Bagaimana proses pembentukan urine pada ginjal brainly?

Merdeka.com - Proses pembentukan urine pada ginjal biasanya akan dipelajari saat duduk di bangku sekolah menengah. Manusia tentu saja mengalami proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme atau ekskresi dalam tubuhnya setiap hari. Salah satunya adalah mengeluarkan urine saat buang air kecil.

Urine sendiri adalah hasil penyaringan darah oleh ginjal dan dikeluarkan oleh tubuh melalui saluran kemih. Bisa dikatakan proses pembentukan urine terjadi di dalam saluran kemih, yakni salah satu bagian dari sistem urinaria. Urine nantinya dikeluarkan untuk membuang sisa-sisa dari metabolisme. Seperti racun dan urea dari dalam tubuh.

Selain itu, limbah dan air berlebih juga akan dikeluarkan melalui saluran urine. Sehingga, apabila terdapat suatu masalah pada proses pembentukan urine, maka hal tersebut mampu terjadi gangguan pada sejumlah organ tubuh pula.

Lantas seperti apa proses pembentukan urine pada ginjal dan keluhan yang sering terjadi? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (9/3), simak ulasan informasinya berikut ini.

2 dari 4 halaman

Sebenarnya, proses pembentukan urine ada tiga proses berupa penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi) dan pengumpulan atau sekresi (augmentasi). Adapun penjelasan dari masing-masing proses pembentukan urine adalah sebagai berikut:

a. Penyaringan (Filtrasi)
Proses pembentukan urine pada ginjal yang pertama yaitu penyaringan atau filtrasi. Tahukah kalian, setiap ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron, tempat pembentukan urine. Sekitar 20 persen dari darah nantinya akan melalui ginjal dan disaring pada waktu tertentu. Proses inilah yang nantinya mampu membantu tubuh mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme.

Tak hanya itu, proses tersebut juga bisa membantu menjaga keseimbangan pH, cairan hingga kadar darah dalam tubuh. Filtrasi terjadi di bagian malphigi yang berupa glomerulus dan kapsul Bowman. Glomelurus ini berfungsi untuk menyaring air, glukosa, garam, urea, asam amino dan limbah lainnya. Hasil penyaringan tersebut kemudian melewati kapsul Bowman hingga akhinya menghasilkan urine primer.

Urine primer mengandung urea di dalamnya yang dihasilkan dari amonia yang terkumpul saat hati memproses asam amino serta disaring oleh glomerulus.

b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Proses pembentukan urine pada ginjal yang kedua adalah penyerapan kembali atau reabsorpsi. Sekitar 43 galon cairan akan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian besar cairan tersebut akan diserap kembali sebelum nantinya dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi sendiri terjadi di tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal serta tubulus pengumpul.

Air, asam amino, glukosa, natrium hingga nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Air bergerak melalui proses osmosis, yakni pergerakan air dari area konsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Dari proses ini akan menghasilkan urine sekunder.

Umumnya, semua glukosa akan diserap kembali. Akan tetapi bagi penderita diabetes, kadar glukosa yang berlebihan akan tetap bertahan di dalam filtrat.

3 dari 4 halaman

Proses pembentukan urine pada ginjal yang ketiga adalah sekresi atau augmentasi. Ini merupakan tahap terakhir dalam proses pembentukan urine pada ginjal. Sekresi atau pembuangan ion hidrogen merupakan bagian dari mekanisme tubuh dalam menjaga keseimbangan pH, asam dan basa tubuh. Pada tahap ini, ion kalsium, ion kalium dan amonia akan dibuang. Hal itu dilakukan agar komposisi kimia darah tetap normal dan seimbang. Proses terjadinya yaitu dengan meningkatkan pembuangan zat kalium dan kalsium saat konsentrasi tinggi. Selain itu juga dengan meningkatkan serta mengurangi sekresi saat tingkatnya rendah.  

Urine yang dihasilkan oleh proses ini lantas mengalir ke bagian tengah ginjal yang bisa disebut pelvis ginjal. Kemudian, urine akan terus mengalir ke ureter dan tersimpan dalam kandung kemih. Dari kandung kemih inilah, urine selanjutnya akan mengalir ke uretra dan dibuang keluar ketika buang air kecil.

(mdk/tan)

Baca juga:
Kades Bringinan Ngamuk Melihat Siswa SD Terlantar 'Guru dan Kepsek Ngawur Mendidik'
Peluk Erat Orangtua, Prajurit TNI Ini Menangis Saat Akan Tugas

4 dari 4 halaman

Melansir dari Alodokter, sebelum mengetahui berbagai keluhan, ada baiknya untuk mengenal organ yang berperan. Berikut beberapa organ yang memiliki peranan penting dalam proses pembentukan urine:

  • Ginjal
  • Ureter
  • Uretra
  • Kandung Kemih

Sejumlah organ yang terlibat pada proses pembentukan urine mampu mengalami masalah atau gangguan. Adapun beberapa keluhan yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

  • Batu ginjal
  • Infeksi saluran kemih (ISK)
  • Nefropati diabetik
  • Gagal ginjal
  • Kanker ginjal

Kalian bisa menjaga kebersihan saluran kemih untuk mencegah mengalami beberapa keluhan tersebut. Selain itu, tidak ada salahnya mulai untuk menjalani gaya hidup sehat. Adapun beberapa tips atau cara menjaga kesehatan dan kebersihan kandung kemih yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Penuhi kebutuhan cairan setiap hari dengan konsumsi setidaknya 8 gelas atau setara 2 liter air putih
  2. Rajin konsumsi makanan bergizi seperti sayur dan buah
  3. Membersihkan vagina dan penis usai buang air kecil hingga bersih
  4. Rajin melakukan senam kegel
  5. Menerapkan seks aman, seperti tidak berganti pasangan dan mengenakan akat pengaman

Completing the CAPTCHA proves you are a human and gives you temporary access to the web property.

If you are on a personal connection, like at home, you can run an anti-virus scan on your device to make sure it is not infected with malware.

If you are at an office or shared network, you can ask the network administrator to run a scan across the network looking for misconfigured or infected devices.

Another way to prevent getting this page in the future is to use Privacy Pass. You may need to download version 2.0 now from the Chrome Web Store.

Proses pembentukan urine terdiri dari tiga proses yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengumpulan) atau sekresi.

  1. Proses filtrasi: proses penyaringan darah dari zat metabolisme pada tubuh. Zat tersebut seperti urea, air dan klorin yang racunnya perlu dikelurkan.
  2. Proses reabsorpsi: urine primer tidak sepenuhnya dibuang dari proses filtrasi, tapi akan diserap kembali zat yang masih dapat bergua bagi tubuh. Hasil dari proses ini mengandung sisa limbah nitrogen, urea dan air yang dimana berupa urine sekunder. 
  3. Proses augmentasi: proses pembentukan urine. Proses ini akan terjadi pengendapat zat yang tidak lagi digunakan oleh tubuh. Hasil dari proses augmentasi ini akan menjadi urine sesungguhnya yang umunya mengandung asam urine, urea, amonia, sisa pembokaran protein, zat yang berlebihan dalam darah seperti obat, vitamin, hormon dan garm mineral. 

Jakarta -

Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut sebagai ekskresi. Salah satu zat yang harus dikeluarkan melalui proses ekskresi adalah urine. Tahukah kamu bagaimana proses pembentukan urine?

Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat-zat sisa yang menjadi sampah. Menurut buku Sistem Ekskresi karya Nur Risnawati Kusuma, zat-zat sisa ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh karena sudah tidak digunakan lagi. Apabila dibiarkan mengendap di dalam tubuh, zat sisa menjadi berbahaya karena meracuni tubuh.

Proses pembentukan urine terjadi di ginjal. Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah. Setelah proses penyaringan tersebut, zat sisa berbentuk urine dikeluarkan, seperti dikutip dari Modul Biologi Kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Proses pembentukan urine terjadi dalam tiga tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan pengumpulan (augmentasi), seperti dijelaskan dalam Seri IPA Biologi oleh Deswaty Furqonita.

Agar lebih memahami proses pembentukan urine, simak penjelasan berikut ini.

Proses Pembentukan Urine

1. Penyaringan darah (filtrasi)

Proses pembentukan urine dimulai dengan tahap filtrasi darah yang masuk ke ginjal melalui pembuluh darah. Tahapan penyaringan terjadi di badan malphigi, bagian nefron ginjal yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Glomerulus berfungsi menyaring zat sisa yang terlarut dalam darah dan membuang cairan serta elektrolit berlebih dari tubuh.

Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat bermolekul kecil seperti air, garam, amonia, urea, ion anorganik, dan glukosa. Zat yang dapat melewat saringan glomerulus disebut sebagai filtrat glomerulus atau urine primer. Kandungan urine primer seperti glukosa dan ion anorganik masih diperlukan tubuh.

2.Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Urine primer lalu masuk tubulus proksimal untuk lanjut ke tahap reabsorbsi kandungan yang masih diperlukan tubuh. Proses penyerapan kembali dilakukan hingga mencapai lengkung Henle.

Hasil tahap reabsorbsi disebut sebagai filtras tubulus atau urine sekunder. Kandungan urine sekunder adalah air, gara, urea, dan pigmen empedu yang akan memberi warna dan bau pada urine.

Urine sekunder lalu masuk ke dalam tubulus kontortus distal untuk menjalani penyerapan lagi zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air. Di tahap ini, terbentuk urine.

3.Pengumpulan (Augmentasi)

Urine sekunder dari tubulus kontortus dital akan turun ke saluran pengumpul atau tubulus kolektivas. Dari saluran ini, urin memasuki pelvis renalis, lalu mengalir ke ureter dan kantung kemih.

Nah, ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil. Jika kantung kemih sudah penuh, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh lewat saluran uretra.


Perlu detikers ingat, jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter. Namun, jumlah urine juga tergantung dari jumlah cairan yang masuk, jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap, dan hormon antidiuretik.

Demikian proses pembentukan urine pada tubuh manusia. Selamat belajar!

Simak Video "Zelenskiy Bantah Tuduhan Rusia tentang Program Senjata Biologi"



(twu/twu)