Ingin segera hamil? Ketahui dulu proses penting di balik itu, yakni ovulasi. Show
Memiliki keturunan adalah keinginan dari sebagian besar pasangan yang telah menikah. Akan tetapi, tak jarang yang gagal karena kurang memahami kapan waktu berhubungan intim yang tepat untuk mencapai suatu kehamilan. Sesungguhnya, setiap bulan hanya ada satu kesempatan di mana kehamilan bisa terjadi. Itulah masa di mana wanita sedang mengalami ovulasi. Ovulasi merupakan proses dilepaskannya sel telur yang sudah matang dari ovarium (indung telur) ke dalam tuba falopii (saluran telur). Pembuahan akan terjadi bila pada waktu ini terdapat sperma yang berenang ke dalam saluran telur. Periode di sekitar waktu ovulasi dikenal sebagai masa subur. Meski ovulasi hanya berlangsung selama 12-24 jam, masa subur berlangsung selama 6 hari, yaitu 2 hari sebelum ovulasi hingga 3 hari setelah ovulasi.
Ovulasi dan prosesnyaUntuk memahami soal ovulasi, perlu diketahui terlebih dulu bagaimana siklus haid yang normal. Siklus haid merupakan hasil dari interaksi yang kompleks antara berbagai hormon. Hormon-hormon penting yang terlibat di antaranya luteinizing hormone (LH), follicle-stimulating hormone (FSH), serta hormon reproduksi wanita, estrogen dan progesteron. Siklus haid terbagi menjadi tiga fase, yaitu: Fase folikulerFase ini terjadi sebelum sel telur dilepaskan. Ketika fase folikuler dimulai, estrogen dan progesteron berada pada kadar terendah. Alhasil, lapisan atas endometrium (dinding rahim) yang telah menebal akan meluruh sebagai darah haid. Di waktu-waktu ini, kadar hormon FSH sedikit meningkat sehingga memicu perkembangan beberapa folikel di dalam ovarium. Setiap folikel mengandung satu sel telur. Seiring dengan menurunnya kadar FSH, nantinya pada fase ini hanya akan ada satu folikel yang terus berkembang. Folikel ini kemudian menghasilkan hormon estrogen. Siklus haid diawali pada fase ini, di mana hari pertama ditandai oleh keluarnya darah haid (menstruasi). Fase ovulatorikIni merupakan fase di mana ovulasi terjadi. Fase ini dimulai dengan peningkatan tiba-tiba kadar hormon LH dan FSH. Hormon LH menstimulasi terjadinya pelepasan sel telur, yang biasanya terjadi antara 32-36 jam setelah kadar hormon meningkat. Kadar hormon estrogen ikut mencapai puncaknya di waktu ini, sedangkan kadar hormon progesteron baru mulai meningkat. Fase lutealFase ini terjadi setelah sel telur dilepaskan. Kadar hormon LH dan FSH akan menurun. Folikel yang ruptur (robek) karena melepaskan sel telur akan membentuk korpus luteum, yang memproduksi progesteron. Kadar estrogen umumnya tinggi selama fase ini berlangsung. Kedua hormon ini menyebabkan dinding rahim menebal, menyiapkan kalau-kalau proses pembuahan dan kehamilan terjadi. Bila sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan mengalami degenerasi dan tidak lagi memproduksi progesteron. Selanjutnya, kadar estrogen menurun dan lapisan atas dinding rahim akan meluruh sebagai darah haid. Selanjutnya, ini akan mengawali siklus haid yang baru. Masa subur dan peluang kehamilan saat ovulasiSyarat terjadi kehamilan adalah terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma. Sel telur hanya dapat bertahan selama 12-24 jam setelah dilepaskan sedangkan sperma dapat hidup di dalam organ reproduksi wanita hingga 5 hari setelah berhubungan intim. Dari berbagai studi didapati bahwa peluang terjadinya kehamilan saat ovulasi ‘hanya’ sekitar 25 persen. Untuk mengoptimalkan peluang tersebut, tentu pasangan harus tahu kapan wanita mengalami ovulasi. Ini dapat diperkirakan dari riwayat siklus haid selama 3 bulan terakhir. Bila waktu dimulainya haid terakhir dianggap sebagai hari pertama, maka wanita dengan siklus haid rata-rata 28 hari akan berovulasi kurang lebih di hari ke-14 atau 2 minggu sebelum haid berikutnya. Bila siklus haid rata-rata 30 hari, ovulasi akan terjadi di hari ke-16. Bila siklus haid rata-rata 21 hari, ovulasi akan terjadi di hari ke-7. Pada umumnya, ovulasi terjadi pada hari ke-10 sampai ke-16 atau pada pertengahan siklus haid. Bila siklus haid Anda teratur, panjang dan titik tengah siklus bisa ditentukan dengan bantuan kalender. Anda juga bisa mengetahui rata-rata siklus haid, waktu ovulasi dan masa subur menggunakan aplikasi pencatat siklus haid pada gawai. Tanda-tanda Terjadinya OvulasiSetiap wanita yang mengalami ovulasi akan menunjukkan dua tanda yang pasti terjadi, yakni: Peningkatan suhu tubuhSebelum hari ovulasi, suhu tubuh akan sedikit menurun. Kemudian, 24 jam setelah ovulasi, suhu tubuh akan meningkat dan menetap selama 3 hari atau lebih. Rata-rata suhu tubuh wanita sebelum ovulasi yakni antara 36,1oC-36.4oC sedangkan setelah ovulasi meningkat menjadi 36,4oC-37oC. Dengan demikian, rata-rata peningkatan suhu selama masa ovulasi adalah sekitar 0,3-0,4oC. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, ukur suhu tubuh di pagi hari, segera setelah bangun tidur. Sebaiknya, gunakan alat sama dan lakukan pengukuran di waktu yang sama setiap harinya. Waktu paling subur adalah 2-3 hari sebelum suhu tubuh meningkat. Perubahan lendir serviksSebelum ovulasi, akan muncul ‘keputihan’ yang sebetulnya adalah lendir serviks. Lendir ini memiliki konsistensi yang lebih encer, warna yang lebih jernih, dan licin. Kurang lebih warna dan konsistensinya serupa dengan putih telur mentah. Lendir juga bersifat elastis, dalam arti dapat memanjang saat ditarik dan tidak putus. Waktu di mana lendir serviks paling banyak keluar, di situlah ovulasi sedang terjadi. Setelah ovulasi, jumlah lendir serviks menurun, konsistensinya pun menjadi lebih kental dan keruh. Berikut ini adalah sejumlah tanda ovulasi lain yang bisa ada maupun tidak: Keluarnya bercak darah dari vagina (spotting)Sekitar 5 persen wanita mengalami spotting akibat ovulasi, yaitu keluarnya bercak darah dari vagina di tengah siklus haid. Ini terjadi akibat perubahan keseimbangan hormon yang cepat selama ovulasi berlangsung. Dalam sebuah studi, kadar progesteron dan LH ditemukan lebih tinggi pada wanita yang mengalami spotting saat ovulasi. Perdarahan akibat ovulasi terjadi di tengah siklus haid—di antara dua siklus haid—dan hanya berlangsung selama 1-2 hari. Darah yang keluar umumnya berwarna merah muda atau coklat tua, dan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan darah haid. Kram perut bawah di satu sisiKram perut ringan bisa muncul saat ovulasi. Sensasinya mirip dengan kram perut saat haid, tanpa disertai dengan keluarnya darah. Kalaupun ada, hanya berupa bercak (spotting) yang berlangsung singkat. Kram perut ini umumnya hanya terjadi di satu sisi oleh karena ovulasi hanya terjadi pada satu ovarium di setiap siklus haid. Fenomena ini dikenal sebagai mittelschmerz. Nyeri payudaraPayudara dapat terasa nyeri sejak beberapa hari sebelum hingga hari ovulasi. Rasa nyeri mirip dengan nyeri payudara saat haid, namun tanpa disertai keluarnya darah haid. Peningkatan gairah seksualSebagian besar wanita mengalami peningkatan gairah seksual mendekati waktu ovulasi. Ini merupakan proses alami yang sangat menguntungkan bila Anda sedang berusaha memiliki keturunan. Peningkatan gairah seksual disertai dengan adanya ovulasi membuat peluang hamil sangat tinggi bila Anda berhubungan intim di waktu-waktu ini. Perut kembungKembung merupakan kondisi yang umum terjadi selama ovulasi. Keluhan ini muncul akibat kenaikan kadar hormon estrogen sebelum peningkatan tiba-tiba hormon LH, yang memicu ovulasi. Penyebab Kegagalan OvulasiSebagian wanita dapat tidak mengalami ovulasi. Artinya, tidak ada sel telur yang matang dan dilepaskan dari ovarium. Bila demikian, tentu kehamilan tidak bisa terjadi. Kondisi ini disebut dengan kegagalan ovulasi (ovulatory failure) dan terjadi pada sekitar 20 persen wanita yang sulit hamil. Adanya kegagalan ovulasi dapat tercermin dari munculnya gangguan haid berupa haid tidak teratur atau jarang-jarang, serta sulit hamil. Beberapa kondisi yang dihubungkan dengan kegagalan ovulasi, yaitu:
Ovulasi adalah kunci dari terjadinya kehamilan. Oleh sebab itu, sebaiknya selalu catat siklus haid Anda agar diketahui kapan masa subur akan terjadi. Memahami proses ovulasi dan masa subur akan membantu Anda dalam merencanakan maupun menunda kehamilan. Apakah masa ovulasi hanya 1 hari?Terimakasih atas pertanyaannya. Ovulasi diartikan sebagai waktu dimana sel telur yang telah matang dilepaskan dari ovarium (indung telur) ke rahim. Ovulasi ini hanya terjadi dalam waktu singkat, jadi tidak sampai lebih dari 24 jam sebagaimana yang Anda sebutkan.
Berhubungan 1 hari setelah ovulasi apakah bisa hamil?Pada dasarnya, sperma dapat bertahan hidup di dalam rahim selama 3 sampai 5 hari. Oleh karena itu, kehamilan masih mungkin terjadi jika Anda berhubungan seks 5 hari menjelang masa ovulasi sampai 1 hari setelah masa ovulasi.
Apa yang dirasakan saat masa ovulasi?Proses ovulasi terjadi ketika folikel telur yang matang pecah dan melepaskannya melalui tuba falopi ke arah rahim untuk mendapatkan pembuahan. Ovulasi dapat terjadi pada pertengahan siklus menstruasi, yaitu 12–14 hari sebelum periode menstruasi berikutnya terjadi.
Bolehkah berhubungan intim saat ovulasi?Menurut Your Fertility, waktu terbaik dalam berhubungan seks saat ovulasi sebaiknya dilakukan saat tiga hari menjelang masa ovulasi atau hari saat ovulasi sedang berlangsung. Berhubungan seks saat ovulasi dalam waktu ini memberi Moms dan Dads peluang terbaik untuk hamil.
|