Bagaimana cara pembuatan tanah liat dengan teknik pilin

Pot tanah liat yang begitu akrab dengan kehidupan kita sehari-hari memiliki sejarah panjang. Leluhur kita membutuhkan wadah untuk mengangkut air dan menyimpan makanan dan mereka menemukan bahwa tanah liat yang secara alami tahan air sangat ideal untuk keperluan tersebut. Meskipun sekarang ini kita bisa membeli wadah di toko dan air dialirkan melalui pipa, tanah liat tetap menjadi bahan untuk menghasilkan kerajinan dan karya seni yang indah dan praktis.

  1. 1

    Uleni tanah liat. Anda bisa memulai dengan sekitar 250 gr tanah liat. Menguleni dengan tangan akan membuat tanah liat secara perlahan-lahan menjadi hangat dan mengeluarkan gelembung udara di dalamnya. Langkah ini akan membuat konsistensi tanah liat lebih merata, menghilangkan bagian-bagian yang lembek, dan menjadikan tanah lihat lebih lentur dan lebih mudah dibentuk. Usahakan untuk tidak melipat, menusuk tanah liat dengan jari, atau melakukan tindakan lain yang dapat menyebabkan kantong udara terbentuk. Keberadaan kantong udara dapat menyebabkan pot meledak saat dipanggang.

  2. 2

    Potong tanah liat menjadi dua dengan kawat kaku dan periksa apakah ada gelembung udara atau kekosongan.

  3. 3

    Setelah menguleni tanah liat, Anda bisa mulai membuat pot dengan salah satu metode di bawah ini.

    • Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mencari artikel tentang menguleni tanah liat di internet.

  1. 1

    Buat pilinan tanah liat. Setelah hangat dan lentur, ambil sekepal tanah liat dan pilin hingga membentuk sumbu panjang atau pipa silindris. Diameter pilinan akan menentukan ketebalan dinding pot. Untuk pot pertama Anda, buatlah pilinan hingga mencapai ukuran sedikit lebih besar dari pensil dengan panjang sekitar 30-60 cm. Pastikan pilinan memiliki ketebalan yang sama.

    • Saat membuat pilinan, kemungkinan ada bagian yang tipis dan rapuh. Cobalah untuk menghindari bagian tersebut saat Anda mulai bekerja. Jika menimbulkan masalah, Anda bisa memotong bagian pilinan yang rapuh, menyisihkannya, dan melanjutkan pekerjaan dengan pilinan yang lain.

  2. 2

    Buatlah bagian bawah pot. Mulailah dari salah satu ujung pilinan dan lilitkan membentuk spiral sampai Anda mendapatkan dasar pot sesuai ukuran yang diinginkan. Contohnya, jika Anda menggunakan pilinan setebal 0,6 cm, dasar pot akan memiliki diameter sekitar 8 cm.

    • Anda juga bisa menggulung tanah liat dengan ketebalan yang hampir sama dengan pilinan untuk membuat dasar pot, kemudian memotong kelebihannya dengan pisau sambil menggunakan cangkir atau piring sebagai panduan.

  3. 3

    Siapkan tanah liat dan mulailah bekerja. Toreh bagian luar dasar pot (kira-kira 0,6 cm dari tepi, dan basahi dengan air atau slurry (campuran tanah liat dan air yang encer). Lakukan hal yang sama dengan bagian bawah pilinan saat Anda bekerja. Trik ini akan membuat tanah liat menempel dengan baik dan pot akan menjadi lebih kuat. Letakkan pilinan pertama di atas dasar pot dan lilitkan secara berputar sehingga membentuk dinding.

  4. 4

    Perkuat pot. Agar pot yang dihasilkan lebih tahan lama, perkuat ikatan tanah liat dengan menghaluskan bagian dalam pot, sambil mendorong tanah liat dari pilinan di sebelah atas ke arah sambungan di bawahnya.

    • Agar bentuk pot tetap terjaga, tahan bagian luar pot dengan satu tangan saat Anda menghaluskan bagian dalam.
    • Jika mau, Anda bisa menghaluskan bagian dalam dan luar pot.

  5. 5

    Bentuklah pot saat Anda bekerja. Ciptakan kontur dengan mengatur penempatan pilinan dan bentuklah tanah liat saat Anda sedang melakukan proses menghaluskan dan memperkuat pot.

  6. 6

    Selesaikan proses pembuatan pot. Tambahkan dekorasi atau pernis jika mau. Anda bisa membiarkan pot kering dengan sendirinya, memanggangnya, atau membakarnya di tungku pembakaran, tergantung jenis tanah liat yang digunakan. Ikuti instruksi yang diberikan produsen untuk mengetahui metode yang benar.

  1. 1

    Buatlah bola. Gulung tanah liat hingga membentuk bola. Pastikan kondisinya lembap.

  2. 2

    Buatlah lubang. Tekankan ibu jari di bagian tengah bola tanah liat, hingga kira-kira 0,6 cm dari dasar.

  3. 3

    Bentuk dinding pot. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk memijit-mijit tanah liat dan mendorongnya ke atas. Kerjakan seluruh bagian dalam dan setiap kali Anda menyelesaikan satu putaran, pijit tanah liat dari bawah ke arah atas. Ulangi proses yang sama sampai Anda mendapatkan bentuk pot yang diinginkan.

  4. 4

    Ratakan bagian dasar pot. Tekan bagian dalam pot ke permukaan meja tempat Anda bekerja sehingga dasar pot menjadi halus dan rata.

  5. 5

    Haluskan bagian dalam dan luar pot sesuai keinginan. Anda bisa menghias pot dan mengikuti instruksi yang diberikan produsen untuk mengeringkan dan menyelesaikan pembuatan pot dengan benar.

  6. 6

    Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, pelajari pembuatan pot dengan teknik pijit ini di internet.

  1. 1

    Tepuk-tepuk tanah liat dengan kuat. Banting tanah liat dari satu tangan ke tangan lain sambil menepuk-nepuknya dengan kuat menjadi bentuk bola.

  2. 2

    Keringkan roda pemutar. Tanah liat akan lebih mudah menempel saat roda mulai digerakkan. Anda tentu tidak ingin jika bola tanah liat melayang melintasi ruangan.

  3. 3

    Siapkan air. Tempatkan seember air di tempat yang mudah dijangkau sehingga Anda bisa membasahi tangan saat bekerja.

  4. 4

    Banting tanah liat. Banting bola tanah liat sedekat mungkin ke bagian tengah roda, kemudian tekan sehingga membentuk kerucut.

  5. 5

    Mulailah memutar roda. Saat roda berputar semakin cepat, sementara satu tangan Anda berada di sisi bola tanah liat dan tangan yang lain di atasnya, dorong tanah liat perlahan ke arah tengah. Gunakan tangan di bagian atas untuk menjaga agar tanah liat tetap di tempatnya, tidak terbang ke mana-mana.

    • Anda akan mengetahui bahwa tanah liat berada tepat di tengah roda jika posisinya tidak bergoyang-goyang, melainkan duduk tegak tidak bergerak. Teruslah memutar roda.

  6. 6

    Basahi tangan. Kemudian, bentuklah tanah liat menjadi kerucut, lalu tekan menjadi cakram tebal. Ulangi langkah ini beberapa kali. Teknik ini dikenal dengan istilah “wheel wedging” (teknik mengeluarkan gelembung udara) dan membantu menyiapkan tanah liat. Pastikan tanah liat tetap berada di tengah roda saat Anda bekerja.

  7. 7

    Dorong ibu jari ke tengah tanah liat yang berputar sampai sekitar 1,5 cm dari dasar.

  8. 8

    Dorong 4 jari ke dalam lubang dan gerakkan sedemikian rupa untuk membuat lubang sebesar yang Anda inginkan. Teruslah membentuk lubang, sambil menggunakan tangan yang berada di luar tanah liat untuk membentuk pot.

  9. 9

    Bekerjalah perlahan-lahan. Secara bertahap tarik tanah liat ke atas dengan tekanan stabil, sampai mencapai ketinggian yang diinginkan.

  10. 10

    Perluas bagian atas. Jika Anda menginginkan mulut pot sedikit lebih lebar daripada lehernya, cukup tarik tanah liat ke arah luar dengan jari-jari di bagian dalam. Jangan menarik terlalu keras.

  11. 11

    Angkat pot yang sudah jadi dari roda pemutar. Basahi roda (bukan pot), ambil kawat kaku atau tali pancing lalu pegang dengan kedua tangan dan tarik dari belakang pot ke depan (ke arah Anda) sampai pot terpisah dari roda.

  12. 12

    Ikuti petunjuk yang diberikan produsen mengenai proses mengeringkan dan membakar pot tanah liat.

  • Trik yang ampuh untuk menghilangkan kantong-kantong udara adalah mempertahankan bentuk tanah liat tetap bulat. Jangan pernah meratakan tanah liat lebih dari setengah ketebalannya. Anda juga bisa membanting tanah liat di permukaan keras (seperti meja) beberapa kali.
  • Jika Anda menggunakan tanah liat yang harus dipanggang dalam oven, taruhlah pot di atas permukaan gelas. Dengan begitu, pot bisa dilepaskan setelah selesai. Piring yang diletakkan terbalik bisa menjadi pilihan yang baik.
  • Jangan menggunakan ujung jari saat menguleni tanah liat.
  • Anda juga dapat menggunakan cetakan untuk membuat pot dengan teknik pilin. Cukup letakkan dasar pot di dalam pot bunga dan lilitkan pilinan di dalam pot dan tempelkan satu sama lain sebelum mengeluarkan pot dengan melonggarkan bagian atas sambil mendorongnya dari samping dengan jari. Kemudian, Anda bisa menyatukan bagian luar dan membentuknya dengan alat berbentuk pipih atau menggulingkannya di atas meja. Jika Anda ingin membuat pot tertutup, lakukan proses ini dua kali dan satukan kedua bagian dengan slip (bahan penutup permukaan).
  • Pastikan saat menggunakan tungku pembakaran, Anda menggunakan torehan dan slip untuk menyatukan bagian-bagian lain.
  • Jika pot ambruk selama proses melilitkan pilinan, cukup uleni tanah liat untuk mengeluarkan gelembung udara dan mulailah dari awal lagi.

  • Jika Anda menggunakan tanah liat yang tidak bisa kering dengan sendirinya, baca baik-baik instruksi tentang cara memanggang pot. Alasannya, tanah liat kering yang terbang atau bertebaran di udara akan membentuk debu yang disebut debu silika, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
  • Ikuti petunjuk yang diberikan untuk bahan yang Anda gunakan. Beberapa jenis tanah liat dapat meninggalkan noda pada permukaan kayu.

Disusun bersama :

Instruktur Keramik dan Pahat

Artikel ini disusun bersama Natasha Dikareva, MFA. Natasha Dikareva adalah Seniman Instalasi dan Pemahat yang tinggal di San Francisco, California. Dengan lebih dari 25 tahun pengalaman dalam seni instalasi, pahat, dan keramik, Natasha juga mengajar lokakarya seni pahat dari bahan keramik dengan tajuk "Adventures in Clay" yang membahas pengembangan konsep, teknik pembentukan dengan tangan, tekstur, dan teknik pelapisan kaca. Karyanya dipamerkan secara solo maupun berkelompok di Beatrice Wood Center for the Arts, Abrams Claghorn Gallery, Bloomington Center for the Arts, Maria Kravetz Gallery, dan American Museum of Ceramic Art. Dia mengajar di University of Minnesota dan American Indian OIC School. Natasha mendapat penghargaan Excellence Award pada 1st World Teapot Competition, Best in Show pada 4th Clay & Glass Biennial Competition, dan Grand Prize dari American Museum of Ceramic Art. Natasha memiliki gelar MFA dari University of Minnesota dan gelar BFA dari Kiev Fine Arts College. Artikel ini telah dilihat 75.496 kali.

Daftar kategori: Kerajinan Tangan

Halaman ini telah diakses sebanyak 75.496 kali.