Show Suhardi, F. L., & Chayadi, R. (2021). FIBROSIS PARU PASCA COVID 19: SEBUAH TANTANGAN BARU. Jurnal Medika Hutama, 3(01 Oktober), 1666-1671. Retrieved from https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/337
Jakarta - Sebagian pasien dapat mengalami masalah paru-paru akibat COVID-19. Beberapa gejala yang dirasakan pun cukup khas, seperti batuk secara terus menerus, sesak napas, dan nyeri dada. Apabila pasien COVID-19 sudah mengalami masalah pada paru-parunya, ini perlu untuk diwaspadai. Pasalnya, ini bisa menjadi salah satu kondisi fatal saat terinfeksi. Menurut Dr Arvind Mohan, Ketua Institute of Chest Surgery, Chest Onco-Surgery & Lung Transplantation, kerap kali paru-paru mengalami penurunan fungsi usai terinfeksi virus Corona dan kondisi ini dapat berlangsung lama. Berdasarkan jurnal yang dimuat di John Hopkins Medicine, ada beberapa tanda COVID-19 sudah menyerang paru-paru seperti sebagai berikut. 1. Batuk terus-menerusDikutip dari Times of India, salah satu tanda virus Corona sudah menyerang paru-paru, pasien akan mengalami batuk yang parah. Batuk kering ini umumnya dapat terjadi selama 2-3 minggu setelah terpapar COVID-19. Hal ini juga dapat menjadi tanda awal pasien mengalami komplikasi paru-paru akibat COVID-19. 2. Sesak napasSesak napas merupakan salah satu pertanda adanya gangguan fungsi paru-paru. Kondisi ini membuat oksigen sulit masuk ke dalam paru-paru. Apabila pasien COVID-19 sudah mengalami sesak napas, kemungkinan virus tersebut sudah menginfeksi paru-parunya. Dalam kondisi ini, biasanya pasien akan membutuhkan bantuan oksigen tambahan. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah pasca sembuh, karena pasien tersebut kemungkinan akan membutuhkan bantuan untuk memperbaiki fungsi paru-parunya akibat COVID-19. 3. Nyeri dadaPara dokter memperingatkan rasa nyeri di dada secara tiba-tiba bisa menjadi tanda kerusakan paru-paru akibat COVID-19. Pasien bisa mengalami ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome). ARDS dapat menjadi tanda peradangan paru-paru dan menimbulkan dampak yang lebih lama, seperti timbul jaringan parut di paru-paru. Maka dari itu, pasien perlu mewaspadai kondisi ini. Selain batuk secara terus menerus, sesak napas, dan nyeri dada, berikut sejumlah tanda masalah paru-paru akibat COVID-19. Klik halaman selanjutnya. Simak Video "Wujud CT Scan Toraks 0-14 Hari Saat Terinfeksi Covid-19" (ryh/kna) Page 2Jakarta - Sebagian pasien dapat mengalami masalah paru-paru akibat COVID-19. Beberapa gejala yang dirasakan pun cukup khas, seperti batuk secara terus menerus, sesak napas, dan nyeri dada. Apabila pasien COVID-19 sudah mengalami masalah pada paru-parunya, ini perlu untuk diwaspadai. Pasalnya, ini bisa menjadi salah satu kondisi fatal saat terinfeksi. Menurut Dr Arvind Mohan, Ketua Institute of Chest Surgery, Chest Onco-Surgery & Lung Transplantation, kerap kali paru-paru mengalami penurunan fungsi usai terinfeksi virus Corona dan kondisi ini dapat berlangsung lama.
Berdasarkan jurnal yang dimuat di John Hopkins Medicine, ada beberapa tanda COVID-19 sudah menyerang paru-paru seperti sebagai berikut. 1. Batuk terus-menerusDikutip dari Times of India, salah satu tanda virus Corona sudah menyerang paru-paru, pasien akan mengalami batuk yang parah. Batuk kering ini umumnya dapat terjadi selama 2-3 minggu setelah terpapar COVID-19. Hal ini juga dapat menjadi tanda awal pasien mengalami komplikasi paru-paru akibat COVID-19. 2. Sesak napasSesak napas merupakan salah satu pertanda adanya gangguan fungsi paru-paru. Kondisi ini membuat oksigen sulit masuk ke dalam paru-paru. Apabila pasien COVID-19 sudah mengalami sesak napas, kemungkinan virus tersebut sudah menginfeksi paru-parunya. Dalam kondisi ini, biasanya pasien akan membutuhkan bantuan oksigen tambahan. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah pasca sembuh, karena pasien tersebut kemungkinan akan membutuhkan bantuan untuk memperbaiki fungsi paru-parunya akibat COVID-19. 3. Nyeri dadaPara dokter memperingatkan rasa nyeri di dada secara tiba-tiba bisa menjadi tanda kerusakan paru-paru akibat COVID-19. Pasien bisa mengalami ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome). ARDS dapat menjadi tanda peradangan paru-paru dan menimbulkan dampak yang lebih lama, seperti timbul jaringan parut di paru-paru. Maka dari itu, pasien perlu mewaspadai kondisi ini. Selain batuk secara terus menerus, sesak napas, dan nyeri dada, berikut sejumlah tanda masalah paru-paru akibat COVID-19. Klik halaman selanjutnya. Simak Video "Wujud CT Scan Toraks 0-14 Hari Saat Terinfeksi Covid-19" [Gambas:Video 20detik] paru-paru covid-19 paru-paru virus corona covid-19 gejala covid-19 Jakarta - Berapa lama sembuh dari Omicron BA.4 dan BA.5? Mengingat gejala dari kedua subvarian ini disebut-sebut lebih ringan dibandingkan strain aslinya BA.1 dan Delta. Hal ini pun diucapkan langsung oleh Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril. Ia menyebut gejala sakit sedang dari subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 hanya 8 sampai 9 persen, tak sebanding dengan Delta maupun Omicron BA.1. "Dan sebagai informasi, sudah 87 persen BA.5 sudah mendominasi di COVID ini. Jadi sudah bergeser ke subvarian BA.5," tuturnya saat live di Radio Kesehatan Kemenkes RI, Senin (4/7/2022). "Cuman kabar gembira-nya jadi gejala yang ditimbulkan tidak berat-berat amat dibandingkan dengan Omicron yang lalu, sehingga kalau kita lihat dari data di sini yang sakit sedang itu hanya 8-9 persen, jadi tidak seperti halnya Delta atau Omicron yang lalu," lanjutnya. Lantaran gejalanya yang lebih ringan, berapa lama sembuh dari Omicron BA.4 dan BA.5? Berikut informasinya. Berapa Lama Sembuh dari Omicron BA.4-BA.5?Dokter spesialis paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K), menjelaskan bahwa seseorang dinyatakan sembuh apabila hasil tes COVID-19 menunjukan hasil negatif. Ia juga mengungkapkan masa isolasi biasanya sekitar 5 sampai 10 hari. Apabila masa isolasi telah selesai, seseorang biasanya dianggap sudah sembuh dari COVID-19. Namun, untuk memastikan sudah sembuh atau belum dari virus ini, bisa melakukan tes COVID-19 kembali di fasilitas pelayanan kesehatan. "Sembuh kalau sudah negatif. Isolasi biasanya 5-10 hari. Setelah isolasi biasanya dianggap sembuh," tuturnya saat dihubungi oleh detikcom, Rabu (6/7). Meskipun memicu gejala ringan dan sembuhnya lebih cepat, kedua subvarian ini diyakini lebih menular dibandingkan strain asli (BA.1) maupun Delta. dr Erlina menyebut masa inkubasi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 hanya membutuhkan satu sampai tiga hari saja. "Masa inkubasinya cepat 1 sampai 3 hari langsung bergejala, tapi nggak perlu khawatir karena recoverynya (penyembuhan) juga cepat. Para ahli sepakat bahwa laporan-laporan dari berbagai negara gejalanya hampir sama, dianggap lebih menular dari BA.2," kata dr Erlina dalam diskusi daring, Minggu (12/6). Jadi, berapa lama sembuh dari Omicron BA.4 dan BA.5? Menurut dokter spesialis paru, seseorang yang telah menyelesaikan masa isolasi sekitar 5 sampai 10 hari biasanya dianggap sembuh. Begitu juga jika hasil tes COVID-19 menunjukkan hasil negatif. Simak Video "WHO: 110 Negara Alami Lonjakan Covid-19 Akibat BA.4 dan BA.5" (suc/up)
Selanjutnya: Gejala Covid-19 juga sama dengan flu perut, ini cara membedakanCek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Adi Wikanto |