5-6, Yayasan Abdi Putra Al-Munthasimi, Gresik.
  5. ^ Tjandrasasmita, Uka (Ed.), 1984. Sejarah Nasional Indonesia III, hlm 26-27, PN Balai Pustaka, Jakarta.
  6. ^ Groeneveldt, W.P., 1960. Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from Chinese Sources. Bhratara, Jakarta.
  7. ^ a b Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, Penerbit Buku Kompas, Desember 2006.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sunan_Gresik&oldid=21379065"