Berdasarkan tempat ditemukan fosil Pithecanthropus bagaimanakah ciri-ciri kehidupannya brainly

Jakarta -

Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali ditemukan fosilnya di Pulau Jawa, Indonesia. Fosil Pithecanthropus erectus ditemukan di desa Trinil, Solo, Jawa Tengah pada tahun 1891.

Sejarah Penemuan Pithecanthropus erectus

Pertama kali, fosil yang ditemukan adalah sebuah atap tulang tengkorak dan femur atau tulang paha, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica. Penemu Pithecanthropus erectus adalah Eugène Dubois, ahli geologi dan ahli anatomi asal Belanda.

Dubois semula melakukan perjalanan ke Asia Tenggara untuk menemukan nenek moyang manusia modern. Setelah mencari fosil di Sumatera, ia pindah ke Pulau Jawa pada 1890.


Eugene Dubois mulai melakukan pencarian fosil di sepanjang sungai Bengawan Solo di desa Trinil pada Agustus 1891. Atap tulang tengkorak manusia purba ditemukan Dubois pada Oktober 1891, sementara femur ditemukan setelahnya di lubang yang sama.

Dubois mengklasifikasikan temuannya sebagai Pithecanthropus erectus yang juga memiliki arti manusia kera yang berjalan tegak.

  • Ciri-ciri Pithecanthropus erectus


Ciri Pithecanthropus erectus adalah sebagai berikut:

- Volume otak Pithecanthropus erectus adalah 900 cm kubik (cc)

- Tengkorak datar dengan dahi sempit

- Bagian naik di sepanjang bagian atas kepala untuk merekatkan otot rahang yang kuat

- Tulang tengkorak yang sangat tebal

- Alis tebal

- Rahang besar tanpa dagu

- Gigi pada dasarnya seperti gigi manusia, meskipun dengan beberapa fitur mirip kera, seperti taring besar yang sebagian tumpang tindih.

- Berjalan tegak sepenuhnya seperti manusia modern (dengan adanya tulang femur)

- Tinggi mencapai 170 cm (5 kaki 8 inci)

  • Kontroversi Pithecanthropus erectus


Dengan temuan tulang atap tengkorak sebagai sebuah otak yang kecil dan tulang femor, Dubois berargumen bahwa ia telah menemukan Missing Link. Missing Link sebuah makhluk yang posisi evolusinya berada di antara kera dan manusia.

Selama lebih dari tiga dekade, Dubois tidak mengizinkan ilmuwan lain untuk memeriksa tulang atap tengkorak dan femur tersebut sampai 1923.

Sejumlah orang mengkritik bahwa temuan Pithecanthropus erectus Dubois adalah hoax. Mereka melontarkan kritik tersebut karena kecenderungan Dubois untuk berahasia terkait fosil tersebut dan sindiran bahwa fosil tersebut mungkin milik makhluk primitif yang lebih mirip kera atau owa daripada manusia. Sindiran itu ditulis Dubois sendiri dalam surat-suratnya sesaat sebelum meninggal pada tahun 1940.

Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut ahli biologi Amerika Ernst Mayr pada tahun 1944, Pithecanthropus erectus diklasifikasikan sebagai bagian dari Homo erectus.

Simak Video "Penampakan Fosil Berusia 36 Juta Tahun di Peru"



(twu/pay)

Jakarta -

Manusia purba dan kehidupan zaman praaksara adalah dua hal yang tidak terlepaskan dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada artikel kali ini kita akan mencari tahu jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia beserta dengan tokoh penemu dan ciri-cirinya.

Manusia purba disebut juga dengan 'Pre-historic people' atau manusia prasejarah yang sekarang dikenal dengan nama manusia praaksara. Sesuai dengan namanya, manusia praaksara merupakan jenis manusia purba yang hidup pada zaman belum mengenal tulisan.

Keberadaan manusia purba banyak ditemukan oleh para arkeolog di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Berbagai bukti autentik yang dapat menguatkan keberadaan manusia purba di Indonesia adalah ditemukannya fosil, ukiran, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil temuan bukti-bukti tersebut, para ahli dapat mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, para peneliti bahkan dapat membuat semacam tingkatan perkembangan dari manusia purba yang tertua hingga yang lebih muda berdasarkan indikator-indikator tertentu.

Di bawah ini adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis manusia purba di Indonesia yang dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X: Kehidupan Manusia Purba dan Asal Usul Nenek Moyang oleh Mariana. Simak dengan baik, ya.

Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus adalah jenis manusia purba paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia. Fosil Meganthropus Paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di Sangiran pada formasi Pucangan.

Fosil-fosil Meganthropus Palaeojavanicus yang berhasil ditemukan, antara lain fragmen tulang rahang atas dan bawah, serta sejumlah gigi lepas.

Nah, berdasarkan hasil penemuan tersebut, para ahli menyimpulkan ciri-ciri Meganthropus Palaeojavanicus, yaitu

1. Hidup pada zaman Pleistosen awal yang merupakan masa awal kehidupan manusia,

2. Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan gigi geraham yang besar,

3. Memiliki bentuk gigi yang homonim,

4. Memiliki otot-otot kunyah yang kuat

5. Memiliki bentuk muka yang masif dengan tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok, tonjolan belakang kepala yang tajam, serta tidak memiliki dagu,

6. Memakan jenis tumbuh-tumbuhan.

Pithecanthropus

Pithecanthropus atau dikenal juga dengan manusia kera adalah jenis manusia purba https://www.detik.com/tag/manusia-purba yang fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Penemuan fosil pertamanya ditemukan oleh arkeolog asal Belanda bernama Eugene Dubois pada 1891 di Trinil, Ngawi.

Fosil yang ditemukan berupa atap tengkorang dan tulang paha. Berdasarkan hasil temuannya ini, Dubois memberinya nama Pithecanthropus erectus yang berarti manusia kera yang berdiri tegak.

Selain Pithecanthropus erectus, jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus, yaitu manusia kera yang besar dan Pithecanthropus mojokertensis, yakni manusia kera dari Mojokerto.

Berdasarkan penemuan fosil-fosilnya, Pithecanthropus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah sekitar 1 juta hingga 1,5 juta tahun silam.

2. Memiliki tinggi badan sekitar 168-180 cm dengan berat badan rata-rata 80-100 kg.

3. Berjalan tegak.

4. Memiliki volume otak sekitar 775-975 cc.

5. Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata.

6. Bentuk tubuh dan anggota badan tegap.

7. Memiliki alat pengunyah dan otot tengkuk yang sangat kuat.

8. Memiliki rahang yang sangat kuat dengan bentuk geraham besar.

9. Bentuk kening menonjol sangat tebal.

10. Bentuk hidung tebal dan tidak memiliki dagu.

11. Bagian belakang kepala tampak menonjol.

Homo Sapiens

Homo Sapiens merupakan perkembangan dari jenis manusia sebelumnya dan telah menunjukkan bentuk yang sama seperti manusia pada masa sekarang. Berdasarkan hasil penemuan para ahli, jenis Homo Sapiens yang ada di Indonesia adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Homo Wajakensis berhasil ditemukan oleh Van Reictshotten pada 1889 di Wajak, Malang.

Secara umum, Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif dibandingkan Pithecanthropus. Secara khusus, ciri-ciri Homo Sapiens adalah:

1. Volume otak bervariasi antara 1000-1450 cc,

2. Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya),

3. Memiliki tinggi badan sekitar 130-210 cm dengan berat badan rata-rata 30-150 kg,

4. Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi,

5. Otot tengkuk mengalami penyusutan,

6. Sudah berjalan dan berdiri tegak,

7. Memiliki ciri-ciri yang lebih sempurna.

Nah, itu dia penjelasan mengenai jenis-jenis manusia purba di Indonesia lengkap dengan tokoh penemu dan ciri-cirinya. Sekarang, detikers sudah tahu perbedaan antara Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus, dan Homo Sapiens, kan?

Simak Video "Studi: Hanya 7% Populasi Dunia yang Punya DNA Unik 'Manusia Modern'"



(lus/lus)

Berdasarkan tempat ditemukan fosil Pithecanthropus bagaimanakah ciri-ciri kehidupannya brainly

Homo Naledi Hominin tingginya sekitar 1,5 meter dengan berat sekitar 45 kg dan volume otaknya sebesar jeruk, Afsel, Selasa (9/5). Penemuan Homo naledi di goa Rising Star di Afrika Selatan mengundang decak kagum sekaligus pertanyaan. (AFP/GULSHAN KHAN)

Bola.com, Jakarta - Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman pra aksara atau zaman sebelum manusia belum mengenal tulisan.

Konon, manusia purba hidup pada jutaan tahun yang lalu. Wajar ada yang mengatakan manusia purba sebagai nenek moyang dari manusia yang hidup saat ini.

Manusia purba hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau sering disebut nomaden. Kehidupan dari manusia purba masih sangat sederhana dan masih sangat tergantung pada alam.

Kondisi tersebut yang menjadikan manusia purba tersebar di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa fosil manusia purba ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Mojokerto, Ngandong, Solo, Pacitan, dan Sangiran (Sragen).

Ada tiga jenis manusia purba yang pernah ada di Indonesia, yaitu Meganthropus (Manusia Besar), Pithecanthropus (manusia kera yang sudah berjalan dengan tegak), dan Homo (menyerupai manusia modern).

Masing-masing manusia purba ini memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri manusia purba. Bagaimana ciri masing-masing manusia purba yang ada di Indonesia?

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri manusia purba yang ada di Indonesia, seperti dilansir dari laman pintarnesia.com, Kamis (5/8/2021).

  •  Meganthropus Palaojavanicus

Meganthropus Palaeojavanicus diketahui sebagai jenis manusia purba yang paling tua. Jenis manusia purba ini ditemukan sekitar tahun 1936 di kawasan Sangiran (Sragen), yang merupakan lembah dari sungai Bengawan Solo dari lapisan Pleistosen.

Fosil dari manusia Meganthropus ini ditemukan oleh arkeolog asal Belanda bernama Van Koenigswald.

Meganthropus Paleojavanicus memiliki beberapa ciri-ciri seperti :

- Bertahan hidup dengan mengonsumsi tumbuh-tumbuhan.

- Tidak memiliki dagu sehingga manusia purba ini lebih mirip dengan kera.

- Pada bagian kepalanya memiliki tonjolan yang tajam.

- Memiliki tulang pipi yang tebal dan memiliki tonjolan pada bagian kening yang mencolok.

- Memiliki gigi, rahang, dan otot kunyah yang kuat.

- Memiliki postur tubuh tegap.

Ada tiga jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia. Tiga jenis fosil Pithecanthropus tersebut, yakni:

Pithecanthropus Erectus diperkirakan hidup di Indonesia sekitar satu hingga dua juta tahun lalu. Fosil pertamanya berupa bagian geraham ditemukan di daerah Lembah Bengawan Solo, daerah Trinil, Ngawi.

Fosil Pithecanthropus Erectus tersebut ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890. 

Pithecanthropus Erectus memiliki beberapa ciri, antara lain:

- Memiliki otak dengan volume 750-1350 cc yang artinya lebih besar dari Meganthropus.

- Memiliki tinggi badan sekitar 155-180 cm.

- Memiliki postur tubuh yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.

- Memiliki rahang dan gigi geraham yang sangat kuat.

- Berhidung tebal.

- Memiliki tonjolan kening yang tebal serta melintang di dahi dari satu sisi ke sisi yang lainnya.

- Bagian wajah menonjol ke depan tetapi dahinya miring ke belakang.

- Pada bagian belakang kepalanya juga menonjol.

- Memiliki alat tengkuk dan alat pengunyah yang sangat kuat.

  • Pithecanthropus Mojokertensis

Di daerah Mojokerto juga ditemukan fosil manusia purba jenis Pithecanthropus. Adalah Von Koenigswald yang menemukan fosil manusia purba ini pada 1939. Penemuan pertamanya berupa fosil tengkorak manusia purba anak–anak, yang diperkirakan berusia enam tahun.

Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:

- Tulang pipi dan alat pengunyah kuat.

- Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis.

- Muka menonjol ke depan.

- Tulang kepala belakang terlihat menonjol berbadan tegap.

- Tinggi badan antara 165-180 cm.

- Otot-otot tengkuk kukuh.

- Volume otak antara 650-1.000 cc.

  • Pithecanthropus Soloensis

Fosil Pithecanthropus Soloensis ditemukan di daerah Ngandong, Blora. Alasan diberi nama Pithecanthropus Soloensis karena ditemukan di sekitaran Bengawan Solo. Jenis manusia purba tersebut merupakan pemakan tumbuhan dan kerap berburu hewan untuk dijadikan santapan.

Fosil Pithecanthropus Soloeinsis ditemukan sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh Openorth dan Van Koenigswald.

Pithecanthropus Soloensis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Memiliki volume otak antara 750-1350 cc.

- Bertinggi badan sekitar 165-180 cm.

- Memiliki badan yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.

- Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di sepanjang pelipis.

- Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.

- Memiliki gigi geraham dan rahang yang besar.

- Memakan makanan berupa daging hasil dari buruan dan tumbuh-tumbuhan.

Di Indonesia telah ditemukan tiga jenis manusia purba homo yaitu, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Floresiensis.

Weidenrich dan Koenigswald menemukan Homo Soloensis pada 1931. Mereka diperkirakan hidup sekitar 300 ribu sampai 900 ribu tahun lalu.

Ciri-ciri manusia purba Homo Soloensis:

- Memiliki volume otak antara 1000-1300 cc yang sudah menyerupai manusia modern.

- Bertinggi badan 130-210 cm.

- Memiliki wajah yang tidak menonjol ke depan.

- Sudah berjalan dengan tegap dengan dua kaki sehingga lebih sempurna dalam berjalan.

- Otot tengkuk pada manusia purba Homo mengalami penyusutan.

Homo Wajakensis hidup di zaman yang lebih modern dari sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan penemuan peralatan yang bersamaan dengan fosil ini.

Eugene Dubois menemukan fosil Homo Wajakensis di daerah Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur.

Ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis:

-Memiliki hidung yang lebar dan mulut yang menonjol.

- Wajahnya lebar dan datar.

- Tulang tengkoraknya membulat.

- Sedikit ada tonjolan pada bagian dahi yang sedikit mencolok.

Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dan diperkirakan hidup 12 ribu tahun lalu. Jenis manusia purba ini telah mampu hidup berdampingan dengan jenis-jenis manusia purba lainnya.

Ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis:

- Berbadan tegap.

- Sudah berjalan menggunakan dua kaki (bipedal).

- Memiliki tinggi badan sekitar 1 meter.

- Volume otaknya sudah mencapai 417 cc.

- Tidak memiliki dagu.

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang usianya paling muda ditemukan dan mendekati seperti manusia modern saat ini. Homo Sapiens telah mengenal kehidupan sosial dan berpikir cerdas. Bentuknya juga mirip dengan manusia.

Ciri-ciri manusia purba Homo Sapiens:

- Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm.

- Berat badan antara 30-150 kg.

- Volume otak antara 1.000-2.000 cc.

- Reduksi pada bagian gigi, rahang, dan otot-otot kunyah sehingga mulai terdapat dagu pada rahang bawah.

- Otot-otot dan tulang-tulang ukurannya menjadi lebih mungil.

- Telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.

Sumber: Pintarnesia