Bagaimana paragraf bisa dikatakan sebagai paragraf yang baik?

Minggu, 12 Apr 2020 | 18:52:19 WIB - Oleh Nurdin Cahyadi, S.Kom | Dibaca 70671

Bagaimana paragraf bisa dikatakan sebagai paragraf yang baik?

   

Oleh : Cucu Agus Hidayat

Sebagaimana telah dikemukakan, kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Selain kata, konstituen (unsur pengisi) kalimat adalah frase dan klausa. Setiap unsur tersebut bersatu membentuk berbagai jenis kalimat. Berdasarkan jumlah klausanya, dikenal ada kalimat tunggal, kalimat bersusun, dan kalimat majemuk.

Bagaimana posisi kalimat dalam paragraf? Kalimat menjadi satuan pembentuk paragraf. Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang tersusun logis dan sistematis sebagai satu kesatuan pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Dengan kata lain, paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran yang utuh dalam sebuah tulisan atau karangan.

Tulisan atau karangan yang utuh dan sitematis pada dasarnya dibangun oleh kalimat-kalimat dan sekumpulan paragraf. Karena itu, kemampuan menulis paragraf sangat penting. Dalam karangan, paragraf merupakan satuan pokok. Isi setiap paragraf harus relevan dan menunjang keseluruhan isi dan tema karangan.

Peran paragraf dalam karangan begitu penting dan vital. Paragraf berfungsi untuk memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca, yaitu adanya gagasan-gagasan yang dipilah-pilah. Selain itu, paragraf berfungsi untuk memisah bagian uraian agar memudahkan pembaca berhenti lebih lama pada bagian karangan yang panjang.

Bagaimana menulis kalimat agar menjadi paragraf yang baik? Paragraf yang baik harus memiliki kohesi, koherensi, konsistensi pengembangan, keutuhan, dan ketuntasan.

Paragraf harus memiliki kesatuan (koherensi), maksudnya semua kalimat harus bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah ide pokok. Jika ide pokok membicarakan A, maka kalimat-kalimat selanjutnya harus menjelaskan A. Perhatikan contoh berikut.

   _Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Tanah di sekitarnya sangat subur. Banyak pendatang baru yang datang untuk mencari pekerjaan. Pada malam hari banyak orang berjalan-jalan di sepanjang Jalan Malioboro untuk menghirup udara malam._

Contoh di atas bukan sebuah paragraf yang baik, walau disusun dalam beberapa kalimat. Mengapa? Karena informasi yang dinyatakan dalam sejumlah kalimat tersebut sama sekali tidak memiliki hubungan erat atau tidak memiliki kepaduan informasi. Tanpa adanya kesatuan informasi yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat, kumpulan informasi itu tidak menghasilkan paragraf yang baik, melainkan hutan rimba kalimat. Jadi, sebuah paragraf harus memiliki kesatuan informasi atau makna yang sering disebut _koherensi._

Analisis koherensi rumpun kalimat di atas sebagai berikut. Pada kalimat (1) yang merupakan kalimat topik dinyatakan bahwa 'Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar' sebagai ide pokoknya. Sebagai 'kota pelajar' seharusnya dijelaskan bahwa di kota itu banyak lembaga pendidikan. Akan tetapi, penjelasan yang diberikan pada contoh di atas tidak demikian. Pada kalimat (2) dikemukakan tentang kesuburan tanah di sekotar Yogya, yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan ide pokok. Demikian pula informasi yang terdapat pada kalimat (3) dan (4) tidak ada hubungannya dengan ide pokok. 

Selanjutnya, kita amati contoh tulisan berikut.
    _Ratih gadis pujaan. Wajah cantik. Tutur kata sopan. Murah senyum. Tidak sombong. Pandai bergaul._

Tulisan di atas juga bukan sebuah paragraf yang baik. Mengapa? Karena di bidang bentuk, tidak mencerminkan _kohesi_ antarkalimat. Analisis koheseivitas pada paragraf tersebut adalah tidak adanya unsur-unsur kebahasaan dan penanda hubungan antarkalimat yang disajikan secara implisit dengan baik. Penanda kohesivitas yang hilang antara lain ialah kata ganti dan kata hubung. Selain itu, penanda hubungan kohesif paragraf yang lain adalah kata-kata penanda hubungan : penunjukkan, penggantian, pelesapan, perangkaian, dan lain-lain.   

Ada dua aspek paragraf yang perlu diperhatikan, yaitu 1) masalah alur pikiran dan 2) masalah kepaduan paragraf, yang dapat dibedakan menjadi a) kepaduan di bidang bentuk (kohesi) dan b) kepaduan di bidang makna (koherensi). Selain itu, perlu memahami hakikat paragraf dalam konteks komposisi tulisan, fungsi paragraf, pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, struktur paragraf, jenis-jenis paragraf, syarat paragraf yang baik, dan cara menulis paragraf yang baik. Apabila pemahaman dan kemampuan menulis paragraf sudah dikuasai, maka tulisan yang dihasilkan akan logis, padu, dan sistematis.

_Cucu Agus Hidayat_

Paragraf tersusun dari beberapa susunan kalimat yang berisi tentang satu ide pokok.

GridKids.id - Kids, jika sebelumnya kamu sudah belajar tentang frasa, klausa, dan kalimat yang membentuk sebuah paragraf, kali ini kamu akan belajar tentang paragraf, nih.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

Paragraf juga dipahami sebagai gabungan dari beberapa kalimat yang saling berhubungan sehingga menghasilkan suatu tema tertentu.

Biasanya sebuah paragraf terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat, tergantung pengembangan gagasan dari penulisnya.

Sebuah paragraf yang baik memiliki unsur- unsur pembangun di dalamnya, di antaranya:

1. Topik atau gagasan utama

Gagasan utama merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah paragraf.

Karena unsur ini merupakan ide utama yang ingin disampaikan seorang penulis pada pembacanya.

Adanya gagasan utama menjadi nyawa atau inti dari sebuah paragraf yang bisa menarik perhatian pembaca.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan serta Ciri-Ciri Kalimat Utama dan Gagasan Utama

Bagaimana paragraf bisa dikatakan sebagai paragraf yang baik?

Yuk, kita pahami bersama mengenai pengertian paragraf dan wacana, jenis, unsur, serta syarat-syaratnya.

--


Sering kali, kita mendengar kata wacana. Gini nih contohnya, 

“Ah, nanti liburannya hanya wacana doang!” 

Atau, “Haduh, jadwal produktif yang sudah disusun wacana saja ternyata!”

Kali ini, kita akan ngomongin wacana, tapi bukan wacana seperti itu yang dimaksud, lho ya, melainkan materi wacana dalam konteks mata pelajaran Bahasa Indonesia. 

Jadi, apa sih wacana itu? 

Dalam bahasa Indonesia, wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan utuh yang membawa amanat lengkap. Wacana juga dapat diartikan sebagai gabungan paragraf. Contoh wacana, misalnya novel, buku, atau ensiklopedia.

Dalam artikel tentang wacana ini, kita akan membahas salah satu bagian yang membentuk wacana, yaitu paragraf. Langsung cus scroll ke bawah ya!

Apa Itu Paragraf?

Sederhananya, paragraf adalah gabungan beberapa kalimat yang saling berhubungan dan menghasilkan suatu tema tertentu. Umumnya, paragraf terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat, tergantung pengembangan gagasan yang diinginkan penulisnya. Oh ya! Susunan kalimat yang sedang kamu baca ini merupakan suatu paragraf, lho!

Bagaimana paragraf bisa dikatakan sebagai paragraf yang baik?
   

Apa Saja Unsur-Unsur Paragraf? 

Unsur paragraf merupakan unsur-unsur pembangun di dalam paragraf. Unsur pembangun paragraf berfungsi membentuk kalimat agar menjadi paragraf yang baik. Misalnya nih, kalimat utama tanpa kalimat penjelas tidak akan membentuk paragraf yang sempurna. Hmmm, apa saja unsur-unsur tersebut? 

Bagaimana paragraf bisa dikatakan sebagai paragraf yang baik?

1. Topik atau Gagasan Utama 

Kamu tahu nggak, unsur ini adalah fokus atau jantung dari sebuah paragraf. Topik atau gagasan utama merupakan ide utama yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Intinya, gagasan utama “layaknya jiwa” yang menghidupkan sebuah paragraf agar menarik di mata pembaca!

2. Kalimat Utama 

Unsur pembangun yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat utama berisi gagasan utama yang diletakkan secara tersurat pada awal atau akhir paragraf. Namun, kalimat utama dapat juga ditemukan pada awal dan akhir paragraf. Kalimat utama bersifat umum dan akan dikembangkan oleh kalimat-kalimat pendukung lainnya. 

3. Kalimat Penjelas atau Kalimat Pendukung 

Selanjutnya, kalimat penjelas atau pendukung. Seperti yang disebutkan di atas, kalimat pendukung berfungsi untuk mengembangkan dan memperkuat gagasan yang disampaikan pada kalimat utama. Kalimat penjelas bisa berupa data pelengkap seperti opini, fakta, atau data yang valid. Gini nih, contohnya: 

“Gunung Merapi yang terletak di wilayah Magelang, Jawa Timur merupakan gunung aktif di Indonesia. Sewaktu-waktu, gunung merapi ini bisa meletus. Letusan Merapi yang paling hebat tercatat pada tahun 2010 yang memakan sekitar 330 korban jiwa.” 

4. Konjungsi

Unsur yang berikutnya adalah konjungsi. Apa sih konjungsi itu? Singkatnya, konjungsi adalah kata sambung atau kata penghubung. Konjungsi dalam bahasa Indonesia ada dua jenis, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.

Konjungsi intrakalimat adalah kata sambung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, serta klausa dengan klausa dalam satu kalimat. Misalnya, “dan”, “sehingga”, “agar”, “sebelum”, dan lain-lain. 

Contohnya: Kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum pergi ke Malang.

Berbeda dengan konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat adalah kata sambung yang menghubungkan antarkalimat dalam satu paragraf. Misalnya,  “Jadi”, “Oleh karena itu”, “Namun”. 

Contohnya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita harus membawa payung di tas saat sedang ke luar rumah.”

Gimana? Paham, kan?

Apa Saja Jenis-Jenis Paragraf? 

Perlu diketahui, ada banyak jenis paragraf. Ada yang dikelompokkan berdasarkan tujuannya dan juga berdasarkan letak kalimat utamanya. Apa saja tuh jenisnya? Yuk, kita bahas lebih dulu jenis paragraf berdasarkan tujuannya.

Bagaimana paragraf bisa dikatakan sebagai paragraf yang baik?

1. Paragraf Narasi 

Dalam paragraf jenis ini, kamu akan menulis suatu kejadian dari awal hingga akhir kejadian, berdasarkan urutan waktunya. Misal, kamu ingin menulis cerita kesuksesan kamu mendapat beasiswa study exchange ke Inggris. Nah, kamu dapat bercerita dari awal ketika menjadi mahasiswa baru, lalu persiapan kamu untuk mengikuti program study exchange, hingga bagaimana bisa mendapat study exchange tersebut. 

2. Paragraf Eksposisi

Jenis yang berikutnya adalah eksposisi. Ketika kamu menulis jenis paragraf  ini, kamu akan memberikan informasi sedetail mungkin kepada pembaca. Memang, tujuan dari paragraf ini adalah memaparkan, menyampaikan informasi, menjelaskan, dan juga menerangkan suatu topik kepada orang lain. 

Misalnya, teks langkah-langkah menjadi pengguna dari Ruangguru. Nah, dalam teks ini, kamu menjelaskan secara runtut cara mendaftar menjadi pengguna Ruangguru. Dengan begitu, pembaca paragrafmu akan mendapat informasi cara menjadi pengguna Ruangguru!

3. Paragraf Argumentasi 

“Saya setuju dengan ide memberikan donasi kepada masyarakat terdampak banjir di Kalimantan Selatan karena mereka membutuhkan bantuan tersebut. Berdasarkan data yang dilihat pada …”

Kutipan paragraf di atas adalah contoh argumentasi. Biasanya, paragraf argumentasi dapat kita temui pada artikel opini atau teks lomba-lomba debat. Siapa nih yang pernah ikut lomba debat? Pasti sudah nggak asing lagi kan dengan paragraf argumentasi?

Intinya sih, paragraf argumentasi bertujuan untuk meyakinkan orang lain bahwa ide, gagasan, dan pendapat yang dipaparkan adalah benar adanya dan terbukti nyata.

4. Paragraf Persuasi 

Pernah nggak sih kamu merasa tergerak hatinya untuk berbuat atau membeli sesuatu? 

Misalnya, kamu membaca postingan tentang orang tua berusia 70-an tahun yang masih bekerja keras mendorong gerobak jualan untuk menghidupi dirinya. Postingan tersebut disertai juga dengan foto si Kakek yang sedang mendorong gerobak. Sebuah cerita yang bisa menyentuh hatimu, bukan? Gak pake lama, kamu ingin membantu nasib si Kakek!

Atau, promosi produk skin care yang dilengkapi foto hasil setelah memakainya serta disertai juga dengan review sempurna dari orang yang memakainya. Tentu kamu akan tergiur membelinya, kan?

Nah, itulah paragraf persuasi. Tujuannya sih untuk membujuk orang lain melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan penulis. 

Namun, syaratnya penulis harus mampu membuat si pembaca percaya dan yakin. Hehehe. 

Ya, itulah jenis paragraf berdasarkan tujuan. Nah, berikutnya kita akan membahas apa saja jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya! Apa saja sih?

5. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif merupakan jenis paragraf yang dikelompokkan berdasarkan letak kalimat utama. Nah, dalam paragraf jenis ini, kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. Kalimat-kalimat penjelasnya akan berada setelah kalimat utama. 

6. Paragraf Induktif 

Kalau deduktif di awal, maka kalimat utama jenis paragraf induktif terletak di akhir paragraf. Kalimat penjelasnya tentu saja berada sebelum kalimat utamanya. 

7. Paragraf Campuran 

Paragraf campuran merupakan perpaduan antara deduktif dan induktif. Kalimat utama pada paragraf campuran, berada pada awal paragraf dan diulang kembali pada akhir paragraf.

Bagaimana Bentuk Paragraf yang Baik? 

Oh iya! Ketika  menulis sebuah artikel, kamu butuh bahasan dan bahasa yang wow agar pembaca tertarik. Tentu, selain bahasan dan topik yang sempurna, kamu juga perlu memahami syarat dan struktur menulis sebuah paragraf yang baik dan benar agar kalimat-kalimat yang dibentuk menjadi padu! Kira-kira, apa saja tuh syarat suatu paragraf yang baik? Yuk, baca terus!

1. Kesatuan

Suatu paragraf harus dibangun dengan sebuah ide atau topik yang jelas. Ide yang muncul ketika kamu ingin menulis sesuatu akan lebih mantap jika diuraikan dari kalimat utama kemudian  ke kalimat penjelas sehingga membentuk suatu kesatuan.

2. Kepaduan atau Koherensi

Kepaduan artinya kekompakkan dalam paragraf. Maksudnya apa tuh? Kalimat satu ke kalimat berikutnya harus logis dan mendukung kalimat sebelumnya. Yup! Kenapa tuh? Agar membentuk kalimat yang memiliki perpaduan indah!

3. Kelengkapan

Ketika unsur paragraf dalam tulisan kamu ada yang hilang, maka tulisan kamu bisa dibilang belum lengkap. Huft! Maka dari itu, jangan lupa ya unsur-unsur paragraf seperti gagasan utama, kalimat penjelas, kalimat utama, serta konjungsi. 

Nah, itu dia penjelasan soal paragraf dan wacana. Oh iya, kamu jangan langsung sudahi membaca artikel ini ya! Kita jawab dulu satu quiz di bawah soal tentang paragraf!

Klik gambar untuk lihat jawabannya, ya!

Gimana? Sudah paham, kan? Yuk, belajar menulis paragraf secara baik dan benar! Oh iya, jangan lupa juga asah kemampuan kamu dengan latihan soal! Dapatkan soal-soal lengkap yang membantu kamu lebih memahami materi-materi pelajaran Bahasa Indonesia di ruangbelajar!

Bagaimana paragraf bisa dikatakan sebagai paragraf yang baik?

Referensi: 

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Paragraf – Pengertian, Unsur, Syarat, Fungsi, Ciri, Jenis, Struktur, Contoh. [daring], Tautan: https://www.gurupendidikan.co.id/paragraf/, diakses pada 8 Februari 2021. 

Asyhari, Adrian. 2017. Makalah: Paragraf dan Wacana. [daring], Tautan: https://www.academia.edu/35346457/PARAGRAF_DAN_WACANA, diakses pada 8 Februari 2021. 

Kajian MKU Bahasa Indonesia. [daring], Tautan: http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296144/pendidikan/PARAGRAF+dalam+wacana+BI.pdf, diakses pada 8 Februari 2021.