Bagaimana cara menjaga kehormatan diri berdasarkan surah an Nur ayat 21

  • وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

    31. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.


  • Page 2

    • وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

      32. Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.

    • ۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

      21. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

    • Kamis, 29 April 2021 19:26 WIB

    Raha (Humas Sultra) --- Hari Kamis, (29/4/2021), Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan (Kec) Batalaiworu, Kabupaten (Kab) Muna, Jamaluddin, S.Pd I, mendapat Amanah untuk membawakan Kuliah tujuh menit (Kultum), usai Shalat Zuhur berjama'ah, di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kab. Muna.

    Kegiatan ini diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Kantor Kemenag Kab. Muna, baik Pegawai Negeri Sipil (PNS), maupun Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN).

    Adapun Tema Kultum hari ini, adalah "Menjaga Kehormatan dan Harga Diri Menurut Islam".

    Mengawali Kultumnya, Jamaluddin mengatakan bahwa, didalam ajaran Islam, ada tiga (3) kata, yang secara makna saling melengkapi dalam mewujudkan harga diri seseorang, yakni 'Izzah (kemuliaan diri), Muru'ah (menjaga kehormatan diri), dan 'Iffah (menahan diri).
    Ketiga kata tersebut, saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

    " 'Izzah juga berarti, keagungan, kehormatan dan kekuatan. Jika kita sering mendengar kata  'Izzul, itu betapa mulianya Islam bagi kehidupan manusia.  'Izzah harus ada dalam hati setiap orang, yang didapat  dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, yakni Takwa. Sebagaimana Firman Allah

    didalam Al Qur'an, Surat Al Hujurat Ayat 14, "Inna akramakum 'indallaahi atqaakum", artinya, "Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa," ujarnya.

    "Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana FirmanNya didalam Al Qur'an Surat Al Baqarah Ayat 148, "Fastabiqul khayraat, aynamaa takuunuu ya'ti bikumullaahu jamiy'an. Artinya, "Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya," ungkapnya.

    "Yang kedua Muru'ah. Muru'ah adalah menjaga tingkah laku, hingga tetap berada pada keadaan yang paling utama, mengerjakan segenap akhlak baik dan menjauhi segenap akhlak buruk, menerapkan semua hal yang akan menghiasi dan memperindah kepribadian, serta meninggalkan semua yang akan mengotori dan menodai diri kita. Ini masalah kehormatan.
    Rasulullah SAW, bersabda: "Barang siapa yang berusaha menjaga kehormatannya, maka Allah akan menjaga kehormatannya, dan barang siapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan". (Shahih Al Bukhari, no.1427)," lanjutnya.

    Selanjutnya yang ketiga, kata Jamaluddin tentang 'Iffah.  'Iffah merupakan keutamaan yang dimiliki manusia, ketika ia mampu mengendalikan syahwat dengan akal sehatnya. Dari sifat 'Iffah inilah lahir akhlak-akhlak mulia, selerti sabar, qana'ah, adil , jujur, dermawan, santun, dan perilaku terpuji lainnya. 'Iffah itu terbagi dua, yaitu menahan dan menjaga diri dari syahwat kemaluan dan menahan diri dari syahwat perut. 

    Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat An Nuur Ayat 33, "Walyasta'fifilladziyna laa yajiduuna nikaahan hattaa yughniyahumullaahu min fadhlih". Artinya, "Dan orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberikan kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya.

    Kemudian ia menambahkan Sabda Nabi Muhammad SAW, "Yaa ma'syarasysyabaabi manistathaa'a mingkumulbaaata fal yatazawwaj,  fainnahu aghadhdhu lilbashari, wa ahshanu lil farji, waman lam yas tathi' fa'alayhi bish shauumi, fainnahuu lahuu wijaaun". Artinya, "Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya". (HR.Muttafaqun 'Alaih).

    Didalam Surat Al A'raf Ayat 31, disebutkan, "Wakuluu wasyrabuu walaa tusrifuu, innahuu laa yuhibbul musrifiyn". Artinya, "Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan," sambungnya. 

    "Oleh sebab itu, mari pelihara diri kita, keluarga kita, dengan mengamalkan ketiga makna tersebut, agar kita selamat dan terhindar dari Azab Allah Azza wa Jallah, Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung.
    Allah SWT, berFirman didalam Surat At Tahrim, Ayat 6,  "Yaa ayyuhalladziyna aamanuu Quu anfusakum wa ahliykum naaraw waquuduhannaasu wal hijaaratu 'alaihaa malaaaikatun ghilaazhun syidaadul laa ya'shuunal laaaha maaa amarahum wayaf'aluuna  maa yu'maruun". Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan," pungkasnya.

    Bagaimana cara menjaga kehormatan diri berdasarkan surah an Nur ayat 21

    Ilustrasi Al Quran Surat an Nur /Unsplash.com/Madrosah Sunnah

    MANTRA SUKABUMI - Dalam ayat 31 Surat An Nur ini Allah SWT berfirman kepada seluruh hamba-Nya yang mukminah agar menjaga kehormatan diri mereka dengan cara menjaga pandangan, menjaga kemaluan, dan menjaga aurat. Dengan menjaga ketiga hal tersebut, dipastikan kehormatan mukminah akan terjaga.

    Ayat ini juga merupakan kelanjutan dari perintah Allah SWT kepada hamba-Nya yang mukmin untuk menjaga pandangan dan menjaga kemaluan.

    Allah SWT menegaskan bahwa walaupun auratnya sudah ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan dengan berbagai cara termasuk dengan menghentakkan kaki supaya gemerincing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja dengan membuka aurat.

    Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

    Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk bertaubat karena hanya dengan taubat dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk mengubah sikap, kita akan beruntung.

    >

    Berikut bacaan Surat An Nur ayat 31 lengkap dengan lafadz arab, latin dan terjemahnya :

    وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

    Wa qul lil-mu`mināti yagḍuḍna min abṣārihinna wa yaḥfaẓna furụjahunna wa lā yubdīna zīnatahunna illā mā ẓahara min-hā walyaḍribna bikhumurihinna 'alā juyụbihinna wa lā yubdīna zīnatahunna illā libu'ụlatihinna au ābā`ihinna au ābā`i bu'ụlatihinna au abnā`ihinna au abnā`i bu'ụlatihinna au ikhwānihinna au banī ikhwānihinna au banī akhawātihinna au nisā`ihinna au mā malakat aimānuhunna awittābi'īna gairi ulil-irbati minar-rijāli awiṭ-ṭiflillażīna lam yaẓ-harụ 'alā 'aurātin-nisā`i wa lā yaḍribna bi`arjulihinna liyu'lama mā yukhfīna min zīnatihinn, wa tụbū ilallāhi jamī'an ayyuhal-mu`minụna la'allakum tufliḥụn

    Terjemahnya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.