Show
Indonesiabaik.id - Maju menggantikan Presiden Soeharto yang lengser pada 20 Mei 1998, Bacharuddin Jusuf Habibie yang kala itu menjabat sebagai Wakil Presiden menghadapi pekerjaan rumah yang besar: Salah satunya adalah keadaan ekonomi yang porak poranda yang berdampak pada hilangnya kepercayaan publik pada pemerintah. Untuk mengatasi krisis ekonomi, pemerintahan BJ Habibie mengambil beberapa kebijakan penting. Di bidang moneter, dimulai dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar, menaikkan suku bunga Sertifikat BI menjadi 70% dan menerapkan bank sentral independen. Di bidang perbankan, diterbitkan obligasi senilai Rp. 650 triliun untuk menalangi perbankan, menutup 38 bank dan mengambil alih tujuh bank. Di bidang fiskal, sejumlah proyek infrastruktur dibatalkan, juga perlakuan khusus bagi mobil nasional, dan membiayai program Jaring Pengaman Sosial. Sedangkan di bidang korporasi, utang swasta direstrukturisasi melalui skema Indonesian Debt Restructuring Agency (INDRA) dan Prakarsa Jakarta, serta menghentikan praktek monopoli yang selama ini dilakukan Bulog dan Pertamina. Di tengah gonjang ganjingnya situasi polhukam saat itu, pemerintah harus dengan cepat mengambil keputusan walau berisiko tinggi. "Situasinya unpredictable. Waktu itu, keadaan Indonesia tidak menentu," kenang Habibie. "Bisa plus bisa minus. Risiko tinggi, cost tinggi. Cara berpikir saya itu harus berlaku untuk umum. Dalam hal ini saya mencari approximately (rata-rata)," ujarnya. Terbukti, gerakan cepat pemerintah saat itu membawa hasil. Satu tahun kemudian, reformasi ekonomi yang diterapkan saat itu memiliki beberapa dampak antara lain jatuhnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dari semula Rp. 7.000 menjadi Rp. 17.000. Namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi tampak menunjukkan perbaikan dari yang sebelumnya -13% menjadi 2%, angka inflasi pun sukses diturunkan dari 77,6% menjadi 2%. Jakarta - BJ Habibie merupakan presiden ketiga Republik Indonesia yang diangkat setelah Presiden Soeharto mundur. Beliau dikenal juga sebagai bapak pesawat karena berhasil menciptakan pesawat pertama Indonesia. Dilansir dari laman perpusnas.go.id, selepas tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau kemudian masuk ITB. Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gelar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Berikut biografi BJ Habibie selengkapnya.
Nama lengkap: Bacharuddin Jusuf Habibie Tanggal lahir: 25 Juni 1936 Tempat lahir: Parepare, Sulawesi Selatan Orang tua: Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo Anak keempat dari delapan bersaudara Istri: Hasri Ainun Habibie Anak: Ilham Akbar dan Thareq Kemal BJ Habibie pernah berkuliah di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung pada 1954. Namun, di sana hanya menghabiskan waktu enam bulan untuk studinya. Hal ini karena setahun kemudian ia memilih melanjutkan pendidikan di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman.
Dalam pemerintahan Indonesia, karier BJ Habibie dimulai saat pemerintahan presiden Soeharto. Ia diminta kembali dari Jerman lalu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Saat krisis 1998, Soeharto mundur dan menetapkan BJ Habibie sebagai Presiden ke-3 Indonesia dari 1 Mei 1998 - 20 Oktober 1999. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998 dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Soeharto. Sebelum pulang ke Indonesia, Habibie telah lebih dulu berkarier di Jerman. Diketahui sang mantan presiden tersebut sempat bekerja di berbagai perusahaan penerbangan dan konstruksi pesawat di Jerman setelah menikah dengan sang istri, Hasri Ainun Besari. BJ Habibie sempat merancang proyek pesawat CN-235 bersama para insinyur dari perusahaan Spanyol, CASA, yang prototipenya berhasil mengudara pada akhir 1983. Dengan kecerdasan dan pengalamannya, sosok BJ Habibie akhirnya berhasil membuat pesawat pertama Indonesia, yakni N250 Gatotkaca, pada 1995. Bersama timnya dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), BJ Habibie merancang pesawat baling-baling dengan daya angkut sekitar 50 penumpang dan bisa diperbesar hingga 70 penumpang bernama N-250 Gatot Kaca.
Dengan berbagai pencapaian dan perannya yang besar bagi bangsa Indonesia, kisah hidup BJ Habibie pun diangkat ke film layar lebar. Tak hanya soal inspirasinya, masyarakat Indonesia mengenal BJ Habibie karena kisah cintanya bersama sang istri Ainun. Kisah cinta yang setia tersebut diabadikan dalam sebuah film berjudul 'Habibie & Ainun' pada 2012, yang diadaptasi dari buku karya BJ Habibie sendiri. Bahkan hingga akhir hayatnya, kisah cinta Habibie tetap menginspirasi banyak orang. BJ Habibie dimakamkan di samping Ainun istrinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120. Simak Video "Pasokan Gas dari Rusia Berkurang, Krisis Sosial Ancam Jerman " (faz/lus) Bacharuddin Jusuf Habibie (kelahiran di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Dia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Keluarga dan pendidikanHabibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie kelahiran pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo kelahiran di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. B.J. Habibie adalah salah satu anak dari tujuh orang bersaudara.[1] B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, adalah Ilham Akbar dan Thareq Kemal.[2] Sebelumnya dia pernah mempunyai ilmu di SMAK Dago.[3] Dia belajar teknik mesin di Institut Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955-1965 dia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude. Pekerjaan dan karierHabibie pernah memperagakan pekerjaan di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, dia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Suharto. Dia selanjutnya menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 hingga Maret 1998. Sebelum menjabat Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Dia diangkatkan dijadikan ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri. Masa KepresidenanHabibie mewarisi keadaan serampangan balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir semua wilayah Indonesia. Segera sesudah mendapatkan kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan cara organisasi. Pada era pemerintahannya yang singkat dia sukses memberikan dasar kokoh untuk Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi kawasan. Menempuh pelaksanaan UU otonomi kawasan inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru sukses diredam dan hasilnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa beradanya UU otonomi kawasan mampu ditetapkan Indonesia akan merasakan nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan beragam jenis kontroversi untuk warga Indonesia. Pihak yang pro mengasumsikan pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila Presiden mangkat, mandek, atau tidak bisa memperagakan kewajibannya dalam masa jabatannya, dia diwakili oleh Wakil Presiden hingga habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra mengasumsikan bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau kontrak di hadapan MPR atau DPR". Langkah-langkah yang diterapkan BJ Habibie di bidang politik adalah:
12 Ketentuan MPR selang lain :
Di bidang ekonomi, dia sukses memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar sedang berkisar selang Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada penghabisan pemerintahannya, terutama sesudah pertanggungjawabannya disorongkan MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, dia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia supaya bertambah fokus mengurusi perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie memperagakan langkah-langkah sebagai berikut :
Salah satu kelupaan yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah sesudah menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan disediakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste), dia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik ketika itu, adalah mengadakan jajak gagasan untuk warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau sedang tetap dijadikan bidang dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas sama sekali dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dijadikan negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepas sama sekalinya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, tapi disisi lain membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur. Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar balik Habibie makin aktif menjatuhkan Habibie. Upaya ini hasilnya sukses diterapkan pada Sidang Umum 1999, dia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi sesudah laporan pertanggungjawabannya disorongkan oleh MPR. Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu jumlah yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat Dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.[4]
Masa PascakepresidenanSesudah dia turun dari jabatannya sebagai presiden, dia bertambah jumlah tinggal di Jerman daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, dia kembali aktif sebagai penasehat presiden untuk mengawal anggota demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center. PublikasiHabibie ketika disumpah dijadikan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Karya Habibie
Mengenai Habibie
Lihat pula
Rujukan
Tautan luar
edunitas.com Page 2Bacharuddin Jusuf Habibie (kelahiran di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Dia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Keluarga dan pendidikanHabibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie kelahiran pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo kelahiran di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. B.J. Habibie adalah salah satu anak dari tujuh orang bersaudara.[1] B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, adalah Ilham Akbar dan Thareq Kemal.[2] Sebelumnya dia pernah mempunyai ilmu di SMAK Dago.[3] Dia belajar teknik mesin di Institut Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955-1965 dia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude. Pekerjaan dan karierHabibie pernah memperagakan pekerjaan di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, dia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Suharto. Dia kesudahan menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 hingga Maret 1998. Sebelum menjabat Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Dia diangkatkan dijadikan ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri. Masa KepresidenanHabibie mewarisi keadaan serampangan balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir semua wilayah Indonesia. Segera sesudah mendapatkan kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan cara organisasi. Pada era pemerintahannya yang singkat dia sukses memberikan dasar kokoh untuk Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi kawasan. Menempuh pelaksanaan UU otonomi kawasan inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru sukses diredam dan hasilnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa demikianlah keadaanya UU otonomi kawasan mampu ditetapkan Indonesia akan merasakan nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan beragam jenis kontroversi untuk masyarakat Indonesia. Pihak yang pro mengasumsikan pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila Presiden mangkat, mandek, atau tidak bisa memperagakan kewajibannya dalam masa jabatannya, dia diwakili oleh Wakil Presiden hingga habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra mengasumsikan bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau kontrak di hadapan MPR atau DPR". Langkah-langkah yang diterapkan BJ Habibie di bidang politik adalah:
12 Ketetapan MPR selang lain :
Di bidang ekonomi, dia sukses memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar selang Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada penghabisan pemerintahannya, terutama sesudah pertanggungjawabannya disorongkan MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, dia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia supaya bertambah fokus mengurusi perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie memperagakan langkah-langkah sebagai berikut :
Salah satu kelalaian yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah sesudah menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan disediakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste), dia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, adalah mengadakan jajak gagasan untuk warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap dijadikan anggota dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas sama sekali dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dijadikan negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepas sama sekalinya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, tapi disisi lain membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur. Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar balik Habibie makin aktif menjatuhkan Habibie. Upaya ini hasilnya sukses diterapkan pada Sidang Umum 1999, dia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi sesudah laporan pertanggungjawabannya disorongkan oleh MPR. Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu jumlah yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat Dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.[4]
Masa PascakepresidenanSesudah dia turun dari jabatannya sebagai presiden, dia bertambah jumlah tinggal di Jerman daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, dia kembali aktif sebagai penasehat presiden untuk mengawal anggota demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center. PublikasiHabibie ketika disumpah dijadikan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Karya Habibie
Mengenai Habibie
Lihat pula
Rujukan
Tautan luar
edunitas.com Page 3Bacharuddin Jusuf Habibie (kelahiran di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Dia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Keluarga dan pendidikanHabibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie kelahiran pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo kelahiran di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. B.J. Habibie adalah salah satu anak dari tujuh orang bersaudara.[1] B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, adalah Ilham Akbar dan Thareq Kemal.[2] Sebelumnya dia pernah mempunyai ilmu di SMAK Dago.[3] Dia belajar teknik mesin di Institut Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955-1965 dia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude. Pekerjaan dan karierHabibie pernah memperagakan pekerjaan di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, dia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Suharto. Dia kesudahan menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 hingga Maret 1998. Sebelum menjabat Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Dia diangkatkan dijadikan ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri. Masa KepresidenanHabibie mewarisi keadaan serampangan balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir semua wilayah Indonesia. Segera sesudah mendapatkan kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan cara organisasi. Pada era pemerintahannya yang singkat dia sukses memberikan dasar kokoh untuk Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi kawasan. Menempuh pelaksanaan UU otonomi kawasan inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru sukses diredam dan hasilnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa demikianlah keadaanya UU otonomi kawasan mampu ditetapkan Indonesia akan merasakan nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan beragam jenis kontroversi untuk masyarakat Indonesia. Pihak yang pro mengasumsikan pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila Presiden mangkat, mandek, atau tidak bisa memperagakan kewajibannya dalam masa jabatannya, dia diwakili oleh Wakil Presiden hingga habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra mengasumsikan bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan sumpah atau kontrak di hadapan MPR atau DPR". Langkah-langkah yang diterapkan BJ Habibie di bidang politik adalah:
12 Ketetapan MPR selang lain :
Di bidang ekonomi, dia sukses memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar selang Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada penghabisan pemerintahannya, terutama sesudah pertanggungjawabannya disorongkan MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, dia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia supaya bertambah fokus mengurusi perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie memperagakan langkah-langkah sebagai berikut :
Salah satu kelalaian yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah sesudah menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan disediakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste), dia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, adalah mengadakan jajak gagasan untuk warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap dijadikan anggota dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas sama sekali dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dijadikan negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepas sama sekalinya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, tapi disisi lain membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur. Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar balik Habibie makin aktif menjatuhkan Habibie. Upaya ini hasilnya sukses diterapkan pada Sidang Umum 1999, dia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi sesudah laporan pertanggungjawabannya disorongkan oleh MPR. Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu jumlah yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat Dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.[4]
Masa PascakepresidenanSesudah dia turun dari jabatannya sebagai presiden, dia bertambah jumlah tinggal di Jerman daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, dia kembali aktif sebagai penasehat presiden untuk mengawal anggota demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center. PublikasiHabibie ketika disumpah dijadikan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Karya Habibie
Mengenai Habibie
Lihat pula
Rujukan
Tautan luar
edunitas.com Page 4Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang sedang benar. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini bertambah kecil daripada badak india dan bertambah tidak jauh dalam luhur tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya bertambah sedikit daripada 20 cm, bertambah kecil daripada cula spesies badak lainnya. Badak ini pernah dijadikan salah satu badak di Asia yang paling jumlah menyebar. Meski dinamakan "badak jawa", hewan ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di semua Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di dunia lepas sama sekali, dan tidak benar di kebun hewan. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.[4] Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di dunia lepas sama sekali lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan persangkaan populasi tidak bertambah dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap.[4] Berkurangnya populasi badak ini juga dikarenakan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan.[5] Tempat yang tersisa hanya berada di dua kawasan yang dilindungi, tetapi badak jawa sedang berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua untuk badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah.[6] Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya makin terdesak.[6] Kawasan yang diidentifikasikan lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah dijadikan habitat badak Jawa.[6] Badak jawa bisa hidup selama 30-45 tahun di dunia lepas sama sekali. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan kawasan daratan banjir luhur. Badak jawa biasanya bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun sebuah golongan kadang-kadang bisa bersama-sama dijadikan satu golongan di tidak jauh kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak matang tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung dunia jarang meneliti hewan itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan demikianlah keadaanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti memakai kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa bertambah sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya. Taksonomi dan penamaanPenelitian pertama badak jawa diterapkan oleh penyelidik dunia dari luar kawasan tersebut pada tahun 1787, ketika dua hewan ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim pada penyelidik dunia Belanda Petrus Camper, yang meninggal tahun 1789 sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies istimewa. Badak Jawa lainnya ditembak di Pulau Sumatra oleh Alfred Duvaucel yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, Georges Cuvier, ilmuwan Perancis yang terkenal. Cuvier menyadari hewan ini sebagai spesies istimewa tahun 1822, dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh Anselme Gaëtan Desmarest sebagai Rhinoceros sondaicus. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.[7] Desmarest pada awal mulanya mengidentifikasi badak ini berasal dari Jawa, tetapi nantinya mengubahnya dan menyebut spesimennya berasal dari pulau Jawa.[2] Nama genusnya Rhinoceros, yang didalamnya juga terdapat badak India, berasal dari bahasa Yunani: rhino artiannya hidung, dan ceros artiannya tanduk; sondaicus berasal dari kata Sunda, kawasan yang meliputi pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan kepulauan kecil disekitarnya. Badak Jawa juga dinamakan badak bercula-satu kecil (sebagai perbedaan dengan badak bercula-satu luhur, nama lain badak India). Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang sedang benar, sementara satu subspesies telah punah:
EvolusiBadak India mengadakan komunikasi tidak jauh dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak. Leluhur badak pertama kali terbagi dari Perissodactyl lainnya pada masa Eosen awal. Perbandingan DNA mitokondria memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari leluhur Equidae sekitar 50 juta tahun yang lalu.[14] Famili yang sedang benar, Rhinocerotidae, pertama kali muncul pada Eosen penghabisan di Eurasia, dan leluhur spesies badak modern terbagi dari Asia pada awal Miosen.[15] Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman fosil di Asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Persangkaan molekul memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi bertambah awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.[16][14] Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan India dipercaya tidak mengadakan komunikasi tidak jauh dengan spesies badak lainnya. Penelitian tidak sama telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin mengadakan komunikasi tidak jauh dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah. Analisis klad Rhinocerotidae meletakkan Rhinoceros dan Punjabitherium yang telah punah pada klad dengan Dicerorhinus, badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa badak Sumatra bertambah mengadakan komunikasi tidak jauh dengan dua spesies badak di Afrika.[17] Badak Sumatra bisa terbagi dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.[15][4] DeskripsiBadak jawa bertambah kecil daripada sepupunya, badak india, dan memiliki luhur tubuh yang tidak jauh dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) bisa bertambah dari 3,1–3,2 m dan mencapai tinggi 1,4–1,7 m. Badak matang dilaporkan memiliki berat selang 900 dan 2.300 kilogram. Penelitian untuk mengumpulkan pengukuran akurat badak Jawa tidak pernah diterapkan dan bukan prioritas.[4] Tidak terdapat perbedaan luhur selang jenis kelamin, tetapi badak Jawa betina ukuran tubuhnya bisa bertambah luhur. Badak di Vietnam bertambah kecil daripada di Jawa berdasarkan penelitian bukti menempuh foto dan pengukuran jejak kaki mereka..[18] Seperti sepupunya di India, badak jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula). Culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya bertambah sedikit dari 20 cm dengan yang terpanjang sepanjang 27 cm. Badak jawa jarang memakai culanya untuk bertarung, tetapi memakainya untuk memindahkan lumpur di kubangan, untuk menarik tanaman supaya bisa dimakan, dan membuka jalan menempuh vegetasi tebal. Badak Jawa memiliki bibir panjang, atas dan tinggi yang membantunya mengambil konsumsi. Gigi serinya panjang dan tajam; ketika badak jawa berperang, mereka memakai gigi ini. Di balik gigi seri, enam gigi geraham panjang digunakan untuk mengunyah tanaman kasar. Seperti semua badak, badak jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang sama berat tetapi memiliki pandangan mata yang buruk. Mereka diperkirakan hidup selama 30 hingga 45 tahun.[18] Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak, punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki perisai. Pembungkus leher badak Jawa bertambah kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak jawa dipelajari menempuh sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang ditemui, diamati atau diukur secara langsung.[19] Penyebaran dan habitatPersangkaan yang paling optimistis memperkirakan bahwa bertambah sedikit dari 100 badak Jawa sedang benar di dunia lepas sama sekali. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun sedang terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung dunia mengasumsikan mereka memiliki risiko yang bertambah luhur. Badak Jawa dikenali sedang hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.[9][20] Hewan ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi selang badak Sumatra dan India di tempat tersebut[13]) ke arah timur hingga Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung Malaya, serta pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[21] Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang jumlah dengan sungai, dataran banjir luhur atau kawasan basah dengan jumlah kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak jawa menyukai kawasan rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang bertambah tinggi (diatas 2.000 m), yang dikarenakan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.[11] Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini bertambah luas ke Tongkok, tetapi mulai bangkit ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di kawasan itu.[22] Badak ini mulai punah di India pada dekade awal masa zaman ke-20.[13] Badak Jawa diburu hingga kepunahan di semenanjung Malaysia tahun 1932.[23] Pada penghabisan perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada kawasan tersebut gagal menemukan bukti.[24] Populasi badak Jawa juga mungkin benar di pulau Kalimantan, walaupun spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang sedang hidup disana.[21] SifatBadak jawa adalah hewan tenang dengan pengecualian ketika mereka dijadikan bertambah sempurna biak dan apabila seekor inang mengasuh anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam golongan kecil di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit. Badak jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan bertambah suka memakai kubangan hewan lainnya atau lubang yang muncul secara alami, yang akan memakai culanya untuk memperbesar. Tempat mencari mineral juga sangat penting karena nutrisi untuk badak diterima dari garam. Wilayahi jantan bertambah luhur dibandingkan betina dengan luhur wilayah jantan 12–20 km² dan wilayah betina yang diperkirakan 3–14 km². Wilayah jantan bertambah luhur daripada wilayah wanita. Tidak dikenali apakah terdapat pertempuran teritorial.[25] Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang diciptakan oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota spesies badak lainnya memiliki norma budaya khas membuang cairan luhur pada tumpukan kotoran badak luhur dan lalu menggoreskan kaki baliknya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika buang cairan luhur di tumpukan, tidak memperagakan goresan. Adaptasi sifat ini dikenali secara ekologi; di hutan hujan Jawa dan Sumatera, cara ini mungkin tidak berfaedah untuk menyebar bau.[25] Badak jawa memiliki bertambah sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak jawa yang dikenali. Badak Jawa matang tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini, terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat sehingga sulit untuk meneliti badak.[5] Ketika manusia terlalu tidak jauh dengan badak jawa, badak itu akan dijadikan sifat menyerang dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah sementara menikam keatas dengan kepalanya.[25] Sifat anti-sosialnya mungkin merupakan adaptasi tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah bertambah berkumpul menjadi kelompok.[9] KonsumsiBadak jawa adalah hewan herbivora dan makan berbagai jenis spesies tanaman, terutama tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang jatuh. Biasanya tumbuhan disukai oleh spesies ini tumbuh di kawasan yang terkena sinar matahari: pada pembukaan hutan, semak-semak dan tipe vegetasi lainnya tanpa pohon luhur. Badak menjatuhkan pohon muda untuk mencapai konsumsinya dan mengambilnya dengan bibir atasnya yang bisa memegang. Badak Jawa adalah pemakan yang paling bisa beradaptasi dari semua spesies badak. Badak diperkirakan makan 50 kg konsumsi per hari. Seperti badak Sumatra, spesies badak ini memerlukan garam untuk konsumsinya. Tempat mencari mineral umum tidak benar di Ujung Kulon, tetapi badak Jawa terlihat minum cairan laut untuk nutrisi sama yang diperlukan.[18] ReproduksiSifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati secara langsung dan tidak benar kebun hewan yang memiliki spesimennya. Betina mencapai kedewasaan seksual pada usia 3-4 tahun sementara kedewasaan seksual jantan pada umur 6. Kemungkinan untuk hamil diperkirakan muncul pada periode 16-19 bulan. Interval kelahiran spesies ini 4–5 tahun dan anaknya membuat mandek pada waktu sekitar 2 tahun. Empat spesies badak lainnya memiliki sifat pasangan yang mirip.[25] KonservasiLukisan tahun 1861 menggambarkan perburuan badak Jawa. Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, persoalan yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak dijadikan komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya bisa digunakan sebagai penangkal racun untuk mampu ular.[26] Karena tempat hidup badak mencakupi jumlah kawasan kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak membunuh hewan ini yang bisa dijual dengan harga tinggi.[22] Ketika Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora pertama kali diberlakukan tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan internasional produk badak Jawa dianggap ilegal.[27] Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula badak Afrika.[4] Hilangnya habitat belakang suatu peristiwa pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan persoalan perkembangbiakan. Pakar genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.[20] Ujung KulonSemenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan gunung Krakatau tahun 1883. Badak Jawa mengkolonisasi kembali semenanjung itu sesudah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali pada jumlah yang luhur, sehingga membuat sebuah tempat berlindung.[20] Pada tahun 1931, karena badak Jawa berada di tepi kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia-Belanda menyatakan bahwa badak merupakan spesies yang dilindungi, dan sedang tetap dilindungi hingga sekarang.[11] Pada tahun 1967 ketika sensus badak diterapkan di Ujung Kulon, hanya 25 badak yang benar. Pada tahun 1980, populasi badak bertambah, dan tetap benar pada populasi 50 hingga sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus berkompetisi untuk memperebutkan ruang dan sumber yang jarang dengan banteng liar dan tanaman Arenga[6] yang bisa menyebabkan jumlah badak tetap berada dibawah kapasitas semenanjung.[28] Ujung Kulon dikelola oleh menteri Kehutanan Republik Indonesia.[11] Ditemukan paling sedikit empat bayi badak Jawa pada tahun 2006.[29][30] Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, sukses diabadikan oleh tim WWF pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan badak tersebut dikenali ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar kawasan aliran sungai Citadahan pada tanggal 30 Oktober 2007. Hal ini merupakan kabar gembira karena membuktikan demikianlah keadaanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.[30]
Cat TienSedikit anggota R.s. annamiticus yang tersisa hidup di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara, sesudah perang Vietnam, badak Jawa dianggap punah. Taktik digunakan pada pertempuran menyebabkan kerusakan ekosistem daerah: penggunaan Napalm, herbisida dan defolian dari Kaki tangan Oranye, pengeboman udara dan penggunaan ranjau darat. Perang juga membanjiri kawasan dengan senjata. Sesudah perang, jumlah penduduk desa miskin, yang sebelumnya memakai cara seperti lubang perangkap, kini memiliki senjata mematikan yang menyebabkan mereka dijadikan pemburu badak yang efisien. Dugaan kepunahan subspesies mendapat tantangan ketika pada tahun 1988, seorang pemburu menembak betina matang yang menunjukan bahwa spesies ini sukses selamat dari perang. Pada tahun 1989, ilmuwan meneliti hutan Vietnam selatan untuk mencari bukti badak lain yang selamat. Jejak kaki badak segar yang merupakan milik paling sedikit 15 badak ditemukan di sepanjang sungai Dong Nai.[32] Karena badak, kawasan tempat mereka tinggal dijadikan anggota Taman Nasional Cat Tien tahun 1992.[26]Populasi mereka dikhawatirkan berkurang di Vietnam, dengan pelindung dunia memperkirakan bahwa paling sedikit 308 badak yang mungkin tanpa jantan selamat.[29][20][5][33] Di penangkaranTidak terdapat satupun badak Jawa di kebun hewan. Pada tahun 1800-an, paling sedikit empat badak dipamerkan di Adelaide, Kolkata dan London. Paling sedikit 22 badak Jawa telah didokumentasikan telah disimpan di penangkaran, dan mungkin bahwa jumlahnya bertambah luhur karena spesies ini kadang-kadang salah ditafsirkan dengan badak India.[34] Badak Jawa tidak pernah ditangani dengan sama berat di penangkaran: badak tertua yang hidup hanya mencapai usia 20 tahun, sekitar setengah dari usia yang bisa dicapai badak di dunia lepas sama sekali. Badak Jawa terakhir yang benar di penangkaran mati di Kebun Hewan Adelaide, Australia tahun 1907, tempat spesies tersebut sedikit dikenali karena telah ditunjukan sebagai badak India.[18] Belakang suatu peristiwa dari program panjang dan mahal tahun 1980-an dan 1990-an untuk mengembangbiakan badak Sumatra di kebun hewan gagal, usaha untuk melindungi badak Jawa di kebun hewan tak bisa dipercaya.[4] Usaha persiapan habitat keduaBadak Jawa yang hidup bersama-sama dijadikan satu golongan di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang bisa diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung Krakatau, gempa bumi. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber belakang suatu peristiwa invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng. Penelitian awal WWF mengidentifikasi habitat yang cocok, lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, sama berat, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.[6] Footnote
Tautan luar
edunitas.com Page 5Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang sedang benar. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini bertambah kecil daripada badak india dan bertambah tidak jauh dalam luhur tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya bertambah sedikit daripada 20 cm, bertambah kecil daripada cula spesies badak lainnya. Badak ini pernah dijadikan salah satu badak di Asia yang paling jumlah menyebar. Meski dinamakan "badak jawa", hewan ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di dunia lepas sama sekali, dan tidak benar di kebun hewan. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.[4] Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di dunia lepas sama sekali lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan persangkaan populasi tidak bertambah dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap.[4] Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan.[5] Tempat yang tersisa hanya berada di dua kawasan yang dilindungi, tetapi badak jawa sedang berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua untuk badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah.[6] Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya makin terdesak.[6] Kawasan yang diidentifikasikan lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah dijadikan habitat badak Jawa.[6] Badak jawa bisa hidup selama 30-45 tahun di dunia lepas sama sekali. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan kawasan daratan banjir luhur. Badak jawa biasanya bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun sebuah golongan kadang-kadang bisa bersama-sama dijadikan satu golongan di tidak jauh kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak matang tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung dunia jarang meneliti hewan itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan demikianlah keadaanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti memakai kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa bertambah sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya. Taksonomi dan penamaanPenelitian pertama badak jawa dimainkan oleh penyelidik dunia dari luar kawasan tersebut pada tahun 1787, ketika dua hewan ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim pada penyelidik dunia Belanda Petrus Camper, yang meninggal tahun 1789 sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies istimewa. Badak Jawa lainnya ditembak di Pulau Sumatra oleh Alfred Duvaucel yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, Georges Cuvier, ilmuwan Perancis yang terkenal. Cuvier menyadari hewan ini sebagai spesies istimewa tahun 1822, dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh Anselme Gaëtan Desmarest sebagai Rhinoceros sondaicus. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.[7] Desmarest pada awalnya mengidentifikasi badak ini bersumber dari Jawa, tetapi nantinya mengubahnya dan menyebut spesimennya bersumber dari pulau Jawa.[2] Nama genusnya Rhinoceros, yang didalamnya juga terdapat badak India, bersumber dari bahasa Yunani: rhino artiannya hidung, dan ceros artiannya tanduk; sondaicus bersumber dari kata Sunda, kawasan yang meliputi pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan kepulauan kecil disekitarnya. Badak Jawa juga dinamakan badak bercula-satu kecil (sebagai perbedaan dengan badak bercula-satu luhur, nama lain badak India). Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang sedang benar, sementara satu subspesies telah punah:
EvolusiBadak India mengadakan komunikasi tidak jauh dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak. Leluhur badak pertama kali terbagi dari Perissodactyl lainnya pada masa Eosen awal. Perbandingan DNA mitokondria memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari leluhur Equidae sekitar 50 juta tahun yang lalu.[14] Famili yang sedang benar, Rhinocerotidae, pertama kali muncul pada Eosen penghabisan di Eurasia, dan leluhur spesies badak modern terbagi dari Asia pada awal Miosen.[15] Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman fosil di Asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Persangkaan molekul memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi bertambah awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.[16][14] Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan India dipercaya tidak mengadakan komunikasi tidak jauh dengan spesies badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin mengadakan komunikasi tidak jauh dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah. Analisis klad Rhinocerotidae meletakkan Rhinoceros dan Punjabitherium yang telah punah pada klad dengan Dicerorhinus, badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa badak Sumatra bertambah mengadakan komunikasi tidak jauh dengan dua spesies badak di Afrika.[17] Badak Sumatra bisa terbagi dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.[15][4] DeskripsiBadak jawa bertambah kecil daripada sepupunya, badak india, dan memiliki luhur tubuh yang tidak jauh dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) bisa bertambah dari 3,1–3,2 m dan mencapai tinggi 1,4–1,7 m. Badak matang dilaporkan memiliki berat selang 900 dan 2.300 kilogram. Penelitian untuk mengumpulkan pengukuran akurat badak Jawa tidak pernah dimainkan dan bukan prioritas.[4] Tidak terdapat perbedaan luhur selang jenis kelamin, tetapi badak Jawa betina ukuran tubuhnya bisa bertambah luhur. Badak di Vietnam bertambah kecil daripada di Jawa berdasarkan penelitian bukti menempuh foto dan pengukuran jejak kaki mereka..[18] Seperti sepupunya di India, badak jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula). Culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya bertambah sedikit dari 20 cm dengan yang terpanjang sepanjang 27 cm. Badak jawa jarang memakai culanya untuk bertarung, tetapi memakainya untuk memindahkan lumpur di kubangan, untuk menarik tanaman supaya bisa dimakan, dan membuka jalan menempuh vegetasi tebal. Badak Jawa memiliki bibir panjang, atas dan tinggi yang membantunya mengambil konsumsi. Gigi serinya panjang dan tajam; ketika badak jawa berperang, mereka memakai gigi ini. Di balik gigi seri, enam gigi geraham panjang digunakan untuk mengunyah tanaman kasar. Seperti semua badak, badak jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang sama berat tetapi memiliki pandangan mata yang buruk. Mereka diperkirakan hidup selama 30 hingga 45 tahun.[18] Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak, punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki perisai. Pembungkus leher badak Jawa bertambah kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak jawa dipelajari menempuh sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang ditemui, diamati atau diukur secara langsung.[19] Penyebaran dan habitatPersangkaan yang paling optimistis memperkirakan bahwa bertambah sedikit dari 100 badak Jawa sedang benar di dunia lepas sama sekali. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun sedang terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung dunia mengasumsikan mereka memiliki risiko yang bertambah luhur. Badak Jawa dikenali sedang hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.[9][20] Hewan ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi selang badak Sumatra dan India di tempat tersebut[13]) ke arah timur hingga Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung Malaya, serta pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[21] Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang jumlah dengan sungai, dataran banjir luhur atau kawasan basah dengan jumlah kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak jawa menyukai kawasan rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang bertambah tinggi (diatas 2.000 m), yang disebabkan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.[11] Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini bertambah luas ke Tongkok, tetapi mulai bangkit ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di kawasan itu.[22] Badak ini mulai punah di India pada dekade awal masa zaman ke-20.[13] Badak Jawa diburu hingga kepunahan di semenanjung Malaysia tahun 1932.[23] Pada penghabisan perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada kawasan tersebut gagal menemukan bukti.[24] Populasi badak Jawa juga mungkin benar di pulau Kalimantan, walaupun spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang sedang hidup disana.[21] SifatBadak jawa adalah hewan tenang dengan pengecualian ketika mereka dijadikan bertambah sempurna biak dan apabila seekor inang mengasuh anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam golongan kecil di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit. Badak jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan bertambah suka memakai kubangan hewan lainnya atau lubang yang muncul secara alami, yang akan memakai culanya untuk memperbesar. Tempat mencari mineral juga sangat penting karena nutrisi untuk badak diterima dari garam. Wilayahi jantan bertambah luhur dibandingkan betina dengan luhur wilayah jantan 12–20 km² dan wilayah betina yang diperkirakan 3–14 km². Wilayah jantan bertambah luhur daripada wilayah wanita. Tidak dikenali apakah terdapat pertempuran teritorial.[25] Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang diciptakan oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota spesies badak lainnya memiliki norma budaya khas membuang cairan luhur pada tumpukan kotoran badak luhur dan lalu menggoreskan kaki baliknya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika buang cairan luhur di tumpukan, tidak memperagakan goresan. Adaptasi sifat ini dikenali secara ekologi; di hutan hujan Jawa dan Sumatera, cara ini mungkin tidak berfaedah untuk menyebar bau.[25] Badak jawa memiliki bertambah sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak jawa yang dikenali. Badak Jawa matang tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini, terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat sehingga sulit untuk meneliti badak.[5] Ketika manusia terlalu tidak jauh dengan badak jawa, badak itu akan dijadikan sifat menyerang dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah sementara menikam keatas dengan kepalanya.[25] Sifat anti-sosialnya mungkin merupakan adaptasi tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah bertambah berkumpul menjadi kelompok.[9] KonsumsiBadak jawa adalah hewan herbivora dan makan berbagai jenis spesies tanaman, terutama tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang jatuh. Biasanya tumbuhan disukai oleh spesies ini tumbuh di kawasan yang terkena sinar matahari: pada pembukaan hutan, semak-semak dan tipe vegetasi lainnya tanpa pohon luhur. Badak menjatuhkan pohon muda untuk mencapai konsumsinya dan mengambilnya dengan bibir atasnya yang bisa memegang. Badak Jawa adalah pemakan yang paling bisa beradaptasi dari semua spesies badak. Badak diperkirakan makan 50 kg konsumsi per hari. Seperti badak Sumatra, spesies badak ini memerlukan garam untuk konsumsinya. Tempat mencari mineral umum tidak benar di Ujung Kulon, tetapi badak Jawa terlihat minum cairan laut untuk nutrisi sama yang diperlukan.[18] ReproduksiSifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati secara langsung dan tidak benar kebun hewan yang memiliki spesimennya. Betina mencapai kedewasaan seksual pada usia 3-4 tahun sementara kedewasaan seksual jantan pada umur 6. Kemungkinan untuk hamil diperkirakan muncul pada periode 16-19 bulan. Interval kelahiran spesies ini 4–5 tahun dan anaknya membuat mandek pada waktu sekitar 2 tahun. Empat spesies badak lainnya memiliki sifat pasangan yang mirip.[25] KonservasiLukisan tahun 1861 menggambarkan perburuan badak Jawa. Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, persoalan yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak dijadikan komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya bisa digunakan sebagai penangkal racun untuk mampu ular.[26] Karena tempat hidup badak mencakupi jumlah kawasan kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak membunuh hewan ini yang bisa dijual dengan harga tinggi.[22] Ketika Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora pertama kali diberlakukan tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan internasional produk badak Jawa dianggap ilegal.[27] Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula badak Afrika.[4] Hilangnya habitat dampak pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan persoalan perkembangbiakan. Pakar genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.[20] Ujung KulonSemenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan gunung Krakatau tahun 1883. Badak Jawa mengkolonisasi kembali semenanjung itu sesudah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali pada jumlah yang luhur, sehingga membuat sebuah tempat berlindung.[20] Pada tahun 1931, karena badak Jawa berada di tepi kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia-Belanda menyatakan bahwa badak merupakan spesies yang dilindungi, dan sedang tetap dilindungi hingga sekarang.[11] Pada tahun 1967 ketika sensus badak dimainkan di Ujung Kulon, hanya 25 badak yang benar. Pada tahun 1980, populasi badak bertambah, dan tetap benar pada populasi 50 hingga sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus berkompetisi untuk memperebutkan ruang dan sumber yang jarang dengan banteng liar dan tanaman Arenga[6] yang bisa menyebabkan jumlah badak tetap berada dibawah kapasitas semenanjung.[28] Ujung Kulon dikelola oleh menteri Kehutanan Republik Indonesia.[11] Ditemukan paling sedikit empat bayi badak Jawa pada tahun 2006.[29][30] Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, sukses diabadikan oleh tim WWF pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan badak tersebut dikenali ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar kawasan aliran sungai Citadahan pada tanggal 30 Oktober 2007. Hal ini merupakan kabar gembira karena membuktikan demikianlah keadaanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.[30] Cat TienSedikit anggota R.s. annamiticus yang tersisa hidup di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara, sesudah perang Vietnam, badak Jawa dianggap punah. Taktik digunakan pada pertempuran menyebabkan kerusakan ekosistem daerah: penggunaan Napalm, herbisida dan defolian dari Kaki tangan Oranye, pengeboman udara dan penggunaan ranjau darat. Perang juga membanjiri kawasan dengan senjata. Sesudah perang, jumlah penduduk desa miskin, yang sebelumnya memakai cara seperti lubang perangkap, kini memiliki senjata mematikan yang menyebabkan mereka dijadikan pemburu badak yang efisien. Dugaan kepunahan subspesies mendapat tantangan ketika pada tahun 1988, seorang pemburu menembak betina matang yang menunjukan bahwa spesies ini sukses selamat dari perang. Pada tahun 1989, ilmuwan meneliti hutan Vietnam selatan untuk mencari bukti badak lain yang selamat. Jejak kaki badak segar yang merupakan milik paling sedikit 15 badak ditemukan di sepanjang sungai Dong Nai.[32] Karena badak, kawasan tempat mereka tinggal dijadikan bidang Taman Nasional Cat Tien tahun 1992.[26]Populasi mereka dikhawatirkan berkurang di Vietnam, dengan pelindung dunia memperkirakan bahwa paling sedikit 308 badak yang mungkin tanpa jantan selamat.[29][20][5][33] Di penangkaranTidak terdapat satupun badak Jawa di kebun hewan. Pada tahun 1800-an, paling sedikit empat badak dipamerkan di Adelaide, Kolkata dan London. Paling sedikit 22 badak Jawa telah didokumentasikan telah disimpan di penangkaran, dan mungkin bahwa jumlahnya bertambah luhur karena spesies ini kadang-kadang salah ditafsirkan dengan badak India.[34] Badak Jawa tidak pernah ditangani dengan sama berat di penangkaran: badak tertua yang hidup hanya mencapai usia 20 tahun, sekitar setengah dari usia yang bisa dicapai badak di dunia lepas sama sekali. Badak Jawa terakhir yang benar di penangkaran mati di Kebun Hewan Adelaide, Australia tahun 1907, tempat spesies tersebut sedikit dikenali karena telah ditunjukan sebagai badak India.[18] Dampak dari program panjang dan mahal tahun 1980-an dan 1990-an untuk mengembangbiakan badak Sumatra di kebun hewan gagal, usaha untuk melindungi badak Jawa di kebun hewan tak bisa dipercaya.[4] Usaha persiapan habitat keduaBadak Jawa yang hidup bersama-sama dijadikan satu golongan di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang bisa diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung Krakatau, gempa bumi. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber dampak invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng. Penelitian awal WWF mengidentifikasi habitat yang cocok, lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, sama berat, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.[6] Catatan kaki
Tautan luar
edunitas.com Page 6Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang sedang benar. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini bertambah kecil daripada badak india dan bertambah tidak jauh dalam luhur tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya bertambah sedikit daripada 20 cm, bertambah kecil daripada cula spesies badak lainnya. Badak ini pernah dijadikan salah satu badak di Asia yang paling jumlah menyebar. Meski dinamakan "badak jawa", hewan ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di dunia lepas sama sekali, dan tidak benar di kebun hewan. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.[4] Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di dunia lepas sama sekali lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan persangkaan populasi tidak bertambah dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap.[4] Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan.[5] Tempat yang tersisa hanya berada di dua kawasan yang dilindungi, tetapi badak jawa sedang berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua untuk badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah.[6] Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya makin terdesak.[6] Kawasan yang diidentifikasikan lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah dijadikan habitat badak Jawa.[6] Badak jawa bisa hidup selama 30-45 tahun di dunia lepas sama sekali. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan kawasan daratan banjir luhur. Badak jawa biasanya bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun sebuah golongan kadang-kadang bisa bersama-sama dijadikan satu golongan di tidak jauh kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak matang tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung dunia jarang meneliti hewan itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan demikianlah keadaanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti memakai kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa bertambah sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya. Taksonomi dan penamaanPenelitian pertama badak jawa dimainkan oleh penyelidik dunia dari luar kawasan tersebut pada tahun 1787, ketika dua hewan ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim pada penyelidik dunia Belanda Petrus Camper, yang meninggal tahun 1789 sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies istimewa. Badak Jawa lainnya ditembak di Pulau Sumatra oleh Alfred Duvaucel yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, Georges Cuvier, ilmuwan Perancis yang terkenal. Cuvier menyadari hewan ini sebagai spesies istimewa tahun 1822, dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh Anselme Gaëtan Desmarest sebagai Rhinoceros sondaicus. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.[7] Desmarest pada awalnya mengidentifikasi badak ini bersumber dari Jawa, tetapi nantinya mengubahnya dan menyebut spesimennya bersumber dari pulau Jawa.[2] Nama genusnya Rhinoceros, yang didalamnya juga terdapat badak India, bersumber dari bahasa Yunani: rhino artiannya hidung, dan ceros artiannya tanduk; sondaicus bersumber dari kata Sunda, kawasan yang meliputi pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan kepulauan kecil disekitarnya. Badak Jawa juga dinamakan badak bercula-satu kecil (sebagai perbedaan dengan badak bercula-satu luhur, nama lain badak India). Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang sedang benar, sementara satu subspesies telah punah:
EvolusiBadak India mengadakan komunikasi tidak jauh dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak. Leluhur badak pertama kali terbagi dari Perissodactyl lainnya pada masa Eosen awal. Perbandingan DNA mitokondria memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari leluhur Equidae sekitar 50 juta tahun yang lalu.[14] Famili yang sedang benar, Rhinocerotidae, pertama kali muncul pada Eosen penghabisan di Eurasia, dan leluhur spesies badak modern terbagi dari Asia pada awal Miosen.[15] Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman fosil di Asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Persangkaan molekul memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi bertambah awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.[16][14] Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan India dipercaya tidak mengadakan komunikasi tidak jauh dengan spesies badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin mengadakan komunikasi tidak jauh dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah. Analisis klad Rhinocerotidae meletakkan Rhinoceros dan Punjabitherium yang telah punah pada klad dengan Dicerorhinus, badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa badak Sumatra bertambah mengadakan komunikasi tidak jauh dengan dua spesies badak di Afrika.[17] Badak Sumatra bisa terbagi dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.[15][4] DeskripsiBadak jawa bertambah kecil daripada sepupunya, badak india, dan memiliki luhur tubuh yang tidak jauh dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) bisa bertambah dari 3,1–3,2 m dan mencapai tinggi 1,4–1,7 m. Badak matang dilaporkan memiliki berat selang 900 dan 2.300 kilogram. Penelitian untuk mengumpulkan pengukuran akurat badak Jawa tidak pernah dimainkan dan bukan prioritas.[4] Tidak terdapat perbedaan luhur selang jenis kelamin, tetapi badak Jawa betina ukuran tubuhnya bisa bertambah luhur. Badak di Vietnam bertambah kecil daripada di Jawa berdasarkan penelitian bukti menempuh foto dan pengukuran jejak kaki mereka..[18] Seperti sepupunya di India, badak jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula). Culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya bertambah sedikit dari 20 cm dengan yang terpanjang sepanjang 27 cm. Badak jawa jarang memakai culanya untuk bertarung, tetapi memakainya untuk memindahkan lumpur di kubangan, untuk menarik tanaman supaya bisa dimakan, dan membuka jalan menempuh vegetasi tebal. Badak Jawa memiliki bibir panjang, atas dan tinggi yang membantunya mengambil konsumsi. Gigi serinya panjang dan tajam; ketika badak jawa berperang, mereka memakai gigi ini. Di balik gigi seri, enam gigi geraham panjang digunakan untuk mengunyah tanaman kasar. Seperti semua badak, badak jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang sama berat tetapi memiliki pandangan mata yang buruk. Mereka diperkirakan hidup selama 30 hingga 45 tahun.[18] Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak, punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki perisai. Pembungkus leher badak Jawa bertambah kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak jawa dipelajari menempuh sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang ditemui, diamati atau diukur secara langsung.[19] Penyebaran dan habitatPersangkaan yang paling optimistis memperkirakan bahwa bertambah sedikit dari 100 badak Jawa sedang benar di dunia lepas sama sekali. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun sedang terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung dunia mengasumsikan mereka memiliki risiko yang bertambah luhur. Badak Jawa dikenali sedang hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.[9][20] Hewan ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi selang badak Sumatra dan India di tempat tersebut[13]) ke arah timur hingga Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung Malaya, serta pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[21] Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang jumlah dengan sungai, dataran banjir luhur atau kawasan basah dengan jumlah kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak jawa menyukai kawasan rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang bertambah tinggi (diatas 2.000 m), yang disebabkan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.[11] Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini bertambah luas ke Tongkok, tetapi mulai bangkit ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di kawasan itu.[22] Badak ini mulai punah di India pada dekade awal masa zaman ke-20.[13] Badak Jawa diburu hingga kepunahan di semenanjung Malaysia tahun 1932.[23] Pada penghabisan perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada kawasan tersebut gagal menemukan bukti.[24] Populasi badak Jawa juga mungkin benar di pulau Kalimantan, walaupun spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang sedang hidup disana.[21] SifatBadak jawa adalah hewan tenang dengan pengecualian ketika mereka dijadikan bertambah sempurna biak dan apabila seekor inang mengasuh anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam golongan kecil di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit. Badak jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan bertambah suka memakai kubangan hewan lainnya atau lubang yang muncul secara alami, yang akan memakai culanya untuk memperbesar. Tempat mencari mineral juga sangat penting karena nutrisi untuk badak diterima dari garam. Wilayahi jantan bertambah luhur dibandingkan betina dengan luhur wilayah jantan 12–20 km² dan wilayah betina yang diperkirakan 3–14 km². Wilayah jantan bertambah luhur daripada wilayah wanita. Tidak dikenali apakah terdapat pertempuran teritorial.[25] Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang diciptakan oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota spesies badak lainnya memiliki norma budaya khas membuang cairan luhur pada tumpukan kotoran badak luhur dan lalu menggoreskan kaki baliknya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika buang cairan luhur di tumpukan, tidak memperagakan goresan. Adaptasi sifat ini dikenali secara ekologi; di hutan hujan Jawa dan Sumatera, cara ini mungkin tidak berfaedah untuk menyebar bau.[25] Badak jawa memiliki bertambah sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak jawa yang dikenali. Badak Jawa matang tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini, terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat sehingga sulit untuk meneliti badak.[5] Ketika manusia terlalu tidak jauh dengan badak jawa, badak itu akan dijadikan sifat menyerang dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah sementara menikam keatas dengan kepalanya.[25] Sifat anti-sosialnya mungkin merupakan adaptasi tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah bertambah berkumpul menjadi kelompok.[9] KonsumsiBadak jawa adalah hewan herbivora dan makan berbagai jenis spesies tanaman, terutama tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang jatuh. Biasanya tumbuhan disukai oleh spesies ini tumbuh di kawasan yang terkena sinar matahari: pada pembukaan hutan, semak-semak dan tipe vegetasi lainnya tanpa pohon luhur. Badak menjatuhkan pohon muda untuk mencapai konsumsinya dan mengambilnya dengan bibir atasnya yang bisa memegang. Badak Jawa adalah pemakan yang paling bisa beradaptasi dari semua spesies badak. Badak diperkirakan makan 50 kg konsumsi per hari. Seperti badak Sumatra, spesies badak ini memerlukan garam untuk konsumsinya. Tempat mencari mineral umum tidak benar di Ujung Kulon, tetapi badak Jawa terlihat minum cairan laut untuk nutrisi sama yang diperlukan.[18] ReproduksiSifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati secara langsung dan tidak benar kebun hewan yang memiliki spesimennya. Betina mencapai kedewasaan seksual pada usia 3-4 tahun sementara kedewasaan seksual jantan pada umur 6. Kemungkinan untuk hamil diperkirakan muncul pada periode 16-19 bulan. Interval kelahiran spesies ini 4–5 tahun dan anaknya membuat mandek pada waktu sekitar 2 tahun. Empat spesies badak lainnya memiliki sifat pasangan yang mirip.[25] KonservasiLukisan tahun 1861 menggambarkan perburuan badak Jawa. Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, persoalan yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak dijadikan komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya bisa digunakan sebagai penangkal racun untuk mampu ular.[26] Karena tempat hidup badak mencakupi jumlah kawasan kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak membunuh hewan ini yang bisa dijual dengan harga tinggi.[22] Ketika Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora pertama kali diberlakukan tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan internasional produk badak Jawa dianggap ilegal.[27] Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula badak Afrika.[4] Hilangnya habitat dampak pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan persoalan perkembangbiakan. Pakar genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.[20] Ujung KulonSemenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan gunung Krakatau tahun 1883. Badak Jawa mengkolonisasi kembali semenanjung itu sesudah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali pada jumlah yang luhur, sehingga membuat sebuah tempat berlindung.[20] Pada tahun 1931, karena badak Jawa berada di tepi kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia-Belanda menyatakan bahwa badak merupakan spesies yang dilindungi, dan sedang tetap dilindungi hingga sekarang.[11] Pada tahun 1967 ketika sensus badak dimainkan di Ujung Kulon, hanya 25 badak yang benar. Pada tahun 1980, populasi badak bertambah, dan tetap benar pada populasi 50 hingga sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus berkompetisi untuk memperebutkan ruang dan sumber yang jarang dengan banteng liar dan tanaman Arenga[6] yang bisa menyebabkan jumlah badak tetap berada dibawah kapasitas semenanjung.[28] Ujung Kulon dikelola oleh menteri Kehutanan Republik Indonesia.[11] Ditemukan paling sedikit empat bayi badak Jawa pada tahun 2006.[29][30] Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, sukses diabadikan oleh tim WWF pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan badak tersebut dikenali ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar kawasan aliran sungai Citadahan pada tanggal 30 Oktober 2007. Hal ini merupakan kabar gembira karena membuktikan demikianlah keadaanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.[30] Cat TienSedikit anggota R.s. annamiticus yang tersisa hidup di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara, sesudah perang Vietnam, badak Jawa dianggap punah. Taktik digunakan pada pertempuran menyebabkan kerusakan ekosistem daerah: penggunaan Napalm, herbisida dan defolian dari Kaki tangan Oranye, pengeboman udara dan penggunaan ranjau darat. Perang juga membanjiri kawasan dengan senjata. Sesudah perang, jumlah penduduk desa miskin, yang sebelumnya memakai cara seperti lubang perangkap, kini memiliki senjata mematikan yang menyebabkan mereka dijadikan pemburu badak yang efisien. Dugaan kepunahan subspesies mendapat tantangan ketika pada tahun 1988, seorang pemburu menembak betina matang yang menunjukan bahwa spesies ini sukses selamat dari perang. Pada tahun 1989, ilmuwan meneliti hutan Vietnam selatan untuk mencari bukti badak lain yang selamat. Jejak kaki badak segar yang merupakan milik paling sedikit 15 badak ditemukan di sepanjang sungai Dong Nai.[32] Karena badak, kawasan tempat mereka tinggal dijadikan bidang Taman Nasional Cat Tien tahun 1992.[26]Populasi mereka dikhawatirkan berkurang di Vietnam, dengan pelindung dunia memperkirakan bahwa paling sedikit 308 badak yang mungkin tanpa jantan selamat.[29][20][5][33] Di penangkaranTidak terdapat satupun badak Jawa di kebun hewan. Pada tahun 1800-an, paling sedikit empat badak dipamerkan di Adelaide, Kolkata dan London. Paling sedikit 22 badak Jawa telah didokumentasikan telah disimpan di penangkaran, dan mungkin bahwa jumlahnya bertambah luhur karena spesies ini kadang-kadang salah ditafsirkan dengan badak India.[34] Badak Jawa tidak pernah ditangani dengan sama berat di penangkaran: badak tertua yang hidup hanya mencapai usia 20 tahun, sekitar setengah dari usia yang bisa dicapai badak di dunia lepas sama sekali. Badak Jawa terakhir yang benar di penangkaran mati di Kebun Hewan Adelaide, Australia tahun 1907, tempat spesies tersebut sedikit dikenali karena telah ditunjukan sebagai badak India.[18] Dampak dari program panjang dan mahal tahun 1980-an dan 1990-an untuk mengembangbiakan badak Sumatra di kebun hewan gagal, usaha untuk melindungi badak Jawa di kebun hewan tak bisa dipercaya.[4] Usaha persiapan habitat keduaBadak Jawa yang hidup bersama-sama dijadikan satu golongan di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang bisa diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung Krakatau, gempa bumi. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber dampak invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng. Penelitian awal WWF mengidentifikasi habitat yang cocok, lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, sama berat, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.[6] Catatan kaki
Tautan luar
edunitas.com Page 7Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang sedang benar. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini bertambah kecil daripada badak india dan bertambah tidak jauh dalam luhur tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya bertambah sedikit daripada 20 cm, bertambah kecil daripada cula spesies badak lainnya. Badak ini pernah dijadikan salah satu badak di Asia yang paling jumlah menyebar. Meski dinamakan "badak jawa", hewan ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di semua Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di dunia lepas sama sekali, dan tidak benar di kebun hewan. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.[4] Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di dunia lepas sama sekali lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan persangkaan populasi tidak bertambah dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap.[4] Berkurangnya populasi badak ini juga dikarenakan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan.[5] Tempat yang tersisa hanya berada di dua kawasan yang dilindungi, tetapi badak jawa sedang berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua untuk badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah.[6] Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya makin terdesak.[6] Kawasan yang diidentifikasikan lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah dijadikan habitat badak Jawa.[6] Badak jawa bisa hidup selama 30-45 tahun di dunia lepas sama sekali. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan kawasan daratan banjir luhur. Badak jawa biasanya bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun sebuah golongan kadang-kadang bisa bersama-sama dijadikan satu golongan di tidak jauh kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak matang tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung dunia jarang meneliti hewan itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan demikianlah keadaanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti memakai kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa bertambah sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya. Taksonomi dan penamaanPenelitian pertama badak jawa diterapkan oleh penyelidik dunia dari luar kawasan tersebut pada tahun 1787, ketika dua hewan ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim pada penyelidik dunia Belanda Petrus Camper, yang meninggal tahun 1789 sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies istimewa. Badak Jawa lainnya ditembak di Pulau Sumatra oleh Alfred Duvaucel yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, Georges Cuvier, ilmuwan Perancis yang terkenal. Cuvier menyadari hewan ini sebagai spesies istimewa tahun 1822, dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh Anselme Gaëtan Desmarest sebagai Rhinoceros sondaicus. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.[7] Desmarest pada awal mulanya mengidentifikasi badak ini berasal dari Jawa, tetapi nantinya mengubahnya dan menyebut spesimennya berasal dari pulau Jawa.[2] Nama genusnya Rhinoceros, yang didalamnya juga terdapat badak India, berasal dari bahasa Yunani: rhino artiannya hidung, dan ceros artiannya tanduk; sondaicus berasal dari kata Sunda, kawasan yang meliputi pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan kepulauan kecil disekitarnya. Badak Jawa juga dinamakan badak bercula-satu kecil (sebagai perbedaan dengan badak bercula-satu luhur, nama lain badak India). Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang sedang benar, sementara satu subspesies telah punah:
EvolusiBadak India mengadakan komunikasi tidak jauh dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak. Leluhur badak pertama kali terbagi dari Perissodactyl lainnya pada masa Eosen awal. Perbandingan DNA mitokondria memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari leluhur Equidae sekitar 50 juta tahun yang lalu.[14] Famili yang sedang benar, Rhinocerotidae, pertama kali muncul pada Eosen penghabisan di Eurasia, dan leluhur spesies badak modern terbagi dari Asia pada awal Miosen.[15] Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman fosil di Asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Persangkaan molekul memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi bertambah awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.[16][14] Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan India dipercaya tidak mengadakan komunikasi tidak jauh dengan spesies badak lainnya. Penelitian tidak sama telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin mengadakan komunikasi tidak jauh dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah. Analisis klad Rhinocerotidae meletakkan Rhinoceros dan Punjabitherium yang telah punah pada klad dengan Dicerorhinus, badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa badak Sumatra bertambah mengadakan komunikasi tidak jauh dengan dua spesies badak di Afrika.[17] Badak Sumatra bisa terbagi dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.[15][4] DeskripsiBadak jawa bertambah kecil daripada sepupunya, badak india, dan memiliki luhur tubuh yang tidak jauh dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) bisa bertambah dari 3,1–3,2 m dan mencapai tinggi 1,4–1,7 m. Badak matang dilaporkan memiliki berat selang 900 dan 2.300 kilogram. Penelitian untuk mengumpulkan pengukuran akurat badak Jawa tidak pernah diterapkan dan bukan prioritas.[4] Tidak terdapat perbedaan luhur selang jenis kelamin, tetapi badak Jawa betina ukuran tubuhnya bisa bertambah luhur. Badak di Vietnam bertambah kecil daripada di Jawa berdasarkan penelitian bukti menempuh foto dan pengukuran jejak kaki mereka..[18] Seperti sepupunya di India, badak jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula). Culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya bertambah sedikit dari 20 cm dengan yang terpanjang sepanjang 27 cm. Badak jawa jarang memakai culanya untuk bertarung, tetapi memakainya untuk memindahkan lumpur di kubangan, untuk menarik tanaman supaya bisa dimakan, dan membuka jalan menempuh vegetasi tebal. Badak Jawa memiliki bibir panjang, atas dan tinggi yang membantunya mengambil konsumsi. Gigi serinya panjang dan tajam; ketika badak jawa berperang, mereka memakai gigi ini. Di balik gigi seri, enam gigi geraham panjang digunakan untuk mengunyah tanaman kasar. Seperti semua badak, badak jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang sama berat tetapi memiliki pandangan mata yang buruk. Mereka diperkirakan hidup selama 30 hingga 45 tahun.[18] Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak, punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki perisai. Pembungkus leher badak Jawa bertambah kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak jawa dipelajari menempuh sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang ditemui, diamati atau diukur secara langsung.[19] Penyebaran dan habitatPersangkaan yang paling optimistis memperkirakan bahwa bertambah sedikit dari 100 badak Jawa sedang benar di dunia lepas sama sekali. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun sedang terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung dunia mengasumsikan mereka memiliki risiko yang bertambah luhur. Badak Jawa dikenali sedang hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.[9][20] Hewan ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi selang badak Sumatra dan India di tempat tersebut[13]) ke arah timur hingga Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung Malaya, serta pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[21] Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang jumlah dengan sungai, dataran banjir luhur atau kawasan basah dengan jumlah kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak jawa menyukai kawasan rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang bertambah tinggi (diatas 2.000 m), yang dikarenakan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.[11] Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini bertambah luas ke Tongkok, tetapi mulai bangkit ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di kawasan itu.[22] Badak ini mulai punah di India pada dekade awal masa zaman ke-20.[13] Badak Jawa diburu hingga kepunahan di semenanjung Malaysia tahun 1932.[23] Pada penghabisan perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada kawasan tersebut gagal menemukan bukti.[24] Populasi badak Jawa juga mungkin benar di pulau Kalimantan, walaupun spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang sedang hidup disana.[21] SifatBadak jawa adalah hewan tenang dengan pengecualian ketika mereka dijadikan bertambah sempurna biak dan apabila seekor inang mengasuh anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam golongan kecil di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit. Badak jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan bertambah suka memakai kubangan hewan lainnya atau lubang yang muncul secara alami, yang akan memakai culanya untuk memperbesar. Tempat mencari mineral juga sangat penting karena nutrisi untuk badak diterima dari garam. Wilayahi jantan bertambah luhur dibandingkan betina dengan luhur wilayah jantan 12–20 km² dan wilayah betina yang diperkirakan 3–14 km². Wilayah jantan bertambah luhur daripada wilayah wanita. Tidak dikenali apakah terdapat pertempuran teritorial.[25] Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang diciptakan oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota spesies badak lainnya memiliki norma budaya khas membuang cairan luhur pada tumpukan kotoran badak luhur dan lalu menggoreskan kaki baliknya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika buang cairan luhur di tumpukan, tidak memperagakan goresan. Adaptasi sifat ini dikenali secara ekologi; di hutan hujan Jawa dan Sumatera, cara ini mungkin tidak berfaedah untuk menyebar bau.[25] Badak jawa memiliki bertambah sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak jawa yang dikenali. Badak Jawa matang tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini, terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat sehingga sulit untuk meneliti badak.[5] Ketika manusia terlalu tidak jauh dengan badak jawa, badak itu akan dijadikan sifat menyerang dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah sementara menikam keatas dengan kepalanya.[25] Sifat anti-sosialnya mungkin merupakan adaptasi tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah bertambah berkumpul menjadi kelompok.[9] KonsumsiBadak jawa adalah hewan herbivora dan makan berbagai jenis spesies tanaman, terutama tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang jatuh. Biasanya tumbuhan disukai oleh spesies ini tumbuh di kawasan yang terkena sinar matahari: pada pembukaan hutan, semak-semak dan tipe vegetasi lainnya tanpa pohon luhur. Badak menjatuhkan pohon muda untuk mencapai konsumsinya dan mengambilnya dengan bibir atasnya yang bisa memegang. Badak Jawa adalah pemakan yang paling bisa beradaptasi dari semua spesies badak. Badak diperkirakan makan 50 kg konsumsi per hari. Seperti badak Sumatra, spesies badak ini memerlukan garam untuk konsumsinya. Tempat mencari mineral umum tidak benar di Ujung Kulon, tetapi badak Jawa terlihat minum cairan laut untuk nutrisi sama yang diperlukan.[18] ReproduksiSifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati secara langsung dan tidak benar kebun hewan yang memiliki spesimennya. Betina mencapai kedewasaan seksual pada usia 3-4 tahun sementara kedewasaan seksual jantan pada umur 6. Kemungkinan untuk hamil diperkirakan muncul pada periode 16-19 bulan. Interval kelahiran spesies ini 4–5 tahun dan anaknya membuat mandek pada waktu sekitar 2 tahun. Empat spesies badak lainnya memiliki sifat pasangan yang mirip.[25] KonservasiLukisan tahun 1861 menggambarkan perburuan badak Jawa. Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, persoalan yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak dijadikan komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya bisa digunakan sebagai penangkal racun untuk mampu ular.[26] Karena tempat hidup badak mencakupi jumlah kawasan kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak membunuh hewan ini yang bisa dijual dengan harga tinggi.[22] Ketika Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora pertama kali diberlakukan tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan internasional produk badak Jawa dianggap ilegal.[27] Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula badak Afrika.[4] Hilangnya habitat belakang suatu peristiwa pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan persoalan perkembangbiakan. Pakar genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.[20] Ujung KulonSemenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan gunung Krakatau tahun 1883. Badak Jawa mengkolonisasi kembali semenanjung itu sesudah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali pada jumlah yang luhur, sehingga membuat sebuah tempat berlindung.[20] Pada tahun 1931, karena badak Jawa berada di tepi kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia-Belanda menyatakan bahwa badak merupakan spesies yang dilindungi, dan sedang tetap dilindungi hingga sekarang.[11] Pada tahun 1967 ketika sensus badak diterapkan di Ujung Kulon, hanya 25 badak yang benar. Pada tahun 1980, populasi badak bertambah, dan tetap benar pada populasi 50 hingga sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus berkompetisi untuk memperebutkan ruang dan sumber yang jarang dengan banteng liar dan tanaman Arenga[6] yang bisa menyebabkan jumlah badak tetap berada dibawah kapasitas semenanjung.[28] Ujung Kulon dikelola oleh menteri Kehutanan Republik Indonesia.[11] Ditemukan paling sedikit empat bayi badak Jawa pada tahun 2006.[29][30] Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, sukses diabadikan oleh tim WWF pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan badak tersebut dikenali ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar kawasan aliran sungai Citadahan pada tanggal 30 Oktober 2007. Hal ini merupakan kabar gembira karena membuktikan demikianlah keadaanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.[30]
Cat TienSedikit anggota R.s. annamiticus yang tersisa hidup di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara, sesudah perang Vietnam, badak Jawa dianggap punah. Taktik digunakan pada pertempuran menyebabkan kerusakan ekosistem daerah: penggunaan Napalm, herbisida dan defolian dari Kaki tangan Oranye, pengeboman udara dan penggunaan ranjau darat. Perang juga membanjiri kawasan dengan senjata. Sesudah perang, jumlah penduduk desa miskin, yang sebelumnya memakai cara seperti lubang perangkap, kini memiliki senjata mematikan yang menyebabkan mereka dijadikan pemburu badak yang efisien. Dugaan kepunahan subspesies mendapat tantangan ketika pada tahun 1988, seorang pemburu menembak betina matang yang menunjukan bahwa spesies ini sukses selamat dari perang. Pada tahun 1989, ilmuwan meneliti hutan Vietnam selatan untuk mencari bukti badak lain yang selamat. Jejak kaki badak segar yang merupakan milik paling sedikit 15 badak ditemukan di sepanjang sungai Dong Nai.[32] Karena badak, kawasan tempat mereka tinggal dijadikan anggota Taman Nasional Cat Tien tahun 1992.[26]Populasi mereka dikhawatirkan berkurang di Vietnam, dengan pelindung dunia memperkirakan bahwa paling sedikit 308 badak yang mungkin tanpa jantan selamat.[29][20][5][33] Di penangkaranTidak terdapat satupun badak Jawa di kebun hewan. Pada tahun 1800-an, paling sedikit empat badak dipamerkan di Adelaide, Kolkata dan London. Paling sedikit 22 badak Jawa telah didokumentasikan telah disimpan di penangkaran, dan mungkin bahwa jumlahnya bertambah luhur karena spesies ini kadang-kadang salah ditafsirkan dengan badak India.[34] Badak Jawa tidak pernah ditangani dengan sama berat di penangkaran: badak tertua yang hidup hanya mencapai usia 20 tahun, sekitar setengah dari usia yang bisa dicapai badak di dunia lepas sama sekali. Badak Jawa terakhir yang benar di penangkaran mati di Kebun Hewan Adelaide, Australia tahun 1907, tempat spesies tersebut sedikit dikenali karena telah ditunjukan sebagai badak India.[18] Belakang suatu peristiwa dari program panjang dan mahal tahun 1980-an dan 1990-an untuk mengembangbiakan badak Sumatra di kebun hewan gagal, usaha untuk melindungi badak Jawa di kebun hewan tak bisa dipercaya.[4] Usaha persiapan habitat keduaBadak Jawa yang hidup bersama-sama dijadikan satu golongan di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang bisa diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana dunia seperti tsunami, letusan gunung Krakatau, gempa bumi. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber belakang suatu peristiwa invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng. Penelitian awal WWF mengidentifikasi habitat yang cocok, lepas sama sekali dari bahaya dan relatif tidak jauh adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat, yang dulu juga merupakan habitat badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, sama berat, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.[6] Footnote
Tautan luar
edunitas.com Page 8Tags (tagged): daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia Page 9Tags (tagged): daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia Page 10
Some Countries PortalOther Portal
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam | Yemen | Jordan Countries in South America Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaState and Territory in North America United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands | British Virgin Islands | Montserrat North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis and Futuna List Portal Page 11
Some Countries PortalOther Portal
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam | Yemen | Jordan Countries in South America Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaState and Territory in North America United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands | British Virgin Islands | Montserrat North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis and Futuna List Portal Page 12Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 13Tags (tagged): the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian Page 14Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, indonesia, sumatera, jabodetabek, kalimantan, wayang, maluku, utara, papua, barat, negara, peru, suriname, uruguay, venezuela, wilayah, lesotho, namibia, swaziland, territorial, islam, jawa, jepang, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia Page 15Tags (tagged): daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, utama, agama, astronomi, bahasa, biografi, biologi, budaya, bengkulu, jambi, kepulauan, bangka, belitung, riau, kong, india, indonesia, iran, iraq, israel, jepang, kamboja, tunisia, afrika, barat, benin, burkina, faso, gambia, ghana, asia, ateisme, atheis, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, ensiklopedia Page 16Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik (Artikel) 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 17Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik (Artikel) 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 18Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik (Artikel) A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 19Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik (Artikel) A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 20Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik (Artikel) B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 21Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik (Artikel) B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 22Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik (Artikel) C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 23Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik (Artikel) C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 24Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur, Judul Topik (Artikel) H, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) H, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 25Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur, Judul Topik (Artikel) H, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) H, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id Page 26Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub, Judul Topik (Artikel) I, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik (Artikel) I, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id |