Bagaimana perspektif fungsional dalam melihat perubahan sosial di masyarakat?

Bagaimana perspektif fungsional dalam melihat perubahan sosial di masyarakat?

Squad, siapa yang sering melihat atau mengalami permasalahan sosial? Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, tentu setiap orang pernah mengalami masalah, baik dalam lingkup antar individu maupun antar kelompok. Nah Squad, jangan sangka permasalahan sosial yang terlihat abstrak dan kompleks di masyarakat saat ini tidak ada dasar ilmiahnya. Meskipun permasalahan sosial antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain berbeda-beda dan dipengaruhi oleh nilai, keyakinan pengalaman hidup dan periode sejarah, ternyata ada tiga teori yang menjelaskan permasalahan sosial di masyarakat. Yuk, kita simak tiga teori permasalahan sosial! Keep scrolling!

Teori Fungsionalis

Teori ini mengemukakan bahwa semua bagian di masyarakat mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat tersebut. Semua bagian masyarakat ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan harmonis. Jika terdapat Satu elemen dari masyarakatnya tidak memfungsikan tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakteraturan di sebuah keadaan sosial. Pada akhirnya ketidakteraturan itu menimbulkan suatu bentuk masalah sosial.

Berdasarkan teori fungsional ini, ada dua pandangan tentang masalah sosial. Kedua pandangan tersebut adalah patologi sosial dan disorganisasi sosial. Dalam patologi sosial, permasalahan sosial diibaratkan sebagai penyakit dalam diri manusia. Penyakit yang timbul tersebut, penyebabnya ialah salah satu bagian tubuh tidak mampu bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.

Bagaimana perspektif fungsional dalam melihat perubahan sosial di masyarakat?
Dalam teori fungsionalis, pelaku kriminal termasuk dalam penyakit sosial yang merusak tatanan fungsi sosial di masyarakat yang stabil.

(sumber: jogja.tribunnews.com)

Penyakit sosial seperti kriminalitas, kekerasan, dan kenakalan remaja tumbuh dalam masyarakat karena peran-peran sosial seperti institusi keluarga, agama, ekonomi dan politik sudah tidak berfungsi maksimal dalam mensosialisasikan nilai dan norma yang baik. Sedangkan menurut pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat, yang kemudian mempengaruhi norma sosial. 

Teori Konflik

Menurut teori ini, masalah sosial muncul dari berbagai macam konflik sosial, yaitu konflik kelas, konflik etnis dan konflik gender. Ada dua perspektif dalam teori konflik, yaitu teori Marxis dan teori Non-Marxis. Teori Marxis terjadi karena adanya ketidaksetaraan dalam kelas sosial. Oleh karena itu, Teori Marxis muncul untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat ketidaksetaraan tersebut. Berbeda dengan Teori Marxis, teori Non-Marxis berfokus pada konflik antarkelompok sosial di masyarakat. Konflik tersebut disebabkan oleh kepentingan yang berbeda antara satu kelompok dengan yang lain. 

Teori Interaksi Simbolis

Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu. Ada dua paham dalam teori ini yang mengkaji tentang masalah sosial. Teori pertama adalah teori pelabelan (labelling theory). Menurut teori pelabelan, sebuah kondisi sosial di dalam masyarakat dikatakan bermasalah karena kondisi tersebut sudah dianggap sebagai suatu masalah.

Baca Juga: Teori Konflik Karl Marx dalam Permasalahan Sosial

Teori kedua adalah teori konstruksionisme sosial. Berdasarkan teori konstruksionisme sosial, masalah sosial merupakan hasil konstruksi manusia, yang disebabkan oleh interaksi intens individu dengan orang-orang yang mendefinisikan hal-hal menyimpang sebagai suatu hal yang biasa atau bahkan positif.

Bagaimana perspektif fungsional dalam melihat perubahan sosial di masyarakat?

Gimana, Squad? Kira-kira permasalahan sosial yang terjadi di sekitar kamu bisa dipahami melalui teori yang mana, ya? Semoga setelah memahami 3 teori mengenai permasalahan sosial, kamu bisa lebih bijak dalam menghadapi konflik yang terjadi di lingkungan sekitarmu, ya! Kamu masih ingin belajar lebih lanjut tentang permasalahan sosial? Yuk, belajar di ruangbelajar! Saksikan video belajar beranimasi yang dipandu oleh Master Teacher berpengalaman. Jangan lupa ajak teman-temanmu ya, supaya belajar sosiologi jadi lebih mudah! 

Tetap semangat belajarnya ya, Squad :)

Bagaimana perspektif fungsional dalam melihat perubahan sosial di masyarakat?

Referensi:

Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi: dari Sosiologi Klasik sampai perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumber Gambar:

https://jogja.tribunnews.com/2020/09/16/terungkap-mayat-perempuan-di-kebun-tebu-di-magelang-pelaku-bunuh-korban-karena-utang

Bagaimana perspektif fungsional dalam melihat perubahan sosial di masyarakat?

Sosiologi Info - Pengertian sosiologi secara sederhana merupakan studi ilmiah tentang masyarakat dan berbagai elemennya yang ada pada individu.

Kelompok sosial, dan organisasi kemasyarakatan. Ada tiga perspektif dalam memahami realitas sosial kemasyarakatan, yaitu perspektif konflik, fungsionalisme, dan interaksionisme.

Sekilas Pengertian Sosiologi. Sebelum munculnya ilmu pengetahuan sosiologi, masyarakat tidak pernah menjadi perhatian utama, terkhsususnya  dalam kajian-kajian sosial kemasyarakatan. 

Secara sederhana, Sosiologi merupakan studi ilmiah tentang masyarakat dan berbagai elemennya yang ada pada individu, kelompok sosial, dan organisasi kemasyarakatan.

Munculnya ilmu pengetahuan sosiologi pada abad ke-19 yang pada saat itu diperkenalkan oleh Bapak Sosiologi yaitu Auguste Comte. 

Ia merupakan seorang ahli filsuf asal Prancis, saat itu Comte menyampaikan kekhawatirannya atas keadaan masyarakat Prancis setelah adanya Revolasi Prancis.

Memang, istilah masyarakat sudah lama diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun, sejak munculnya kajian pertama mengenai ilmu kemasyarakatan. 

Ibnu Khaldun dikenal dengan karyanya yaitu Muqaddimah. Ia juga dikenal sebagai Sosiologi Islam yang sudah diketahui sejak abad ke 14. 

Sebagian orang mengatakan Ibnu Khaldun seorang ilmuwan Islam Tunisia dari Afrika Utara, serta disebut sebagai Sosiolog Pertama, dan dinobatkan sebagai Bapak Sosiologi. 

Terlepas dari itu semua, kita sama-sama sadar untuk sekarang ini sangat penting melibatkan ilmu pengetahuan sosiologi dalam berbagai aspek kehidupan kemasyarakatan.

Banyak hal telah berubah dalam skenario saat ini. Sosiologi telah menjadi sangat penting karena pengaruhnya terhadap individu dan masyarakat. 

Ini adalah studi kunci untuk situasi saat ini,karena masyarakat terdiri atas bagian-bagian struktur yang kompleks. Dengan demikian, studi Sosiologi diperlukan dalam setiap segala sendi kehidupan masyarakat.

Seperti diketahui, Sosiologi hadir oleh beberapa tokoh pendiri, sebut saja Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim, Herbert Spencer dan tokoh penting lainnya. 

Kajian-kajian sosial yang dilakukan oleh tokoh diatas yang mana sekarang ini kita mempunyai landasan dan kerangka untuk melakukan penelitian dengan metode yang sudah ada.

Perlu diingat kembali, Sosiologi adalah studi ilmiah tentang manusia (Individu) dan masyarakat. Sosiologi juga memainkan peran penting dalam penyelesaian masalah internasional. 

Pembagian politik dunia biasanya menimbulkan konflik dan tekanan antar bangsa. 

Begitulah yang terjadi ketika awal-awal munculnya ilmu kemasyarakatan yang sekarang lebih kita kenal sebagai Sosiologi.

Oleh karena itu, Sosiologi mencoba untuk memahami penyebab ketegangan dan memulai perdamaian antar bangsa. Sosiologi adalah dasar dari perencanaan masyarakat sebelum menerapkan kebijakan sosial apa pun. 

Pengetahuan sosiologi akan membantu dalam proses memahami hubungan antara ekonomi, politik, agama, budaya, serta lainnya yang ada individu dan masyarakat. 

Misalnya, kita dapat memahami pandemi virus corona yang sedang terjadi di seluruh dunia dan bagaimana hal itu memengaruhi hubungan sosial, industri, dan organisasi birokrasi dunia seperti yang disebut Max Weber sebagai “Sangkar Besi atau Iron Cage”. 

Pendekatan holistik yang diadopsi oleh Sosiologi dapat membantu kita memahami masalah sosial umum dunia dalam hubungannya satu sama lain, seperti hubungan COVID-19 dengan agama, politik, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya.

Tiga Perspektif Sosiologi dalam Memahami Realitas Sosial Kemasyarakatan

Ada tiga perspektif sosiologis dalam menjelaskan dan memecahkan masalah fenomena sosial pada realitas sosial, yaitu perspektif konflik, fungsionalisme, dan interaksionisme. 

Pertama, perspektif konflik digagas oleh Karl Marx yang menyatakan bahwa konflik sosial khususnya konflik kelas dan persaingan menandai semua masyarakat.

Kita bisa memahami saat situasi pandemi virus corona, kelas penguasa lah yang diuntungkan dari pandemi virus corona ini. 

Di dunia global saat ini, kelas penguasa telah menyedot banyak keuntungan atas nama kemanusiaan. Misalnya, penjualan alat-alat kesehatan (APD, masker, hand sanitizer) dengan variasi harga.

Hukum pasar kapitalisme dalam pasar bebas telah membuat segelintir orang memiliki “modal” begitu banyak. 

Sementara, sebagian orang kesulitan untuk mencari dan mendapatkan modal yang  sangat sedikit.

 Dengan ilmu sosiologi kita bisa mengerti dan menyelesaikan fenomena dan permasalah ini, karena kita sudah mengerti dengan menggunakan pendekatan yang ada. 

Kaum kapitalis terus mencari cara untuk mengeksploitasi, mendapatkan lebih banyak modal dan nilai lebih di tengah pandemi virus corona. 

Inilah mengapa Karl Max mengatakan dalam bukunya berjudul Das Kapital “modal adalah kerja mati, yang seperti vampir, hidup hanya dengan menghisap tenaga kerja hidup, dan hidup lebih banyak, lebih banyak tenaga kerja yang disedotnya.”

Kedua, perspektif fungsionalis yang dimana gagasan tersebut dipelopori oleh Auguste Comte, Emile Durkheim, dan tokoh lainnya. Menekankan pada struktur sosial dan sistem sosial ,interkoneksi dan ekuilibrium. 

Dijelaskan bahwa jika salah satu bagian dari sistem sosial terpengaruh, maka itu akan mempengaruhi sistem sosial lainnya sehingga menghambat kelancaran proses terbentuknya struktur sosial. 

Kita telah melihat bagaimana dunia bersatu untuk menyetujui karantina dan isolasi untuk memutus penyebaran virus corona sampai saat ini. 

Dalam dunia sosial tanpa fungsionalisme, dunia akan menjadi sibuk karena semua harus bersatu untuk membuat perubahan.

Ketiga, perspektif  interaksionisme yang digagas oleh Max Weber menekankan interaksi dalam dunia sosial sebagai katalis utama perubahan yang mendorong interaksi sosial. 

Pada akhirnya, kita telah melihat dunia secara luas bagaimana pandemi virus corona ini telah mengurangi interaksi sosial antar manusia.

Kita juga telah melihat bagaimana etika beberapa pemuka agama membuat pengikutnya tidak percaya akan adanya virus corona, 

karena dalam buku karya Max Weber “Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme” adalah membuat kita memahami bagaimana etika agama membuka jalan bagi kebangkitan kapitalisme.

Sosiologi dalam Konstruksi Sosial Kemasyarakatan 

Kesimpulannya, Sosiologi adalah bidang studi yang sangat penting yang telah melahirkan beberapa teori dan perspektif lain 

dari beberapa pendirinya yang membentuk masyarakat, bagaimana dan mengapa kita percaya terhadap apa yang dilihat dari berbagai hal-hal tertentu. 

Sosiologi dapat direpresentasikan dalam kehidupan kita sehari-hari melalui konstruksi sosial yang ada. 

Karena pemahaman yang lebih besar tentang kehidupan manusia yang terus berkembang, serta semakin banyaknya penelitian 

yang diberikan dan implikasinya Sosiologi akan terus menjadi bidang studi yang pesat. Pada intinya Sosiologi sangat penting dalam memahami dunia sosial kita sekarang ini.

Penulis : Wahyu Nur Prayogi Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Jember 

Follow Instagram : wn_prayogi

Editor : Admin     

Sumber Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_sosiologi

http://sosiologis.com/peran-sosiologi

https://portal-ilmu.com/teori-utama-sosiologi/

https://www.kompasiana.com/samonsari/559367b0a2afbd550704dce6/teori-konflik-dalam-perspektif-sosiologis?page=all

http://sosiologis.com/teori-struktural-fungsional

Sumber Foto : Dok.Pribadi