Bagaimana kamu dapat melihat ALLAH BEKERJA melalui Roh KUDUSNYA DALAM KEHIDUPAN PRIBADI dan gereja

Bagaimana kamu dapat melihat ALLAH BEKERJA melalui Roh KUDUSNYA DALAM KEHIDUPAN PRIBADI dan gereja

yantonatan82 yantonatan82

Penjelasan:

dari muzizatnya yang yerjadi setiap hari seperti kita dapa berjalan,nafas dan lain2

GppsPalu – Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Kisah Para Rasul 2:1-4 “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”

Hari ini kita memperingati hari Pentakosta, hari pencurahan Roh Kudus pada para murid. Dari 500 orang murid Yesus, hanya 120 orang murid yang tertarik dengan baptisan Roh Kudus. Ke-120 orang murid ini menanti selama 10 hari di kamar loteng Yerusalem dan pada hari ke-10 mereka dipenuhi Roh Kudus. Ke-120 orang murid ini begitu berbeda setelah mereka dibaptis Roh Kudus, baik dalam hidup mereka secara pribadi maupun dalam pelayanan mereka.

I. PERANAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN PRIBADI (PEMBENTUKAN KARAKTER) Setiap orang percaya mutlak perlu dibaptis Roh Kudus untuk menolong kita menjalani hidup baru, baik untuk kehidupan pribadi maupun pelayanan. Keinginan daging dan keinginan Roh bertentangan. Roh Kudus akan menolong kita untuk hidup di dalam Roh. Gereja tidak boleh membuat doktrin bahwa “seseorang yang tidak dibaptis Roh Kudus tidak masuk sorga/tidak ikut dalam pengangkatan”, karena Alkitab tidak menulis demikian. Namun itulah pemahaman gereja di kalangan kita tempo dulu. Karena itu banyak orang yang mau dibaptis Roh Kudus hanya supaya nanti bisa ikut dalam pengangkatan dan tidak mengalami masa antikris. Padahal dari ayat yang kita baca, saat orang dibaptis Roh Kudus maka ia akan memperoleh kuasa (DUNAMIS) untuk menjadi saksi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi baptisan Roh Kudus tidak diberikan Tuhan tanpa tujuan, dan tujuannya bukan hanya untuk dapat berbahasa roh saja, tetapi ada suatu ledakan kuasa untuk membentuk karakter kita sehingga kita bisa menjadi serupa dengan Kristus dan menjadi saksi Kristus. Dulu pada beberapa gereja di kalangan kita, saat doa baptisan Roh Kudus, ada petugas yang berkeliling untuk mendengar siapa yang sudah berbahasa roh maka lengan orang tersebut akan diikat dengan pita merah. Yang terjadi adalah saat selesai ibadah, orang-orang yang lengannya tidak diikat pita merah menjadi minder. Juga saat ibadah baptisan Roh Kudus betapa ribut dan kacaunya. Padahal bahasa roh bertujuan untuk keintiman pribadi orang bersangkutan dengan Tuhan tetapi bahasa roh itu sendiri tidak dimengerti oleh orang lain, kecuali jika Tuhan juga memberikan karunia kepada orang lain untuk menafsirkan bahasa roh tersebut. Karena itu tidak perlu berbahasa roh dengan ribut dan kacau dalam ibadah. Tuhan menghendaki baptisan Roh Kudus yang kita terima benar-benar kita alami dan nyata hasilnya yaitu menjadikan kita SAKSI KRISTUS: * Saksi tanpa kata-kata yaitu perubahan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Kita menunjukkan melalui tindakan bahwa kita telah hidup baru, Kristus tampak dalam hidup kita. * Saksi dengan kata-kata yaitu pelayanan. Tetapi hal ini harus kita perhatikan bahwa sebelum menjadi saksi dengan kata-kata, kita harus mengalami bagaimana pekerjaan kuasa Roh Kudus membentuk kita secara pribadi lebih dulu. Karena jika pribadi kita ditolak maka isi berita kita pun ditolak. Saat beberapa kali saya membawakan materi seminar, saat saya bertanya “Apakah gunanya kaki?” Audiens langsung menjawab “Untuk berjalan”. Padahal sebelum orang berjalan, ia harus berdiri lebih dulu. Tidak mungkin orang bisa berjalan sebelum ia berdiri. Begitupun sebelum kita melayani, kita harus bisa menunjukkan bahwa Kristus nampak dalam hidup kita lebih dulu. “Buah Roh” berbeda dengan “Karunia Roh”. Karunia Roh adalah pemberian, sedangkan Buah Roh adalah hasil dari proses pembentukan karakter. Nilai “Buah Roh Kudus” tidak lebih rendah daripada “Karunia Roh Kudus”. Tetapi banyak orang Kristen yang terpesona dengan hamba-hamba Tuhan yang memiliki karunia-karunia Roh Kudus yang spektakuler, sehingga mereka mengidolakan dan mengagung-agungkan hamba Tuhan itu. Begitu mereka melihat ada karakter hamba Tuhan itu yang tidak baik, maka sebagian dari mereka menjadi kecewa, dan sebagian lagi menghakimi. Mereka lupa bahwa karunia hanyalah pemberian, ada yang sifatnya permanen, ada yang sifatnya insidentil. Pemahaman keliru yang telah banyak dipahami banyak orang Kristen adalah bahwa orang yang dibaptis Roh Kudus sudah steril dari dosa. Karena itu mereka menjadi kecewa jika melihat ada karakter yang tidak baik dari orang tersebut. Padahal yang benar adalah: Orang yang dibaptis Roh Kudus belum steril dari dosa, ia harus selalu bekerjasama dengan Roh Kudus dalam pembentukan karakternya sehingga ia menikmati hasil dari baptisan Roh Kudus yang ia alami. Tuhan tidak menghendaki kita seperti 3 tipe orang berikut ini: 1. Sudah melayani tetapi belum mengalami pembentukan karakter. Ini membuat banyak orang menjadi kecewa. 2. Tidak pernah bersaksi karena sibuk dengan pembentukan karakter, ia tidak pernah mau dibentuk oleh Tuhan. 3. Tidak pernah bersaksi karena tidak punya pengalaman iman untuk disaksikan.

Tuhan Yesus berkata bahwa jika kita mengasihi-Nya maka kita akan melakukan segala perintah-perintah-Nya. Jadi kita benar-benar melakukan Firman Tuhan karena kasih agape kepada Kristus yang bekerja di dalam diri kita, maka Kristus akan nampak dalam hidup kita. Supaya saat kita bersaksi dengan kata-kata, terlibat dalam pelayanan, dilengkapi dengan karunia Roh Kudus, pelayanan dan pemberitaan kita menjadi berkat dan bukan menjadi cemoohan. Jika kita menginjili orang yang tidak mengenal segala sesuatu tentang kita, mungkin pelayanan kita bisa jadi berkat. Tetapi jika kita melayani dalam keluarga Allah, melayani orang-orang yang mengenal seluk beluk diri kita, maka pelayanan kita baru menjadi berkat jika kita sudah mengalami pembentukan karakter.

II. PERANAN ROH KUDUS DALAM PELAYANAN Firman Tuhan berkata bahwa setiap orang percaya adalah imamat rajani sehingga setiap orang percaya harus melayani Tuhan. Sebelum seseorang melayani Tuhan, Roh Kudus akan terlebih dulu melengkapi orang tersebut untuk pelayanan. Setiap orang percaya adalah anggota di dalam tubuh Kristus.

Petrus adalah manusia biasa sama seperti kita. Namun setelah dibaptis Roh Kudus ia mengalami perubahan karakter oleh kuasa Roh Kudus dan memperoleh karunia-karunia Roh Kudus. Melalui khotbah Petrus, 3000 jiwa bertobat.

Kisah Para Rasul 2:12-16, 36-38, 41 “Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.”

Bagi kita yang sudah dibaptis Roh Kudus kita harus mengetahui apa karunia kita. Karena Roh Kudus akan memberikan kita karunia untuk memperlengkapi kita bagi pekerjaan pelayanan. Kita harus memiliki kerinduan untuk memperoleh karunia Roh Kudus. Manajemen dan operasional pelayanan di dalam gereja berbeda dengan di partai politik dan berbagai organisasi sekuler. Dalam dunia sekuler siapa bos ia tidak akan bekerja bakti. Namun dalam pelayanan siapa mau menjadi besar harus menjadi pelayan, meskipun dia bos dalam dunia sekuler juga ikut kerja bakti. Jadi gereja harus bisa membimbing anggota gerejanya agar mengerti arti pelayanan. Gereja-gereja yang tidak memahami hal ini, orang yang mempunyai kedudukan di dunia sekuler langsung diberi kedudukan juga di dalam gereja. Dalam I Korintus 12, Rasul Paulus menjelaskan panjang lebar mengenai karunia-karunia Roh Kudus dan pelayanan.

1 Korintus 12:27-31 “27Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. 28Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. 29Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, 30atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? 31Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.”

Ayat 31 terkadang salah dipahami oleh para jemaat/pelayan Tuhan. Paulus berkata, “Berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama” maksudnya adalah supaya setiap orang percaya harus memiliki kerinduan bukan hanya berbahasa roh tetapi memiliki karunia-karunia selanjutnya untuk melayani Tuhan. Bahasa roh hanya untuk membangun diri sendiri. Tetapi karunia-karunia lain untuk pekerjaan pelayanan. Dengan karunia-karunia Roh termasuk karunia nubuat, maka bisa menjadi berkat bagi seluruh jemaat. Namun hal yang positif ini bisa dibuat iblis menjadi negatif apabila kita salah memahami. Iblis dapat membawa orang percaya untuk menjadi pribadi yang sombong akan karunia-karunia Roh Kudus. Karena itu kalimat tersebut belum selesai, Paulus berkata, “Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.” Apakah jalan yang lebih utama itu? 1 Korintus 13:1-3 “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku”

Bisakah saudara membayangkan orang-orang yang memiliki karunia-karunia hebat seperti diatas? Tetapi semuanya tidak berarti jika tidak memiliki kasih (agape). Kasih akan Kristus dan karakter yang telah dibentuk nilainya melebihi segala karunia rohani.

1 Korintus 14:1, 4 “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.”

Memang Firman Tuhan berkata bahwa kita harus berusaha memperoleh karunia nubuat karena karunia nubuat membangun jemaat, bahasa roh hanya membangun diri sendiri kecuali ada yang menafsirkan. Namun kita harus mengingat bahwa karunia Roh Kudus adalah pemberian. Tanpa diberi, kita tidak memiliki karunia tersebut dan jangan dibuat-buat. Karunia Roh Kudus bekerja sesuai kehendak Roh Kudus bukan kehendak kita. Namun ada orang-orang yang membuat-buat seakan-akan ia memiliki karunia Roh. Ia berkata-kata seakan-akan Tuhan berbicara kepadanya dan menyuruh menyampaikan pesan padahal sesungguhnya tidak ada. Maka itu bukanlah “NUBUAT” tetapi “LUBUAT” (Lu yang buat-buat). Atau mungkin memang benar hamba Tuhan tersebut memperoleh karunia Roh Kudus tetapi kemudian ia menjadi “seperti dukun” atau “didukunkan” atau menjadi “Tuhan Allah kedua”. Ini berbahaya! Karunia Roh bukan seperti saklar lampu. Saat mau kita gunakan maka kita nyalakan, saat tidak mau kita gunakan maka kita matikan. Bukan kita yang mengerjakannya atas kehendak kita tetapi Roh Kudus yang mengerjakannya atas kehendak-Nya. Dulu ada sekolah doa, kemudian ada sekolah rasul, dan sekarang ini ada lagi sekolah kenabian bahkan sekolah kenabian ini akan dibuka di kota Palu juga. Di sekolah tersebut jemaat diajari bagaimana cara bernubuat. Ini keliru karena karunia itu pemberian, bagaimana mungkin bisa diajari? Karena itu saudara jangan mau dimanipulasi oleh orang-orang yang berkarunia karena jika ia tidak dewasa, ia akan berbalik memanipulasi dan memperalat saudara. Firman Tuhan juga berkata bahwa karunia nabi takluk kepada nabi. Saat karunia bekerja, Roh Kudus tidak merasuk orang sehingga orang tersebut sadar 100%. Karena itu saat karunia Roh bekerja, karunia yang dibutuhkan adalah KARUNIA MEMBEDAKAN BERMACAM-MACAM ROH, untuk mengetahui apakah manifestasi karunia tersebut berasal dari Allah atau bukan.

Karena itu penting bagi kita untuk melibatkan Roh Kudus, baik dalam kehidupan pribadi supaya kita menjadi saksi Kristus, maupun dalam pelayanan. Milikilah pemahaman yang benar supaya kita terjebak dengan berbagai pengajaran-pengajaran tersebut.

Pdt. R. F. Martino