Bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya adalah

     Lanjutan dari pembelajaran sebelumnya, lanjutan yang kita bahas adalah sebagai berikut.

     Anda akan menganalisis unsur intrintik dalam sebuah novel. Unsur-unsur intrinsik dalam novel adalah tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar, dan amanat.

Tema adalah dasar cerita yang menjiwai seluruh karangan.

Penokohan adalah bagaimana sang pengarang memberikan watak terhadap tokoh cerita.

Alur atau plot adalah urutan peristiwa atau kejadian dalam cerita. Alur ini terbagi menjadi tiga jenis ,yaitu alur maju, alur mundur atau sorot balik, dan alur gabung.

Latar atau setting adalah tempat, waktu, atau keadaan alam atau cuaca terjadinya suatu peristiwa dalam cerita itu.

  1. Sudut pandang (point of view)

Sudut pandang (point of view) adalah bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya. Apakah sebagai orang pertama (aku, saya, kami) atau orang ketiga (dia, nama orang, sapaan).

Amanat adalah pesan-pesan pengarang secara tidak langsung kepada para

pembacanya.

     Untuk lebih memahami bagaimana menganalisis isi novel, Coba And abaca dengan

cermat kutipan novel berikut.

     Aminudin sangat kecewa setelah mengetahui bahwa gadis itu bukanlah Mariamin. Agar ayahnya tidak malu dan kecewa, Aminudin menerima gadis itu sebagai istrinya. Aminudin berkirim surat kepada Mariamin menjelaskan duduk perkaranya. Sebelum surat itu selesai dibaca, Mariamin sudah pingsan. Ia lalu jatuh sakit. Ayah Aminudin merasa bersalah dan meminta maaf kepada Mariamin dan ibunya. Ia berjanji akan tetap bersahabat dengan keluarga Sutan Baringin.

     Setelah satu tahun Aminudin menikah, Mariamin pun terpaksa menikah dengan seorang kerani bernama Kasibun dari Padangsidempuan. Hidupnya sangat menyedihkan karena tabiat suaminya sangat kasar, suka menyiksa, dan dihinggapi penyakit kotor. Akhirnya, Mariamin bercerai dengan Kasibun dan pulang ke kampungnya. Karena terlalu banyak menanggung derita, ia meninggal dunia.

Novel Azab dan Sengsara, Merari Siregar

Berdasarkan kutipan di atas, kita dapat menelaah isinya sebagai berikut:

  1. Latar: Padangsidempuan, Sipirok, Deli, dan Medan
  1. Alur: alur maju; struktur cerita adalah komplikasi yaitu masalah atau peristiwa yang

tidak diharapkan terjadi oleh tokoh utama.

-. Aminudin: penurut, taat pada orang tua.

-. Mariamin: baik, perhatian, penurut, pasrah.

-. Ayah Aminudin: bangsawan, disegani bawahan.

-. Kasibun: kasar, bengis, suka menyiksa.

  1. Sudut pandang: orang ketiga

Lanjut ke pokok bahasaan selanjutnya modul 16 yakni:

Membedakan Kritik Dan Esai

     Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen, namun berbeda tujuan penyampaiannya. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda tentu sering mendengar kata kritik. Apa yang ada dalam benak Anda ketika ada seseorang yang menyampaikan kritik? Anda mungkin akan berpikir bahwa kritik adalah kecaman, celaan, komentar yang kesannya menjatuhkan, pernyataan yang mengungkap kekurangan karya seseorang, dan pernyataan-pernyataan yang sifatnya negatif. Tentu ini tidak salah jika yang dimaksud adalah kritik tanpa dasar.

     Jenis kritik yang kita bahas adalah kritik sastra intrinsik yaitu menganalisis karya sastra berdarakan bentuk dan gayanya, mengupas unsur-unsur karya, menilai dan menyimpulkan kelemahan dan kelebihannya yang ada di dalam karya itu sendiri (Sumardjo dan Saini K.M. , 1986:21). Hal yang dikupas dalam kritik tersebut yaitu penokohan, gaya bahasa, kelemahan, dan kelebihan dari karya sastra tersebut.

     Selain kritik intrinsik, ada pula kritik ekstrinsik yaitu kritik yang menganalisis sebuah karya dengan menghubngkan karya tersebut dengan penulisnya, pembacanya, dan masyarakatnya, yakni hal-hal di luar karya sastra itu sendiri. Biasanya kritik sastra ekstrinsik melibatkan disiplin ilmu sejarah, sosiologi, filsafat, agama, antropilogi, dan lain-lain.

     Unsur-unsur yang lengkap dalam sebuah kritik sastra adalah latar belakang buku. Bila perlu, latar belakang pengarang, ikhtisar. Setelah itu, mengulas isi karya sastra tersebut baik secara ekstrinsik maupun secar intrinsik. Ulasan itu mencakup kelemahan dan kelebihan karya sastra itu, dan diakhiri dengan kesimpulan.

     Kritik erat kaitanya dengan isai, Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya. Dalam esai unsur pemikiran lebih menonjol dibanding dengan unsur perasaan. Esai lebih banyak menganalisis fakta dengan pemikiran yang logis (Sumardjo dan Saini K.M, 1986:19-21).

     Sebuah esai dapat berbicara tentang apa saja dan tidak selalu berbicara tentang sastra. Sebuah esai dapat membicarakan kehidupan seseorang, sebuah candi, pemandangan alam, negara, masyarakat, dan lain sebagainya.

     Esai dapat digolongkan menjadi dua, yakni esai formal dan esai nonformal (personal). Esai formal ditulis dengan bahasa yang lugas dan dalam aturan-aturan penulisan yang baku, sedang unsur pemikiran dan analisisnya sangat dipentingkan. Pada esai personal, gaya bahasa lebih bebas dan unsur pemikiran dan perasaan lebih leluasa masuk ke dalamnya.

Berdasarkan cara mengupas sesuatu fakta dalam esai dapat dibagi empat:

  1. Esai deskripsi, yaitu esai yang hanya terdapat gambaran sesuatu fakta seperti apa adanya, tanpa ada penjelasan atau penafsiran atau komentar.
  1. Esai eksposisi, yaitu esai yang tidak hanya menggambarkan fakta, tetapi juga menjelaskan rangkaian sebab akibat, kegunaannya, dan kelemahannya.
  1. Esai argumentasi, yaitu esai yang hanya menunjukkan fakta, tetapi juga menunjukkan permasalahannya dan kemudian menganalisisnya dan mengambil kesimpulan.
  1. Esai narasi, yaitu esai yang menggambarkan sesuatu fakta dalam bentuk urutan yang kronologis dalam bentuk cerita. Misalnya Esai tentang pertemuan seorang sastrawan Indonesia derngan sastrawan dunia.

Ciri-Ciri Kritik dan Esai

     Berdasarkan contoh kritik dan esai yang telah Anda pelajari di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kritik dan esai memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti yang diungkapkan di bawah ini.

Ciri-Ciri Kritik

  1. Bersifat menanggapi/ mengomentari karya orang lain.
  2. Bersifat obyektif (tidak berprasangka dan tidak terpengaruh siapa penulisnya)
  3. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari suatu hasil karya
  4. Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan

Ciri-Ciri Esai

  1. Berbentuk prosa
  2. Bersifat subyektif (sesuai pandangan atau pribadi penulisnya)
  3. Disajikan secara ringan (bersifat informal dan santai) dan ringan (formal)
  4. Berisi fakta, permasalahan, analisis permasalahan, dan kesimpulan.

sumber: buku modul modul 16 kelas 12 hal 17

     Pada pelajaran ini Anda akan belajar mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dalam cerpen. Masih ingat bukan isi cerita cerpen “Bendera”? Unsur-unsur apa saja yang mebangun cerpen tersebut? Coba Anda jelaskan? Cerpen dibangun berdasarkan unsur-unsur intrinsik. Perhatikan bagan di bawah ini dengan cermat.

Bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya adalah

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsic cerpen mencakup:

1. Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.

2. Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.

3. Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.

4. Perwatakan menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:dialog tokoh, penjelasan tokoh, penggambaran fi sik tokoh

5. Sudut pandang Sudut pandang (point of view) adalah bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya. Apakah ia bertindak sebagai tokoh utama? Apakah ia hanya berperan sebagai pengamat saja? Apakah dia hanya bertindak sebagai penonton?

Penokohan

     Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan penokohan? Penokohan adalah bagaimana sang pengarang memberikan watak terhadap tokoh cerita, apakah tokoh itu baik, jahat, cerewet, bijaksana, dan lain-lain. Misalnya, Tokoh Bocah laki-laki dalam cerpen Bendera yang telah Anda baca, antara lain adalah seorang anak kecil yang berpenampilan lusuh dan polos. Watak tokoh tersebut dideskripsikan pengarang melalui penjelasan tokoh lain si “aku”.

Ada beberapa macam dalam melukiskan tokoh cerita, yaitu:

1. melukiskan bentuk lahir dari tokoh /pelaku

2. melukiskan jalan pikiran tokoh/pelaku atau yang melintas dalam pikirannya

3. bagaimana reaksi tokoh/pelaku terhadap kejadian

4. pengarang dengan langsung menganalisis watak tokoh/pelaku

5. melukiskan keadaan sekitar tokoh/pelaku

6. bagaimana pandangan-pandangan tokoh/pelaku lain terhadap tokoh/pelaku utama

7. perbincangan tokoh-tokoh/pelaku-pelaku lain terhadap pelaku utama

8. penjelasan tokoh/pelaku lain terhadap pelaku utama

9. dialog antartokoh/antarpelaku

10. ucapan-ucapan tokoh/pelaku

     Bagaimana watak para pelaku dalam cerpen “Bendera” tersebut? Dengan cara bagaimana pelukisan watak-watak para pelaku tesebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut bacalah sekali lagi cerpen tersebut. Setelah itu, tentu Anda dapat menyebutkan bagaimana watak-watak para tokoh/ pelaku dan bagaimana pengarang melukiskan watak para tokoh-tokohnya itu. Selanjutnya, coba cocokkan jawaban Anda dengan penjelasan berikut.

1. Tokoh :aku” berwatak tidak peduli atau acuh tak acuh dan cemas. Watak tersebut dideskripsikan melalui jalan pikiran tokoh. Misalnya “Aku hanya tersenyum ringan menjawab sapaannya. Tanpa merasa terusik oleh kehadiran bocah laki- aki seusia Reza -adik laki-lakiku yang masih duduk di bangku SMP- itu, aku pura-pura tak menghiraukan. Berulangkali aku longokkan wajahku ke arah barat, ke arah datangnya bus kota yang akan mengantarkan aku ke tujuanku, kampusku. Dengan harap-harap cemas kutengok arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiriku, 10 menit sudah aku berdiri di halte bus ini tetapi bus yang kutunggu belum juga muncul.

2. Tokoh Bocah laki-laki berwatak sok tahu dan optimis. Watak tersebut dideskripsikan dengan cara penjelasan pengarang dan ucapan tokoh. Misalnya, “Kapan ya Mbak, Bapak Caleg yang punya bendera ini akan datang ke Solo?” Dengan nada bicaranya yang sok tahu perpolitikan di Indonesia, dia berkomentar. “Kalau Bapak Caleg datang ke sini, aku akan bersalaman dengannya, dan pasti wartawan akan berebut memfotoku.” Sambil tersenyum-senyum tanpa dosa bocah itu berusaha menarik-narik ujung bendera yang berkibar berjajar memenuhi pinggir jalan di samping halte bus yang telah dipenuhi calon penumpang.

3. Tokoh Pemuda berwatak gagah, berperawakan tinggi besar, berkulit kuning bersih, tampan, berwibawa, bersuara sangat lantang. Watak tersebut dijelaskan oleh pengarang. Misalnya, “Hai Bocah, apa yang kau lakukan?” Bocah itu buru-buru menghentikan aktivitasnya ketika di sampingnya telah berdiri sosok pemuda gagah, berperawakan tinggi besar, berkulit kuning bersih, tampan berwibawa, menegurnya dengan suara sangat lantang membuatnya terperanjat.

4. Tokoh Lelaki berwatak tinggi, bertubuh kekar, dan berkulit hitam sangat pekat, berwajah garang. Watak tersebut dideskripsikan dengan cara penjelasan pengarang. Misalnya, Seorang lelaki tinggi, bertubuh kekar, dan berkulit hitam sangat pekat telah berada di sampingnya, wajah garangnya nyaris bersentuhan dengan keningnya yang basah oleh keringat dingin.

Menganalisis Unsur Ektrinsik dalam Cerpen

     Pada pelajaran yang lalu Anda sudah menganalisis unsur-unsur intriksik dalam cerpen

“Bendera”. Pada pejaran ini, Anda akan menganalisi unsur-unsur ekstrisik atau nilai-nilai

kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut.

     Apakah Anda tahu yang dimaksud dengan nilai-nilai? Nilai-nilai adalah norma-norma yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya nilai moral, nilai budaya, nilai politik, nilai sosial, dan nilai agama.

     Nilai moral yaitu menyangkut tingkah laku atau budi pekerti yang baik maupun yang buruk. Nilai budaya berhubungan dengan kebiasaan, adat istiadat, atau kepercayaankepercayaan terhadap sesuatu hal. Nilai politik adalah nilai yang berhubungan dengan pemerintahan, organisasi, dan partai.

     Nilai sosial, terkait dengan rasa kebersamaan dan saling membantu sesamanya. Sedangkan, Nilai agama berhubungan dengan ajaran-ajaran agama tertentu.

     Setelah Anda membaca cerpen “Bendera”, coba tentukan nilai-nilai apa saja yang

terdapat dalam cerpen tersebut? Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya antara lain adalah nilai moral, misalnya si Aku yang bersikap acuh tak acuh kepada si bocah ketika si bocah mengajak berkomunikasi . Nilai sosial, misalnya seorang laki-laki gagah yang mengizinkan si Bocah untuk mengambil semua bendera. dan nilai politik, misalnya seorang laki-laki gagah adalah orang dari partai sebagai pesaing partai yang memasang bendera itu. Lakilaki tinggi adalah orang dari partai yang memasang bendera.

     Untuk lebih memahami konsep dan kemampuan Anda dalam menganalisis unsur-unsur ekstrinsik atau nilai-nilai dalam teks cerpen, kerjakanlah soal-soal pada tugas/ latihan pada bagian akhir Unit-10.1 ini.

Menyusun Teks Cerpen

     Pada Kegiatan Belajar sebelumnya Anda telah belajar mengidentifi kasi isi, nilai-nilai atau unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik cerpen. Pada pelajaran ini Anda akan belajar mengontruksi atau menulis teks cerpen dengan memerhatikan unsur ekstrinsik dan intrinsic cerpen.

     Bagaimana langkah-langkah mengontruksi atau menulis sebuah teks cerpen? Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut.

1. Menetukan tema

Pilihlah tema yang menarik dan bermakna. Artinya, tema yang akan kita pilih harus menarik untuk dibaca dan bermanfaat untuk para pembaca. Tema cerpen yang paling mudah dikembangkan biasanya tema yang berhubungan dengan pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain.

2. Menyusun sinopsis

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sinopsis teks cerpen adalah tokoh yang akan berperan, konfl ik yang akan dimunculkan, dan keruntutan dalam menjalin peristiwa.

3. Menulis teks cerpen

Dapatkah Anda menulis teks cerpen? Tentu bisa bukan? Bagaimana caranya? Menulis teks cerpen dimulai dengan menentukan tema, kemudian Menyusun sinopsis, dan menulis teks cerpen berdasarkan sinopsis yang telah Anda buat dengan memerhatikan unsur ekstrinsik dan unsur intrinsic. Untuk lebih memahami konsep dan kemampuan Anda dalam menyusun teks cerpen bisa anda buat cerpen berdasarkan referensi dari internet.

Mempresentasikan Teks Cerpen

     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam presentasi adalah sebagai berikut!

1. Siapkan alat peraga seperti laptop dan LCD!

2. Siapkan teks cerpen yang telah dibuat dalam bentuk powerpoint!

3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika presentasi

4. Bagi pendengar, tanggapi teks cerpen tersebut untuk bahan perbaikan.

Sumber: Buku Modul 10 Kesetaraan Kelas 11 sampai hal 12