Bayi baru lahir jarang menangis apakah wajar?

Bayi dan tangisan, keduanya seakan tak bisa dipisahkan. Wajar saja, mengingat menangis merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dengan Moms, Dads, dan orang lain di sekitarnya.

Saat lapar, bayi akan menangis. Begitu pula ketika Si Kecil ingin digendong, ingin popoknya diganti, atau sekadar ingin berada dalam dekapan Moms. Menangis merupakan cara bayi untuk menunjukkan bahwa ia tengah kepanasan, kedinginan, atau merasakan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman.

Lantas, bagaimana jika bayi jarang menangis? Apakah hal ini menjadi pertanda adanya masalah pada Si Kecil? Faktanya, pola tangisan bayi sangat bervariasi antara satu bayi dengan bayi lainnya. Tidak mudah untuk mendefinisikan waktu normal tangisan bayi per harinya.

Namun, ada penelitian yang mengkaji tentang frekuensi tangisan bayi. Penelitian ini melibatkan hampir 9.000 bayi dari seluruh belahan dunia. Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa rata-rata bayi yang baru lahir akan menangis sekitar 2 jam per hari. Cukup jarang ditemukan bayi yang menangis lebih dari 2 jam per hari.

Kesimpulan lain yang ditarik dari penelitian ini adalah Moms perlu memberikan perhatian lebih jika bayi menangis lebih dari 3,5 jam per hari. Sebab frekuensi itu dianggap sebagai frekuensi menangis yang berlebihan.

Di sisi lain, bayi bisa saja menangis kurang dari 2 jam dalam sehari. Penyebabnya bisa beraneka ragam, mulai dari hal-hal normal hingga adanya indikasi masalah kesehatan, seperti dijelaskan berikut ini.

1. Faktor usia

Bayi yang berusia masih sangat muda cenderung lebih jarang menangis. Pada 2 minggu pertama kehidupannya, bayi akan lebih banyak tidur sehingga ia lebih jarang menangis. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi akan bertambah jam bangunnya dan lebih sadar dengan kondisi diri maupun sekitarnya. Pada saat itu, bayi akan lebih sering menangis.

2. Dalam keadaan kenyang

Salah satu alasan bayi menangis adalah karena ia lapar. Apabila Si Kecil diasuh secara baik dan diberi susu atau makan secara teratur, maka ia akan terbebas dari rasa kurang nyaman akibat haus maupun lapar. Wajar jika bayi jarang menangis apabila ia langsung disusui atau diberi makan mendekati jam laparnya.

3. Popok rutin diganti

Popok yang basah akan membuat Si Kecil merasa tak nyaman sehingga ia pun menangis. Apabila Moms langsung mengganti popoknya saat mulai terlihat penuh atau sudah kotor, bayi pun cenderung jarang menangis.

4. Mengenakan pakaian yang nyaman

Masing-masing bayi memiliki preferensi sendiri mengenai pakaian yang dirasakan nyaman dikenakan. Ketika bayi tidak menyukai baju atau aksesori (topi, bando, atau pita) yang dipakaikan kepadanya, ia cenderung akan lebih rewel. Tapi jika Si Kecil merasa nyaman, tangisannya pun akan berkurang.

5. Suhu lingkungan yang sesuai

Bayi mudah menangis ketika kedinginan atau justru kepanasan. Karena itu, penting bagi Moms untuk menjaga suhu lingkungan agar sesuai dengan preferensi Si Kecil.

6. Adanya penyakit

Selain kondisi yang membuat bayi merasa nyaman, ada beberapa masalah kesehatan yang mungkin membuat Si Kecil jarang menangis, antara lain:

1. Hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah menyebabkan bayi tampak lemah dan jarang menangis.

2. Dehidrasi berat. Bayi akan menangis ketika merasa haus. Namun, ia akan terlihat lemah dan jarang menangis ketika mengalami dehidrasi berat.

3. Kondisi infeksi berat. Saat terjangkit infeksi parah, bayi lama-kelamaan akan jarang menangis. Bukan tak mungkin, kesadaran bayi akan menurun apabila infeksi tidak segera ditangani. Tanda-tanda bayi mengalami infeksi berat meliputi demam tinggi, tidak nafsu makan atau menyusu, dan muncul gejala sesuai organ yang terinfeksi, seperti batuk, pilek, atau diare.

4. Gangguan sistem saraf. Kondisi seperti perdarahan otak maupun infeksi otak bisa menyebabkan bayi jadi kurang aktif dan jarang menangis. Gangguan sistem saraf juga bisa menimbulkan gejala seperti demam tinggi dan kejang.

Jadi, wajar jika bayi jarang menangis apabila ia merasa nyaman. Namun, Anda perlu waspada apabila Si Kecil terlihat lemas, apalagi disertai demam dan gejala sakit lainnya, Moms. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)

Tangisan bayi adalah hal yang paling ditunggu-tunggu ketika proses persalinan. Ya, pada umumnya bayi akan menangis segera setelah dilahirkan yang menandakan bahwa si kecil telah lahir dengan selamat. Dalam dunia medis, ini menjadi pertanda bahwa organ paru-paru bayi berfungsi dengan baik. Namun, ada beberapa bayi yang justru tidak menangis atau terlambat menangis saat lahir sehingga memerlukan penanganan medis lebih lanjut.

Lantas, apa saja penyebab bayi tidak menangis saat lahir? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Kenapa bayi harus menangis saat dilahirkan?

Bayi baru lahir jarang menangis apakah wajar?

Bayi normal umumnya akan menangis dalam 30 detik sampai 1 menit pertama kelahirannya.

Saat lahir, bayi akan segera beradaptasi dengan dunia luar dan menghirup udara untuk pertama kalinya. Proses inilah yang memicu respons bayi dengan mengeluarkan suara tangisan.

Saat masih di dalam rahim, bayi mendapatkan oksigen melalui plasenta. Ini karena paru-paru dan organ lainnya masih mengalami perkembangan sampai tahap sempurna hingga bayi lahir.

Selain itu, paru-paru bayi berisi cairan amnion (cairan ketuban) yang melindungi bayi selama di kandungan.

Cairan ketuban terkadang masih tersisa di paru-paru bayi saat tiba waktu kelahiran. Kondisi ini berisiko menyumbat sistem pernapasannya.

Pada kondisi tersebut, tangisan bayi dapat membantu membersihkan lendir yang tersisa di paru-paru untuk memudahkan jalan masuk dan keluarnya oksigen.

Bagaimana jika bayi tidak menangis saat lahir?

Pada beberapa kasus, bayi terlahir tanpa menangis. Hal ini bisa menandakan sejumlah kondisi pada bayi.

Menurut penelitian di jurnal Pediatrics, bayi yang lahir tidak menangis bisa terjadi akibat adanya gangguan pada pernapasan bayi.

Hasil penelitian menunjukan, dari jumlah bayi yang diamati, 5,2% bayi yang tidak menangis juga sudah tidak bernapas saat lahir.

Sementara itu, ada juga bayi yang lahir tidak menangis tapi bernapas. Namun, 9,5% bayi dalam kelompok ini tidak bernapas dalam 1 menit setelah dilahirkan, dan 2% tidak bernapas setelah 5 menit.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bayi yang tidak menangis saat lahir lebih rentan mengalami gangguan pernapasan dan perlu penanganan khusus, seperti resusitasi pada bayi.

Berbagai penyebab bayi tidak menangis saat lahir yang perlu diwaspadai

Bayi baru lahir jarang menangis apakah wajar?

Ada sejumlah kondisi yang bisa menjadi penyebab bayi tidak menangis saat lahir. Bila tidak mendapat penanganan yang tepat, kondisi tersebut bisa berakibat fatal bagi janin.

Maka dari itu, penting untuk waspada jika bayi lahir tidak menangis dan segera mencari tahu penyebabnya.

Berikut beberapa penyebab bayi lahir tidak menangis.

1. Asfiksia

Penyebab bayi tidak menangis saat lahir yang paling umum adalah karena terdapat sumbatan pada saluran napas bayi.

Sumbatan tersebut dapat berupa lendir, cairan ketuban, darah, tinja bayi, maupun lidah yang terdorong ke belakang tenggorokan.

Inilah yang menyebabkan bayi menjadi sulit bernapas sehingga tidak bisa memberikan respons dengan menangis.

Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan asfiksia, yaitu saat bayi kekurangan oksigen selama persalinan.

Melansir dari Seattle Children’s, kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.

  • Masalah plasenta.
  • Gangguan pada tali pusat, seperti prolaps tali pusat.
  • Ibu mengalami preeklampsia dan eklampsia.
  • Distosia bahu atau persalinan macet saat mencapai bahu bayi.
  • Anemia pada ibu atau bayi.
  • Infeksi serius pada ibu atau bayi.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) atau tekanan darah rendah (hipotensi) pada ibu.
  • Saluran pernapasan bayi tidak terbentuk sempurna atau tersumbat

Asfiksia pada bayi perlu ditangani sesegera mungkin.

Sebab bila oksigen tidak mencapai otak bayi, maka hal ini akan meningkatkan risiko kecacatan, seperti lumpuh otak (cerebral palsy), autisme, ADHD, kejang, hingga kematian.

Cara yang biasa dilakukan oleh tim medis adalah dengan membersihkan seluruh tubuh bayi, mulai dari wajah, kepala, dan bagian tubuh lainnya.

Selain itu, tim medis menepuk-nepuk atau menggosok perut, punggung, dan dada bayi, atau menekan telapak kaki bayi untuk merangsang pernapasan bayi.

Bila bayi tetap tidak menangis, dokter akan mengisap cairan dari mulut dan hidung bayi menggunakan pipa isap kecil untuk membersihkan sumbatan dan memastikan kedua lubang hidungnya terbuka dengan penuh.

2. Lahir prematur

Bayi lahir prematur menjadi salah satu penyebab bayi tidak menangis saat lahir.

Pasalnya, organ paru-paru pada bayi prematur belum berkembang secara sempurna layaknya bayi yang lahir cukup bulan.

Hal ini disebabkan karena surfaktan (zat pelindung paru-paru) tidak berkembang secara sempurna. Akibatnya, bayi prematur cencerung mengalami gangguan pernapasan saat lahir.

3. Air ketuban hijau

Normalnya, air ketuban berwarna bening. Pada beberapa kondisi, janin dalam kandungan terkadang meminum air ketuban tanpa disadari.

Hal ini sebenarnya tidak berbahaya jika air ketuban tersebut dalam kondisi normal.

Lain halnya bila air ketuban mengalami perubahan warna menjadi hijau.

Air ketuban bisa berubah warna menjadi hijau karena adanya campuran zat-zat lain di dalamnya, salah satunya bercampur dengan mekonium atau feses pertama bayi di dalam kandungan.

Usus bayi dalam kandungan dapat secara refleks melepaskan mekonium ke dalam cairan ketuban.

Bila air ketuban hijau tersebut diminum oleh bayi, maka ini akan menginfeksi paru-paru bayi dan memicu peradangan.

Akibatnya, bayi mengalami kesulitan bernapas dan kemudian sulit menangis menangis saat lahir.