Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Skip to content

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Dekan Fakultas Hukum
Dr. M. Citra Ramadhan, SH, M.H

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan


Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Anggreni Atmei Lubis, SH, M.Hum

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan


Wakil Dekan Bidang Inovasi, Kemahasiswaan dan Alumni
Nanang Tomi Sitorus, SH, M.H

Lupa Password Google Gmail? In... -- April 1, 2022

Pengumuman Jadwal Praktik Huku... -- April 1, 2022

Jadwal Kuliah Fakultas Hukum U... -- April 1, 2022

Keunggulan iOS Dibandingkan An... -- March 31, 2022

vivo Konfirmasi Tanggal Pelunc... -- March 31, 2022

Perbedaan Processor Laptop dan... -- March 30, 2022

YouTube Uji Reaksi Emoji pada ... -- March 30, 2022

PERBEDAAN ANTARA VGA DAN HDMI -- March 29, 2022

Perbedaan USB Tipe-A, Tipe-B d... -- March 28, 2022

Tumbuhan Liar yang Punya banya... -- March 25, 2022

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

  • Youtube

  • Twitter

  • Facebook

  • Instagram

Admin distan | 12 November 2014 | 20956 kali

Tanaman transgenik dapat mengakibatkan dampak negatif karena tanaman itu dapat menyebabkan

Oleh Ir. IGA. Maya Kurnia, M.Si/PP Madya Distanak Kab. Buleleng

Keterangan Gambar Contoh Tanaman Transgenik Kol Beracun : Menciptakan Kol Beracun, dimana para ilmuwan baru-baru ini telah mengambil gen yang bertugas memprogram racun pada ekor kalajengking dan mencari cara untuk menggabungkannya dengan kol. Untuk mengurangi penggunaan pestisida sekaligus mencegah ulat merusak tanaman kol. Kol yang dimodifikasi secara genetik ini akan memproduksi racun kalajengking yang bisa membunuh ulat ketika ulat-ulat tersebut menggigit daunnya—namun racun tersebut telah dimodifikasi sehingga tidak membahayakan manusia.

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme penggangu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemulian tanaman. Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia dan mempengaruhi perekonomian global.  Seperti telah diketahui bahwa tanaman transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuknya maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba atau virus untuk tujuan tertentu. Secara biologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika melalui transformasi makhluk hidup lain kedalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman sebelumnya.  Proses  pembuatan tanaman transgenik sebelum dilepas ke masyarakat telah melalui hasil penelitian yang panjang, studi kelayakan dan uji lapangan dengan pengawasan yang ketat, termasuk analisis dampak lingkungan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Cara pembuatan tanaman transgenik adalah gen yang telah diisolasi dan kemudian dimasukkan kedalam sel tanaman. Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen tersebut dapat dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen. Tanaman pembawa gen ini kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman transgenik karena ada gen asing yang telah dipindahkan dari makhluk hidup lain ke tanaman tersebut.Tujuan membuat tanaman transgenic tidak lain adalah memindahkan gen untuk mendapatkan organisme baru yang memiliki sifat lebih baik.Hasilnya saat ini sudah banyak jenis tanaman transgenik misalnya : selain pada kol, juga jagung, kentang, kacang, kedelai dan kapas.  Keunggulan dari tanaman transgenik umumnya adalah tahan terhadap serangan hama. Rekayasa genetika seperti pembuatan tanaman transgenik dilakukan untuk kesejahhteraan manusia.  Akan tetapi muncul dampak yang tidak diinginkan yaitu dampak negatif dan positif. Dampak Positif Tanaman Transgenik : (1.)Dapat menghasilkan produk labih dari sumber yang labih sedikit, (2.)Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi llingkungan ekstrem akan  memperluas daerah                                                    pertanian mengurangi bahaya kelaparan, (3.)Makanan dapat menjadi lezat dan menyehatkan Dampak Negatifnya, dengan  terjadinya transfer genetik didalam tubuh  organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh transfer gen tertentu dari ikan kedalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan dan dikhawatirkan dapat menintroduksi alergen. Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi gen.  Produk teknologi tersebut berupa organisme transgenik atau organisme hasil modifikasi genetic.  Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atapun produknya yang dikenal dikalangan masyarakat luas.  Beberapa diantaranya bahkan telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.  Seperti pada bidang pertanian, melalui cara transgenik telah ditemukan sejumlah transgenik seperti tomat, tembakau dll.  Dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya perlambatan pematangan buah dan resistensi terhadap hama dan penyakit tertentu. Pada dasarnya  rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi kualitas dan upaya penanganan pasca panen serta prosesing hasil pertanian.  Peningkatan produksi pangan melalui revolusi hijau.  Di samping itu, kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga dapat ditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan secara nyata. Adapun dampak positifnya adalah untuk menciptakan keanekaragaman hayati yang lebih tinggi.  Contoh lain pada tanaman anggrek transgenik dengan masa kesegaran bunga yang lama .Demikian juga telah dihasilkan. Beberapa jenis tanaman bunga transgenik  lainnya dengan warna bunga yang diinginkan . Pengaruh lainnya terhadap keanekaragaman hayati terutama di daerah pertanian intensif, terutama di belahan bumi utara, pertanian merupakan faktor manajemen lingkungan yang signifikan, dan banyak keanekaragaman hayati pada negara-negara itu ada pada lapangan pertanian budidaya (Krebs et al., 1999). Oleh karena itu, perubahan pola manajemen pertanian memiliki konsekuensi yang signifikan bagi keanekaragaman hayati di negara-negara tersebut. Sedangkan pengaruhnya terhadap musuh alami seperti contoh pada tanaman tahan insekta targetnya adalah untuk mengurangi kepadatan serangga tertentu yang makan tanaman itu. Akan tetapi, serangga ini juga berfungsi sebagai mangsa dari berbagai musuh alami. Pengaruh potenial yang penting dari tanaman transgenik adalah konsekuensi dari terjadinya perubahan keberadaan dan kepadatan mangsa bagi musuh alami. Jika kepadatan mangsa berkurang, maka pengaruh aliran langsungnya adalah berkurangnya juga kepadatan musuh alami mereka. Kentang transgenik yang mengendalikan kumbang kentang Colorado mungkin bertanggung jawab atas penurunan predator kumbang tanah (Riddick et al., 1998). Kumbang dewasa, ketika diberi kutu daun yang dipelihara pada kentang transgenik (mengekspresikan lektin snowdrop), mengalami pengaruh negatif. Betina dewasa (tapi tidak yang jantan) umurnya berkurang, peletakan telur dan viabilitas telur menurun (Birch et al, 1999.). Dipandang dari segi manfaat ekologi potensial, dimana hasil evaluasi dampak lingkungan dari organisme transgenik sering berpusat pada risiko yang menyertainya. Hal ini dapat dibenarkan, karena setiap, teknologi baru dalam skala besar memang memiliki risiko dan konsekuensi yang tidak terduga. Namun, sejumlah argumen memperlihatkan adanya dampak lingkungan positif dari produksi skala besar tanaman transgenik (Wolfenbarger dan Phifer, 2000). Sedangkan dalam kegiatan mengurangi dampak lingkungan dari pestisida dimana herbisida dan pestisida memiliki potensi bahaya bagi pencemaran lingkungan, sementara tanaman transgenik dapat menurunkan penggunaan bahan kimia berbahaya bagi lingkungan untuk mengendalikan gulma dan hama. (Wolfenbarger dan Phifer, 2000). Jika hasil panen meningkat, maka sedikit daerah budidaya diperlukan untuk menghasilkan jumlah pangan yang dibutuhkan oleh manusia. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya tekanan terhadap lahan yang belum ditanami dan memungkinkan bisa lebih banyak lahan dibiarkan untuk konservasi. Manfaat lingkungan yang potensial ini mungkin sangat besar terjadi di negara-negara berkembang di mana sebagian besar peningkatan produksi pertanian dihasilkan dari pembukaan daerah-daerah baru.  Tanaman toleran herbisida memungkinkan petani untuk meninggalkan penggunaan herbisida pra tumbuh. Pergeseran ke pengendalian gulma pascatumbuh ini dapat meningkatkan praktek pengolahan tanpa olah dan konservasi tanah, menurunkan erosi tanah, kehilangan air, dan meningkatkan bahan organik tanah (Cannell dan Hawes, 1994). Berbagai tanaman transgenik telah diproduksi dengan menggunakan berbagai teknik. Tanaman ini berinteraksi dengan organisme lain dan lingkungan pertanian. Akan tetapi, budidaya tanaman ini menjadi bahan perdebatan. Berbagai pertanyaan tentang faktor risiko telah diajukan oleh banyak penulis, misalnya masalah yang terkait dengan konsekuensi dari perlarian gen, dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati, musuh alami, penyerbuk, organisme tanah, pengurai dan berbagai organisme bukan-sasaran. Di sisi lain, pendukungnya memberikan penekanan dalam mendukung tanaman transgenik dan mengemukakan manfaatnya, misalnya berkurangnya dampak lingkungan dari pestisida dan insektisida, meningkatnya hasil, konservasi tanah dan air, dan fitoremediasi. Sumber : Birch, A.N.E., Geoghean, I.E., Majerus, M.E.N., McNicol, J.W., Hackett, C.A., Gatehouse, A.M.R. et al.. (1999). Tri-trophic interactions involving pest aphid, predatory 2-spot ladybirds and transgenic potatoes expressing snowdrop lectin for aphid resistance. Molecular Breeding, 5, 75-83. Cannell, R.Q. & Hawes, J.D. (1994). Trends in tillage practices in relation to sustainable crop production with special reference to temperate climates. Soil Tillage Research, 30, 245 – 282. Krebs, J.R., Wilson, J.D., Bradbury, R.B. & Siriwardena, G.M. (1999). The second silent spring. Nature, 400, 611-612. Riddick, E.W., Dively, G. & Barbosa, P. (1998). Effect of a seed-mix deployment of Cry3 A transgenic and non transgenic potato on the abundance of Lebia grandis (Coleoptera : Carabidae) and Coleomegilla maculata (Coleoptera : Coccinellidae). Annals of Entomology Society of America, 91, 647 – 653. Wolfenbarger, L.L. & Phifer, P.R. (2000). The ecological risks and benefits of genetically engineered plants. Science, 290, 2088­2093.

Tulisan lain di website tanaman transgenic.