Berapa lama virus covid di udara

Berapa Lama Corona Bertahan di Benda Mati – Pandemi virus Covid-19 belum juga menemukan jalan keluarnya, khususnya di Indonesia. Protokol kesehatan menjadi hal wajib yang harus dilakukan. Pasalnya, virus ini dapat menyebar secara cepat dari interaksi sehari-hari. Virus Covid-19 juga dapat bertahan hidup di benda-benda mati. Sebuah studi menunjukkan bahwa virus Corona dapat bertahan hidup di permukaan benda mati selama lebih dari seminggu.

Meski begitu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa sampai saat ini belum jelas apakah seseorang bisa mendapatkan Covid-19 dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata.

Namun, umumnya patogen manusia dapat bertahan di permukaan dan tetap menular pada suhu kamar hingga sembilan hari. Dengan kata lain, virus apapun dapat hidup di permukaan yang terkontaminasi hingga dua jam.

Baca Juga: Waspadai, Virus Corona Bisa Menyebar Melalui Ini.

Perlu diketahui, virus Corona dapat bertahan antara empat dan lima hari di berbagai benda yang berbahan seperti aluminium, kayu, kertas, plastik, dan kaca. Untuk memahami lebih lanjut tentang ketahanan virus ini, simak rincian berapa lama virus Corona dapat bertahan hidup jika menempel di benda mati berikut ini.

Berapa Lama Corona Bertahan di Benda Mati?

Berapa lamakah virus Corona dapat bertahan pada benda mati? Temukan jawaban dan penjelasannya berikut ini.

1. Kaca

Virus Covid-19 dapat bertahan pada permukaan licin seperti kaca dan dapat bertahan hidup selama kurang lebih lima hari. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk selalu membersihkan benda-benda yang terbuat dari kaca.

2. Plastik dan baja

Virus Covid-19 dapat bertahan hidup cukup lama pada plastik dan baja, termasuk besi. Lama masa bertahan virus tersebut adalah sekitar 72 jam yang juga setara dengan 2 atau 3 hari. Untungnya, jumlah virus yang mampu menularkan akan menurun tajam selama kurun waktu tersebut

3. Tembaga

Virus Corona yang menempel pada permukaan tembaga akan dapat bertahan selama kurang lebih empat jam.

Ingin membeli suplemen dan vitamin agar bisa terhindar dari virus Corona? Kamu bisa membelinya di Official Store Pyfa Health. Yuk, cek produknya sekarang dan dapatkan diskon menarik setiap pembelian melalui Shopee. Klik banner di bawah ini, ya!

Berapa lama virus covid di udara

4. Udara

Pada sebuah studi disebutkan bahwa virus Corona dapat ditangguhkan selama sekitar setengah jam di udara sebelum menetap di permukaan sebuah benda. Namun, tingkat ketahanan virus Corona bertahan di udara masih dalam tahap penelitian lebih lanjut lagi.

Sementara itu, Dr. Vincent Munster, ahli virologi National Institute of Allergy and Infectious Diseases menyebutkan bahwa virus bisa bertahan sekitar 10 hingga 30 menit di udara. Namun, ada pula yang menyebutkan virus tersebut bisa bertahan di udara sampai tiga jam.

5. Kertas

Dikutip dari surat kabar The New York Times, virus Corona mampu bertahan hidup dan menempel selama 24 jam di kardus. Memang, apabila kita bandingkan dengan jenis benda lainnya, kardus memiliki risiko tertempel virus Corona lebih rendah. Meski begitu, tetap saja bila hendak menggunakan kardus, sebaiknya tetap bisa waspada dan berhati-hati.

6. Kayu

Kayu sering menjadi bahan utama pada furnitur yang sering kita temui sehari-hari, seperti meja, kursi, dan pintu. Kita pun seringkali takut untuk membuka pintu ataupun sembarangan duduk di kursi lantaran berpikir akan adanya virus yang menempel di permukaannya. Memang belum ada penelitian mendalam mengenai berapa virus Corona dapat bertahan di kayu. Namun, mengingat jenis permukaannya yang keras waktu bertahan virus Corona pada kayu kemungkinan sama dengan benda keras lain.

7. Sarung tangan

Sarung tangan sering dipakai untuk keperluan medis untuk menjaga higienitas. Setiap kali setelah menggunakan sarung tangan, pastikan untuk selalu mencucinya setelah memakainya. Pasalnya, virus Corona diketahui juga bisa bertahan cukup lama pada sarung tangan. Virus Corona SARS-CoV-2 bisa tetap hidup di sarung tangan hingga 8 jam.

Baca Juga: Bisakah Corona Menular Lewat Hubungan Intim? Ini Jawabannya.

Nah, itulah penjelasan mengenai berapa lamakah virus Corona dapat bertahan pada benda mati. Setelah memahami penjelasan di atas, tetap jaga kesehatan tubuhmu dengan mengonsumsi suplemen dan vitamin untuk menjaga sistem imun tubuh agar tetap kuat dan sehat serta terhindar dari virus Corona.

Rekomendasi Suplemen dan Vitamin Agar Terhindar dari Virus Corona

Oleh:

Bisnis/Nancy Junita Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Virus Corona kehilangan 90 persen kemampuannya untuk menginfeksi manusia dalam waktu 20 menit setelah mengudara dan sebagian besar kehilangan kemampuan terjadi dalam lima menit pertama menurut hasil penelitian.

Hal itu terungkap dalam simulasi pertama di dunia tentang bagaimana virus bertahan di udara.

Temuan ini menekankan kembali pentingnya memperhatikan penularan Covid-19 jarak pendek. Jarak fisik dan pemakaian masker kemudian  menjadi cara paling efektif untuk mencegah infeksi. Ventilasi, meskipun masih bermanfaat, kemungkinan memiliki dampak yang lebih kecil.

“Orang-orang terfokus pada ruang yang berventilasi buruk dan berpikir tentang transmisi udara beberapa meter atau melintasi ruangan. Tetapi saya pikir risiko terbesar paparan adalah ketika Anda dekat dengan seseorang,” kata Jonathan Reid, Direktur Pusat Penelitian Aerosol Universitas Bristol dan penulis utama studi tersebut.

Dia mengatakan, ketika Anda bergerak lebih jauh, aerosol tidak hanya menipis, tapi ada juga virus yang lemah untuk menular karena telah kehilangan daya infektif [sebagai akibat dari waktu].

Bertahan di Udara

Sampai sekarang, asumsi kami tentang berapa lama virus bertahan dalam tetesan udara kecil didasarkan pada penelitian. Caranya dengan penyemprotan virus ke dalam wadah tertutup yang disebut drum Goldberg yang berputar untuk menjaga tetesan udara.

Dengan menggunakan metode ini, peneliti di Amerika Serikat (AS) menemukan, bahwa virus menular masih dapat dideteksi setelah tiga jam. Namun, eksperimen semacam itu tidak secara akurat meniru apa yang terjadi ketika kita batuk atau bernapas.

Sebagai gantinya, para peneliti dari University of Bristol mengembangkan peralatan yang memungkinkan mereka menghasilkan sejumlah partikel kecil yang mengandung virus. 

Partikkel itu kemudian secara perlahan diangkat di antara dua cincin listrik selama antara lima detik hingga 20 menit, sambil mengontrol suhu dengan ketat dan  melihat kelembaban dan intensitas sinar UV di sekitarnya.

"Ini adalah untuk pertama kalinya seseorang dapat benar-benar mensimulasikan apa yang terjadi pada aerosol selama proses pernapasan," kata Reid seperti dikutip TheGurdian.com, Rabu (12/1/2021).

Penelitian yang belum ditinjau oleh rekan sejawat itu menyimpulkan bahwa ketika partikel virus meninggalkan kondisi paru-paru yang relatif lembab dan kaya karbon dioksida, mereka dengan cepat kehilangan air dan mengering. Sementara, transisi ke tingkat karbon dioksida yang lebih rendah berhubungan dengan peningkatan pH yang cepat.

Kedua faktor ini mengganggu kemampuan virus untuk menginfeksi sel manusia, tetapi kecepatan partikel mengering bervariasi sesuai dengan kelembaban relatif udara di sekitarnya, menurut hasil penelitian itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

1 Apakah Coronavirus dan COVID-19 itu?

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

2 Apakah COVID-19 sama seperti SARS?

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.

3 Apa saja gejala COVID-19?

Gejala umum berupa demam 380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat dipantau melalui website ini.

4 Seberapa bahayanya COVID-19 ini?

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.

5 Bagaimana manusia bisa terinfeksi COVID-19?

Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.

Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

6 Apakah COVID-19 dapat ditularkan dari orang yang tidak bergejala?

Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

7 Apakah virus penyebab COVID-19 dapat ditularkan melalui udara?

Tidak. Hingga saat ini penelitian menyebutkan bahwa virus penyebab COVID-19 ditularkan melalui kontak dengan tetesan kecil (droplet) dari saluran pernapasan.

8 Bisakah manusia terinfeksi COVID-19 dari hewan?

COVID-19 disebabkan oleh salah satu jenis virus dari keluarga besar Coronavirus, yang umumnya ditemukan pada hewan. Sampai saat ini sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, para ahli terus menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya.

9 Bisakah hewan peliharaan menyebarkan COVID-19?

Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus COVID-19. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.

10 Berapa lama virus ini bertahan di permukaan benda?

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti berapa lama COVID-19 mampu bertahan di permukaan suatu benda, meskipun studi awal menunjukkan bahwa COVID-19 dapat bertahan hingga beberapa jam, tergantung jenis permukaan, suhu, atau kelembaban lingkungan. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi. Dan membiasakan cuci tangan dengan air dan sabun, atau hand-rub berbasis alkohol, serta hindari menyentuh mata, mulut atau hidung (segitiga wajah) lebih efektif melindungi diri Anda.

11 Apakah sudah ada vaksin untuk COVID-19?

Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap pengembangan/uji coba.

12 Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati COVID-19?

Tidak, antibiotik hanya bekerja untuk melawan bakteri, bukan virus. Oleh karena COVID-19 disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak bisa digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit dan didiagnosis COVID-19, Anda mungkin akan diberikan antibiotik, karena seringkali terjadi infeksi sekunder yang disebabkan bakteri.

13 Siapa saja yang berisiko terinfeksi COVID-19?

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.

Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.

14 Manakah yang lebih rentan terinfeksi coronavirus, apakah orang yang lebih tua, atau orang yang lebih muda?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.

Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini (COVID-19). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi) tampaknya lebih rentan untuk menderita sakit parah.

15 Bagaimana membedakan antara sakit akibat infeksi COVID-19, dengan influenza biasa?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.16 Berapa lama waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala penyakit infeksi COVID-19?

17 Amankah jika kita menerima paket barang dari Cina atau dari negara lain yang melaporkan virus ini?

Ya, aman. Orang yang menerima paket tidak berisiko tertular virus COVID-19. Dari pengalaman dengan coronavirus lain, kita tahu bahwa jenis virus ini tidak bertahan lama pada benda mati, seperti surat atau paket.

18 Apakah sudah ada pembatasan untuk bepergian ke Cina dan negara terjangkit lainnya?

Sejak 5 Februari 2020, Indonesia telah memberlakukan pembatasan perjalanan ke Cina berupa penghentian sementara penerbangan dari dan ke Cina.

Pada tanggal 5 Maret 2020, Indonesia juga memberlakukan pelarangan transit atau masuk ke Indonesia bagi pelaku perjalanan yang dalam 14 hari sebelumnya datang dari wilayah berikut:

Iran : Tehran, Qom, Gilan

Italia : Wilayah Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont

Korea Selatan : Kota Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do.

19 Berapa banyak orang yang telah terinfeksi oleh COVID-19 dan negara mana saja yang sudah ada kasusnya?

WHO secara ketat memantau situasi terkini dan secara teratur menerbitkan informasi tentang penyakit ini. Informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini beserta daftar negara yang terjangkit dapat dilihat melalui: Info Coronavirus WHO Online.

20 Bagaimana cara mencegah penularan virus corona?

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini adalah:

Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.

Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.

Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.

Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.

Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.

Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.

Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.

 Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari penularan dan penyebaran penyakit ini.

21 Apakah saya harus selalu menggunakan masker?

Pemakaian masker hanya bagi orang yang memiliki gejala infeksi pernapasan (batuk atau bersin), mencurigai infeksi COVID-19 dengan gejala ringan, mereka yang merawat orang yang bergejala seperti demam dan batuk, dan para petugas kesehatan.

Cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan COVID-19 adalah mencuci tangan secara teratur, tutup mulut saat batuk dengan lipatan siku atau tisu, dan jaga jarak minimal satu meter dari orang yang bersin atau batuk.

22 Haruskah saya khawatir terhadap penyakit COVID-19 ini?

Jika Anda tidak berada di wilayah terjangkit COVID-19, atau jika Anda tidak melakukan perjalanan dari salah satu wilayah tersebut, atau tidak melakukan kontak dekat dengan seseorang yang memiliki gejala COVID-19 atau merasa kurang sehat, kecil kemungkinan Anda untuk tertular COVID-19. Namun, dapat dimengerti bahwa Anda mungkin merasa stres dan cemas tentang situasi yang terjadi saat ini. Tetaplah tenang dan jangan panik. Carilah informasi yang benar dan akurat tentang perkembangan COVID-19 agar Anda mengetahui situasi wilayah Anda dan Anda dapat mengambil tindakan pencegahan yang wajar.

Jika Anda berada di wilayah terjangkit COVID-19, Anda harus serius menghadapi risiko tersebut. Selalu jaga kesehatan dan perhatikan informasi dan saran dari pihak kesehatan yang berwenang.

23 Dalam kondisi sudah ada kasus di Indonesia, apakah aman bagi saya untuk bepergian?

Tentu saja aman, namun tetap memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri. Pakailah masker jika Anda kurang sehat atau berada di kerumunan, selalu cuci tangan setelah memegang benda atau berjabat tangan.

24 Saya akan bepergian ke luar negeri untuk sesuatu yang mendesak, apakah saya dapat memperoleh Surat Keterangan Bebas COVID-19? Dimana?

Untuk kondisi saat ini, seseorang belum bisa diberikan surat keterangan bebas COVID-19, karena kita tidak pernah tahu apakah dia pernah kontak dengan orang yang sakit COVID-19.

25 Bagaimana situasi terkini di Indonesia? Sudah berapa banyak kasus konfirmasi COVID-19?

Situasi perkembangan penyakit COVID-19 di Indonesia dapat dipantau melalui laman website ini www.kemkes.go.id

26 Dimanakah saya bisa mendapatkan media edukasi dan informasi serta situasi perkembangan COVID-19?

Media edukasi dan informasi serta situasi perkembangan COVID-19 dapat dipantau melalui laman website Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi COVID-19 website kementerian Kesehatan.

Klik disini untuk UNDUH Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19 versi PDF