identifikasi faktor-faktor bahaya di tempat kerja – Setiap tempat kerja tetap memiliki kandungan beberapa potensi bahaya yang bisa memengaruhi kesehatan tenaga kerja atau bisa mengakibatkan munculnya penyakit karena kerja. Potensi bahaya ialah semua hal yang punya potensi mengakibatkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan juga bisa menyebabkan kematian yang terkait dengan proses serta skema kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja pada Masalah 1 mengatakan jika tempat kerja adalah setiap ruang atau lapangan, tertutup atau terbuka, berjalan atau masih, di mana tenaga kerja, atau yang seringkali dimasuki tenaga kerja untuk kepentingan suatu usaha serta di mana ada sumber-sumber bahaya. Termasuk juga tempat kerja adalah semua ruang, lapangan, halaman serta sekelilingnya yang disebut beberapa bagian atau yang terkait dengan tempat kerja itu. Potensi bahaya memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan serta kerugian pada : 1) manusia yang berbentuk langsung ataupun tidak langsung pada pekerjaan, 2) property termasuk juga peratan kerja serta mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di perusahaan ataupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang serta layanan, 5) nama baik perusahaan. Bukti tentang ergonomi serta K3 internasional atau dengan global:
Data ILO mengatakan ada 1 juta orang di Asia yang wafat sebab penyakit karena kerja. “Apakah yang berlangsung di Asia saat ini ialah yang kami ucap pembunuhan massal sunyi,” kata seseorang narasumber. B. IDENTIFIKASI BAHAYALangkah awal manajemen resiko kesehatan dalam tempat kerja ialah identifikasi atau pengenalan bahaya kesehatan. Pada step ini dikerjakan identifikasi aspek resiko kesehatan yang bisa termasuk fisik, kimia, biologi, ergonomik, serta psikologi yang terpajan pada pekerja. Agar bisa temukan aspek resiko ini dibutuhkan penilaian pada proses serta simpul pekerjaan produksi, bahan baku yang dipakai, bahan atau barang yang dibuat termasuk juga hasil samping proses produksi, dan sampah yang tercipta proses produksi. Pada masalah terkait dengan bahan kimia, jadi dibutuhkan: pemilikan material safety data sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang dipakai, pengelompokan bahan kimia menurut type bahan aktif yang terdapat, mengidentifikasi bahan pelarut yang dipakai, serta bahan inert yang mengikuti, termasuk juga dampak toksiknya. Saat diketemukan dua atau lebih aspek resiko dengan simultan, kemungkinan besar berinteraksi serta jadi lebih beresiko atau ikut jadi kurang beresiko. Menjadi contoh, lingkungan kerja yang bising serta dengan bertepatan ada pajanan toluen, jadi ketulian karena bising semakin lebih gampang berlangsung. Penilaian Pajanan Penilaian pajanan mesti penuhi tingkat ketepatan yang adekuat dengan bukan sekedar mengukur konsentrasi atau intensitas pajanan, tapi ikut aspek lainnya. Pengukuran serta pemantauan konsentrasi serta intensitas dengan kuantitatif saja kurang, sebab pengaruhnya pada kesehatan di pengaruhi oleh aspek lainnya itu. Aspek itu butuh diperhitungkan untuk memandang mungkin aspek resiko (bahaya/hazards) yang bisa jadi riil dalam keadaan spesifik. Resiko ialah probabilitas suatu bahaya jadi riil, yang dipastikan oleh frekwensi serta waktu pajanan, kegiatan kerja, dan usaha yang sudah dikerjakan untuk mencegah serta pengendalian tingkat pajanan. Termasuk juga yang butuh dilihat ikut ialah tingkah laku kerja, higiene perseorangan, dan rutinitas saat kerja yang bisa tingkatkan resiko masalah kesehatan. Karakterisasi ResikoArah langkah karakterisasi resiko ialah mengevaluasi besaran (magnitude) resiko kesehatan pada pekerja. Dalam perihal ini ialah kombinasi keparahan masalah kesehatan yang mungkin muncul termasuk juga daya toksisitas jika ada dampak toksik, dengan peluang masalah kesehatan atau dampak toksik bisa berlangsung menjadi konsekuensi pajanan bahaya mungkin. Karakterisasi resiko diawali dengan mengintegrasikan info mengenai bahaya yang teridentifikasi (dampak masalah/toksisitas spesifik) dengan prediksi atau pengukuran intensitas/konsentrasi pajanan bahaya serta status kesehatan pekerja. Penilaian ResikoPerincian langkah umum yang umumnya dikerjakan dalam penilaian resiko mencakup : 1. Memastikan personel penilai 2. Memastikan object/sisi yang akan dipandang 3. Kunjungan / Pengawasan tempat kerja 4. Identifikasi potensi bahaya 5. Mencari info / data potensi bahaya 6. Analisa Resiko 7. Pelajari resiko 8. Memastikan langkah pengendalian |