Berikut ini merupakan aspek sosial dalam wawasan nusantara kecuali

tirto.id - Trigatra dan pancagatra merupakan aspek penting dalam pembahasan topik Wawasan Nusantara. Dalam praktiknya, wawasan nusantara menjadi konsep bangsa Indonesia dalam melihat keutuhan nasional.

Secara etimologi Wawasan Nusantara berasal dari kata wawas yang berarti 'melihat' dan nusa yang berarti 'kepulauan'.

Sementara secara istilah, pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan nasional.

Wawasan nusantara pada hakekatnya mengandung konsep nilai persatuan kesatuan bangsa dan wilayah Indonesia, karena kondisi geografis yang terdiri dari ribuan pulau dan dihuni masyarakat dengan keberagaman adat, agama, serta budaya, berpotensi memicu perpecahan.

Sementara sebagai hasil perenungan filsafat tentang diri dan lingkungannya, Wawasan Nusantara mencerminkan dimensi pemikiran mendasar bangsa Indonesia yang mencakup 2 hal. Keduanya ialah dimensi kewilayahan sebagai realitas, dan dimensi kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai suatu fenomena hidup.

Berikut ini merupakan aspek sosial dalam wawasan nusantara kecuali

Kedua dimensi pemikiran tersebut merupakan keterpaduan pemikiran dalam dinamika kehidupan di seluruh aspek kehidupan nasional yang berlandaskan Pancasila, demikian dikutip dari laman Kementerian Pertahanan.

Aspek-aspek Trigatra dan Pancagatra

Wawasan Nusantara merupakan landasan penting untuk Ketahanan Nasional. Adapun mengutip penjelasan di laman Lemhanas, Ketahanan Nasional sebagai konsepsi merupakan pisau analisis untuk memecahkan problem atau masalah kehidupan bangsa melalui pendekatan delapan aspek kehidupan nasional yang disebut dengan istilah Astagatra.

Singkatnya, Astagatra merupakan 8 aspek kehidupan nasional. Astagatra terdiri atas Trigatra yang mencakup tiga aspek alamiah bersifat statis. Sedangkan Pancagatra mencakup lima aspek sosial kemasyarakatan yang bersifat dinamis).

Baca juga: Apa Arti Chauvinisme, Sejarah, Dampak Beserta Contohnya?

Trigatra harus dikelola dengan baik untuk kepentingan bangsa. Aspek Trigatra ada 3, yakni aspek geografi, demografi (kependudukan), dan sumber kekayaan alam yang merupakan potensi dan modal bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.

Sementara aspek Pancagatra ada 5, yaitu aspek aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan. Aspek-aspek itu disingkat menjadi Ipoleksosbudhankam.

Berikut ini penjelasan detail setiap aspek trigatra dan pancagatra.

1. Aspek Trigatra

a. Gatra geografi negara

Lokasi dan posisi geografi Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas perairan dan daratan. Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi empat gugusan, yaitu:

  • Gugusan Papua
  • Gugusan Kepulauan Maluku
  • Gugusan Kepulauan Sunda Kecil
  • Gugusan Kepulauan Sunda Besar.

Berdasarkan bentang alamnya geografi Indonesia dibagi menjadi tiga daerah berikut:

  • Dangkalan Sahul
  • Dangkalan Sunda
  • Daerah Peralihan.

Pembagian bentang alam di atas juga meliputi juga pembagian jenis flora dan fauna. Alam flora Indonesia dibagi menjadi tiga daerah lingkungan, yaitu:

  • Alam flora bagian timur
  • Alam flora bagian barat
  • Alam flora bagian tengah.

Alam fauna Indonesia juga dibedakan ke dalam tiga daerah lingkungan yaitu:

  • Fauna daerah Indonesia bagian timur
  • Fauna daerah Indonesia bagian barat
  • Fauna daerah Indonesia bagian tengah.

Selain itu, secara geografis, wilayah Indonesia di utara berbatasan dengan Malaysia, Thailand, Vietnam, Laut Cina Selatan, Filipina, dan Lautan Pasifik. Di selatan, wilayah Indonesia berbatasan dengan Australia, Timor Leste, dan Lautan Hindia.

Kemudian, di bagian barat, wilayah Indonesia berbatasan dengan India dan Lautan Hindia. Lalu, di sisi timur, wilayah Indonesia berbatasan dengan Papua New Guinea, dan Lautan Pasifik

b. Gatra keadaan dan kekayaan alam

Keadaan dan kekayaan alam Indonesia terdiri dari sumber dan potensi alam yang terdapat di ruang angkasa atau dirgantara, permukaan bumi, termasuk laut, dan di dalam bumi.

Menurut jenisnya, kekayaan alam dibedakan ke dalam delapan golongan, yaitu: flora; fauna; mineral; tanah; atmosfer; dirgantara; energi alam; air dan laut.

Sedangkan menurut sifatnya kekayaan alam dibedakan ke dalam tiga golongan, yakni: kekayaan alam yang dapat diperbaharui; kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui; dan kekayaan alam yang tetap.

c. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk (demografi)

Seperti telah diketahui, penduduk dipahami sebagai sekelompok manusia yang menetap di suatu wilayah negara. Peran sekelompok manusia itu penting dalam mengupayakan penyelenggaraan ketertiban dan keamanan, serta pembangunan.

Maka itu, aspek demografi juga berpengaruh pada ketahanan nasional negara Indonesia. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan terkait demografi ialah jumlah populasi, komposisi, persebaran, dan kualitas penduduk.

2. Aspek Pancagatra

a. Gatra ideologi

Secara teoritis, ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan ideologi yang bersifat final, dan tidak dapat diubah lagi posisinya sebagai konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan.

Dalam hal ini, ideologi yang dimiliki oleh Indonesia adalah Pancasila. Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi sumber aspirasi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan

b. Gatra politik

Sistem politik negara Indonesia dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila dari ideologi pancasila dan konstitusi UUD 1945.

Politik bagi negara Indonesia adalah asas, haluan, usaha, serta kebijakan negara. Hal itu berkaitan dengan pembinaan, serta penggunaan potensi nasional, baik yang potensial maupun yang efektif, secara total untuk mencapai tujuan nasional.

c. Gatra ekonomi

Kegiatan ekonomi dipahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pemenuhan tersebut meliputi, pengelolaan faktor produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa.

Kegiatan ekonomi disertai dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Di era globalisasi sekarang ini, negara Indonesia berupaya untuk terbuka terhadap perkembangan sistem perekonomian dunia.

Keterbukaan negara Indonesia diartikan sebagai upaya integrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global khususnya untuk menjadi bagian integral dari sistem pasar internasional.

d. Gatra sosial-budaya

Tiap masyarakat memiliki empat unsur penting bagi eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Empat unsur tersebut yaitu: Struktur sosial; Pengawasan sosial; Relasi sosial; Standar sosial.

Istilah sosial dipahami sebagai pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang berisi nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan solidaritas.

Sementara istilah budaya dipahami sebagai sistem nilai dari hasil cipta-rasa-karsa manusia yang

menumbuhkan gagasan-gagasan utama, dan menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakkan kehidupan.

e. Gatra pertahanan-keamanan

Pertahanan-keamanan merupakan bidang kehidupan nasional Indonesia yang diupayakan untuk dapat melindungi kepentingan bangsa dan negara.

Hal tersebut ditujukan untuk mewujudkan kondisi kelangsungan hidup, perkembangan kehidupan bangsa, serta terpenuhinya hak dan kewajiban warga negara dalam rangka pencapaian tujuan nasional.

Pertahanan-keamanan NKRI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, dan menggerakkan seluruh potensi, dan kekuatan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan TNI dan Polri sebagai kekuatan inti.

Berikut ini merupakan aspek sosial dalam wawasan nusantara kecuali

Hubungan Trigatra dan Pancagatra

Merujuk penjelasan dalam modul pembelajaran SMA PKN berjudul Wawasan Nusantara Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia terbitan Kemdikbud, antara trigatra dan pancagatra terdapat hubungan timbal balik yang erat.

Hubungan tersebut dinamakan dengan korelasi dan interdependensi. Terdapat empat korelasi dan interdependensi antara trigatra dan pancagatra.

Pertama, pada hakikatnya, ketahanan nasional bergantung pada kemampuan bangsa dan negara. Kemampuan tersebut dalam hal ini adalah kemampuan mendayagunakan secara optimal trigatra atau gatra alamiah.

Dalam hal ini, gatra alamiah dijadikan modal dasar untuk menciptakan kondisi dinamis. Kondisi dinamis itu merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan pancagatra atau kehidupan nasional.

Kedua, ketahanan nasional dipahami sebagai pemahaman yang holistik. Pemahaman ketahanan nasional yang holistik berarti, utuh, menyeluruh, dan terpadu. Hal itu berarti, terdapat hubungan antar-gatra secara keseluruhan dalam kehidupan nasional.

Ketiga, kelemahan dari salah satu gatra yaitu, dapat mengakibatkan lemahnya gatra lain. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi secara keseluruhan. Sebaliknya, jika salah satu gatra memiliki kekuatan maka gatra lainnya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah. Dengan begitu, kekuatan setiap gatra dapat mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.

Keemoat, ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan hasil dari ketahanan segenap gatranya, melainkan hasil dari suatu resultante keterkaitan yang integrative. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dinamis kehidupan bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.

Baca juga: Mengenal Konsep Wawasan Nusantara, Hakikat, serta Asasnya

Baca juga artikel terkait WAWASAN NUSANTARA atau tulisan menarik lainnya Ega Krisnawati
(tirto.id - ega/add)


Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Ega Krisnawati

Subscribe for updates Unsubscribe from updates