Show
Seperti yang kita tahu, takdir dari Allah adalah sesuatu yang wajib kita imani. Takdir dapat terjadi dalam bentuk apapun, mulai dari hal kecil dalam kehidupan sehari hari, kesehatan, rezeki, hingga jodoh. Lalu seperti apakah sikap kita terhadap takdir Allah ini? Mari kita pelajari hal tersebut beserta dengan dalil-dalilnya. Semoga dengan pemahaman ini kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sikap Kita Terhadap Takdir Allah Adalah Seperti IniTidak banyak orang yang akan merasa kecewa karena merasa apa yang terjadi di dalam hidupnya tidak sesuai ekspektasi, menganggap hal tersebut bukanlah takdir nya. Ini bisa dibilang adalah salah satu sikap yang salah dalam menyikapi takdir yang diberikan kepada kita manusia. Beberapa sikap yang seharusnya kita miliki untuk menyikapi hal ini adalah sebagai berikut. 1. PercayaAllah memiliki rencana yang terperinci dan terbaik untuk semua hamba-Nya, termasuk manusia. Sikap pertama yang harus kita lakukan adalah percaya terhadap takdir sebagaimana hal ini adalah bagian dari rukun iman. Jika percaya akan rencana Allah maka tidak akan ada rasa khawatir ataupun rasa sedih dalam cara menyikapi berbagai macam hal dalam kehidupan. “Tidaklah seorang hamba itu beriman kepada takdir yang baik dan buruk dari Allah, hingga ia mengetahui bahwa apa yang menimpanya bukan karena kesalahnnya dan kesalahannya itu tidaklah akan menimpanya”. (HR Tirmidzi). Baca Juga: Apa Manfaat Beriman kepada Takdir Allah 2. MembenarkanWajib bagi kita untuk membenarkan bahwa Allah tidak pernah merencanakan sesuatu tanpa memberikan hikmah di dalamnya. Sikapi takdir Allah dengan cara membenarkannya baik itu takdir baik ataupun takdir buruk. 3. Tetap TawakalBerserah diri atas takdir yang diberikan oleh Allah adalah salah satu sikap yang baik untuk dilakukan sambil mendekatkan diri kepada sang pencipta. Hal ini juga biasa disebut dengan tawakal. قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ “Sekali kali tidak akan menimpa apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami, Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang orang yang beriman akan bertawakal”. (QS At Taubah : 51) Kita juga harus tetap berusaha untuk bisa mengubah keadaan dan takdir. Wajib selalu percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik sesuai dengan usaha dari hamba Nya. 4. Jangan Pernah MenyerahBerusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan merupakan salah satu sikap atau cara menyikapi takdir Allah. Putus asa adalah tanda bahwa orang tersebut tidak percaya pada kebesaran Allah. “Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan sekali kali kamu merasa tidak berdaya”. (HR Abu Hurairah). 5. Memohon Pertolongan AllahUntuk menghadapi takdir yang merupakan kuasa dari Allah SWT. maka hal yang bisa kita lakukan adalah memohon pertolongan dari yang Maha Kuasa. Allah pasti tidak akan mengabaikan hamba Nya. مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖ ۙوَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ ۔ “Dan sekali kali tidaklah Rabb mu menganiaya hamba hamba Nya”. (QS Fushshilat : 46). Itulah berbagai macam sikap kita terhadap takdir Allah SWT. Semuanya merupakan rencana dari Nya yang harus kita jalani. Untuk bisa mengubah takdir ini, maka usaha lebih dan juga doa serta amalan baik adalah hal yang harus di perbanyak. Percaya bahwa semua yang kita alami akan ada hikmahnya. Bila Anda membutuhkan taman pemakaman sesuai dengan syariat Islam, maka Taman Pemakaman Islam Al-Azhar Memorial Garden Karawang bisa menjadi pilihan Anda. Kunjungi website kami sekarang juga.
Enam Cara Manjur untuk Menerima Takdir
Takdir apakah yang bisa diubah? Menurut buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2021), pengertian Takdir Muallaq adalah takdir atau ketetapan dari Allah SWT yang dapat diubah oleh umat manusia dengan wujud adanya ikhtiar atau usaha. Artinya, manusia masih diberikan peran dalam mengganti atau merubah terhadap adanya takdir tersebut. Keikhlasan seseorang menerima takdir adalah cerminan dari sifat apa? Qana’ah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidakpuas. Bagaimana sikap menerima takdir Allah?Berprasangka baik dan optimis dalam menjalani hidup. Selalu berusaha tawakkal dalam keadaan apapun. Dengan beriman kepada Qada dan Qadar, seseorang akan memiliki sifat mental yang lebih tawakkal, ridha, optimis, tidak mudah berputus asa serta selalu berpikiran positif. Apakah manusia dapat merubah takdirnya? Dapat,Jika takdir itu takdir muallaq. Apa saja takdir yg tidak bisa diubah? Takdir yang Tidak Bisa Diubah Disebut Takdir Mubram, Begini Penjelasannya
Apa yang dimaksud ikhlas dalam ketentuan Allah?Ikhlas merupakan kesucian hati dalam beribadah atau beramal untuk menuju kepada Allah. Ikhlas adalah suasana kewajiban yang mencerminkan motivasi bathin kearah beribadah kepada Allah dan kearah membersihkan hati dari kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang tidak menuju kepada Allah. Apa yg dimaksud ikhlas terhadap ketentuan Allah? Ikhlas adalah suatu sikap perbuatan yang dilakukan hanya demi dan karena Allah semata tanpa mengharapkan imbalan dan pujian dari orang lain. Ia yakin, Allah SWT telah memilihnya (untuk menerima ujian itu), dan Dia sekali-kali tidak menghendaki keburukan dari ketentuan cobaan bagi makhluk-Nya. Bagaimana sikapmu jika mendapatkan takdir sesuai dengan keinginanmu? Bersyukur dan bersabar, serta tidak berprasangka buruk terhadap takdir yang telah ditentukan. Bagaimanakah sikap kalian jika takdir Allah tidak sesuai dengan apa yang kalian inginkan?Jawaban: menerima dengan lapang dada, sebab Allah SWT. pasti memberikan hal yg terbaik untuk kita walaupun tidak sesuai keinginan, tapi yakinlah bahwa dibalik takdir itu pasti ada hal yg bisa membuat kita menjadi lebih baik.
MEYAKINI takdir Allah Subhanahu wa ta’ala merupakan kewajiban bagi umat Islam. Baik atau buruknya takdir itu tidak bisa dihindari oleh setiap makhluk hidup, khususnya manusia. Ketua Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) Jakarta Timur, Ustadz Asroni Al Paroya, mengatakan, selalu banyak pertanyaan tentang takdir Allah Subhanahu wa ta’ala. Apalagi takdir itu berupa musibah, tiba-tiba kecelakaan atau dirampok. "Namun bagaimana kita menghadapinya ini? Yang menjadi pertanyaan bagi kebanyakan orang, misalnya takdir buruk yang dialami, ketika kita dalam sebuah perjalanan kita mendapatkan musibah dijambret orang, diserempet motor dan sebagainya," ujarnya saat dihubungi Okezone beberapa waktu lalu. Baca juga: Kisah Raja Namrud Mengaku Tuhan, Membakar Nabi Ibrahim dan Mati Diserang Lalat Kebanyakan orang, kata Ustadz Asroni, mereka malah meratapinya, menangisinya dan ada timbul rasa tidak ikhlas karena sesuatu yang buruk telah terjadi. Namun bagi mereka yang beriman, pasti akan ikhlas, sabar dan pasrah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Seperti dalam hadist berikut ini, yakni menerangkan tentang orang-orang yang mau bersabar ketika tertimpa musibah. Dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Shuhaib berkata; Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ Artinya: "Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya." (HR: Muslim). "Kemudian harus meyakini juga bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan memberi beban kepada hambanya kecuali sesuai kemampuannya," kata Asroni. Subhanahu wa ta’ala berfirman: لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ Artinya: "Tidaklah Allah membebani seseorang kecuali sebatas kemampuannya." (QS. al-Baqarah: 286). Ia juga menyampaikan, derajat seorang yang ridha atas kehendak Allah, tertimpa musibah sekalipun. Maka derjatnya lebih tinggi. "Baginya, ketika ditimpa musibah seolah-olah dia tidak merasa mendapat musibah. Derajat ridha atas musibah tentu lebih tinggi tingkatannya dari sikap sabar," pungkas Asroni. (sal) |