Berikut adalah gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit aids adalah.…

Ingat, penularan hanya bisa terjadi dengan syarat, Anda sebagai orang yang sehat memiliki luka terbuka atau lecet di organ seksual, mulut, atau kulit.

Biasanya, perempuan remaja cenderung lebih berisiko terinfeksi HIV karena selaput vagina tipis sehingga rentan lecet dan terluka dibandingkan wanita dewasa.

Penularan lewat seks anal juga termasuk lebih rentan karena jaringan anus tidak memiliki lapisan pelindung layaknya vagina sehingga lebih mudah sobek akibat gesekan.

2. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril

Selain dari paparan antar cairan dengan luka lewat aktivitas seks, penularan HIV juga dapat terjadi jika cairan terinfeksi tersebut disuntikkan langsung ke pembuluh darah, misalnya dari:

  • Pemakaian jarum suntik secara bergantian dengan orang yang terkontaminasi dengan human immunodeficiency virus.
  • Menggunakan peralatan tato (termasuk tinta) dan tindik (body piercing) yang tidak disterilkan dan pernah dipakai oleh orang dengan kondisi ini.
  • Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya seperti klamidia atau gonore. Virus HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Ibu hamil pengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus aktif kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan saat menyusui.

Namun, jangan salah sangka. Anda TIDAK dapat tertular virus HIV melalui kontak sehari-hari seperti:

  • Bersentuhan
  • Berjabat tangan
  • Bergandengan
  • Berpelukan
  • Cipika-cipiki
  • Batuk dan bersin
  • Mendonorkan darah ke orang yang terinfeksi lewat jalur yang aman
  • Menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama
  • Berbagi sprei
  • Berbagi peralatan makan atau makanan yang sama
  • Dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya

Faktor risiko HIV/AIDS

Setiap orang, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan orientasi seksualnya bisa terinfeksi HIV.

Namun, beberapa orang lebih berisiko untuk terjangkit penyakit ini apabila memiliki faktor seperti:

  • Melakukan hubungan intim yang berisiko menyebabkan paparan penyakit menular seksual, seperti seks tanpa kondom atau seks anal.
  • Memiliki lebih dari satu atau berganti-ganti pasangan seksual.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian dengan orang lain.
  • Melakukan prosedur STI yakni pemeriksaan pada organ intim.

Komplikasi HIV/AIDS

Komplikasi dari infeksi virus human immunodeficiency virus adalah penyakit AIDS.

Artinya, AIDS menjadi kondisi lanjut dari infeksi HIV.

Infeksi virus ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga bisa menyebabkan berbagai infeksi lainnya.

Jika Anda juga memiliki AIDS, Anda mungkin memiliki beberapa komplikasi kondisi yang cukup parah, seperti:

1. Kanker

Orang yang mengalami AIDS juga bisa terkena penyakit kanker dengan mudah.

Jenis kanker yang biasanya muncul yaitu kanker paru-paru, ginjal, limfoma, dan sarkoma Kaposi.

2. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi paling umum yang muncul saat seseorang mengidap HIV.

Pasalnya, orang dengan HIV/AIDS tubuhnya sangat rentan terkena virus.

Oleh sebab itu, tuberkulosis menjadi penyebab utama kematian di antara orang dengan HIV/AIDS.

3. Sitomegalovirus

Sitomegalovirus adalah virus herpes yang biasanya ditularkan dalam bentuk cairan tubuh seperti air liur, darah, urin, air mani, dan air susu ibu.

Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif.

Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah karena Anda mengidap penyakit HIV dan AIDS, virus dapat dengan mudah menjadi aktif.

Sitomegalovirus dapat menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, atau organ lain.

4. Candidiasis

Candidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi akibat HIV/AIDS.

Kondisi ini menyebabkan peradangan dan menyebabkan lapisan putih dan tebal pada selaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina.

5. Kriptokokus meningitis

Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges).

Meningitis kriptokokal adalah infeksi sistem saraf umum pusat yang bisa didapat oleh orang dengan penyakit HIV/AIDS.

Kriptokokus yang disebabkan oleh jamur di dalam tanah.

6. Toksoplasmosis

Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang menyebar terutama melalui kucing.

Kucing yang terinfeksi biasanya memiliki parasit di dalam tinjanya.

Tanpa disadari, parasit ini kemudian dapat menyebar ke hewan lain dan manusia.

Jika orang dengan HIV/AIDS mengalami toksoplasmosis dan tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi otak serius seperti ensefalitis.

7. Cryptosporidiosis

Infeksi ini terjadi disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan pada hewan.

Biasanya, seseorang bisa terkena parasit ini cryptosporidiosis ketika Anda menelan makanan atau air yang terkontaminasi.

Nantinya, parasit akan tumbuh di usus Anda dan saluran empedu, menyebabkan diare parah kronis pada orang dengan AIDS.

Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami masalah neurologis dan masalah ginjal jika memiliki penyakit AIDS.

Diagnosis HIV/AIDS

Mendiagnosis penyakit ini biasanya akan dilakukan dengan tes darah.

Ini adalah cara yang paling memungkinkan untuk dokter memeriksa sekaligus menentukan apakah Anda terinfeksi HIV atau tidak.

HIV dan AIDS bukanlah kondisi yang sama. HIV adalah nama virus yang merupakan kepanjangan dari human immunodeficiency virus.

Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui pertukaran cairan tubuh, misalnya penularan lewat air mani, cairan vagina dari seks tanpa kondom, dan transfusi darah.

Sementara AIDS (aquired immune deficiency syndrome) adalah kumpulan gejala kronis yang muncul sebagai tahapan terakhir dari gejala HIV stadium lanjut.

Jadi, seseorang dapat mengalami AIDS jika ia sudah lebih dulu terinfeksi virus HIV.

Dalam banyak kasus, AIDS juga bisa muncul karena seseorang mengalami lebih dari satu penyakit infeksi akibat komplikasi HIV.

Seorang pengidap HIV/AIDS yang disebut ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS), bisa saja tidak menyadari mereka memiliki penyakit tersebut selama bertahun-tahun.

Ini karena orang tersebut tidak menyadari gejala atau tanda-tanda HIV/AIDS.

Maka dari itu, penting untuk mengetahui tanda dan gejala HIV sejak dini sebelum terlambat. Apalagi bila seseorang berisiko tinggi tertular HIV.

Ciri-ciri HIV umumnya tidak langsung muncul setelah paparan virus pertama sehingga sangat mungkin untuk terlambat dideteksi.

Tanda-tanda HIV awal

CDC telah membagi perkembangan infeksi HIV hingga menjadi AIDS berdasarkan gejala klinis dan beberapa tes diagnostik yang dilakukan dokter.

Gejala HIV awal dapat mulai terjadi dalam 3-6 minggu atau paling lama 3 bulan setelah virus masuk ke dalam tubuh.

Ketika virus sudah menginfeksi tubuh, seseorang dapat mengalami sejumlah gejala HIV yang mirip dengan gejala sakit flu, yaitu:

1. Demam

Demam sebagai gejala HIV terjadi akibat adanya peradangan dari dalam tubuh.

Demam dengan suhu kira-kira mencapai 38 derajat Celcius juga bisa menjadi gejala HIV pertama yang harus diwaspadai.

Ini bisa disebabkan dan menjadi tanda bahwa tubuh Anda sedang berusaha melawan infeksi

Gejala HIV tahap awal ini bisa berlangsung selama 1-2 minggu. Saat demam, virus HIV mulai masuk ke dalam aliran darah dan bertambah banyak.

Sistem kekebakan tubuh Anda lantas akan melawan virus HIV tersebut.

Setelah itu, tanda reaksi peradangan akan hadir dalam bentuk demam atau suhu badan yang meningkat.

2. Kelenjar getah bening membesar

Gejala HIV selanjutnya yang kerap muncul adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening umumnya terletak di leher, ketiak, dan pangkal paha.

Kelenjar getah bening ini bertugas memproduksi sel-sel imun tubuh untuk melawan infeksi.

Pada saat terserang HIV, kelenjar getah bening akan bekerja keras mengeluarkan sel imun tubuh untuk melawan virus HIV.

Akibatnya, kelenjar getah bening, terutama di bagian leher akan membengkak dan meradang.

3. Badan terasa lemas

Salah satu gejala tanda HIV dan AIDS adalah badan yang terasa lelah terus-terusan.

Pengidap HIV sering merasa mudah lelah kurang lebih selama 1 minggu setelah pertama kali terinfeksi HIV.

Gejala HIV ini disebabkan karena tubuh Anda sedang melawan virus HIV yang sedang berkembang.

Kondisi ini tentu menyebabkan sistem kekebalan tubuh bekerja lebih keras untuk membunuh virus HIV tersebut.

Alhasil, badan jadi mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat.

4. Sakit tenggorokan

Saat tubuh mengalami gejala HIV, terkadang sering ditandai dengan sakit tenggorokan.

Sakit tenggorokan juga kerap disertai dengan keluhan sakit saat menelan.

Gejala HIV merupakan dampak dari virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Alhasil, virus HIV mudah masuk lewat mulut dan membuat peradangan di tenggorokan.

5. Diare

Diare dapat menjadi salah satu gejala HIV dan AIDS yang harus diwaspadai.

Pasalnya, ketika Anda mulai terinfeksi HIV, bakteri seperti Mycobacterium avium complex (MAC) atau Cryptosporidium, dapat dengan mudahnya masuk ke dalam tubuh.

Bakteri-bakteri tersebut kemudian menyerang sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Inilah yang menyebabkan penderita HIV mudah mengalami diare.

Gejala HIV ini dapat berlangsung beberapa hari, kemudian sembuh spontan walaupun tanpa pengobatan.

Saat mengalami gejala HIV yang satu ini, penderita sudah mulai dapat menularkan virus ke orang lain yang melakukan kontak erat.

6. Infeksi jamur

Sebenarnya, gejala HIV pada wanita sangat mirip dengan gejala HIV pada pria.

Satu-satunya gejala HIV yang khas pada wanita adalah tubuh yang lebih rentan terserang infeksi jamur.

Infeksi jamur atau ragi adalah kondisi yang dapat dialami oleh orang dengan gejala HIV awal.

Ragi atau jamur adalah mikroorganisme yang secara alami hidup di mulut dan vagina.

Pada kondisi tubuh yang normal dan sehat, jamur dapat tumbuh seimbang dan tidak menyebabkan masalah kesehatan apapun.

Namun saat tubuh terkena virus HIV, sistem kekebalan yang mengatur keseimbangan jamur jadi melemah.

Alhasil, jamur dapat tumbuh menyebar dan menyebabkan masalah kesehatan.

Segera periksakan ke dokter apabila Anda mengalami gejala HIV berupa infeksi jamur pada vagina.

Infeksi ragi ini bisa menjadi tanda awal bahwa tubuh Anda telah terinfeksi dan mengalami gejala HIV.

7. Ruam merah

Pada beberapa orang yang mengalami gejala HIV, kemungkinan di tubuhnya akan terdapat 1-2 bercak ruam merah di kulitnya.