Bagaimana menurut kalian mengenai dampak positif dari revolusi 4.0 yang sangat berpengaruh bagi kemajuan kehidupan kalian di masa mendatang *?


Belakangan ini kata Industry 4.0 sering digemakan oleh banyak orang. Akan tetapi, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih belum mengerti apa itu Industry 4.0 dan bagaimana hal tersebut akan memberikan sumbangsih terhadap kemajuan Indonesia.

Istilah Industry 4.0 pertama kali digemakan pada Hannover Fair, 4-8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan bidang industri ke tingkat selanjutnya, dengan bantuan teknologi.

Mengutip dari laman Forbes, revolusi industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan AI.

Sebenarnya, campur tangan komputer sudah ikut dalam Industry 3.0. Kala itu, komputer dinilai sebagai ‘disruptive’, atau bisa diartikan sesuatu yang mampu menciptakan peluang pasar baru. Setelah dapat diterima, saat ini machine learning dan AI ada di tahap tersebut.

Secara singkat, Industry 4.0, pelaku industri membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain untuk akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia. Kombinasi dari sistem fisik-cyber, Internet of Things (IoT), dan Internet of Systems membuat Industry 4.0 menjadi mungkin, serta membuat pabrik pintar menjadi kenyataan.

Di Indonesia, perkembangan Industry 4.0 sangat didorong oleh Kementerian Perindustrian. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain di bidang industri, Indonesia juga harus mengikuti tren.

“Revolusi Industri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama,” kata Airlangga.

“Kami juga sedang mempelajari dari negara-negara lain yang telah menerapkan, sehingga bisa kita kembangkan Industry 4.0 dengan kebijakan berbasis kepentingan industri dalam negeri,” ungkapnya.

Airlangga juga menyebutkan, sejumlah sektor industri nasional telah siap memasuki era Industry 4.0. Beberapa di antaranya seperti industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman. 

“Misalnya industri otomotif, dalam proses produksinya, mereka sudah menggunakan sistem robotik dan infrastruktur IoT,” kata Airlangga.

Lantas, faktor penggerak apakah yang harus diperkuat untuk menyambut Industry 4.0 di Indonesia? Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar menjelaskan, ada beberapa bidang yang harus dipersiapkan.

Beberapa di antaranya adalah melakukan peningkatan otomatisasi, komunikasi machine-to-machine, komunikasi human-to-machine, AI, serta pengembangan teknologi berkelanjutan.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa untuk melakukan implementasi, ada empat dasar faktor penggerak. Pertama adalah peningkatan volume data, daya komputasi, dan konektivitas. Harusnya juga adanya peningkatan kemampuan analitis dan bisnis intelijen di Industri ini.

“Bentuk baru dari interaksi human-machine, seperti touch interface dan sistem augmented-reality juga merupakan hal yang penting. Tak ketinggalan, pengembangan transfer instruksi digital ke dalam bentuk fisik, seperti robotik dan cetak 3D,” tegasnya.

Kemenperin juga sudah mulai memberikan dorongan untuk mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan oleh pelaku industri. Mereka telah melakukan beberapa hal, seperti pemberian insentif kepada pelaku usaha padat karya berupa infrastruktur industri, melakukan kolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam optimalisasi bandwidth, serta penyediaan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) yang memudahkan integrasi data untuk membangun industri elektronik.

Tak ketinggalan, persiapan SDM industri melalui pendidikan vokasi yang mengarah pada high skill serta meningkatkan keterampilan SDM industri yang dominan low/middle ke level high skill juga telah dilakukan.

Lantas, perusahaan mana yang sudah mengimplementasikan Industry 4.0 di Indonesia? Ternyata, salah satu pabrik yang sudah mengadopsi langsung adalah pabrik alat listrik asal Jerman yang ada di Indonesia, yakni PT Schneider Electric Manufacturing Batam (SEMB).

Dalam situs resmi Kemenperin, kedua pihak melakukan kerjasama mengenai pengaplikasian teknologi Virtual Reality untuk mengontrol kondisi mesin. Kerjasama ini dilakukan pada saat Airlangga mengunjungi pabrik tersebut pada 16 November 2018 silam.

Di sisi lain, Telkomsel sebagai salah satu pihak enabler Industry 4.0 juga sudah siap mendukung terlaksananya hal tersebut di Indonesia. Mereka akan menyediakan sistem IoT, melalui program Telkomsel Innovation Center (TINC).

"Program TINC merangkum berbagai kegiatan dalam membentuk ekosistem IoT Indonesia, berupa penyediaan laboratorium IoT, program mentoring dan bootcamp bersama expertise di bidang IoT, serta networking access bagi para startup, developer, maupun system integrator dengan para pemain industri terkait," ujar Denny Abidin, General Manager External Corporate Communications Telkomsel.

Telkomsel pun mengembangkan layanan IoT yang bersifat lintas industri. Salah satu contoh bidang yang sudah bekerjasama dengan mereka adalah di bidang perbankan. Telkomsel menjadi mitra penyedia IoT connectivity dan IoT platform.

Begitu juga di sektor transportasi, otomotif dan logistik. Mereka telah menyediakan solusi IoT secara total. Tak ketinggalan, mereka juga mempersiapkan diri untuk membantu industri yang bergerak di agriculture, aquaculture, environmental dan monitoring. Perusahaan berplat merah ini sudah menjadi penghubung, inkubator, serta akselerator.

Satu hal lagi yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk menyongsong Industri 4.0. Salah satunya adalah melalui persiapan hadirnya jaringan generasi kelima atau yang lebih dikenal sebagai jaringan 5G.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara pun dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa jaringan 5G memang diprioritaskan untuk kebutuhan industri. Bukannya untuk pengguna individual semata.

“Penerapan teknologi 5G awalnya untuk industri, mesin ke mesin. Bagaimana robot bisa menggantikan kendaraan forklift dalam mengangkat barang-barang, jadi aplikasinya untuk hal-hal ini bukan aplikasi untuk individu,” kata Rudiantara.

Hingga saat ini, ada beberapa operator yang sudah mencoba jaringan 5G di Indonesia. Sebut saja Telkomsel yang sudah melakukan uji coba pada saat pagelaran Asian Games 2018, disusul XL dengan mengadakan tes jaringan di Kota Tua pertengahan tahun lalu.

Di sisi lain, Indosat telah memperlihatkan bagaimana jaringan 5G dapat diterapkan dalam Industri 4.0. Dalam acara ulang tahun mereka yang ke-51 pada 21 September tahun lalu, mereka telah menunjukkan bagaimana cara mereka bisa membantu industri.

Kala itu, Menkominfo Rudiantara mencoba menggunakan headset AR yang terhubung di jaringan 5G. Dengan menggunakan teknologi jaringan tersebut, dia dapat mengontrol peralatan di dunia virtual tanpa adanya gangguan lag jaringan.

“Industri kita saat ini, di digital, ini luar biasa berubah cepat dan memang dinamikanya luar biasa. Meski belum dipasarkan secara resmi, saat ini teknologi 5G menjadi tren yang terus diupayakan agar dapat diimplementasikan oleh semua operator telekomunikasi di dunia. Adopsi teknologi 5G ini dilakukan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan industri,” katanya.

Sumber Berita : tek.id

Selasa, 30 April 2019

Oleh: Letkol cpl Nasrul Helmi

           Perubahan inilah mungki kata kunci yang paling mendasar dalam menyikapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang industry.Perubahan tidak hanya mencakup pada bidang industry saja , namun seluruh aspek kehidupan manusia menuju keseimbangan yang dinamis .Oleh karenanya siapapun , aspek apapun mau tidak mau bersegera mengikuti perubahan itu ,jika ia tidak mau mengikutinya, maka dapat dipastikan ia akan tertinggal .Maka tidak salah mengutip filsuf Yunani, Heraclitus ,” Satu-satunya hal yang konstan di dunia ini adalah perubahan “.

Revolusi , inilah kata yang paling tepat jika melihat begitu radikalnya perubahan terhadap kemajuan industry masa kini.Mengutip arti Revolusi Industri itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) adalah perubahan radikal dalam usaha mencapai produksi dengan menggunakan mesin-mesin , baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga pemproses.

           Apa yang sebenarnya dimaksud dengan revolusi industri 4.0?

       Saat ini menjadi Booming apa yang disebut dengan Revolusi industry 4.0.Hampir di banyak seminar yang diadakan oleh lembaga pendidikan maupun industry memberikan porsi Topik pembahasan mengenai Revolusi Industri 4.0 yang begitu menakjubkan , dengan menghadirkan ,pelaku , para pakar maupun pemerhati bidang industry untuk memberikan pertukaran pengetahuan dan informasi ,apa sih yang dimaksud dengan Revolusi Industri 4,0 itu sendiri .

        Konsep revolusi industri 4.0 ini merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Beliau merupakan ekonom dan teknisi terkenal asal Jerman sekaligus penggagas, pendiri dan ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang melalui bukunya, The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu dengan yang lain.Ketepatan, Kecepatan, Efesiensi dan Kualitas produksi adalah pembeda dari era revolusi industry sebelumnya .

         Pada era revolusi industry 4.0 yang paling fenomenal adalah dengan ditandai munculnya terobosan-terobosan teknologi dalam sejumlah bidang ,antara lain :

  1. Bidang robotika;

  2. Kecerdasan buatan ( Artificial Intelegence / AI );

  3. Nanoteknologi;

  4. Komputasi kuantum ( Quantum Computing );

  5. Internet of Things;

  6. Industry Internet of Things ( IIoT);

  7. Teknologi nirkabel generasi kelima ( 5 G);

  8. Aditif manufaktur/pencetakan 3D;dan

  9. Industri kenderaan otonomi penuh ( Fully autonomous vehicles )

      Jejak perjalanan revolusi industry

  1. Era tahun 1790-an ( revolusi industry pertama )

              Era dimana adanya mekanisasi alat produksi, tenaga uap dan daya air dalam membuat suatu produksi. Revolusi industry masa ini terjadi lebih disebabkan kemakmuran kerajaan Inggris saat itu .Pada masa itu secara perlahan Inggris kehilangan koloni-koloninya di Amerika ,yang mengakibatkan terjadinya kemunduran yang cukup besar namun disamping itu dapat menguasai sebagian perdagangan dari India.Oleh karenanya kemakmuran di Inggris semakin membesar yang mengakibatkan permintaan berbagai jenis barang semakin melonjak .

             Berpengalaman dengan lepasnya koloni-koloni di Amerika utara yang semakin kaya dan mampunya India sebagai koloni Inggris untuk memproduk tekstil dengan harga murah sementara itu banyak di pinggiran Inggris sendiri menjadi produsen tekstil yang sudah lama .Karenanya untuk menyelamatkan industry negaranya Inggris meningkatkan efesiensinya, pada masa inilah awal revolusi industry ini terjadi .

           Inovasi-inovasi baru bermunculan dengan penemuan-penemuan mesin-mesin industry khususnya bidang tekstil .Penemuan-penemuan ini segera memenuhi kota-kota industry di Inggris seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham .Akibatnya memang drastis dimana Inggris mampu menguasai pasar tekstil dunia , yang juga pada akhirnya menggilas bisnis-bisnis kecil .Pada masa itu competitor Inggris hanyalah Amerika Serikat dikarenakan mampu membuat mesin Cotton Gin, yaitu mesin yang mampu memisahkan kapas dari bijinya .Hal ini menyebabkan banyak pabrik di Amerika Utara dapat menyedikan pasokan kapas murah dari perkebunan selatan .

          Secara berkesinambungan pabrik-pabrik baru muncul dengan menggunakan jenis dan mesin yang sama .Hal ini menjadikan unit service mesin menjadi kebutuhan yang utama .Akibatnya dibangunlah pabrik-pabrik mesin , dimana bagian dari mesin-mesin itu sendiri dapat diganti yang kita kenal dengan suku cadang.Saat itulah dikenal adanya standarisasi produk, dimana suku cadang dibuat identik dan presisi.

           Untuk menggerakkan mesin-mesin industry itu sendiri tentu memerlukan energy yang tidak sedikit dimana saat itu bertumpu dengan listrik tenaga air yang tentunya tergantung dengan aliran sungai yang stabil .Efeknya , ada keterbatasan terhadap lokasi pembangunan pabrik yang harus mendekati sungai .Maka muncullah penggunaan energy tenaga uap , yang menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya ,namun hal ini juga ada keterbatasan bahan baku kayu , maka muncullah penggunaan Batu bara .Sehingga pembangunan pabrik tidak lagi bergantung kepada sungai dan hutan kayu , namun lebih dipertimbangkan karena alasan ekonomis.

        Beberapa penemuan mesin industry pada masa ini , antara lain :

  1. The Spinning Jenny , adalah mesin pemintal yang dapat memutar lebih dari satu pintalan benang dalam satu waktu.Penemuan ini diciptakan pada tahun 1764 oleh James Hargreves, seorang tukang kayu dan penenun asal Inggris.Mesin ini membuat proses pembuatan benang menjadi kain menjadi lebih mudah dan cepat .Sebelumnya dilakukan secara manual memintal bagan mentah kapas menjadi benang, namun dengan alat ini pemintalan benang jauh lebih cepat.

  1. The Power Loom, adalah alat tenun mekanis yang digerakkan dengan listrik dan merupakan salah satu perkembangan utama dalam indusri tekstil .Alat tenun listrik ini dirancang pertama kali oleh Edmund Cartwright yang kemudian dikembangkan selama 47 tahun dan akhirnya disempurnakan oleh Kenworthy dan Bullough dengan mesin pembuat kain secara otomatis dengan hanya satu operator mesin .

  2. The Cotton Gin , adalah alat yang dapat memisahkan kapas dengan bijinya lebih mudah dan cepat .Alat ini diciptakan oleh Eli Whitney pada tahun 1794 yang secara tidak langsung mengurangi perbudakan di Amerika Serikat, dimana pemisahan kapas dan bijinya sebelumnya menggunakan budak pekerja namun dengan alat ini cukup dengan mesin dengan satu orang operator .

  1. Mesin uap , adalah mesin yang memanfaatkan tenaga uap untuk menggerakkan mesin industry.Mesin ini diciptakan oleh Thomas Newcomen pada tahun 1712 di Inggris .Mesin ini mampu diterapkan juga untuk transportasi baik kereta api maupun kapal laut sehingga mempermudah dan mempercepat distribusi produk pada masa itu .

         Pencapaian-pencapain revolusi industry memberikan dampak yang luar biasa pada kehidupan kemasyarakatan pada masa itu .Beberapa dampak positif dengan negatifnya , antara lain :

  1. Sistem pabrik , dengan adanya penemuan-penemuan mesin industry yang sedemikian maka banyak dibangun pabrik-pabrik yang mempekerjakan manusia sebagai buruh dengan melakukan pengaturan waktu, shift dan aturan-aturan pabrik yang mengikat .Sistem ini menghasilkan keuntungan yang besar bagi pemiiknya .

  1. Tumbuhnya sistem Kapitalisme, Sistem ini bertumpu kepada adanya kepemilikan pribadi yang tak terbatas pada mesin-mesin produksi dan operasionalnya untuk mendapatkan keuntungan .Akibatnya orang-orang kaya mendapatkan kemampuan untuk mengontrol politik dan koloni pada masa itu.Para kapitalis ini secara perlahan menggantikan pemilik lahan agraria yang mulanya menjadi pemimpin ekonomi dan politik dan kemudian mereka mengambil alih kepemimpinan tersebut dikarenakan kemampuan mereka menjadikan industry sebagai pilar ekonomi negara .

3.Urbanisasi , Dampak berikutnya adalah dengan berbondong-bondongnya orang berpindah keperkotaan untuk bekerja sebagai buruh pabrik.Pertanian dan peternakan tidak lagi menjadi tumpuan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya .

4.Ekploitasi kelas pekerja , Hal negative berikutnya adalah adanya ekploitasi pekerja, hal ini      dikarenakan     migrasi yang tak terbatas ke kota mengakibatkan terjadinya penggunaan tenaga kerja yang tidak terseleksi termasuk didalamnya ekploitasi anak untuk bekerja.Pergeseran dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industry .

5.Kesempatan dan Peningkatan Standar Hidup, efek lainnya ,pada sisi lain maka revolusi industry pada masa itu ,adanya kesempatan bekerja dan peningkatan standar hidup artinya , munculnya kelas menengah akibat membaiknya upah pekerja .Akibat munculnya kota-kota industry mengakibatkan adanya peluang pekerjaan baru seperti pegawai bank, penjaga toko, akuntan , pegawai asuransi, pengacara , guru , dokter dan lain sebagainya .

6.Peningkatan Teknologi , secara terus menerus adanya perubahan teknologi yang dilakukan pada mesin-mesin industry dan pendukung untuk mencapai tujuan efesiensi dan kecepatan sebagai konsekwensi dari revolusi industry itu sendiri .

7.Polusi dan penghancuran lingkungan, konsekwensi lain yang timbul adalah dengan adanya penggunaan bahan bakar kayu dan fosil yang akan berdampak timbulnya polusi dari pabrik maupun penghancuran lingkungan karena terbatasnya bahan baku fosil di alam .

8.Munculnya faham sosialis dan marxisme, akibat jarak antara orang kaya dengan para buruh yang demikian besar serta populasi kelas pekerja yang demikian besar maka muncullah ketegangan sosial diantara keduanya , hal inilah yang memunculkan faham sosialis yang pada teorinya menyatakan semua orang adalah sama dan harus berbagi kepemilikan atas kekayaan negara .

  1. Era tahun 1850-1914 ( revolusi industry ke dua )

              Pada era revolusi industry ke dua ini hal yang paling menonjol adalah adanya produksi massal , perakitan,    dan tenaga listrik atau dikenal juga dengan revolusi teknologi .Pada era ini beberapa lompatan teknologi demikian pesat namun juga ada dampak negative yang timbul karenanya ,diantaranya :

  1. Penemuan listrik , Michael Faraday , Thomas Alfa Edison dan Joseph Swan yang menemukan listrik dan bola lampu serta diciptakannya generator listrik komersil membuat listrik dapat dinikmati oleh public .

  1. Semakin banyak penemuan , pada era ini beberapa penemuan prestegsius yaitu:

            a.penemuan telegraf dan morse oleh Samuel Morse;

            b.penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell dan disempurnakan oleh Antonio Meucci;

            c.penemuan bola lampu;

            d.diperkenalkannya mobil model T karya Henry Ford; dan

           e.penerbangan pertama bertenaga mesin oleh Wright bersudara .

  1. Dampak sosial, dampak sosial yang timbul :

            a.Urbanisasi meningkat ;

            b.Keluarga yang terpencar-pencar karena pekerjaan;

            c.Hilangnya kualitas kerja ;

            d.Kecepatan kerja yang meningkat;

            e.Kesehatan pekerja pabrik yang menurun;

             f. Ketersedian pekerjaan yang tidak dapat di prediksi;

             g.Hilangnya secara bertahap peran wanita di manufaktur karena terganti dengan mesin-mesin.

             h.Pengrajin yang tidak dapat bersaing;

             i.Pernikahan di usia muda ;dan

             j.Munculnya sifat konsumeritas .

c.Era Tahun tahun 1960 ( Revolusi Industri ke tiga )

        Revolusi industry pada masa ini lebih dikenal dengan sebutan revolusi digital dengan adanya penemuan dan pengembangan bidang elektronik, sistem teknologi informasi dan otomatisasi .Revolusi masa ini membawa semikonduktor, komputasi mainframe , komputasi personal dan internet menuju revolusi digital .

         Pada masa era ini teknologi hijau ( Green Teknology ) menjadi pilihan utama hal ini disebabkan penggunaan dari bahan fosil sudah ketinggalan zaman .Lima pilar yang menandai revolusi industry ke tiga :

1.Adanya pergeseran tren energy menuju energy terbarukan;

2.Mengubah stock building di setiap benua menjadi pembangkit listri mikro ;

3.Menyebarkan hydrogen dan teknologi penyimpanan energy lain sehingga dapat menyimpan energy intermitten;

4.Menggunakan teknologi internet untuk mengubah jaringan listrik tiap benua menjadi energy seperti internet, yaitu dapat mendistribusikan kelebihan energy terbarukan pada suatu tempat dan membagikannya bagi tempat lain yang membutuhkannya ; dan

5.Transisi armada transportasi dengan sisitem plug-in listrik .

Penemuan-penemuan teknologi dan dampaknya pada revolusi industry ke tiga :

  1. HTML5 dengan Web RTC ( Real Time Communications ) yang mendukung komunikasi data video , audio dan real time , yang semuanya dapat dilakukan hanya dengan perintah javascript secara sangat sederhana .

  1. Crowdsourcing , Suatu keadaan dimana beberapa kelompok dapat dihubungkan hanya dengan web 2.0 untuk saling berinteraksi dan berkontribusi baik berupa gagasan ,keahlian ,dana , untuk suatu proyek .Mobilisasi dengan cara inilah yang disebut dengan Crowdsourcing .Fenomena ini membuat perusahaan mendapat akses langsung ke konsumen mengenai ide-ide baru ,solusi baru dan keterlibatan konsumen yang lebih besar untuk co-creation.Beberapa contoh antara lain aplikasi Waze ,MC Donalds memberikan kebebasan pelanggan berkreasi terhadap produk MC Donald,Leader Board dari Starbucks dan beberapa lainnya .

  1. Automation of Knowledge Work , suatu keadaan dimana adanya otomatisasi sector jasa yang di dukung dengan adanya Big data , Artificial intelligence.

  2. Advance Robotics , penciptaan robot yang berkemampuan lebih baik

  1. Era saat ini ( Revolusi Industri ke Empat )

Masa revolusi industry ke empat atau yang disebut dengan revolusi industry 4.0 merupakan ledakan besar dalam dunia teknologi yang secara radikal mengubah cara manusia hidup dan bekerja .Hal ini memberi peluang adanya efesiensi dan mendorong adanya inovasi-inovasi secara besar-besaran .Beberapa keuntungan yang telah dirasakan pada era ini adalah:

  1. Efesiensi Operasional , yaitu adanya penghematan biaya operational baik pada saat industry itu sendiri beroperasi maupun melalui prediksi kemampuan mesin-mesin industry terhadap life time serta kemungkinan pemeliharaan yang di lakukan.

  1. Adanya pertumbuhan Ekonomi Data Baru ,beberapa perusahaan peralatan saat ini telah melengkapi produknya bukan saja berfokus pada pembuatan dan penjualannya saja tetapi berikut penjualan kosultasi efesiensi produk peralatan yang mereka produk .

  2. Berkembangnya produk dengan resiko penggunaan yang kecil,, beberapa produk otomotif saat ini sudah dilengkapi dengan perangkat sensor keamanan sehingga dapat memberikan peringatan dini keadaan lalu lintas ,sehingga memperkecil resiko kecelakaan disamping data yang didapat dapat digunakan sebagai data klaim asuransi .

Namun kondisi ini bukan tidak mengandung resiko ,beberapa resiko yang mungkin terjadi ,antara lain :

  1. Resiko siber ( Cyber Risk )

Pada era industry 4.0 ini penemuan IoT ( Internet of Thing ) menghilangkan celah fisik antara proses produksi dengan web .Oleh karenanya kondisi ini sanagat rentan terhadap serangan – serangan peretas-peretas yang bermain untuk k para pesaing maupun orang-orang dengan tujuan tertentu .

  1. Resiko Sumber Daya Manusia

Dengan perangkat produksi yang diproduk dengan berbasiskan teknologi secara langsung tentu membutuhkan tenaga pengawak selain terampil namun mempunyai kemampuan IT yang mumpuni.Oleh karenanya perusahaan mau tidak mau secara berkesinambungan memberikan program pengembangan dan pelatihan bagi karyawannya agar mampu mengoperasionalkan mesin-mesin produksi dari hulu sampai menjadi produk yang siap pakai sampai ke tangan pembeli .

Bagaimana Implementasi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia ?

Sebagai sebuah negara besar dengan luas daratan dan lautan yang sangat luas dengan jumlah sumber daya manusia dengan jumlah besar serta kekayaan alamnya yang memungkinkan mendukung pencapain suatu produksi ,maka pantaslah kita bermimpi menjadi satu dari sepuluh kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030 .Bagaimana untuk mewujudkan hal tersebut mau tidak mau pemerintah harus bertranformasi dengan mengikuti kemajuan industry yang berbasiskan teknologi digital,untuk itu pemerintah meluncurkan peta jalan dan strategi menuju era revolusi industry 4.0 yang disebut dengan “ Making Indonesia 4.0”, dimana kementerian Perindustrian ditunjuk sebagai koordinator terhadap program tersebut .

Pemerintah telah menetapkan lima sector utama yang akan memasuki gerbang industry 4.0 yakni bidang makanan dan minuman, bidang tekstil dan pakaian, bidang otomotif, kimia,serta elektronik.Hal ini tentu dilakukan dengan berbagai pertimbangan antara lain,adanya dampak ekonomi dan kelayakan implementasi dengan kriteria mencakup ukuran domestik bruto , nilai perdagangan, potensi dampak terhadap industry lain ,besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar.

Di Indonesia sebelum program pemerintah ini diluncurkan ,beberapa para pelaku industry telah mengadopsi teknologi 4.0 ,antara lain :

  1. PT.Pan Brothers Tbk, yang memproduk tekstil dengan merek top dunia seperti Uniqlo, Adidas, The Nort Face, serta H&M.

  2. PT Sri REjeki Isman ( anak perusahaan Sritex ) Sukoharjo , mengubah pola kerja pemintalan benang yang tadinya dikerjakan dengan tenaga manusia diganti dengan menggunakan teknologi industry 4.0.

  3. PT Unilever Indonesia, telah menggunakan mesin Automated Guided Vehicle untuk sisitem pergudangannya .

  4. PT Suzuki Indomobil Motor, menggunakan robot dalam perakitan mobil.

  5. PT Astra Daihatsu Motor, juga sebagian telah menggunakan teknologi 4.0.

Dari beberapa perusahaan industry tersebut menyebutkan bahwa mereka tidak secara keseluruhan menerapkan teknologi 4.0 tersebut dalam mengoperasionalkan mesin-mesin produksinya hanya baru berkisar paling tinggi kurang dari 40 %.Banyak factor yang tidak langsung diterapkan secara menyeluruh antara lain mahalnya investasi yang dikeluarkan terhadap perubahan mesin industry, permintaan pasar yang relative tidak melonjak secara besar-besaran, masih dapat dioperasionalkannya mesin-mesin industry teknologi 3.0.

Selain hal di atas factor-faktor lain juga sangat berpengaruh antara lain kebijakan terhadap impor bahan baku ,kebijakan pemerinah terhadap industry pertanian dalam negeri,Kemampuan sumber daya manusia untuk mengoperasionalkan teknologi 4.0, kebijakan pendidikan siap kerja dengan kurikulum yang aplikatif terhadap teknologi 4.0 itu sendiri , dan berbagai kendala lainnya .

Namun yang lebih penting dari itu semua adalah kesiapan pelaku industry dan pemerintah untuk menyeimbangkan dampak yang terjadi jika teknologi 4.0 ini diterapkan.Dengan diterapkannya sistem otomatisasi ini produktivitas dan efesiensi menjadi hal dijanjikan dapat tercapai dengan sempurna , namun akan berbanding lurus dengan tergerusnya penggunaan tenaga kerja manusia.Hal ini secara tidak langsung akan adanya pengurangan tenaga pekerja yang tentunya berdampak akan terjadinya penambahan jumlah pengaangguran .Untuk itulah peran pelaku industry dan pemerintah menjadi sangatlah penting ,agar keseimbangan dapat tercapai dengan baik dan optimal .Memilih kebijakan reskilling pekerja daripada memberhentikannya merupakan kebijakan keseimbangan sedangkan membuat kebijakan dan terobosan baru untuk bidang kerja non teknologi 4.0 wajib diciptakan pemerintah agar tidak terjadi penambahan pengangguran pada usia-usia produktif.

Mengutip apa yang disampaikan oleh Klaus Schwab pemrakarsa teknologi 4.0 yang menyatakan bahwa teknologi ini akan berdampak buruk terhadap pemerintah yang gagap dan tidak mampu memanfaatkan perkembangan teknologi yang melaju cepat .Revolusi tidak hanya mengubah model bisnis dan pola kompetisi , tapi juga merombak sistem ekonomi dan masyarakat. Hanya negara yang dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik yang bisa menjadi kekuatan global.Sebaliknya ,mereka yang tidak siap dan sibuk sendiri dengan urusan domestic tak akan mampu bersaing dan semakin tertinggal.Bagaimana dengan kita ?

Sumber :

  1. Tempo ,Edisi 12-18 Nov 2018 ; Revolusi 4.0 Adalah Kunci”

  2. Astrid Savitri , Revolusi Industri 4.0 ,Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era Disrupsi 4.0, Genesis, Yogyakarta, 2019.