Bagaimana perasaan kalian setelah membaca berita tersebut berikan alasannya

Kunci jawaban PPKN SMP Kelas 9 halaman 110, 111, 112 Tugas mandiri 4.3

Bismillahirrohmannirrohim

Kunci jawaban PPKN SMP kelas IX Halaman 110, 111, 112 Tugas mandiri 4.3 merupakan alternatif Jawaban dari soal-soal Buku PPKN kelas 9 SMP/MTs Bab 4 Keberagaman masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika semester 2. Jawaban yang kami berikan hanya berupa jawaban alternatif saja, sebagai referensi bagi adik-adik . Rajin lah belajar dan membaca dari berbgai sumber agar khasanah pengetahuannya bertambah. Sebaiknya  adik-adik mencoba alternatif  jawaban sendiri.

Dengan adanya pembahasan kunci jawaban seperti ini diharapkan dapat membantu peserta didik Kelas IX SMP/MTs dalam menjawab soal-soal baik sebagai Tuhas Individu maupun Kelompok. Dan Juga dapat menjadi Referensi untuk soal ulangan seperti soal penilaian harian , soal penialain tengah semester , soal penilaian akhir tahun, maupun tugas pekerjaan rumah (PR). Semoga bermanfaat bagi adik adik.

Bacalah berita di bawah ini.

Perjanjian Malino Beri Kontribusi Selesaikan Konflik Maluku 

Siwalimanews.com, Ambon - Gubernur Maluku, KA Ralahalu dalam refleksi sepuluh tahun Perjanjian Malino yang berlangsung di Lantai VII Kantor Gubernur Maluku, Selasa (14/2), mengatakan, apa yang dihasilkan dari Perjanjian Malino 12 Pebruari 2002, telah memberikan kontribusi besar yang mengarah pada penyelesaian konflik di masa lalu. 

”Jerih lelah dan perjuangan para eksponen Malino II jangan pernah disia- siakan. Momentum sejarah tersebut haruslah dimaknai dengan kerja keras kita bersama menciptakan Maluku yang lebih sejahtera, lebih rukun, lebih religius dan lebih berkualitas,” ungkapnya.

Bagi generasi muda Maluku, kata Gubernur, harus meneladani apa yang pernah dilakukan oleh generasi eksponen Malino II yang lalu. Mereka terdiri dari para tokoh dan pemuda yang memiliki kepedulian tinggi terhadap perdamaian Maluku, belajarlah dan contohlah pengorbanan tersebut.

”Perjanjian Malino II telah kita lewati. Alam perdamaian dan persaudaraan juga telah berhasil kita rajut kembali. Hidup dalam kebersamaan telah kita jalani bersama. Untuk itu, mari kita jaga terus apa yang telah dicapai bersama, demi masa depan Maluku yang lebih baik,” ujar Ralahalu.

”Patut diakui, perjanjian Malino di Maluku 12 Februari 2002 lalu, setuju atau tidak telah berhasil menghentikan konflik dan kekerasan massal yang berlangsung selama 36 bulan yang mencekam. Justru disaat puluhan ribu prajurit yang diterjunkan ke lapangan tak kunjung bisa membuktikan ampuhnya pendekatan keamanan dan pertahanan,” cetus seorang eksponen

Malino II Thamrin Elly mantan anggota DPR RI ini. Ditambahkan, semua penandatangan perjanjian Maluku di Malino berkewajiban merawat roh perdamaian, yaitu roh kasih sayang yang tumbuh dalam sanubari.

”Kita tak hanya mengetuk nurani para pejabat negara supaya tidak bermain api di atas perjanjian damai yang dirumuskan di Malino yang begitu dingin. Kendati sepuluh tahun berlalu, tapi hari ini kita masih menitikan air mata karena masih ada asap mesiu di satu dua kampung kita. Duka mereka adalah duka kita dan itu sangat menusuk, kena persis di jantung perjanjian Maluku di Malino,” katanya.

Sekadar untuk diketahui, sepuluh tahun lalu atau pada 12 Februari 2002 di Malino,  sebuah kota kecil di punggung bukit Sulawesi Selatan (Sulsel), sebanyak 70 warga Maluku bersama pemerintah bertemu (Tripartit). Mereka menandatangani perjanjian untuk mengakhiri konflik kekerasan yang sudah berlangsung sejak tahun 1999.

Kita mencatat peristiwa di Malino sebagai suatu tonggak sejarah, yang dibalut kenang-kenangan. Sebagai peristiwa sejarah, Malino telah menjadi sebuah titik balik yang menuntun kita dari sebuah kancah perang menuju damai. Sebagai peritiwa penuh kenangan, Malino dengan suasana batin  perundingan, tidak hanya menjadi milik wakil-wakil negara dan 60 warga Islam-Kristen Maluku, melainkan juga seluruh elemen pemerintah dan seluruh rakyat Maluku yang diwakili.

Produk pertemuan Malino adalah ditandatangani sebuah perjanjian dan bukan sekadar pernyataan atau deklarasi. Perlu diingat pula, bahwa pemerintah bertanda tangan bukan sebagai saksi yang gembira ketika dua kelompok yang bertikai telah mencapai kesepakatan, melainkan sebagai pihak yang turut membuat perjanjian. Hal ini berbeda dengan perjanjian Malino I yang hanya mengikat dua pihak, yaitu Islam-Kristen Sulawesi Tengah, tetapi perjanjian Malino II dibuat bersama dan mengikat tiga pihak yaitu Islam-Kristen Maluku serta pemerintah. 

Setelah kalian membaca berita di atas, coba kalian jawab pertanyaan berikut ini.

Setelah kalian membaca berita di atas, coba kalian jawab pertanyaan berikut ini.

1. Bagaimana perasaan kalian setelah membaca berita tersebut? Berikan alasannya!

Jawaban : Perasaan saya setelah membaca berita tersebut cukup kaget namun juga merasa lega karena setelah ada Perjanjian Malino II, konflik kekerasan antar umat Islam-Kristen Maluku pun terhenti. Perilaku kekerasan sangat mengerikan dan merusak kenyamanan kehidupan masyarakat.

2. Jelaskan latar belakang diselenggarakannya perjanjian Malino!

Jawaban : Latar belakang perjanjian malino disebabkan terjadinya konflik horisontal antar umat Islam-Kristen Maluku. Konflik yang penuh kekerasan ini pada mulanya mencoba diselesaikan dengan pendekatan keamanan dan pertahanan namun gagal. Kemudian muncullah perjanjian Malino I yang melibatkan umat Islam dan Kriten Maluku. Setelah itu muncullah Perjanjian Malino II yang dibuat bersama antara tiga pihak Islam-Kristen Maluku serta pemerintah.

3. Jelaskan  dampak diselenggarakannya perjanjian Malino!

Jawaban : Perjanjian Malino berdampak positif yaitu berhentinya kekerasan di Malino berganti menjadi perdamaian dan keamanan masyarakat terjamin.

4. Bagaimana caranya untuk memelihara perdamaian setelah perjanjian Malino?

Jawaban : Cara memelihara perdamaian setelah perjanjian Malino adalah dengan terus menerus berupaya menyelenggarakan kegiatan yang memunculkan rasa persatuan, yaitu kegiatan yang bersifat nasionalisme.

5.  Dalam kehidupan pergaulan kalian di sekolah, keluarga, atau masyarakat mungkin pernah terjadi konflik atau perselisihan, coba kalian tuliskan konflik tersebut dan jelaskan apa latar belakang penyebab terjadinya konflik tersebut ?

Demikian Pembaca kunci Jawaban PPKN SMP kelas 9 halaman 110, 111, 112 Tugas mandiri 4.3 buku siswa kelas 9 SMP/MTs kurikulum 2013.

Tentunya ini hanya sebagai alternatif saja  Untuk itu diperlukan kebijakan Bapak/Ibu untuk memilah dan menggunakan nya.

Akhir kata semoga bermanfaat, dan jangan lupa memberikan saran dan komentar positif anda pada Kolom yang tersedia untuk kemajuan website ini.

Hari itu tampak seperti hari-hari biasanya sejak pandemi COVID-19 dimulai. Namun, sebetulnya, ada sesuatu yang berbeda. Seakan dikomando oleh dering bel sekolah, sekitar 1.300 anak dan remaja dari berbagai daerah di Indonesia serempak bergabung dengan sesi diskusi live di Facebook. Sesi ini membawa tema: menghadapi situasi baru akibat pandemi COVID-19.

Secara umum, perasaan yang paling menonjol di antara peserta adalah was-was, bingung, dan takut.

"Saya takut ketularan COVID-19,” kata Ani.

"Saya belakangan kurang semangat,” ujar Budi.

"Banyak teman-teman saya yang stres, gimana caranya membantu mereka?” tanya Nur.

Ungkapan perasaan di atas sudah tak asing lagi. Pandemi menyebabkan seluruh masyarakat dari berbagai lapisan merasakan hal yang sama: stagnansi, kekosongan, menurunnya semangat, dan hilangnya tujuan hidup. Semua ini masih ditambah pula dengan rasa duka dan takut, khususnya bagi mereka yang secara langsung menyaksikan sakit dan kepergian orang-orang tercinta.

Bagi anak dan remaja, pandemi menyebabkan sekolah ditutup, kehidupan sosial terhenti, dan mobilitas mereka dibatasi oleh dinding-dinding rumah. Rutinitas dan jadwal keseharian yang telah dibangun, runtuh dalam seketika. Stres yang dirasakan orang tua karena harus mengasuh anak 24 jam tanpa henti sekaligus menghadapi tantangan lain—masalah ekonomi, kehilangan pekerjaan, kualitas hidup yang menurun—turut dirasakan oleh anak, dan sebaliknya.

Skala perubahan pada saat ini, serta sifatnya yang begitu tiba-tiba, jauh melampaui kemampuan anak untuk memahami apa yang terjadi. Terlebih, menghadapinya.

“Banyak remaja harus berjuang melawan kesepian dan kecemasan,” kata Tanti Kostaman, UNICEF Child Protection Officer. “Mereka perlu tahu, perasaan negatif itu wajar dan ada cara untuk mengatasinya.”

Memahami realitas baru melalui sesi daring yang didukung UNICEF

Sesi Facebok di atas adalah bagian dari seri diskusi daring yang didukung oleh UNICEF dalam rangka membantu remaja menghadapi dunia baru yang penuh ketidakpastian ini. Sebagai program kerja sama antara UNICEF, Riliv (start-up sosial di bidang kesehatan mental), dan Muhammadiyah, program ini berfokus membantu remaja mengenali dan mengatasi gejala tekanan mental serta meminta bantuan jika membutuhkan.

Program tersebut pun tidak hanya mengadakan diskusi. Ada pula sesi meditasi, yang terbukti sangat disukai peserta, dan sesi tanya dan jawab terbatas.

Di dalam sesi terbatas, hadir sekitar 50 remaja. Inilah wadah bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya di tengah kelompok yang lebih kecil. Beberapa topik yang dibahas di dalam kesempatan di atas adalah cara menghadapi rasa takut saat berada di luar rumah, tips jika kecemasan terhadap pandemi memuncak, dan topik lain yang lebih sensitif: mulai dari menghindari melukai diri sendiri, menghadapi diskriminasi etnis, gender, dan seksual; dan kesehatan mental di komunitas.