Lanjutan dari pembelajaran sebelumnya, lanjutan yang kita bahas adalah sebagai berikut. Anda akan menganalisis unsur intrintik dalam sebuah novel. Unsur-unsur intrinsik dalam novel adalah tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar, dan amanat. Tema adalah dasar cerita yang menjiwai seluruh karangan. Penokohan adalah bagaimana sang pengarang memberikan watak terhadap tokoh cerita. Alur atau plot adalah urutan peristiwa atau kejadian dalam cerita. Alur ini terbagi menjadi tiga jenis ,yaitu alur maju, alur mundur atau sorot balik, dan alur gabung. Latar atau setting adalah tempat, waktu, atau keadaan alam atau cuaca terjadinya suatu peristiwa dalam cerita itu.
Sudut pandang (point of view) adalah bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya. Apakah sebagai orang pertama (aku, saya, kami) atau orang ketiga (dia, nama orang, sapaan). Amanat adalah pesan-pesan pengarang secara tidak langsung kepada para pembacanya. Untuk lebih memahami bagaimana menganalisis isi novel, Coba And abaca dengan cermat kutipan novel berikut.
Berdasarkan kutipan di atas, kita dapat menelaah isinya sebagai berikut:
tidak diharapkan terjadi oleh tokoh utama. -. Aminudin: penurut, taat pada orang tua. -. Mariamin: baik, perhatian, penurut, pasrah. -. Ayah Aminudin: bangsawan, disegani bawahan. -. Kasibun: kasar, bengis, suka menyiksa.
Lanjut ke pokok bahasaan selanjutnya modul 16 yakni: Membedakan Kritik Dan Esai Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen, namun berbeda tujuan penyampaiannya. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda tentu sering mendengar kata kritik. Apa yang ada dalam benak Anda ketika ada seseorang yang menyampaikan kritik? Anda mungkin akan berpikir bahwa kritik adalah kecaman, celaan, komentar yang kesannya menjatuhkan, pernyataan yang mengungkap kekurangan karya seseorang, dan pernyataan-pernyataan yang sifatnya negatif. Tentu ini tidak salah jika yang dimaksud adalah kritik tanpa dasar. Jenis kritik yang kita bahas adalah kritik sastra intrinsik yaitu menganalisis karya sastra berdarakan bentuk dan gayanya, mengupas unsur-unsur karya, menilai dan menyimpulkan kelemahan dan kelebihannya yang ada di dalam karya itu sendiri (Sumardjo dan Saini K.M. , 1986:21). Hal yang dikupas dalam kritik tersebut yaitu penokohan, gaya bahasa, kelemahan, dan kelebihan dari karya sastra tersebut. Selain kritik intrinsik, ada pula kritik ekstrinsik yaitu kritik yang menganalisis sebuah karya dengan menghubngkan karya tersebut dengan penulisnya, pembacanya, dan masyarakatnya, yakni hal-hal di luar karya sastra itu sendiri. Biasanya kritik sastra ekstrinsik melibatkan disiplin ilmu sejarah, sosiologi, filsafat, agama, antropilogi, dan lain-lain. Unsur-unsur yang lengkap dalam sebuah kritik sastra adalah latar belakang buku. Bila perlu, latar belakang pengarang, ikhtisar. Setelah itu, mengulas isi karya sastra tersebut baik secara ekstrinsik maupun secar intrinsik. Ulasan itu mencakup kelemahan dan kelebihan karya sastra itu, dan diakhiri dengan kesimpulan. Kritik erat kaitanya dengan isai, Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya. Dalam esai unsur pemikiran lebih menonjol dibanding dengan unsur perasaan. Esai lebih banyak menganalisis fakta dengan pemikiran yang logis (Sumardjo dan Saini K.M, 1986:19-21). Sebuah esai dapat berbicara tentang apa saja dan tidak selalu berbicara tentang sastra. Sebuah esai dapat membicarakan kehidupan seseorang, sebuah candi, pemandangan alam, negara, masyarakat, dan lain sebagainya. Esai dapat digolongkan menjadi dua, yakni esai formal dan esai nonformal (personal). Esai formal ditulis dengan bahasa yang lugas dan dalam aturan-aturan penulisan yang baku, sedang unsur pemikiran dan analisisnya sangat dipentingkan. Pada esai personal, gaya bahasa lebih bebas dan unsur pemikiran dan perasaan lebih leluasa masuk ke dalamnya. Berdasarkan cara mengupas sesuatu fakta dalam esai dapat dibagi empat:
Ciri-Ciri Kritik dan Esai Berdasarkan contoh kritik dan esai yang telah Anda pelajari di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kritik dan esai memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti yang diungkapkan di bawah ini. Ciri-Ciri Kritik
Ciri-Ciri Esai
sumber: buku modul modul 16 kelas 12 hal 17
Pada pelajaran ini Anda akan belajar mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dalam cerpen. Masih ingat bukan isi cerita cerpen “Bendera”? Unsur-unsur apa saja yang mebangun cerpen tersebut? Coba Anda jelaskan? Cerpen dibangun berdasarkan unsur-unsur intrinsik. Perhatikan bagan di bawah ini dengan cermat. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsic cerpen mencakup: 1. Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita. 2. Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung. 3. Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. 4. Perwatakan menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:dialog tokoh, penjelasan tokoh, penggambaran fi sik tokoh 5. Sudut pandang Sudut pandang (point of view) adalah bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya. Apakah ia bertindak sebagai tokoh utama? Apakah ia hanya berperan sebagai pengamat saja? Apakah dia hanya bertindak sebagai penonton? Penokohan Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan penokohan? Penokohan adalah bagaimana sang pengarang memberikan watak terhadap tokoh cerita, apakah tokoh itu baik, jahat, cerewet, bijaksana, dan lain-lain. Misalnya, Tokoh Bocah laki-laki dalam cerpen Bendera yang telah Anda baca, antara lain adalah seorang anak kecil yang berpenampilan lusuh dan polos. Watak tokoh tersebut dideskripsikan pengarang melalui penjelasan tokoh lain si “aku”. Ada beberapa macam dalam melukiskan tokoh cerita, yaitu: 1. melukiskan bentuk lahir dari tokoh /pelaku 2. melukiskan jalan pikiran tokoh/pelaku atau yang melintas dalam pikirannya 3. bagaimana reaksi tokoh/pelaku terhadap kejadian 4. pengarang dengan langsung menganalisis watak tokoh/pelaku 5. melukiskan keadaan sekitar tokoh/pelaku 6. bagaimana pandangan-pandangan tokoh/pelaku lain terhadap tokoh/pelaku utama 7. perbincangan tokoh-tokoh/pelaku-pelaku lain terhadap pelaku utama 8. penjelasan tokoh/pelaku lain terhadap pelaku utama 9. dialog antartokoh/antarpelaku 10. ucapan-ucapan tokoh/pelaku Bagaimana watak para pelaku dalam cerpen “Bendera” tersebut? Dengan cara bagaimana pelukisan watak-watak para pelaku tesebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut bacalah sekali lagi cerpen tersebut. Setelah itu, tentu Anda dapat menyebutkan bagaimana watak-watak para tokoh/ pelaku dan bagaimana pengarang melukiskan watak para tokoh-tokohnya itu. Selanjutnya, coba cocokkan jawaban Anda dengan penjelasan berikut.
Menganalisis Unsur Ektrinsik dalam Cerpen Pada pelajaran yang lalu Anda sudah menganalisis unsur-unsur intriksik dalam cerpen “Bendera”. Pada pejaran ini, Anda akan menganalisi unsur-unsur ekstrisik atau nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut. Apakah Anda tahu yang dimaksud dengan nilai-nilai? Nilai-nilai adalah norma-norma yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya nilai moral, nilai budaya, nilai politik, nilai sosial, dan nilai agama. Nilai moral yaitu menyangkut tingkah laku atau budi pekerti yang baik maupun yang buruk. Nilai budaya berhubungan dengan kebiasaan, adat istiadat, atau kepercayaankepercayaan terhadap sesuatu hal. Nilai politik adalah nilai yang berhubungan dengan pemerintahan, organisasi, dan partai. Nilai sosial, terkait dengan rasa kebersamaan dan saling membantu sesamanya. Sedangkan, Nilai agama berhubungan dengan ajaran-ajaran agama tertentu. Setelah Anda membaca cerpen “Bendera”, coba tentukan nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam cerpen tersebut? Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain adalah nilai moral, misalnya si Aku yang bersikap acuh tak acuh kepada si bocah ketika si bocah mengajak berkomunikasi . Nilai sosial, misalnya seorang laki-laki gagah yang mengizinkan si Bocah untuk mengambil semua bendera. dan nilai politik, misalnya seorang laki-laki gagah adalah orang dari partai sebagai pesaing partai yang memasang bendera itu. Lakilaki tinggi adalah orang dari partai yang memasang bendera. Untuk lebih memahami konsep dan kemampuan Anda dalam menganalisis unsur-unsur ekstrinsik atau nilai-nilai dalam teks cerpen, kerjakanlah soal-soal pada tugas/ latihan pada bagian akhir Unit-10.1 ini. Menyusun Teks Cerpen Pada Kegiatan Belajar sebelumnya Anda telah belajar mengidentifi kasi isi, nilai-nilai atau unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik cerpen. Pada pelajaran ini Anda akan belajar mengontruksi atau menulis teks cerpen dengan memerhatikan unsur ekstrinsik dan intrinsic cerpen. Bagaimana langkah-langkah mengontruksi atau menulis sebuah teks cerpen? Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut. 1. Menetukan tema Pilihlah tema yang menarik dan bermakna. Artinya, tema yang akan kita pilih harus menarik untuk dibaca dan bermanfaat untuk para pembaca. Tema cerpen yang paling mudah dikembangkan biasanya tema yang berhubungan dengan pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. 2. Menyusun sinopsis Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sinopsis teks cerpen adalah tokoh yang akan berperan, konfl ik yang akan dimunculkan, dan keruntutan dalam menjalin peristiwa. 3. Menulis teks cerpen Dapatkah Anda menulis teks cerpen? Tentu bisa bukan? Bagaimana caranya? Menulis teks cerpen dimulai dengan menentukan tema, kemudian Menyusun sinopsis, dan menulis teks cerpen berdasarkan sinopsis yang telah Anda buat dengan memerhatikan unsur ekstrinsik dan unsur intrinsic. Untuk lebih memahami konsep dan kemampuan Anda dalam menyusun teks cerpen bisa anda buat cerpen berdasarkan referensi dari internet. Mempresentasikan Teks Cerpen Hal-hal yang harus diperhatikan dalam presentasi adalah sebagai berikut! 1. Siapkan alat peraga seperti laptop dan LCD! 2. Siapkan teks cerpen yang telah dibuat dalam bentuk powerpoint! 3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika presentasi 4. Bagi pendengar, tanggapi teks cerpen tersebut untuk bahan perbaikan. Sumber: Buku Modul 10 Kesetaraan Kelas 11 sampai hal 12 |